Penyimpangan Sosial: Pengertian Dan Contohnya

Dinamika sosial masyarakat tidak selalu harmonis. Seringkali benturan, kecemburuan, dan konflik sosial terjadi dalam masyarakat. Nilai dan norma serta aturan yang berlaku selalu berusaha memandu, mengarahkan, dan mengatur sikap kita semoga tercipta keteraturan sosial. Namun kehidupan kasatmata tidak selalu memperlihatkan keteraturan. Penyimpangan sosial membuat disharmonisasi atau ketidakteraturan kehidupan sosial. Saudara kembar penyimpangan sosial yaitu sikap menyimpang atau terjemahan Inggrisnya deviant behavior. Kata deviant menyiratkan kesan negatif atau berdampak merugikan.


Pengertian penyimpangan sosial


Dinamika sosial masyarakat tidak selalu serasi Penyimpangan Sosial: Pengertian dan ContohnyaSosiolog Paul B. Horton beropini bahwa penyimpangan sosial yaitu sikap yang dinyatakan sebagai pelanggaaran norma kelompok. Bruce J. Cohon mendefinisikan penyimpangan sosial sebagai ketidakberhasilan pembiasaan sikap terhadap kehendak masyarakat umum. James Vander Zander menyampaikan bahwa sikap menyimpang yaitu sikap yang oleh lebih banyak didominasi suatu masyarakat dianggap tercela dan tak bisa ditolirir. Robert M. Z. Lawang mendefinisikan sikap menyimpang sebagai tindakan yang keluar dari batasan norma dalam sebuah sistem sosial sehingga menimbulkan reaksi dari kelompok otoritas dalam sistem tersebut untuk memperbaiki tindakan yang keluar dari norma.


Baca juga: Pengertian Norma dan Contohnya






Dari kumpulan pengertian penyimpangan sosial dan sikap menyimpang tersebut, sanggup ditarik benang merah bahwa penyimpangan sosial yaitu penyimpangan terhadap norma yang berlaku dalam masyarakat tertentu dalam kurun waktu tertentu. Penyimpangan sosial sangat kontekstual. Misal apa yang dianggap sebagai penyimpangan sosial di Indonesia , belum tentu penyimpangan di negara lain. Tulisan ini akan menjelaskan perihal penyimpangan sosial melalui contoh, kemudian diselidiki kemungkinan dari faktor penyebabnya.


Contoh penyimpangan sosial



  • Korupsi berjamaah


Perilaku korup yang dilakukan oleh individu yaitu bentuk penyimpangan terhadap aturan hukum, nilai dan norma. Korupsi berjamaah juga demikian. Bedanya, korupsi berjamaah dilakukan secara kolektif, melibatkan kerjasama dan saling percaya antar pelaku. Ketika sikap kolektif ini dilakukan  terus-menerus tanpa ketahuan, akan menjadi kebiasaan dan dianggap ’wajar’ setidaknya oleh mereka yang terlibat dalam jamaah. Korupsi berjamaah merupakan bentuk penyimpangan sosial yang terjadi di banyak organisasi sosial. Dari yang tinggi menyerupai forum negara, hingga yang paling rendah komunitas masyarakat bawah.


Korupsi berjamaah masuk dalam kategori sikap menyimpang alasannya selain bentuk yang terang dari pelanggaran nilai, norma, dan hukum, juga merugikan pihak lain. Seorang anggota polisi kemudian lintas yang menilang pengendara tanpa alasan yang jelas, kemudian meminta uang tenang yaitu bentuk sikap menyimpang. Ketika sikap ini terjadi di beberapa institusi kepolisian daerah, maka penyimpangan ini terjadi secara kolektif sehingga sanggup disebut penyimpangan sosial. Korupsi yang dilakukan oleh wakil rakyat yaitu bentuk penyimpangan sosial level kerah putih yang cukup sering diberitakan. Di level kelas bawah, teladan mudahnya yaitu tukang parkir yang meminta tarif parkir diatas tarif yang ditetapkan oleh peraturan daerah.


Penyebab korupsi berjamaah bisa jadi alasannya kebutuhan ekonomi, desakan atasan, tunjangan kolega, atau hasrat kerakusan. Desakan atasan dan tunjangan kelompok menyiratkan bahwa dampak kelompok sosial terdekat kita sangat menentukan tindakan korup yang kita perbuat. Pengaruh kelompok dengan demikian merupakan salah satu faktor penyebab yang relevan. Kebutuhan ekonomi sebagai penyebab sikap korup umumnya terjadi di kalangan masyarakat kelas bawah. Para pejabat dan kaum elit lainnya sangat jarang korupsi alasannya desakan ekonomi. Alasan lain lebih relevan, misal dampak kolega, atau mungkin sakit jiwa.


