Sejarah Kota Palembang (1): Asal Mula Terbentuk Kota Palembang; Pembangunan Benteng Voc 1662, Relokasi Kraton 1780


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Kota Palembang dalam blog ini Klik Disini

Kota Palembang masa kini ialah kota metropolitan yang dilintasi oleh sungai Musi. Kota Palembang bermula dari seputar lingkungan kraton. Distrik Palembang ialah distrik pertama di Sumatra yang mana pemerintahan pertama  Pemerintah Hindia Belanda dibentuk. Sejak kehadiran orang Eropa/Belanda, kota Palembang yang berkedudukan di sekitar kraton Palembang secara perlahan tumbuh dan berkembang sampai mencapai bentuknya yang sekarang.

Kraton Palembang dan Pos VOC/Belanda, 1780
Dalam banyak sekali literatur sudah banyak ditulis wacana keberadaan Palembang. Kota Palembang dikaitkan dengan Kerajaan Sriwijaya yang diduga bermula di bukit Seguntang sebagaimana didasarkan pada prasasti Kedukan Bukit pada tanggal 16 Juni 683, Tanggal ini kemudian ditabalkan menjadi hari lahir Kota Palembang. Tentu saja banyak hal yang terjadi sampai datangnya orang-orang Eropa ke Palembang.  Itu ialah satu hal, tetapi dalam hal ini ialah bagaimana asal-usul terbentuknya Kota Palembang yang tumbuh dan berkembang secara berkesinambungan sampai mencapai bentuknya yang sekarang. Deskripsi serupa ini kurang menerima perhatian para sejarawan. Padahal inti asal undangan Kota Palembang yang kini justru terletak disitu. Menghubungkan tanggal 16 Juni 683 dengan terbentuknya Kota Palembang yang kini hanya akan menciptakan kita gagal paham mengapa dan bagaimana Kota Palembang terbentuk menjadi menyerupai sekarang.

Meski sejarah Kota Palembang sudah banyak ditulis, namun sejarah Kota Palembang tentu saja masih menarik untuk ditulis ulang. Sejarah Kota Palembang tentu saja tidak hanya sekitar hal ihwal nama Palembang sendiri dan kebesaran Kerajaan Sriwijaya di masa lampau. Sejarah Kota Palembang haruslah dikaitkan dengan yang lain menyerupai kedatangan orang Eropa, keberadaan sungai Musi, politik dan perang yang terjadi, pembangunan pusat perdagangan, pembentukan pemerintahan dan pembangunan banyak sekali fasilitas, pembangunan moda transportasi darat, perkembangan sosial menyerupai kesehatan dan pendidikan dan tentu saja perihal yang terjadi selama pendudukan Jepang dan perang kemerdekaan sampai pengukuhan kedaulatan RI oleh Belanda. Dengan memperhatikan relasi-relasi tersebut gres dimungkinkan kita memahami fokus sejarah Kota Palembang. Untuk itu, mari kita mulai dari artikel pertama. Selamat mengikuti.

Asal Usul Awal Terbentuknya Kota Palembang: Palembang Lamo ke Palembang Baru

Kota Palembang yang kini ialah suatu situs penting dan situs paling strategis di pedalaman (pulau) Sumatra di masa lampau (eks Kerajaan Sriwijaya). Setelah jenuhnya kota pantai utama di Baroes (Tapanuli), situs di sungai Musi ini boleh dikatakan sebagai situs terbaik yang dipilih oleh para pendahulu di kala Budha/Hindu di pedalaman. Posisi strategis situs sungai Musi ini jauh melebihi situs sungai Angkola (Simangambat), situs sungai Baroemoen (Padang Lawas) dan situs sungai Kampar (Moeara Takoes). Di empat situs ini terdapat bukti peninggalan kuno, tertua di Sumatra, suatu petunjuk pada masa lampau telah terbentuk populasi (penduduk) yang besar jumlahnya.

