Perubahan Sosial: Teladan Dan Faktor Penyebabnya
Perubahan sosial dalam masyarakat ialah keniscayaan. Seberapapun kecil skalanya, perubahan selalu terjadi lantaran masyarakat bersifat dinamis. Setiap perubahan mengandung unsur-unsur perbedaan dengan kondisi sebelumnya.
Pengertian perubahan sosial
Perubahan sosial merupakan proses dinamis dalam sistem sosial yang menghasilkan perbedaan-perbedaan dalam kurun waktu tertentu. Sebagai contoh, wanita Jawa pada kala 19 rata-rata menikah pada usia 16 tahun. Pada kala ini, rata-rata usia menikah naik menjadi diatas 20 tahun. Dahulu, jodoh dicarikan orang tua. Sekarang, lebih banyak anak muda mencari sendiri jodohnya. Perubahan tersebut terjadi dalam kurun waktu tertentu. Oleh lantaran menikah dan cari jodoh merupakan fenomena sosial, maka perubahan usia menikah dan cari jodoh sanggup disebut perubahan sosial.
Perubahan sosial dalam perspektif sosiologi
Sosiolog Indonesia Selo Soemarjan beropini bahwa perubahan sosial merupakan perubahan yang terjadi pada lembaga-lembaga masyarakat yang memengaruhi perubahan sistem sosialnya, termasuk mengubah nilai dan norma.
Satu kala yang kemudian di Indonesia, sangat sedikit wanita ke luar rumah tanpa kerudung. Setelah tahun 1998 terjadi peningkatan fenomena wanita berjilbab di Indonesia. Perubahan sikap kolektif kaum wanita untuk menggunakan jilbab manandai perubahan sosial yang tampak di Indonesia.
Dalam sosiologi, perubahan struktur dan sistem sosial masyarakat ialah fenomena menarik untuk diteliti baik untuk tujuan yang sifatnya teoritis maupun praktis. Setiap perubahan sosial pasti ada faktor penyebabnya. Faktor penyebab perubahan sosial inilah yang biasanya menjadi objek pemeriksaan sosiologis. Tulisan ini akan mengulas teori perubahan sosial melalui contoh, kemudian ditelaah faktor penyebabnya.
Baca juga Struktur Sosial: Pengertian dan Jenisnya
Contoh perubahan sosial
Sarjana menjadi petani
Mengapa belakangan ini ramai kampanye mengajak sarjana jadi petani? Industrialisasi dan urbanisasi telah menarik para petani dan cowok desa untuk tiba ke kota-kota menjadi pekerja di pabrik-pabrik, di kantor-kantor. Kota menjadi semakin padat lantaran peningkatan jumlah penduduk yang pesat. Lahan di kota untuk pertanian habis, diganti real estate. Petani kota menjadi pekerja, petani desa juga jadi pekerja. Menurunnya jumlah petani dikhawatirkan berkurangnya produksi pertanian hasilnya visi kedaulatan pangan hanya tinggal mimpi. Berkurangnya lahan pertanian paralel dengan berkurangnya jumlah petani. Para cowok desa, termasuk sarjana dari desa, banyak yang berambisi untuk bekerja di kota-kota, di kantor-kantor. Fenomena ini merupakan perubahan sosial yang terjadi dalam kurun waktu tertentu. Upaya untuk mengembalikan minat pada pertanian dikampanyekan melalui tagline ’sarjana menjadi petani’.
Faktor penyebab perubahan sosial dari pola diatas yang bisa diidentifikasi ialah faktor internal, ibarat faktor demografi, yakni berjumlahnya jumlah penduduk, terutama di perkotaan. Faktor inovasi baru, yakni didirikannya pabrik-pablik di perkotaan yang menarik tenaga kerja dari desa dan kota untuk menjadi pekerja. Proses ini bisa juga dinamakan industrialisasi yang mendorong urbanisasi. Teori perubahan sosial yang bisa dideskripsikan sebagai faktor penyebab perubahan sosial ialah “industrialisasi dan urbanisasi menimbulkan perubahan sosial di masyarakat baik di perdesaan maupun diperkotaan”.
Penemuan gerobak
Apa kekerabatan gerobak dengan perubahan sosial? Seorang cowok di pelosok Borneo tinggal di sebuah bukit bersama orang tuanya yang sudah renta. Bukit tersebut gersang, kekurangan air dan dihuni oleh sekitar 50 kepala keluarga. Untuk memenuhi kebutuhan air, cowok tersebut harus nyangking sebuah bejana naik turun bukit sejauh 10 km. Setiap hari cowok tersebut harus berebut dengan warga lain yang juga membutuhkan air untuk mandi dan minum. Dalam sehari cowok tersebut hanya bisa bolak balik 5 kali lantaran kelelahan. Suatu hari, ia melihat anak kecil main mobil-mobilan yang rodanya terbuat dari kayu sengon yang dipotong rata. Lalu, cowok itu punya inspirasi menciptakan mobil-mobilan besar yang rodanya dari kayu besar. Mobil-mobilan itu sangat besar sehingga bisa dipakai untuk mengangkut air 10 bejana sekali angkat. Pemuda itu memberi nama mainannya gerobak. Para tetangga melihat betapa efisiennya cowok itu mengangkut air dengan gerobak. Beberapa hari kemudian semua warga di bukit itu menggunakan gerobak. Penemuan gerobak dari dongeng di atas ialah pola perubahan sosial dalam masyarakat. Gerobak hanyalah ilustrasi dari moda transportasi modern yang ada ketika ini, ibarat motor, mobil, pesawat dan lain-lain. Penemuan gres mendorong terjadinya perubahan pola sikap sosial masyarakat. Dari nyangking bejana sampe narik gerobak ialah bentuk perubahan sosial yang tampak jelas.