Baca juga Masalah Sosial: Contoh dan Solusinya







  • Tawuran antarsekolah


Tawuran antarsekolah merupakan teladan klasik dari penyimpangan sosial. Kota-kota besar di Indonesia sering menjadi arena tawuran antarsekolah. Umumnya tawuran anak SMA. Sekolah merupakan institusi pendidikan yang secara substansial mempunyai tanggung jawab pendidikan pada bawah umur muda. Pendidikan tersebut pencakup pola sikap yang sesuai dengan norma yang berlaku. Namun dalam proses pendidikan, sikap anak sekolah tidak selalu sesuai dengan apa yang diperlukan aturan. Tawuran merupakan wujud sikap kolektif siswa yang melanggar norma, nilai, dan hukum.


Tawuran antarsekolah merupakan sikap kolektif siswa untuk membentuk kelompok sosial berdasar almamater (sekolah) sebagai identitas untuk menyerang kelompok sekolah lain. Saling serang yang menimbulkan bentrokan fisik ini secara gampang disebut tawuran. Tawuran itu sendiri tentu saja nirfaedah alasannya tujuannya merugikan dan mencelakakan orang lain. Namun dibalik tawuran, ada beberapa istilah yang pakai dan dimaknai oleh pelakunya secara berbeda seperti, solidaritas, keberanian, soliditas. Dalam beberapa penelitian, tawuran sanggup dilihat sebagai ekspresi bawah umur muda yang labil identitas, dimabuk gengsi, dan haus eksistensi, setidaknya dikalangan kelompoknya sendiri. Gengsi, eksistensi, dan identitas ini hanya bisa dipenuhi melalui legalisasi sosial. Tawuran tak dimungkiri memberi peluang bagi legalisasi sosial.


Faktor penyebab penyimpangan sosial tawuran sangat kompleks dan beragam. Secara aturan dan moral, kita bisa pahami sekilas sebagai sebuah pelanggaran. Oleh alasannya itu, mereka yang terlibat tawuran telah berperilaku menyimpang. Dari sudut pandang pelaku tawuran, faktor penyebab bisa saja berbeda dan dianggap wajar. Seperti yang sudah disebutkan diatas, tawuran tidak dilihat sebagai bentuk kekerasan, melainkan arena legalisasi sosial. Anak muda yang krisis identitas, haus keberadaan dan penuh gengsi melewati jalan ini, kalau jalan lain tidak bisa dipenuhi.



  • Penyalahgunaan narkoba


Kasus penyalahgunaan narkoba juga sering kita lihat beritanya di media. Penyalahgunaan narkoba terang merupakan penyimpangan sosial alasannya bentuk pelanggaran hukum. Penyimpangan ini dilakukan secara kolektif alasannya melibatkan jaringan kriminal dari bandar, pengedar, hingga orang-orang yang mengonsumsi. Setiap orang dalam jaringan mempunyai kepentingannya masing-masing. Distributor yang tidak mengonsumsi mungkin tergiur akan laba finansial yang didapat dari jual beli narkoba. Konsumen ingin coba coba kemudian kecanduan. Bandar narkoba mempunyai kepentingannya sendiri yang lebih besar.


Penyimpangan sosial dalam bentuk penyalahgunaan narkoba sanggup dilakukan oleh orang-orang dari bermacam-macam latar belakang dan kelas sosial. Anak kecil yang tidak tahu permen narkoba bisa saja mengonsumsi alasannya ketidaktahuannya. Lalu apes tercyduk ketika penggerebekan. Kalangan selebriti dan kaum berduit lainnya bisa saja mengonsumsi narkoba alasannya memang mau dan bisa demi menghilangkan stress atau ingin merasakan sensasinya. Penyalahgunaan narkoba merugikan diri sendiri alasannya kehilangan kesadaran dan berpotensi merugikan orang lain.


Dinamika sosial masyarakat tidak selalu serasi Penyimpangan Sosial: Pengertian dan Contohnya


Faktor penyebab penyimpangan sosial ini terbentang dari motif ekonomi hingga psikologis. Secara hukum, penyalahgunaan narkoba merupakan bentuk tindak kriminal. Maka wajar, kalau pelaku yang terlibat jaringan narkoba selalu melaksanakan aksinya sembunyi-sembunyi. Konsumen juga sembunyi-sembunyi mengonsumsi. Layak diperkirakan bahwa mereka yang tertangkap alasannya penyimpangan sosial penyalahgunaan narkoba ini berjumlah lebih sedikit dibanding yang berkeliaran. Penyalahgunaan narkoba yaitu sikap menyimpang yang secara kolektif terjadi di banyak tempat.



  • Balapan liar


Balapan liar yaitu bentuk penyimpangan sosial. Sesuai istilah yang menempel di belakangnya ”liar” secara implisit mengandung makna melampaui aturan yang ada. Hukum yang mengatur dilanggar oleh acara yang disebut balapan liar. Balapan liar, selain ilegal, juga melanggar norma. Tanpa adanya aturan, tidak ada kejelasan siapa yang bertanggung jawab atas resiko-resiko merugikan yang kemungkinan terjadi. Fenomena balapan liat terjadi di banyak tempat, tidak hanya di kota, tetapi juga di desa-desa. Pelakunya, lagi-lagi lebih banyak didominasi anak muda.


