Contoh Pidato Dalam Program Aqiqah
Hukum aqiqah itu yaitu sunat bagi orang yang wajib menanggung belanja si anak, Hendaknya disembelih untuk anak pria dua ekor kambing, dan untuk anak wanita satu ekor kambing saja, dan hendaklah disembelih pula ‘aqiaoh itu pada hari yang ketujuh dari hari lahirnya si anak tersebut, terapi kalau tidak sanggup boleh juga dihari lain, asalkan anak tersebut belum baligh. Nah, setelah beberapa waktu yang kemudian saya menciptakan contoh pidato walimatul tasmiyah. Masih bekerjasama dengan tema tersebut, kali ini saya akan menyajikan contoh pidato aqiqah:
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
(pilih muqoddimah pidato yang anda sukai)
Bapak-bapak serta para hadirin ajakan sekalian yang berbahagia!
Tiada sepatah katapun yang patut kita ucapkan untuk mengawali program kecuali ucapan tahmid dan tasyakkur kehadirat Allah Swt. Karena hanya limpahan rahmat,hidayah serta inayah-Nya sehingga kita semua bisa melangkahkan kaki kita untuk menuju dan berkumpul disini kawasan guna memenuhi ajakan bapak shohibul hajat,yaitu bapak masduqi sekeluarga dalam program malimah ‘aqiqah.
Selanjutnya semoga kesejahteraan dan keselamatan tetap tercurah kepada jungjungan Nabi Muhammad SAW. Kepada keluarganya, para sahabatnya dan semua orang yang mengikuti ajaran-ajarannya. Karena dari beliaulah kita menjadi orang islam yang tahu akan ajaran-ajaran sucinya, tahu mana barang yang benar dan mana barang yang salah.
Hadirin sekalian yang berbahagia!
Malam ini kami menerima penghargaan, penghormatan sekaligus amanat dari bapak masduqi untuk memberikan sepatah dua patah kata dalam program ‘aqiqah ini.
Pertama kami atas nama keluarga bapak masduqi mengucapkan ribuan terima kasih atas kehadiran para bapak yang meluangkan waktu untuk hadir memenuhi ajakan bapak masduqi semoga atas kehadiran serta ketulusan hati para bapak-bapak sekalian dibalas oleh Allah dengan jawaban yang setimpal.
Kedua kalinya, kami atas nama keluarga dalam mendapatkan kehadiran para bapak kurang mengesankan, sebab memang itulah kemampuan dari pihak keluarga bapak masduqi.
Hadirin sekalian yang berbahagia!
Pada malam ini yaitu malam yang ketujuh dari kelahiran putri yang pertama dari bapak masduqi dari seorang ibu berjulukan Siti maryam. Sebagai ungkapan rasa syukurnya kehadirat Allah bapak masduqi menghadirkan/mengundang bapak-bapak untuk menikmati sebagian rezki yang dilimpahkan kepada bapak masduqiyakni dengan menyembelih dua ekor kambing.penyembelihan kambing pada hari ketujuh dari kelahiran seorang anak pria atau anak wanita dalam islam dinamakan AQIQAH.
Dalam hal ini rosulluloh bersabda:
“AL-GHULAAMU MURTAHANUN BI’AQIIQOTIHI TUDZBA-HU ‘ANHU FIL YAUMIS SAABI’I WAYUHLAQU ROKSUHU WAYUSAMMAA”.
Artinya:
“anak yang gres lahir menjadi rungguhan hingga disembelihkan disembelihkan baginya ‘aqiqah pada hari yang ketujuh dari hari lahirnya dan diberi itu juga, hendaklah dicuckur rambutnya , dan diberi nama (hadist riwayat Ahmad dan Turmudzi)
Dan sabdanya lagi:
“MAN AHABBA MINKUM AN YUNSAKA’AN WALADIHI FALYAF’AL’ANIL GHULLAMI SYAATAANI MUKAAFA-ATAANI WA’ANIL JAARIYATI SYAATUN”.
Artinya:
Barang siapa diandara kalian ingin beribadat wacana anaknya hendaknya diperbuatannya (disembelihkannya) untuk anak pria 2 ekor kambing yang umurnya,dan untuk wanita seekor kambing”. (hadist riwayat Ahmad,Abu Daud dan Nasa’i).
