Pengertian Dan Jenis-Jenis Angin Di Indonesia
Jenis-jenis Angin Salah satu fenomena alam yang terjai di atmosfer yakni angin. Apa sih angin? Kita mungkin sebetulnya udah tahu apa itu angin. Singkatnya, angin yakni udara yang bergark. Tapi kenapa udara sanggup bergerak? Siapa yang menggerakan? Mungkin, dua pertanyaan tadi ada beberapa yang belum tahu jawabannya. Nah untuk itu pada kesempatan kali ini akan mencoba menghadirkan klarifikasi mengenai angin. Namun, tidak cuma sebatas pengertiannya saja. Di artikel ini juga nantinya dibahas mengenai jenis-jenis angin yang disebabkan perbedaan arah pergerakan udara dan sifat dari angin itu sendiri. Semoga bermanfaat. Check this out!!!
A. Pengertian Angin
Perbedaan tekanan udara di suatu tempat dengan tempat yang lain menjadikan ajaran udara. Pada dasarnya angin terjadi disebabkan oleh perbedaan penyinaran matahari pada tempat-tempat yang berlainan di muka bumi. Perbedaan temperatur mengakibatkan perbedaan tekanan udara. Aliran udara berlangsung dari tempat dengan tekanan udara tinggi ke tempat dengan tekanan udara lebih rendah. Oleh karenanya, angin diartikan sebagai massa udara yang bergerak dari suatu tempat ke tempat lain.
Ada tiga hal penting yang berafiliasi dengan sifat angin, yaitu kekuatan angin, arah angin, dan kecepatan angin. Kecepatan angin diukur dengan memakai anemometer. Semakin cepat angin bertiup, semakin cepat mangkuk di anemometer berputar. Kecepatan angin mempunyai kekuatan yang berbeda-beda, makin besar kekuatan angin, makin tinggi kecepatannya. Faktor-faktor yang sanggup memengaruhi kecepatan arah angin yakni gardian barometer, ketinggian tempat, dan letak tempat di bumi.
Gardien barmoetrik yakni angka yang menunjukkan tekanan udara melalui dua garis isobar yang dihitung untuk tiap-tiap 111 km di ekuator. Makin besar nilai gardian barometer, makin besar juga kekuatan angin bertiup. Ketinggian suatu tempat juga mempengaruhi kecepatan angin. Semakin tinggi kedudukan suatu tempat, makin kecepatan angin akan semakin cepat. Sebaliknya, semakin rendah suatu tempat, maka kecepatan anginnya semakin lambat. Faktor ketiga yang mempengaruhi kecepatan angin yakni letak tempat di bumi. Letak yang dimaksud disini yakni letak suatu tempat terhadap garis lintang di bumi. Kecepatan arah angin di sekitar kawasan ekuator lebih besar bila dibandingkan dengan kawasan yang terletak jauh dari ekuator. Hal ini disebabkan adanya rotasi bumi, dimana dikala bumi berotasi menjadikan gaya dorong keluar yang besar.
B. Jenis-jenis Angin
Berdasarkan gerakan dan sifatnya, angin sanggup dibedakan menjadi:
1. Angin Lokal
a. Angin Darat dan Angin Laut
Angin darat yakni angin yang bertiup dari darat ke laut, dan terjadi pada malam hari. Pada malam hari daratan lebih cepat cuek yang menciptakan udara bertekanan maksimum. Sedangkan bahari pada malam hari masih panas yang menciptakan udara bertekanan minimum. Angin bertiup dari tempat yang bertekanan maksimum (darat) menuju ke tempat yang bertekanan minimum (laut), maka terjailah angin darat.
Angin bahari yakni angin yang bertiup dari bahari ke darat, dan terjadi pada siang hari. Pada siang hari lautan lebih cepat digin yang menciptakan udara bertekanan maksimum. Sedangkan daratan pada siang hari masih panas yang menciptakan udara bertekanan minimum. Angin bertiup dari tempat bertekanan maksimum (laut) ke tempat bertekanan minimum (darat), maka terjadlah angin laut.
b. Angin Gunung dan Angin Lembah
Angin gunung merupakan jenis angin yang bergerak dari gunung menuju lembah, dan sebaliknya angin lembah bertiup dari lembah menuju gunung. Proses terjadinya angin gunung dan angin lembah tidak jauh berbeda dengan angin darat dan angin laut.