Situs renta di Sumatra (Peta 1597)
Banyak jalan dari maritim menuju arus sungai Musi ke hulu sampai ke Lingga (kini Lubuk Linggau). Dua sungai besar yang bermuara ke sungai Musi ialah sungai Komering dan sungai Ogan. Antara muara sungai Komering dan muara sungai Ogan di sisi utara sungai Musi menjadi pusat perdagangan di masa lampau. Pusat perdagangan ini secara historis yang menjadi asal mula Kerajaan Sriwijaya dan kemudian terbentuknya Kesultanan Palembang. Suatu pusat perdagangan yang mempertemukan produk barang (industri) dari seberang lautan dan produk komoditi (kehutanan, pertambangan dan pertanian) dari pedalaman. Pembentukan kraton ialah terbentuknya kekuasaan. Lalu kekuasaan Kesultanan Palembang berhadapan dengan Pemerintahan VOC/Belanda.

Meski situs-situs di (pulau) Sumatra ini berjauhan satu sama lain, tetapi secara ekonomi terhubung dengan satu sama lain dalam kala perdagangan kuno produk kuno menyerupai emas, kamper, kemenyan dan damar. Sumber emas ditemukan di banyak sekali daerah di Sumatra alasannya ialah itu pulau Sumatra juga disebut pulau emas.

Kamper dan kemenyan hanya ditemukan di Tanah Batak yang alasannya ialah itu muncul kota kuno pertama yakni Baroes.Komoditi kamper dan kemenyan sebagai produk dunia dari Tanah Batak juga mengalir ke situs sungai Musi.

Setelah kala jaman kuno ini secara perlahan berakhir, kala jaman gres dimulai dengan produk komoditi gres yakni antara lain pala, lada dan (getah) poeli. Pada kala gres ini, situs sungai Musi masih tetap eksis (sebagai pusat perdagangan strategis di pedalaman Sumatra). Namun semuanya harus dimulai dari nol kembali. Ketika mengembalikan situs sungai Musi inilah muncul ke permukaan yang disebut sebagai Kesultanan Palembang. Saat itu, keberadaan VOC/Belanda sudah semakin berpengaruh dengan membuka koloni gres di muara sungai Tjiliwong (Batavia) pada tahun 1621 sebagai pusat perdagangan. Pada tahun 1662 VOC/Belanda melalui membangun benteng (fort) di sisi sungai Musi sebagai daerah utama (hoofdplaats).

Komunikasi penguasa di Palembang dengan VOC/Belanda dimulai tahun 1637. Sejumlah komunike dalam bentuk nota (brieven) dikirimkan dari Batavia. Pada tahun 1843 dibuat suatu resolusi dan kemudian dibuat lagi resolusi tahun 1644. Komunike ini berlangsung sampai tahun 1645. Komunike dilanjutkan lagi pada tahun 1655, tahun 1656 dan 1658 yang hasilnya dibuat resolusi tahun 1659, 1662 dan 1663.

Pada tahun 1666 kebijakan VOC/Belanda berubah dari sebelumnya korelasi perdagangan yang longgar kemudian menjadi kebijakan yang mana penduduk dijadikan sebagai subjek. Proses komunike yang terus berlangsung menghasilkan kembali resolusi tahun dan 1671. Komunike dilakukan lagi pada tahun 1677 dan menghasilkan resolusi gres tahun 1678. Pada tanggal 20 April 1678 dibuat kontrak antara Sultan  Ratoe dan D.  de  Haas. Dibuat lagi resolusi gres tahun 1679. Komunike dilanjutkan lagi tahun 1683. Pada tanggal 15 Januari 1691 dilakukan renovatie (perbaikan) kontrak yang terkait dengan tahun-tahun 1662, 1678, 1679 en 1681. Pada tanggal 16 Oktober 1691 dilakukan pengesahan oleh Hooge  Regering  terhadap renovatie tanggal 15  Januari 1691. Selain brieven, resolusi dan contract juga ditemukan sejumlah memorie yakni tahun 1666, 1673, 1674, 1700, 1706, 1711 dan 1716. Pada tahun 1721 terdapat sebuah arahan dan sebuah rapport. Pada tanggal 2 Juni 1722 dilakukan renovatie terhadap contract.  Pada tanggal 6 Agustus 1723 dibuat ratificatie  terhadap renovatie  2  Juni  1722. Pada tahun 1724 dibuat lagi resolusi. Pada tanggal 10 September 1755 dibuat renovatie  terhadap contract sebelumnya.