Dan dilain hadist ia bersabda pula:
”’AN’AAA-ISYATA QOOLAT AMARONAA ROSUULULOO HI SAW. AN NU’IQQO ‘ANIL GHULLAMI BISYAATTAINI WA-‘ANIL JAARIYATI BISYAATIN”.
Artinya:
“aisyah r.a. berkata: rosulluloh saw. Telah menyuruh kita untuk supaya menyembelih ‘aqiqah untuk anak pria dua ekor kambing dan untuk anak wanita seekor kambing “. (hadist riwayat turmudzi dan ibnu Majah).
Hadirin sekalian yangberbahagia!
Binatang yang disembelih pada ‘aqiqah ini yaitu sama dengan keadaan hewan yang di sembelih pada waktu kurban,baik umurnya macamnya dan tidak bercacat. Binatang yang disembelih dua ekor untuk laki-laki, kalau tidak bisa seekor juga sudah memadai. Dan di sunatkan dimasak terlebih dahulu, kemudian disedekahkan kepada fakir miskin. Dan bagi yang memperbuat aqiqah boleh memakan sedikit dari daging ‘aqiqah tersebut sebagai mana hewan kurban .
Hadirin serta para ajakan sekalian yang berbahagia!
Malam ini anak dari bapak masduqi yang di ‘aqiqah kalau ditakdirkan berumur panjang, kian hari bertambah besar perkembangan jasmani. Bebarengan dengan perkembangan jasmaninya itu dia membutuhkan pendidikan. Dan tentunya bapak masduqi juga bapak-bapak yang lain mendambakan atau mencita-citakan anak yang sholeh, anak yang berbakti kepada Allah, taat menjalankan perintah-perintah Allah, juga taat dan berbakti kepada kedua orang tuanya selaku yang memberatkan dan merawat semenjak kecilnya.
Dalam kesempatan ini akan kami sampaikan beberapa hal yang harus diperhatikan untuk mendidik anak, biar kelak menjadi anak yang sholeh, disamping memberi didikan yang bersifat agamis semenjak kecil, juga hal-hal dibawah ini tidak kalah pentinnya untuk diperhatikan dalam mendidik anak.
Pertama: keteladanan dari kedua orang tuaitu sendiri. Maksudnya kedua orang tualah yang pertama kali yang memberi pola bagi anak-anaknya. Kalau orang renta tidak sanggup member pola teladan yang baik, maka jangan diperlukan akan sanggup membingbing putra-putrinya kepada kebaikan yang diharapkannya. Mana bisa anak akan menjadi baik bilamana hidup dalam lingkungan keluarga yang bejat moralnya, berengsek dan berantakan? Seorang anak itu cenderung menggandakan tingkah laris dari kedua oraang tua. Apa yang diamatinya di rumah dari kedua orang tuanya si anak akan menirunya. Ada pribahasa yang mengatakan: Guru kencing berdiri, murid kencing berlari, maka si anaknya akan kencing dengan berlari.
Hadirin sekalian yang berbahagia!
Amru bin’atabah pernah memperlihatkan pegangan kepada para pendidik(pengasuh) anaknya dengan katanya:
“LIYAKUN AWWALU ISHLAA-HIKALIWALLADI ISHLAA-HIKALINAFSIKA,FA-INNA ‘UYUUNAHUM MA’QUUDA-TUN BI’AINIKA, FALHASANU ‘INDAHUM MAA SHONATA WAL QOBIIHU ‘INDAHUM MAA TAROKTA”.
Artinya:
“Hendaklah tuntunan perbaikan yang pertama kali bagi anak anakku, dimulai dari perbaikan anda terhadap diri anda sendiri. Karena mata dan perhatian mereka selalu terikat kepada anda. Mereka menganggap jelak segala yang anda jauhi”.
Ayah ibu yang setiap harinya sering bertengkar berkata jorok, penipu, pembohong, penghianat, semuanya itu akan mensugesti jiwa anak, dan jangan heran apabila anak tersebut kelak akan menggandakan perbuatan dan tingkah laris dari kedua orang tuanya tersebut.
Yang kedua: pembentukan tingkah laris melalui adaptasi perbuatan semenjak masih kanak-kanak.