Faktor pendorong perubahan sosial ibarat pola di atas sudah terang yaitu inovasi baru. Gerobak yang sengaja dibentuk ialah temuan gres yang mendorong perubahan sosial. Pemuda penemu gerobak ialah orang yang menciptakan perubahan sosial. Penemuan, istilah dalam bahasa Inggrisnya invention, yaitu teknologi yang sengaja diciptakan untuk menghasilkan hal-hal baru. Penemuan merupakan salah satu faktor internal penyebab perubahan sosial.
Masuknya Islam di Indonesia
Bagaimana pada mulanya lebih banyak didominasi penduduk Nusantara memeluk Agama Islam? Terdapat beberapa versi sejarah yang menceritakan masuknya Islam ke Nusantara. Mengapa lebih banyak didominasi masyarakat Indonesia sekarang menganut agama Islam ialah pertanyaan umum perihal sejarah Islam di Nusantara. Perubahan pedoman kepercayaan dan agama khususnya Islam di Indonesia dipengaruhi oleh beberapa sebab. Sebagian narasi sejarah yang dikenalkan pada bawah umur ialah diutusnya seorang ulama besar pada masa kekhalifahan Islam untuk berbagi Agama Islam di Indonesia. Selain itu adanya efek budaya yang dibawa oleh pedagang dari Gujarat India yang sudah menganut Islam ke Indonesia juga sering disebut faktor masuknya Islam di tanah air. Apapun faktor penyebabnya, perpindahan keyakinan yang dianut masyarakat baik secara perlahan (evolusi) ataupun cepat (revolusi) bisa dijadikan pola perubahan sosial.
Faktor penyebab dari pola perubahan yang dipaparkan diatas ialah faktor eksternal, yaitu masuknya efek budaya, pedoman kepercayaan, agama dari luar. Baik melalui kontak pribadi ataupun tidak pribadi antar kebudayaan yang mendorong terjadinya perubahan sosial. Dalam pola kasus di atas, faktor penyebabnya ialah kontak dengan budaya lain.
Foto selfie
Pada awal inovasi teknologi fotografi, ekspresi orang ketika dipotret terlihat datar. Fenomena ini sanggup ditemukan contohnya pada foto-foto lawas album keluarga besar ningrat. Memang pada mulanya fotografi hanya sanggup diakses oleh kalangan tertentu saja lantaran fotografi ialah teknologi canggih dan mahal pada jamannya. Ekspresi orang jaman dahulu selain terlihat datar juga formal, seolah itulah standar pose ketika difoto. Seiring fotografi memasuki era komersialisasi, apalagi memasuki era digital, hampir semua orang mempunyai jalan masuk terhadap fotografi. Perkembangan ponsel bakir dilengkapi fitur kamera telah mengubah dunia fotografi, tidak hanya kuantitas produksi dan distribusi foto, melainkan juga pose orang ketika difoto. Foto selfie merupakan fenomena relatif gres yang melesat terkenal belakangan ini. Sekarang, dengan berkembanganya media sosial, ditambah inovasi kamera depan di ponsel bakir dan juga tongsis, ekspresi orang difoto berubah secara kolektif. Foto kaku ala keluarga aristokrat mungkin masih ada, namun kalah banyak dibanding foto keluarga besar yang terlihat ekspresif dengan selfie atau wefie.
Dalam rentang perkembangan teknologi fotografi dari awal mula ditemukannya hingga memasuki era Instagram, terjadi perubahan kolektif perihal perilaku, pose, dan gaya orang ketika difoto. Foto selfie ialah salah satu teknik dan pose yang paling populer. Mungkin semua pemilik smartphone dengan kamera pernah berfoto selfie. Foto selfie ialah fenomena perubahan sosial yang kemunculannya didorong oleh perkembangan teknologi dan sikap kolektif. Teknologi yang mendorong, ibarat yang sudah disebutkan diatas, antara lain smartphone dan tongsis, termasuk kamera digital. Perilaku kolektif yang mendorong ialah kultur ekspose diri yang berkembang seiring berkembanganya media sosial.
Baca juga: Pengertian Media Sosial dalam Ilmu Sosial
Akhirnya, sanggup kita analisis faktor pendorong dan penghambat perubahan sosial. Beberapa faktor pendorong perubahan sosial antara lain:
- Industrialisasi dan urbanisasi
- Kontak dengan kebudayaan lain
- Penemuan teknologi baru
- Sikap terbuka terhadap perbedaan
- Peningkatan jumlah penduduk
- Orientasi pada fasilitas dan masa depan
- Ketidakpuasan terhadap kondisi yang sedang dialami
- Kesadaran akan perubahan
Selain faktor pendorong, beberapa faktor penghambat perubahan sosial yang sanggup diidentifikasi:
- Kurangnya kontak dengan kebudayaan masyarakat lain
- Konservatisme
- Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang lambat
- Rasa takut adanya goncangan sistem nilai dan norma
- Prasangka jelek terhadap teknologi asing
- Kenyamanan pada kondisi ketika ini
Lawan kata perubahan ialah statis atau tetap. Diantara beberapa faktor penghambat perubahan, kenyamanan pada kondisi ketika ini sering menjadi pola relevan mengapa orang enggan berubah.
Untuk beberapa pola lain perihal perubahan sosial di era digital, silahkan klik disini.
Sumber aciknadzirah.blogspot.com
0 Response to "Perubahan Sosial: Teladan Dan Faktor Penyebabnya"
Posting Komentar