Pada pagi hari hingga kira-kira pukul 14.00, gunung atau pegunungan lebih cepat mendapatkan panas matahari jikalau dibandingkan dengan lembah. Oleh lantaran itu, pada siang hari suhu udara di gunung atau pegunungan lebih tinggi jikalau dibandingkan dengan lembah. Hal ini mengakibatkan tekanan udara di gunung atau pegunungan relatif lebih rendah (minimum), sedangkan tekanan udara di lembah lebih tinggi sehingga berembuslah angin dari lembah menuju gunung. Itulah yang dinamakan angin lembah. Jadi, angin lembah terjadi pada pagi hari hingga menjelang sore hari. Pada sore hari dan malam hari, terjadi kondisi yang sebaliknya.
c. Angin Fohn
Angin jatuh disebut juga angin fohn. Fohn yakni angin jatuh atau turun yang kering dan panas. Angin sejenis ini pada awalnya diketahui di lereng pegunungan Alpina Utara. Angin sejenis ini pada kawasan tersebut dinamakan angin fohn yaitu angin kering yang bergerak menuruni lereng pegunungan. Dilihat dari proses terjadinya, angin jatuh sebetulnya hampir sama dengan angin gunung. Faktor yang membedakan antara angin jatuh dan angin gunung terletak pada sifat-sifatnya.
Sebagian besar angin jatuh bersifat kering dan panas. Hal ini terjadi jikalau angin jatuh bertiup dari kawasan yang mempunyai temperatur lebih tinggi dibandingkan dengan kawasan yang didatangi. Contoh angin jatuh yang terdapat di Indonesia, antara lain Angin Wambraw (Biak), Bahorok (Deli), Kumbang (Cirebon), Gending (Pasuruan), dan Brubu (Makassar).
2. Angin Pasat dan Angin Anti-pasat
Angin Passat yakni angin yang bertiup tetap sepanjang tahun dari kawasan subtropik menuju ke kawasan ekuator (khatulistiwa). Angin ini berasal dari kawasan maksimum subtropik menuju ke kawasan minimum ekuator. Sesuai dengan aturan Buys Ballot yaitu lantaran efek gaya Corriolis (rotasi bumi), angin di belahan bumi utara berbelok ke arah kanan dan di belahan bumi selatan bergerak ke arah kiri. Angin Passat yang datangnya dari arah timur bahari (di kawasan iklim tropika di belahan bumi utara) disebut angin Passat Timur. Adapun Angin Passat yang bertiup dari arah tenggara disebut Angin Passat Tenggara.
Udara di atas kawasan ekuator yang mengalir ke kawasan kutub dan turun di kawasan maksimum subtropik merupakan Angin Anti-Passat. Di belahan bumi utara disebut Angin Anti-Passat Barat Daya dan di belahan bumi selatan disebut Angin Anti-Passat Barat Laut. Pada kawasan sekitar lintang 20°–30° LU dan LS, Angin Anti-Passat kembali turun secara vertikal sebagai angin yang kering. Angin kering ini menyerap uap air di udara dan permukaan daratan. Akibatnya, terbentuk gurun di muka bumi, contohnya gurun di Saudi Arabia, Gurun Sahara (Afrika), dan gurun di Australia.
3. Angin Muson
Angin muson terjadi lantaran perbedaan udara antara daratan (benua) dengan samudra. Ada dua macam angin muson, yaitu angin muson timur dan barat.
a. Angin Muson Timur
Angin muson timur terjadi pada bulan April hingga Oktober. Pada bulan tersebut matahari seolah-olah berada di belahan bumi utara. Benua Asia lebih banyak mendapatkan panas dari matahari, sehingga Benua Asia merupakan kawasan yang bertekanan minimum. Angin bertiup dari tempat yang bertekanan maksimaum (Australia) ke tempat yang bertekanan minimum (Asia). Pada dikala itu di Indonesia mengalami isu terkini kemarau.
b. Angin Muson Barat
Angin muson barat terjadi pada bulan Oktober hingga bulan APril. Pada bulan tersebut matahari seolah-olah berada di belahan bumi selatan. Benua Australia lebih banyak mendapatkan panas dari matahari, sehingga Benua Australia merupakan kawasan yang bertekanan minimum. Angin bertiup dari tempat yang bertekanan maksimum (Asia) ke tempat yang bertekanan minimum (Australia). Pada dikala itu di Indonesia mengalmai isu terkini penghujan.
Semoga artikel Geografi di atas wacana Pengertian dan Jenis-jenis Angin sanggup bermanfaat dan menambah pengetahuan teman sekalian. Apabil ada suatu kesalahan baik berupa penulisan maupun isi, mohon kiranya kritik dan saran yang membangun untuk kepentingan bersama. Jangan lupa like dan share juga ya. Terima kasih... ^^Maju Terus Pendidikan Indonesia^^
Sumber http://www.zonasiswa.com
0 Response to "Pengertian Dan Jenis-Jenis Angin Di Indonesia"
Posting Komentar