Kita selaku orang renta apabila membiasakan perbuatan-perbuatan yang baik dihadapan anak-anaknya yang masih kecil, misalkan dikala masuk wc membaca do’a begitu juga kalau keluar dari wc, membuka pakaian, menggunakan pakaian, akan tidur dan setelah tidur. Ketika makan dan setelah makan, member salam apabila bertemu dengan sesama muslimnya. Semua itu kalau dibiasakan semenjak kecil, nanti kalau sudah besar anak itu akan menjadi terbiasa mengerjakan ibarat itu pula, dengan demikian maka sesuailah dengan kalimat:
“MAN SYABBA’ALAA SAYI-IN SYAABA-ALAIHI”.
Artinya:
“barang siapa yang membiasakan sesuatu diwaktu mudanya,maka diwaktu renta hal itu akan menjadi kebiasaannya pula.
Begitu juga kalau kebiasaan kedua orang renta di hadapan anak-anaknya itu jelek,tidak sesuai dengan moral agama islam, kebiasaan tersebut akan dibawa oleh anak-anaknya kelak dikemudian hari.
Ketiga: wibawa orang tua. Kewibawaan orang renta sangat penting dalam pendidikan anak, utamanya mencetak anak yang sholeh dan sholehah.
Keempat: bijaksana. Seorang pendidikan itu haruslah bijaksana.
Kelima: tidak pilih kasih dihadapan anak-anaknya, sekali pun anak itu cacat. Sebab perilaku pilih kasih atau berat sebelah terhadap anak yang satu dengan anak yang lain akan menjadikan perasaan murung dan dendam atau permusuhan antara anak yang satu dengan anak yang lain. Akhirnya antara sesama saudara timbul percekcokan dan berantakan.
Hadirin sekalian yang berbahagia!
Hanya itulah sepatah, dua patah kata sambutan dari kami atas nama shohibul hajat, mudah-mudahan apa yang kami sampaikan itu bermanfaat bagi kita semua, lebih-lebih bagi diri pribadi.
Hadirin sekalian yang berbahagia!
Kami atas nama keluarga dari bapak masduqi,mohon do’a restu dari bapak-bapak sekalian supaya diberi kesabaran dan ketabahan di dalam mendidik anak-anaknya biar mendalami dan menjalankan syari’at islam dengan benar, sehingga pada kesudahannya diberi gelar orang-orang yang muttaqin.
Demikian, terima kasih atas segala perhatiannya, mohon maaf atas segala kekurangan dan kehilafannya.
“UUSHIIKUM WANAFSII WA-IYYAAYA BITAQWALLOHI WASSALAMU ‘ALAIKUM WAROHMATULLOOHI WABAROKATUHU." Sumber http://pidatu.blogspot.com
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
(pilih muqoddimah pidato yang anda sukai)
Bapak-bapak serta para hadirin ajakan sekalian yang berbahagia!
Tiada sepatah katapun yang patut kita ucapkan untuk mengawali program kecuali ucapan tahmid dan tasyakkur kehadirat Allah Swt. Karena hanya limpahan rahmat,hidayah serta inayah-Nya sehingga kita semua bisa melangkahkan kaki kita untuk menuju dan berkumpul disini kawasan guna memenuhi ajakan bapak shohibul hajat,yaitu bapak masduqi sekeluarga dalam program malimah ‘aqiqah.
Selanjutnya semoga kesejahteraan dan keselamatan tetap tercurah kepada jungjungan Nabi Muhammad SAW. Kepada keluarganya, para sahabatnya dan semua orang yang mengikuti ajaran-ajarannya. Karena dari beliaulah kita menjadi orang islam yang tahu akan ajaran-ajaran sucinya, tahu mana barang yang benar dan mana barang yang salah.
Hadirin sekalian yang berbahagia!
Malam ini kami menerima penghargaan, penghormatan sekaligus amanat dari bapak masduqi untuk memberikan sepatah dua patah kata dalam program ‘aqiqah ini.
Pertama kami atas nama keluarga bapak masduqi mengucapkan ribuan terima kasih atas kehadiran para bapak yang meluangkan waktu untuk hadir memenuhi ajakan bapak masduqi semoga atas kehadiran serta ketulusan hati para bapak-bapak sekalian dibalas oleh Allah dengan jawaban yang setimpal.
Kedua kalinya, kami atas nama keluarga dalam mendapatkan kehadiran para bapak kurang mengesankan, sebab memang itulah kemampuan dari pihak keluarga bapak masduqi.
Hadirin sekalian yang berbahagia!
