Pengertian Media Umum Dalam Ilmu Sosial
Pengertian media umum dalam artikel ini akan dibahas secara ringkas dari sudut pandang ilmu sosial. Sudut pandang ilmu sosial, khususnya sosiologi dan antropologi akan digunakan untuk mendeskripsikan definisi teoritis dan mudah media umum sebagai istilah yang kini sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Artikel ini akan merujuk pada chapter pertama buku terbitan University College London Press berjudul ”How the World Changed Social Media” (2016) yang ditulis secara kolaboratif oleh Daniel Miller, dkk, para akademisi dan peneliti dari University College London. Chapter pertama buku tersebut berjudul “What is social media?”
Apa itu media sosial?
Miller, dkk melihat media umum sebagai fenomena global yang sedang berkembang ketika ini. Beberapa studi menunjukkan intensitas yang besar terhadap tumbuhnya minat penelitian wacana media sosial. Perubahan teknologi yang menjadi semakin digital melahirkan beberapa platform yang berfungsi menfasilitasi para pengguna untuk menjalin interaksi dan komunikasi. Namun media sosial bukan sekadar platform. Ilmuwan sosial melihat media gres lebih pada konten. Millner, dkk mengatakan:
”Media sosial lebih signifikan dilihat sebagai konten ketimbang platform. Konten membuat media umum begitu menarik.”
Dengan melihat pada konten, bukan berarti pengertian media umum mengabaikan platform. Platform penting sejauh sarana infrastruktur memfasilitasi konten. Konten lebih menarik untuk diteliti dalam ilmu sosial. Tanpa konten, media umum kehilangan unsur ’sosial’. Akhirnya media umum menjadi teknologi yang mati dan bahkan tidak layak disebut ’media’. Konten yang mengalir pun berbeda-beda. Beda platform, beda konten. Facebook beda dengan Twitter. Instagram beda dengan Youtube.
Penggunaan platform oleh individu berbeda-beda seiring banyaknya platform yang digunakan oleh tiap individu. Lain wilayah juga lain kontennya. Konten yang menjadi viral pun berbeda tiap wilayah. Ini menandai bahwa konten secara substansi, distribusi, dan fungsi, tidak bersifat universal. Pertanyaan yang muncul dalam buku yang ditulis oleh Miller, dkk yaitu ”Why we post?”.
Mengapa kita posting?
Miller, dkk menulis:
”Media sosial dilihat dari kontennya terang bukan fenomena interaksi satu arah, menyerupai teknologi yang ada sebelumnya. Teknologi media gres telah mengubah kita. Teknologi ini membuka potensi kita untuk berkomunikasi dan interaksi dengan cara yang belum pernah kita lakukan di masa lalu. Pertama kita harus secara terang mengetahui apa potensi yang diberikan oleh media umum ini, kemudian kemungkinan apa yang dihasilkan oleh media gres ini. Maka akan lebih gampang mundur beberapa tahun sebelum media umum eksis untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.”
Sebelum berkembangnya platform media baru, kita tahu setidaknya ada dua cara utama orang berkomunikasi lewat media. Pertama yaitu broadcasting media menyerupai radio, televisi dan koran. Teknologi ini memfasilitasi komunikasi satu arah. Broadcaster tidak punya kontrol atas audiens dan audiens berperan pasif dengan mendengar, melihat dan atau membaca. Kedua yaitu teknologi telekomunikasi menyerupai telepon. Teknologi ini memfasilitasi komunikasi dua arah. Belakangan telepon dapat dilakukan secara berkelompok, namun berbicara secara berkelompok di telepon yaitu sebuah fenomena yang tidak umum.
Baca juga Interaksi Sosial: Pengertian dan Contohnya
Bagaimana teladan komunikasi di media sosial?
Media sosial yaitu teknologi yang berbeda sama sekali. Di sini Miller, dkk memberi bantuan pengertian media umum yang berbeda dengan pengertian media terdahulu.
”Perkembangan internet membuat polarisasi antara publik dan privat… Polarisasi yang berkembang dapat dari broadcasting publik atau percakapan privat. Platform media gres membuat skala membentang dari yang paling publik hingga yang paling privat. Dalam ukuran skala ini kita dapat menempatkan pengertian media sosial.”
Televisi yaitu media broadcasting publik dimana pembawa program menyuguhkan program untuk publik. Publik media televisi tidak dapat dikontrol. Artinya, komunikasi disampaikan ke khalayak luas. Telepon yaitu teknologi yang mendukung percakapan privat. Orang yang menelepon mempunyai kontrol siapa yang akan diajak bicara ditelepon. Telepon mempunyai skala paling privat. Pengertian media umum dilihat dari perspektif ilmu sosial yaitu wacana bagaimana skalanya.
Miller, dkk melanjutkan:
”Inti dari studi ilmu sosial yaitu wacana bagaimana orang menjalin asosiasi dengan orang lain untuk membentuk kekerabatan sosial. Menjalin asosiasi ini disebut juga sociality. Cara terbaik untuk mendeskripsikan pengertian media umum yaitu dengan menjelaskan teladan komunikasi dalam sociality yang dapat diukur skalanya.”
Sekarang mari kita bayangkan wacana platform yang berjulukan Whatsapp, Facebook, Twitter, Instagram, Snapchat, Line, dan sebagainya. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sebut platform itu sebagai media sosial. Sekali lagi, ilmu sosial melihat pada konten, alih-alih platform. Maka, setiap individu mempunyai skala berbeda dalam memakai platform media baru tersebut. Apalagi, berkembangnya fenomena yang disebut Miller, dkk sebagai ”polimedia”. Yaitu tiap individu menginstal lebih dari satu platform media umum sebagai media komunikasi.
Kembali ke skala, misal kita lebih suka bercakap wacana urusan langsung dengan orang lain melalui Whatsapp ketimbang Facebook. Facebook kita gunakan untuk update status dan memberi komentar wacana situasi politik ketika ini. Maka skala Whatapp mendekati privat. Sedangkan skala Facebook mendekati publik.
Media sosial yaitu ”scalable sociality”, demikian Miller, dkk menyebutnya. Asosiasi kita dengan orang lain berbeda-beda skalanya. Kemungkinan menaik-turunkan skala interaksi kita dengan orang lain dari yang paling publik hingga paling privat atau sebaliknya, difasilitasi oleh media gres berjulukan media sosial
Baca juga: Manfaat Internet di Bidang Sosial
Sumber aciknadzirah.blogspot.com
0 Response to "Pengertian Media Umum Dalam Ilmu Sosial"
Posting Komentar