Atmosfer
Atmosfer merupakan salah satu komponen geosfer yang sangat penting bagi kehidupan di Bumi. Setiap lapisan atmosfer mempunyai karakteristik dan manfaat bagi kehidupan.
LAPISAN ATMOSFER
Lapisan atmosfer sanggup dibedakan sebagai berikut :
A. TROPOSFER
Troposfer merupakan lapisan terbawah dengan ketebalan rata – rata 10 km. Ketebalan troposfer di kawasan Kutub sekitar 8 km dan didaerah ekuator sekitar 16 km. Gejala cuaca menyerupai awan, hujan, dan petir terjadi di lapisan troposfer ini.
B. STRATOSFER
Ketinggian lapisan stratosfer sekitar 10 – 50 km dari permukaan Bumi. Pada lapisan ini terdapat ozon yang berfungsi untuk melindungi Bumi dari radiasi sinar ultraviolet. Diantara lapisan troposfer dan stratosfer terdapat lapisan tropopause yang bebas dari imbas cuaca dan dipakai sebagai jalur lintasan pesawat terbang.
C. MESOSFER
Ketinggian mesosfer sekitar 50 – 85 km dari permukaan Bumi. Lapisan ini berperan melindungi Bumi dari jatuhnya benda – benda langit lantaran suhunya sangat masbodoh mencapai -100° Celcius. Lapisan ini bisa meleburkan meteor yang jatuh ke permukaan Bumi. Di mesosfer terdapat lapisan bermuatan listrik (ionosfer) yang mengakibatkan fenomena aurora atau awan pijar dari uap air atau abu meteor.
D. TERMOSFER
Ketinggian termosfer sekitar 85 – 500 km. Di lapisan ini terdapat ionosfer hasil ionisasi gas – gas oleh radiasi Matahari yang disebut dengan Appleton (lapisan F). Fenomena ini sanggup mengakibatkan fenomena aurora atau awan pijar dari uap air atau abu meteor. Partikel – partikel ion yang terbentuk berfungsi sebagai pemantul gelobang bunyi dan cahaya dari Bumi dalam bentuk gelombang radio.
E. EKSOSFER
Ketinggian eksosfer mencapai lebih dari 500 km. Kandungan gas utama eksosfer yakni hidrogen. Fenomena cahaya redup (zodiakal dan gegenschein) sering muncul dari hasil pantulan sinar matahari oleh abu meteorit. Di lapisan ini hampir tidak ada gaya gravitasi (benda melayang).
Sumber http://teknoaldebran.blogspot.com/
LAPISAN ATMOSFER
Lapisan atmosfer sanggup dibedakan sebagai berikut :
Lapisan Atmosfer |
Troposfer merupakan lapisan terbawah dengan ketebalan rata – rata 10 km. Ketebalan troposfer di kawasan Kutub sekitar 8 km dan didaerah ekuator sekitar 16 km. Gejala cuaca menyerupai awan, hujan, dan petir terjadi di lapisan troposfer ini.
B. STRATOSFER
Ketinggian lapisan stratosfer sekitar 10 – 50 km dari permukaan Bumi. Pada lapisan ini terdapat ozon yang berfungsi untuk melindungi Bumi dari radiasi sinar ultraviolet. Diantara lapisan troposfer dan stratosfer terdapat lapisan tropopause yang bebas dari imbas cuaca dan dipakai sebagai jalur lintasan pesawat terbang.
C. MESOSFER
Ketinggian mesosfer sekitar 50 – 85 km dari permukaan Bumi. Lapisan ini berperan melindungi Bumi dari jatuhnya benda – benda langit lantaran suhunya sangat masbodoh mencapai -100° Celcius. Lapisan ini bisa meleburkan meteor yang jatuh ke permukaan Bumi. Di mesosfer terdapat lapisan bermuatan listrik (ionosfer) yang mengakibatkan fenomena aurora atau awan pijar dari uap air atau abu meteor.
