√ Terapkan Tips Bisnis Masakan Dari Para Pakar Pelaku Waralaba

Berbisnis masakan dengan konsep waralaba dinilai susah √ Terapkan Tips Bisnis Makanan dari Para Pakar Pelaku WaralabaBerbisnis masakan dengan konsep waralaba dinilai susah-susah gampang. Meski mempunyai tingkat usul tinggi, pengusaha tetap dituntut berinovasi demi menjaga ketertarikan pembeli.


Konsultan Waralaba yang juga pengurus Asosiasi Franchise Indonesia (AFI), Bije Widjajanto, mengungkapkan semakin banyaknya pelaku perjuangan di bidang franchise makanan, tentu saja persaingan menjadi ketat. Tak jarang, banyak pelanggan cepat berpindah ke franchise baru.


Selain banyaknya saingan, hambatan bisnis masakan juga terdapat pada selera konsumen yang berubah-ubah. “Biasanya masakan itu, pelanggan cepat bosan. Harus gres tapi hari. Sebetulnya itu yakni kesalahan fokus saja berdasarkan saya. Karena jikalau kita lihat itu KFC dan McD itu dari dulu, sekian puluh tahun lalu, cuma gitu doang makanannya,” kata Bije kepada merdeka.com di Jakarta.


Berkaca pada fenomena Hooters, Bije menyarankan selain menyuguhkan keunikan, cita rasa dari sebuah masakan dihentikan dihilangkan. Artinya, masakan tersebut harus sanggup menciptakan orang ingin kembali tiba untuk membeli.


Faktanya, dikala ini, banyak perjuangan yang menyuguhkan keunikan, namun hanya sanggup menjaring konsumen untuk sesaat. Usai mencoba sekali alasannya yakni rasa penasaran, konsumen pun tidak pernah kembali lagi.

style="display:block"
data-ad-client="ca-pub-6037247388376359"
data-ad-slot="5485024081"
data-ad-format="link">



“Beberapa waktu yang kemudian itu ada orang yang jualan es krim puding itu yang kemudian dibentuk penyajiannya itu sangat menarik untuk difoto, tetapi memang orang pada bilang anggun untuk foto Instagram. Berapa kali kira-kira mereka datang? Satu kali dua kali saja. Orang beli keunikan atau gambar bentuk-bentuk itu jikalau kemudian pada dikala itu es krimnya dirasa tidak enak, orang bakal kesitu lagi tidak?” kata Bije.


Agar sanggup tetap bertahan dalam dunia bisnis franchise makanan, Bije menyarankan biar para pelaku bisnis sanggup menonjolkan ciri khas mereka.


“Jadi mereka harus mengetahui sebetulnya value yang dijual itu apa? Restoran itu tolong-menolong tidak hanya menjual makanan, yang harus ditentukan beliau harus cari yang dijual itu sebetulnya apa? Starbucks itu memang jualan kopi tapi tolong-menolong yang dijual itu yakni daerah dan gengsi,” kata Bije.


Selain itu, dari segi tempat, Bije beropini pelaku perjuangan mesti membuatnya multifungsi. Dalam arti, selain daerah makan, sanggup juga dipakai untuk merayakan pesta ulang tahun atau pertemuan bisnis.


“Yang mereka jual hal-hal yang menyerupai itu. McDonald contohnya mereka selain masakan cepat saji juga daerah belum dewasa mau ulang tahun atau keluarga mau makan siang meskipun orang bau tanah tidak suka makan burger tetapi alasannya yakni punya anak kecil, dibawa ke situ alhasil apa? Mereka terpaksa ikut beli ayam, beli burger dan makan di situ,” terangnya.


Tempat juga merupakan hal paling penting selain produk. Jika tempatnya tidak menarik tidak akan menciptakan konsumen nyaman untuk tiba kembali.

style="display:block; text-align:center;"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-6037247388376359"
data-ad-slot="7037953167">



“Ngapain capek-capek tiba jikalau pake ojek online saja sudah sanggup order, sudah sanggup makan di rumah. Orang tiba ke restoran tentu selain makan makanan, juga harus ada kegiatan, ada kepuasan tempat. Nah itu yang mestinya harus di maintenance yang harus disediakan dan disasarkan pada pasar,” imbuhnya.


SUMBER



Sumber aciknadzirah.blogspot.com

Berlangganan Informasi Terbaru:

0 Response to "√ Terapkan Tips Bisnis Masakan Dari Para Pakar Pelaku Waralaba"

Posting Komentar