Mengapa perjaka ikut balap liar? Jawaban pertanyaan ini mungkin berpola menyerupai dengan kenapa anak muda terlibat tawuran. Bedanya, balapan liar terinspirasi dari cabang olahraga balap yang cukup terkenal di kalangan anak muda. Barangkali, tidak adanya ruang bagi anak muda untuk mengekspresikan kegemarannya balapan memicu tumbuhnya balap liar. Ditambah lagi, kanal sarana balapan menyerupai motor atau mobil, dan jalanan yang kosong terutama pada malam hari mendukung munculnya balap liar. Komunitas motor dan kendaraan beroda empat yang ikut balap liar juga memicu pesatnya pertumbuhan balap liar di banyak sekali kota.


Faktor penyebab penyimpangan sosial balap liar, menyerupai yang sudah disebutkan di atas mungkin menyerupai dengan tawuran. Gengsi, eksistensi, identitas, cukup relevan namun makin lengkap ditambah hobi. Akses terhadap balapan legal yang terlalu mahal dan sulit dijangkau, membuat balapan liat menempati posisi alternatif. Mayoritas masyarakat yang tinggal di lokasi balap liar biasanya menentang balapan liar alasannya tidak ada faedahnya. Mirip tinju yang lebih baik daripada berantem, balapan di sirkuit tentu lebih baik dibanding balapan liar. Tetapi lagi-lagi, hasrat kompetisi dikalangan anak muda yang lebih menentukan dibayar dengan gengsi dan legalisasi alasannya tidak mempunyai kapasitas untuk dibayar dengan uang.







  • Pernikahan sejenis


Pernikahan sejenis sebagai penyimpangan sosial yaitu kontroversi. Faktanya, banyak gerakan sosial yang menentang pelabelan kesepakatan nikah sejenis sebagai penyimpangan sosial. Pernikahan sejenis yang dimaksud yaitu kesepakatan nikah homosecual antara pria dengan pria atau wanita dengan perempuan. Di beberapa negara Barat, kesepakatan nikah sejenis dianggap normal sebagaimana kesepakatan nikah lawan jenis dan hukumnya sah oleh undang-undang. Namun di negara lain menyerupai Indonesia, aturan aturan melarang kesepakatan nikah sejenis. Norma dan nilai sosial yang berlaku juga lebih mendapatkan kesepakatan nikah heterosecual daripada homosecual.


Jika memakai konteks hukum, norma dan nilai sosial yang berlaku ketika ini di Indonesia, maka kesepakatan nikah sejenis yaitu salah satu teladan penyimpangan sosial. Orientasi untuk menikah dengan sesama jenis bisa dianggap sebagai bentuk sikap menyimpang. Faktor agama yang banyak memengaruhi aturan positif di Indonesia kuat terhadap pelarangan kesepakatan nikah sejenis. Sehingga pelaku kesepakatan nikah sesama jenis bisa dikenai pasal pelanggaran aturan dan menyandang status sebagai kriminal. Namun demikian, aturan dibuat oleh kesepakatan sebagaimana norma dan nilai. Sehingga sangat relatif.


Faktor penyebab individu mempunyai orientasi untuk menikah sesama jenis selalu menuai perdebatan. Orientasi secual sejenis yaitu faktor utama mengapa seseorang melaksanakan kesepakatan nikah sejenis. Tidak gampang melaksanakan justifikasi medis bahwa orientasi secual homosecual yaitu sebuah kelainan. Secara sosial, di Indonesia kaum homosecual yaitu kaum minoritas yang sangat rentan sebagaimana kaum minoritas lainnya. Hukum untuk melindungi minoritas harus ditegakkan, namun penerimaan masyarakat terhadap mereka yang mempunyai orientasi secual sejenis masih lemah. Akhirnya, kesepakatan nikah sejenis dianggap sebagai bentuk penyimpangan sosial.







Contoh-contoh penyimpangan sosial yang diuraikan diatas merupakan penyimpangan yang sifatnya merugikan atau negatif. Perlu digarisbawahi bahwa penyimpangan sosial bisa pula positif. Penemuan gres seringkali menandakan apa yang awalnya dianggap menyimpang, kemudian disebut masuk akal dan diterima secara sosial. Sebagai contoh, seorang wanita jawa kurun 19 yang menolak dijodohkan oleh calon pilihan orang tuanya dianggap telah menyimpang dari norma. Sekarang, seorang wanita dinilai masuk akal kalau menolak dijodohkan. Pacaran sebelum menikah, bagi sekelompok orang di wilayah tertentu yaitu wajar. Bagi kelompok lain di wilayah lain pacaran yaitu bentuk penyimpangan sosial. Penyimpangan sosial tidak berlaku universal, labelisasi tindakan sosial sebagai penyimpangan bersifat relatif.


Baca juga Tindakan Sosial: Pengertian dan Contohnya



Sumber aciknadzirah.blogspot.com

Berlangganan Informasi Terbaru:

0 Response to "Penyimpangan Sosial: Pengertian Dan Contohnya"

Posting Komentar