D. TERMOSFER
Ketinggian termosfer sekitar 85 – 500 km. Di lapisan ini terdapat ionosfer hasil ionisasi gas – gas oleh radiasi Matahari yang disebut dengan Appleton (lapisan F). Fenomena ini sanggup mengakibatkan fenomena aurora atau awan pijar dari uap air atau abu meteor. Partikel – partikel ion yang terbentuk berfungsi sebagai pemantul gelobang bunyi dan cahaya dari Bumi dalam bentuk gelombang radio.
E. EKSOSFER
Ketinggian eksosfer mencapai lebih dari 500 km. Kandungan gas utama eksosfer yakni hidrogen. Fenomena cahaya redup (zodiakal dan gegenschein) sering muncul dari hasil pantulan sinar matahari oleh abu meteorit. Di lapisan ini hampir tidak ada gaya gravitasi (benda melayang).
CUACA & IKLIM
Cuaca dan iklim merupakan fenomena yang terjadi di lapisan atmosfer yaitu troposfer. Cuaca dan iklim mempunyai persamaan unsur – unsur pembentuknya.
A. UNSUR – UNSUR CUACA DAN IKLIM
1. Suhu Udara
Daerah dengan suhu udara tertinggi di muka Bumi yakni kawasan tropis (ekuator). Semakin ke kutub, suhu udara semakin dingin. Setiap kenaikan ketinggian 100 m, suhu udara berkurang sekitar 0,6°C atau berlaku gradien temperatur vertikal (lapse rate). Faktor – faktor yang memengaruhi suhu udara di suatu kawasan antara lain usang penyinaran Matahari, sudut tiba sinar Matahari, relief permukaan Bumi, tutupan awan, dan letak lintang.
2. Kelembapan Udara
Kelembapan udara memperlihatkan kandungan uap air di udara yang berasal dari penguapan air maritim (sumber utama), air permukaan (sungai, danau, dan rawa), dan tumbuh – tumbuhan. Semakin tinggi suhu udara, semakin banyak uap air yang sanggup dikandungnya atau semakin lembap udara. Kelembapan udara sanggup dibedakan menjadi kelembapan mutlak (absolut) dan kelembapan relatif (nisbi).
a) Kelembapan Mutlak, yaitu jumlah uap air maksimal yang sanggup dikandung udara di suatu tempat (satuan : gram/m³)
b) Kelembapan Relatif, yaitu perbandingan jumlah uap air dalam udara dan jumlah uap air maksimum yang sanggup dikandung udara ( kelembapan mutlak ) dalam suhu yang sama ( satuan : %)
3. Tekanan Udara
Tekanan udara menunjukkan tenaga yang bekerja untuk menggerakkan massa udara dalam setiap satuan luas. Tekanan udara semakin rendah apabila ketinggian dari permukaan maritim semakin bertambah. Perbedaan tekanan udara mengakibatkan gerakan udara atau angin.
Angin global di Bumi terdiri atas angin pasat dan antipasat, angin barat dan angin timur, serta angin monsun (muson/musim). Angin pasat bertiup sepanjang tahun dari kawasan subtropis ke kawasan ekuator. Angin antipasat (kebalikan dari angin pasat), bertiup dari kawasan ekuator ke kawasan kutub dan turun di kawasan maksimum subtropis.
Angin barat bertiup dari kawasan maksimum subtropis utara/ selatan ke kawasan sedang utara/selatan. Pengaruh angin barat di belahan Bumi selatan besar, terutama di kawasan lintang 60°LS, misalnya angin roaring forties. Angin timur bersifat masbodoh dan bertiup dari kawasan Kutub Utara dan Kutub Selatan yang bertekanan maksimum ke kawasan minimum subpolar (60°LU/LS).
Angin monsun berganti arah secara berkebalikan setiap enam bulan karen imbas gerak semu tahunan Matahari. Di Indonesia angin monsun (monsun barat/timur) memengaruhi musim.
4. Hujan
Hujan merupakan titik – titik air di atmosfer yang jatuh di permukaan Bumi dalam bentuk cair atau padat (es). Berdasarkan proses, hujan sanggup dibedakan menjadi hujan frontal, zenithal, dan orografis.
Cuaca dan iklim merupakan fenomena yang terjadi di lapisan atmosfer yaitu troposfer. Cuaca dan iklim mempunyai persamaan unsur – unsur pembentuknya.