Pada malam ini yaitu malam yang ketujuh dari kelahiran putri yang pertama dari bapak masduqi dari seorang ibu berjulukan Siti maryam. Sebagai ungkapan rasa syukurnya kehadirat Allah bapak masduqi menghadirkan/mengundang bapak-bapak untuk menikmati sebagian rezki yang dilimpahkan kepada bapak masduqiyakni dengan menyembelih dua ekor kambing.penyembelihan kambing pada hari ketujuh dari kelahiran seorang anak pria atau anak wanita dalam islam dinamakan AQIQAH.
Dalam hal ini rosulluloh bersabda:
“AL-GHULAAMU MURTAHANUN BI’AQIIQOTIHI TUDZBA-HU ‘ANHU FIL YAUMIS SAABI’I WAYUHLAQU ROKSUHU WAYUSAMMAA”.
Artinya:
“anak yang gres lahir menjadi rungguhan hingga disembelihkan disembelihkan baginya ‘aqiqah pada hari yang ketujuh dari hari lahirnya dan diberi itu juga, hendaklah dicuckur rambutnya , dan diberi nama (hadist riwayat Ahmad dan Turmudzi)
Dan sabdanya lagi:
“MAN AHABBA MINKUM AN YUNSAKA’AN WALADIHI FALYAF’AL’ANIL GHULLAMI SYAATAANI MUKAAFA-ATAANI WA’ANIL JAARIYATI SYAATUN”.
Artinya:
Barang siapa diandara kalian ingin beribadat wacana anaknya hendaknya diperbuatannya (disembelihkannya) untuk anak pria 2 ekor kambing yang umurnya,dan untuk wanita seekor kambing”. (hadist riwayat Ahmad,Abu Daud dan Nasa’i).
Dan dilain hadist ia bersabda pula:
”’AN’AAA-ISYATA QOOLAT AMARONAA ROSUULULOO HI SAW. AN NU’IQQO ‘ANIL GHULLAMI BISYAATTAINI WA-‘ANIL JAARIYATI BISYAATIN”.
Artinya:
“aisyah r.a. berkata: rosulluloh saw. Telah menyuruh kita untuk supaya menyembelih ‘aqiqah untuk anak pria dua ekor kambing dan untuk anak wanita seekor kambing “. (hadist riwayat turmudzi dan ibnu Majah).
Hadirin sekalian yangberbahagia!
Binatang yang disembelih pada ‘aqiqah ini yaitu sama dengan keadaan hewan yang di sembelih pada waktu kurban,baik umurnya macamnya dan tidak bercacat. Binatang yang disembelih dua ekor untuk laki-laki, kalau tidak bisa seekor juga sudah memadai. Dan di sunatkan dimasak terlebih dahulu, kemudian disedekahkan kepada fakir miskin. Dan bagi yang memperbuat aqiqah boleh memakan sedikit dari daging ‘aqiqah tersebut sebagai mana hewan kurban .
Hadirin serta para ajakan sekalian yang berbahagia!
Malam ini anak dari bapak masduqi yang di ‘aqiqah kalau ditakdirkan berumur panjang, kian hari bertambah besar perkembangan jasmani. Bebarengan dengan perkembangan jasmaninya itu dia membutuhkan pendidikan. Dan tentunya bapak masduqi juga bapak-bapak yang lain mendambakan atau mencita-citakan anak yang sholeh, anak yang berbakti kepada Allah, taat menjalankan perintah-perintah Allah, juga taat dan berbakti kepada kedua orang tuanya selaku yang memberatkan dan merawat semenjak kecilnya.
Dalam kesempatan ini akan kami sampaikan beberapa hal yang harus diperhatikan untuk mendidik anak, biar kelak menjadi anak yang sholeh, disamping memberi didikan yang bersifat agamis semenjak kecil, juga hal-hal dibawah ini tidak kalah pentinnya untuk diperhatikan dalam mendidik anak.
Pertama: keteladanan dari kedua orang tuaitu sendiri. Maksudnya kedua orang tualah yang pertama kali yang memberi pola bagi anak-anaknya. Kalau orang renta tidak sanggup member pola teladan yang baik, maka jangan diperlukan akan sanggup membingbing putra-putrinya kepada kebaikan yang diharapkannya. Mana bisa anak akan menjadi baik bilamana hidup dalam lingkungan keluarga yang bejat moralnya, berengsek dan berantakan? Seorang anak itu cenderung menggandakan tingkah laris dari kedua oraang tua. Apa yang diamatinya di rumah dari kedua orang tuanya si anak akan menirunya. Ada pribahasa yang mengatakan: Guru kencing berdiri, murid kencing berlari, maka si anaknya akan kencing dengan berlari.
