Sejarah Kota Palembang (1): Asal Mula Terbentuk Kota Palembang; Pembangunan Benteng Voc 1662, Relokasi Kraton 1780
*Untuk melihat semua artikel Sejarah Kota Palembang dalam blog ini Klik Disini
Kota Palembang masa kini ialah kota metropolitan yang dilintasi oleh sungai Musi. Kota Palembang bermula dari seputar lingkungan kraton. Distrik Palembang ialah distrik pertama di Sumatra yang mana pemerintahan pertama Pemerintah Hindia Belanda dibentuk. Sejak kehadiran orang Eropa/Belanda, kota Palembang yang berkedudukan di sekitar kraton Palembang secara perlahan tumbuh dan berkembang sampai mencapai bentuknya yang sekarang.
Kota Palembang masa kini ialah kota metropolitan yang dilintasi oleh sungai Musi. Kota Palembang bermula dari seputar lingkungan kraton. Distrik Palembang ialah distrik pertama di Sumatra yang mana pemerintahan pertama Pemerintah Hindia Belanda dibentuk. Sejak kehadiran orang Eropa/Belanda, kota Palembang yang berkedudukan di sekitar kraton Palembang secara perlahan tumbuh dan berkembang sampai mencapai bentuknya yang sekarang.
Kraton Palembang dan Pos VOC/Belanda, 1780 |
Meski sejarah Kota Palembang sudah banyak ditulis, namun sejarah Kota Palembang tentu saja masih menarik untuk ditulis ulang. Sejarah Kota Palembang tentu saja tidak hanya sekitar hal ihwal nama Palembang sendiri dan kebesaran Kerajaan Sriwijaya di masa lampau. Sejarah Kota Palembang haruslah dikaitkan dengan yang lain menyerupai kedatangan orang Eropa, keberadaan sungai Musi, politik dan perang yang terjadi, pembangunan pusat perdagangan, pembentukan pemerintahan dan pembangunan banyak sekali fasilitas, pembangunan moda transportasi darat, perkembangan sosial menyerupai kesehatan dan pendidikan dan tentu saja perihal yang terjadi selama pendudukan Jepang dan perang kemerdekaan sampai pengukuhan kedaulatan RI oleh Belanda. Dengan memperhatikan relasi-relasi tersebut gres dimungkinkan kita memahami fokus sejarah Kota Palembang. Untuk itu, mari kita mulai dari artikel pertama. Selamat mengikuti.
Asal Usul Awal Terbentuknya Kota Palembang: Palembang Lamo ke Palembang Baru
Kota Palembang yang kini ialah suatu situs penting dan situs paling strategis di pedalaman (pulau) Sumatra di masa lampau (eks Kerajaan Sriwijaya). Setelah jenuhnya kota pantai utama di Baroes (Tapanuli), situs di sungai Musi ini boleh dikatakan sebagai situs terbaik yang dipilih oleh para pendahulu di kala Budha/Hindu di pedalaman. Posisi strategis situs sungai Musi ini jauh melebihi situs sungai Angkola (Simangambat), situs sungai Baroemoen (Padang Lawas) dan situs sungai Kampar (Moeara Takoes). Di empat situs ini terdapat bukti peninggalan kuno, tertua di Sumatra, suatu petunjuk pada masa lampau telah terbentuk populasi (penduduk) yang besar jumlahnya.
Situs renta di Sumatra (Peta 1597) |
Meski situs-situs di (pulau) Sumatra ini berjauhan satu sama lain, tetapi secara ekonomi terhubung dengan satu sama lain dalam kala perdagangan kuno produk kuno menyerupai emas, kamper, kemenyan dan damar. Sumber emas ditemukan di banyak sekali daerah di Sumatra alasannya ialah itu pulau Sumatra juga disebut pulau emas.
Kamper dan kemenyan hanya ditemukan di Tanah Batak yang alasannya ialah itu muncul kota kuno pertama yakni Baroes.Komoditi kamper dan kemenyan sebagai produk dunia dari Tanah Batak juga mengalir ke situs sungai Musi.