A. UNSUR – UNSUR CUACA DAN IKLIM
1. Suhu Udara
Daerah dengan suhu udara tertinggi di muka Bumi yakni kawasan tropis (ekuator). Semakin ke kutub, suhu udara semakin dingin. Setiap kenaikan ketinggian 100 m, suhu udara berkurang sekitar 0,6°C atau berlaku gradien temperatur vertikal (lapse rate). Faktor – faktor yang memengaruhi suhu udara di suatu kawasan antara lain usang penyinaran Matahari, sudut tiba sinar Matahari, relief permukaan Bumi, tutupan awan, dan letak lintang.
2. Kelembapan Udara
Kelembapan udara memperlihatkan kandungan uap air di udara yang berasal dari penguapan air maritim (sumber utama), air permukaan (sungai, danau, dan rawa), dan tumbuh – tumbuhan. Semakin tinggi suhu udara, semakin banyak uap air yang sanggup dikandungnya atau semakin lembap udara. Kelembapan udara sanggup dibedakan menjadi kelembapan mutlak (absolut) dan kelembapan relatif (nisbi).
a) Kelembapan Mutlak, yaitu jumlah uap air maksimal yang sanggup dikandung udara di suatu tempat (satuan : gram/m³)
b) Kelembapan Relatif, yaitu perbandingan jumlah uap air dalam udara dan jumlah uap air maksimum yang sanggup dikandung udara ( kelembapan mutlak ) dalam suhu yang sama ( satuan : %)
3. Tekanan Udara
Tekanan udara menunjukkan tenaga yang bekerja untuk menggerakkan massa udara dalam setiap satuan luas. Tekanan udara semakin rendah apabila ketinggian dari permukaan maritim semakin bertambah. Perbedaan tekanan udara mengakibatkan gerakan udara atau angin.
Angin global di Bumi terdiri atas angin pasat dan antipasat, angin barat dan angin timur, serta angin monsun (muson/musim). Angin pasat bertiup sepanjang tahun dari kawasan subtropis ke kawasan ekuator. Angin antipasat (kebalikan dari angin pasat), bertiup dari kawasan ekuator ke kawasan kutub dan turun di kawasan maksimum subtropis.
Angin barat bertiup dari kawasan maksimum subtropis utara/ selatan ke kawasan sedang utara/selatan. Pengaruh angin barat di belahan Bumi selatan besar, terutama di kawasan lintang 60°LS, misalnya angin roaring forties. Angin timur bersifat masbodoh dan bertiup dari kawasan Kutub Utara dan Kutub Selatan yang bertekanan maksimum ke kawasan minimum subpolar (60°LU/LS).
Angin monsun berganti arah secara berkebalikan setiap enam bulan karen imbas gerak semu tahunan Matahari. Di Indonesia angin monsun (monsun barat/timur) memengaruhi musim.
- Angin monsun barat, bertiup dari belahan Bumi utara ke belahan Bumi selatan pada Bulan Oktober – April (posisi Matahari di belahan Bumi Selatan) dengan melewati lautan luas dan membawa banyak uap air yang mengakibatkan ekspresi dominan hujan di Indonesia.
- Angin monsun timur, bertiup dari belahan Bumi selatan ke belahan Bumi utara pada bulan April - Oktober (posisi Matahari di belaha Bumi utara) dengan melewati daratan Australia dan membawa sedikit uap air yang mengakibatkan ekspresi dominan kemarau di Indonesia.
4. Hujan
Hujan merupakan titik – titik air di atmosfer yang jatuh di permukaan Bumi dalam bentuk cair atau padat (es). Berdasarkan proses, hujan sanggup dibedakan menjadi hujan frontal, zenithal, dan orografis.
- Hujan Frontal disebabkan oleh pertemuan dua massa udara panas/lembap dengan massa udara dingin/padat.
- Hujan Zenithal disebabkan oleh udara yang mengalami pemanasan tinggi di kawasan tropis pada 23°30’ LU – 23°30’ LS. Hujan zenithal desebut juga dengan hujan naik tropis, hujan konveksi, atau hujan ekuatorial.