Hadirin sekalian yang berbahagia!
Amru bin’atabah pernah memperlihatkan pegangan kepada para pendidik(pengasuh) anaknya dengan katanya:
“LIYAKUN AWWALU ISHLAA-HIKALIWALLADI ISHLAA-HIKALINAFSIKA,FA-INNA ‘UYUUNAHUM MA’QUUDA-TUN BI’AINIKA, FALHASANU ‘INDAHUM MAA SHONATA WAL QOBIIHU ‘INDAHUM MAA TAROKTA”.
Artinya:
“Hendaklah tuntunan perbaikan yang pertama kali bagi anak anakku, dimulai dari perbaikan anda terhadap diri anda sendiri. Karena mata dan perhatian mereka selalu terikat kepada anda. Mereka menganggap jelak segala yang anda jauhi”.
Ayah ibu yang setiap harinya sering bertengkar berkata jorok, penipu, pembohong, penghianat, semuanya itu akan mensugesti jiwa anak, dan jangan heran apabila anak tersebut kelak akan menggandakan perbuatan dan tingkah laris dari kedua orang tuanya tersebut.
Yang kedua: pembentukan tingkah laris melalui adaptasi perbuatan semenjak masih kanak-kanak.
Kita selaku orang renta apabila membiasakan perbuatan-perbuatan yang baik dihadapan anak-anaknya yang masih kecil, misalkan dikala masuk wc membaca do’a begitu juga kalau keluar dari wc, membuka pakaian, menggunakan pakaian, akan tidur dan setelah tidur. Ketika makan dan setelah makan, member salam apabila bertemu dengan sesama muslimnya. Semua itu kalau dibiasakan semenjak kecil, nanti kalau sudah besar anak itu akan menjadi terbiasa mengerjakan ibarat itu pula, dengan demikian maka sesuailah dengan kalimat:
“MAN SYABBA’ALAA SAYI-IN SYAABA-ALAIHI”.
Artinya:
“barang siapa yang membiasakan sesuatu diwaktu mudanya,maka diwaktu renta hal itu akan menjadi kebiasaannya pula.
Begitu juga kalau kebiasaan kedua orang renta di hadapan anak-anaknya itu jelek,tidak sesuai dengan moral agama islam, kebiasaan tersebut akan dibawa oleh anak-anaknya kelak dikemudian hari.
Ketiga: wibawa orang tua. Kewibawaan orang renta sangat penting dalam pendidikan anak, utamanya mencetak anak yang sholeh dan sholehah.
Keempat: bijaksana. Seorang pendidikan itu haruslah bijaksana.
Kelima: tidak pilih kasih dihadapan anak-anaknya, sekali pun anak itu cacat. Sebab perilaku pilih kasih atau berat sebelah terhadap anak yang satu dengan anak yang lain akan menjadikan perasaan murung dan dendam atau permusuhan antara anak yang satu dengan anak yang lain. Akhirnya antara sesama saudara timbul percekcokan dan berantakan.
Hadirin sekalian yang berbahagia!
Hanya itulah sepatah, dua patah kata sambutan dari kami atas nama shohibul hajat, mudah-mudahan apa yang kami sampaikan itu bermanfaat bagi kita semua, lebih-lebih bagi diri pribadi.
Hadirin sekalian yang berbahagia!
Kami atas nama keluarga dari bapak masduqi,mohon do’a restu dari bapak-bapak sekalian supaya diberi kesabaran dan ketabahan di dalam mendidik anak-anaknya biar mendalami dan menjalankan syari’at islam dengan benar, sehingga pada kesudahannya diberi gelar orang-orang yang muttaqin.
Demikian, terima kasih atas segala perhatiannya, mohon maaf atas segala kekurangan dan kehilafannya.
“UUSHIIKUM WANAFSII WA-IYYAAYA BITAQWALLOHI WASSALAMU ‘ALAIKUM WAROHMATULLOOHI WABAROKATUHU." Sumber http://pidatu.blogspot.com
0 Response to "Contoh Pidato Dalam Program Aqiqah"
Posting Komentar