Setelah kala jaman kuno ini secara perlahan berakhir, kala jaman gres dimulai dengan produk komoditi gres yakni antara lain pala, lada dan (getah) poeli. Pada kala gres ini, situs sungai Musi masih tetap eksis (sebagai pusat perdagangan strategis di pedalaman Sumatra). Namun semuanya harus dimulai dari nol kembali. Ketika mengembalikan situs sungai Musi inilah muncul ke permukaan yang disebut sebagai Kesultanan Palembang. Saat itu, keberadaan VOC/Belanda sudah semakin berpengaruh dengan membuka koloni gres di muara sungai Tjiliwong (Batavia) pada tahun 1621 sebagai pusat perdagangan. Pada tahun 1662 VOC/Belanda melalui membangun benteng (fort) di sisi sungai Musi sebagai daerah utama (hoofdplaats).
Komunikasi penguasa di Palembang dengan VOC/Belanda dimulai tahun 1637. Sejumlah komunike dalam bentuk nota (brieven) dikirimkan dari Batavia. Pada tahun 1843 dibuat suatu resolusi dan kemudian dibuat lagi resolusi tahun 1644. Komunike ini berlangsung sampai tahun 1645. Komunike dilanjutkan lagi pada tahun 1655, tahun 1656 dan 1658 yang hasilnya dibuat resolusi tahun 1659, 1662 dan 1663.
Pada tahun 1666 kebijakan VOC/Belanda berubah dari sebelumnya korelasi perdagangan yang longgar kemudian menjadi kebijakan yang mana penduduk dijadikan sebagai subjek. Proses komunike yang terus berlangsung menghasilkan kembali resolusi tahun dan 1671. Komunike dilakukan lagi pada tahun 1677 dan menghasilkan resolusi gres tahun 1678. Pada tanggal 20 April 1678 dibuat kontrak antara Sultan Ratoe dan D. de Haas. Dibuat lagi resolusi gres tahun 1679. Komunike dilanjutkan lagi tahun 1683. Pada tanggal 15 Januari 1691 dilakukan renovatie (perbaikan) kontrak yang terkait dengan tahun-tahun 1662, 1678, 1679 en 1681. Pada tanggal 16 Oktober 1691 dilakukan pengesahan oleh Hooge Regering terhadap renovatie tanggal 15 Januari 1691. Selain brieven, resolusi dan contract juga ditemukan sejumlah memorie yakni tahun 1666, 1673, 1674, 1700, 1706, 1711 dan 1716. Pada tahun 1721 terdapat sebuah arahan dan sebuah rapport. Pada tanggal 2 Juni 1722 dilakukan renovatie terhadap contract. Pada tanggal 6 Agustus 1723 dibuat ratificatie terhadap renovatie 2 Juni 1722. Pada tahun 1724 dibuat lagi resolusi. Pada tanggal 10 September 1755 dibuat renovatie terhadap contract sebelumnya.
Bataviase nouvelles, 02-11-1744 |
Middelburgsche courant, 01-05-1784 |
Peta 1700 |
Pada tahun 1799 VOC/Belanda dinyatakan bubar dan kemudian diambilalih oleh Kerajaan Belanda sehubungan dengan berakhirnya pendudukan Prancis dengan membentuk Pemerintahan Hindia Belanda tahun 1800. Pemerintahan Hindia Belanda dalam hal ini seakan memulai dari nol kembali dan pada permulaan ini gres terkonsentrasi di (pulau) Jawa yang mana semenjak kala Gubernnur Jenderal Daendels yang dimulai tahun 1809 menciptakan jadwal pembangunan jalan utama (Grooteweg) antara Anjer sampai Panaroecan.
0 Response to "Sejarah Kota Palembang (1): Asal Mula Terbentuk Kota Palembang; Pembangunan Benteng Voc 1662, Relokasi Kraton 1780"
Posting Komentar