- Hujan Orografis terjadi lantaran udara yang mengandung uap air yang dipaksa oleh angin mendaki lereng gunung yang semakin ke atas semakin dingin. Daerah di balik gunung yang tidak mengalami hujan orografis disebut dengan kawasan bayangan hujan.
5. Awan
Awan yakni kumpulan titik – titik air (kristal es) di atmosfer hasil kondensasi uap air. Berdasarkan ketinggiannya, awan dibedakan menjadi awan tinggi, awan sedang, awan rendah, dan awan naik.
- Awan Tinggi (6000 – 9000 m), terdiri atas cirrus (tipis menyerupai bulu burung), cirrostratus (putih merata menyerupai tabir), dan cirrocumulus (seperti sisik ikan).
- Awan Sedang (2000 – 6000 m), terdiri atas altocumulus (bergumpal – gumpal tebal) dan altostratus (berlapis – lapis tebal).
- Awan Rendah (<200 m), terdiri atas stratocumulus (tebal, luas dan bergumpal), stratus (rendah dan berlapis – lapis), serta nimbostratus (luas, sebagian berwujud hujan).
- Awan Naik (500 – 1500 m), terdiri atas cumulus (awan bergumpal- gumpal dengan dasar rata) serta cumulonimbus (bergumpal luas,sebagian berwujud hujan, dan penyebab angin ribut).
B. KLASIFIKASI IKLIM
1. Iklim Matahari
Klasifikasi iklim Matahari ditentukan dari letak lintang suatu wilayah yang memengaruhi penyinaran Matahari. Pembagian iklim Matahari sebagai berikut :
a) Daerah Tropis, terletak pada 0° – 23°30’ LU/LS.
b) Daerah Subtropis, terletak pada 23°30’ LU/LS – 40° LU/LS.
c) Daerah Sedang, terletak pada 40° LU/LS – 66°30’ LU/LS.
d) Daerah Dingin, terletak pada 66°30’ LU/LS – 90° LU/LS.
2. Iklim Menurut Schmidt – Ferguson
Schmidt – Ferguson memilih iklim suatu wilayah berdasarkan nilai Q yaitu perbandingan jumlah rata – rata bulan kering dan bulan basah. Nilai Q di hitung berdasarkan rumus berikut :
Keterangan :
Keterangan :
Bulan Basah = rata – rata curah hujan dalam satu bulan >100 mm
Bulan Kering = rata – rata curah hujan dalam satu bulan <60 mm
Menurut Schmidt – Ferguson, tipe iklim berdasarkan nilai Q sebagai berikut :
a) Q = 0 – 14,3% Tipe Iklim A.
b) Q = 14,3 – 33,3% Tipe iklim B
c) Q = 33,3 – 60% Tipe iklim C
d) Q = 60 – 100% Tipe iklim D
e) Q = 100 – 167% Tipe iklim E
f) Q = 167 – 300% Tipe iklim F
g) Q = 300 – 700% Tipe iklim G
h) Q > 700% Tipe iklim H
3. Iklim Menurut Junghuhn
Junghuhn memilih iklim berdasarkan jenis vegetasi dan ketinggian tempat.
Pembagian iklim Koppen berdasarkan pada penyebaran jenis tanah, intensitas curah hujan, dan suhu udara. Pembagian iklim Koppen sebagai berikut :
a) Iklim tipe A (iklim hujan tropis).
b) Iklim tipe B (iklim kering).
c) Iklim tipe C (iklim sedang).
d) Iklim tipe D (iklim salju).
e) Iklim tipe E (iklim kutub).
5. Iklim Menurut Oldemen
Penetuan iklim berdasarkan Oldemen hampir sama dengan iklim Schmidt – Ferguson. Perbedaanya terletak pada penentuan bulan kering dan bulan basah. Penentuan bulan kering dan bulan berair berdasarkan Oldemen sebagai berikut :
a) Bulan basah, kalau curah hujannya > 200 mm.
b) Bulan lembap, kalau curah hujannya 100 – 200 mm.
c) Bulan kering, kalau curah hujannya <100 mm.
0 Response to "Atmosfer"
Posting Komentar