Bataviase nouvelles, 02-11-1744
Demikian seterusnya proses renovatie dan pengesahan berulang, yang terakhir pengesahan tanggal 28 November  1791. Sementara intensitas pelayaran dari dan ke Palembang dari waktu ke waktu semakin meningkat. Tidak hanya kapal-kapal dari Palembang ke Batavia tetapi juga dari Amsterdam pribadi ke Palembang. Nama kapal yang kerap hilir pulang kampung antara Palembang dan Batavia ialah kapal De Kleine Pallas (misalnya lihat  Bataviase nouvelles, 02-11-1744).

Middelburgsche courant, 01-05-1784
Dimana benteng (fort) ini dibangun berada di sisi selatan sungai Ini sanggup lihat pada Peta 1700. Kraton Palembang dipindahkan dari daerah yang usang (Palembang Lamo) pada tahun 1780. Benteng VOC/Belanda juga turut dipindahkan yang menempatkannya pada sisi yang berhadapan ke arah utara kota lama, dimana kraton tetap di sisi utara sungai Musi dan benteng berada di sisi selatan sungai. Era gres pembentukan kota Palembang dimulai. Kemudian Residen pertama Palembang diangkat yakni C Fred. Schreuder (lihat Middelburgsche courant, 01-05-1784). Ini mengindikasikan bahwa di Palembang mulai merintis pemerintahan. Namun semenjak tahun 1791 terjadi interupsi yang mana terjadi pendudukan Prancis, VOC/Belanda dibubarkan dan digantikan oleh Pemerintah Hindia Belanda.

Peta 1700
Sejak tahun 1791 tidak terdeteksi interaksi antara Palembang dengan pejabat-pejabat atau para pedagang VOC/Belanda. Boleh jadi hal itu alasannya ialah VOC/Belanda sedang menghadapi banyak sekali masalah. Hal ini diperburuk pada tahun 1795 pemerintahan VOC/Belanda diambil alih Prancis. Meski demikian yang terjadi sepertinya tidak semua wilayah berhasil dikuasai oleh Prancis. Seperti diberitakan Amsterdamse courant, 06-03-1798: ‘Berdasarkan pesan-pesan otentik dari Batavia, tertanggal 6 Juli 1797, tidak semua Pulau Jawa diserang secara paksa, tetapi Republik ini (baca: VOC/Belanda0 masih mempunyai Ternate, Makasser, Banjermasing dan Palembang; Mereka (Prancis) hanya menang telak di Batavia. Sementara dari pesan lainya bahwa Ternate, khususnya, betapapun lemahnya penduduk gagah berani penduduk melaksanakan perlawanan yang dikontrol oleh Engelschen..'.

Pada tahun 1799 VOC/Belanda dinyatakan bubar dan kemudian diambilalih oleh Kerajaan Belanda sehubungan dengan berakhirnya pendudukan Prancis dengan membentuk Pemerintahan Hindia Belanda tahun 1800. Pemerintahan Hindia Belanda dalam hal ini seakan memulai dari nol kembali dan pada permulaan ini gres terkonsentrasi di (pulau) Jawa yang mana semenjak kala Gubernnur Jenderal Daendels yang dimulai tahun 1809 menciptakan jadwal pembangunan jalan utama (Grooteweg) antara Anjer sampai Panaroecan.


*Dikompilasi oleh Akhir Matua Harahap menurut sumber-sumber tempo doeloe. Sumber utama yang dipakai lebih pada ‘sumber primer’ menyerupai surat kabar sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya dipakai sebagai pendukung (pembanding), alasannya ialah saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam setiap penulisan artikel tidak semua sumber disebutkan lagi alasannya ialah sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber gres yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja.
Sumber http://poestahadepok.blogspot.com

Berlangganan Informasi Terbaru:

0 Response to "Sejarah Kota Palembang (1): Asal Mula Terbentuk Kota Palembang; Pembangunan Benteng Voc 1662, Relokasi Kraton 1780"

Posting Komentar