Pengertian Konflik Sosial
Pengertian konflik sosial yang diuraikan dalam goresan pena ini merujuk pada pengertian yang dikemukakan oleh para jago ilmu sosial. Konflik telah menjadi cuilan dalam kehidupan sosial. Dalam interaksi, relasi sosial sanggup berbentuk kerjasama atau konflik. Apabila kerjasama merupakan upaya kooperatif untuk mencapai tujuan bersama, konflik merupakan upaya egoistik untuk mencapai tujuan masing-masing yang berbeda satu sama lain. Berikut ini pengertian konflik sosial berdasarkan para ahli.
Pengertian konflik sosial
Soerjono Soekanto mendefinisikan konflik sebagai sebuah proses sosial dimana individu atau kelompok berupaya memeperoleh tujuan yang menjadi kepentingannya dengan cara menantang lawan disertai bahaya dan atau kekerasan.
Lewis A. Coser, seorang teoritisi konflik sosial menyampaikan bahwa konflik yaitu usaha mengejar nilai apa yang diyakininya dengan mengejar status sosial dan kekuasaan, kadang dengan mencederai lawan.
Robert M. Z. Lawang mendefinisikan konflik sebagai usaha atau perebutan sumber daya yang langka, menyerupai nilai, status, kekuasaan, dan sebagainya dengan tujuan tidak hanya memperoleh laba melainkan menundukan lawannya. Konflik, menurutnya juga sanggup dilihat sebagai benturan kepentingan antar kelompok dalam perebutan sumber daya yang terbatas menyerupai ekonomi, politik kekuasaan, dan nilai kultural.
Kartono Kartini beropini bahwa konflik yaitu proses sosial yang bersifat antagonistik dan sering kali tak sanggup diselaraskan alasannya yaitu pihak-pihak yang berkonflik memegang teguh nilai dan tujuannya masing-masing yang berbeda. Perbedaan tersebut tercermin dari perilakunya yang saling berlawanan, bahkan kadang saling mengedepankan kekerasan.
DeMoor beropini bahwa konflik terjadi saat individu atau kelompok yang hidup dalam sebuah sistem sosial dibimbing oleh nilai-nilai dan tujuan yang bertentangan dengan dirinya.
Gillin dan Gillin beropini bahwa konflik merupakan cuilan dari interaksi sosial yang membentuk contoh kontradiksi atau perlawanan. Interaksi sosial yang bersifat disosiatif jawaban perbedaan-perbedaan baik fisik, emosi, kebudayaan, maupun sikap merupakan bentuk konflik.
Dari beberapa pengertian konflik sosial yang disampaikan diatas, kita sanggup pahami inti dari konflik sosial sebagai sebuah pertentangan, perlawanan, atau benturan kekuatan dan kepentingan. Pertentangan ini kadang dilakukan dengan cara kekerasan. Konflik berbeda dengan kekerasan. Apa perbedaannya?
Perbedaan Antara Konflik dan Kekerasan
Konflik tidak selalu melibatkan kekerasan, namun kekerasan yaitu salah satu bentuk konflik. Konflik merupakan perbedaan kepentingan, pertentangan, dan perlawanan. Bentuk konflik sebagai kontradiksi ini sanggup diselesaikan tanpa adanya kekerasan.
Sedangkan kekerasan merupakan pertentangan, perlawanan, benturan kepentingan yang diekspresikan dengan melibatkan kerugian fisik. Orang yang terluka jawaban dipukul atau kemudahan umum yang rusak merupakan jawaban dari kekerasan. Intinya, kekerasan merupakan kerugian fisik yang dialami oleh pihak yang berkonflik termasuk fasilitasnya. Pembakaran gedung oleh suporter bola merupakan bentuk kekerasan. Oknum guru yang menjewer kuping muridnya juga bentuk kekerasan. Atau baru-baru ini, kasus di Sampang seorang murid menganiaya gurunya hingga meninggal.
Pemahaman terhadap pengertian konflik sosial juga sanggup dilakukan dengan mengetahui jenisnya. Secara umum ada dua jenis konflik sosial berdasarkan jenisnya, yaitu konflik vertikal dan konflik horizontal.
Konflik vertikal yaitu konflik sosial berdasarkan kelas atau tingkatan. Misalnya seorang guru yang melaksanakan kekerasan fisik pada muridnya. Guru berada dilapisan atas dalam sistem pendidikan formal, sedangkan murid berada dilapisan bawah. Sedangkan konflik horizontal yaitu konflik sosial berdasarkan diferensiasi sosial. Misalnya, konflik yang berlatar belakang agama, ras, suku, dan lain sebagainya.
Baca juga Konflik Sosial: Contoh dan Faktor Penyebabnya
Sumber aciknadzirah.blogspot.com
0 Response to "Pengertian Konflik Sosial"
Posting Komentar