Hidrosfer
Hidrosfer ialah lapisan tempat terjadinya fenomena hidrologi menyerupai siklus hidrologi dan bentuk perairan.
SIKLUS HIDROLOGI
Siklus hidrologi merupakan proses perputaran air di Bumi yang tidak pernah berhenti, mulai dari bahari dan darat ke atmosfer kemudian ke darat lagi dan ada yang masuk ke tanah serta mengalir ke tubuh sungai dan kembali lagi ke laut. Dalam siklus hidrologi wujud air sanggup berbentuk cair (air), gas (uap air), dan padat (es).
Komponen siklus hidrologi
Terjadinya siklus air disebabkan oleh adanya proses-proses yang mengikuti tanda-tanda meteorologi dan klimatologis antara lain sebagai berikut :
a. Evaporasi = Proses penguapan atau perubahan wujud air menjadi gas. Besar penguapan di bumi yaitu 80% berasal dari penguapan air laut.
b. Transpirasi = Proses pelepasan uap air dari tumbuh-tumbuhan melalui stomata atau ekspresi daun.
c. Evapotranspirasi = Proses adonan antara proses evaporasi dan proses transpirasi.
d. Kondensasi = Proses perubahan wujud uap air menjadi air akhir proses pendinginan.
e. Sublimasi = Perubahan wujud secara pribadi dari air padat (salju atau es) menjadi uap air.
f. Presipitasi = Segala bentuk hujan dari atmosfer ke bumi yang mencakup hujan air, hujan es, dan hujan salju.
g. Intersepsi = Hujan turun di hutan yang lebat, tetapi air tidak hingga ke tanah. Akibat intersepsi ini, air hujan tertahan oleh daun-daunan dan batang pohon.
h. Infiltrasi = Proses penyerapan atau pergerakan air ke dalam permukaan tanah melalui pori tanah.
i. Perkolasi = Proses bergeraknya air melalui profil tanah lantaran tenaga grafitasi.
j. Run off (aliran permukaan) = Pergerakan pemikiran air dipermukaan tanah melalui sungai dan anak sungai.
Siklus hidrologi dibedakan menjadi tiga jenis sebagai berikut :
B. Pola Aliran Dendritik, yaitu teladan pemikiran tidak teratur menyerupai pohon dengan cabang - cabangnya yang terbentuk di tempat datar. Misalnya dataran rendah atau dataran pantai.
C. Pola Aliran Trelis, yaitu teladan pemikiran yang terjadi di pegunungan lipatan dengan teladan pemikiran membentuk menyerupai sirip daun.
D. Pola Aliran Rektanguler, yaitu teladan pemikiran membentuk sudut siku – siku (90o) atau hampir siku - siku.
Sumber http://teknoaldebran.blogspot.com/
SIKLUS HIDROLOGI
Siklus hidrologi merupakan proses perputaran air di Bumi yang tidak pernah berhenti, mulai dari bahari dan darat ke atmosfer kemudian ke darat lagi dan ada yang masuk ke tanah serta mengalir ke tubuh sungai dan kembali lagi ke laut. Dalam siklus hidrologi wujud air sanggup berbentuk cair (air), gas (uap air), dan padat (es).
Siklus Hidrologi |
Terjadinya siklus air disebabkan oleh adanya proses-proses yang mengikuti tanda-tanda meteorologi dan klimatologis antara lain sebagai berikut :
a. Evaporasi = Proses penguapan atau perubahan wujud air menjadi gas. Besar penguapan di bumi yaitu 80% berasal dari penguapan air laut.
b. Transpirasi = Proses pelepasan uap air dari tumbuh-tumbuhan melalui stomata atau ekspresi daun.
c. Evapotranspirasi = Proses adonan antara proses evaporasi dan proses transpirasi.
d. Kondensasi = Proses perubahan wujud uap air menjadi air akhir proses pendinginan.
e. Sublimasi = Perubahan wujud secara pribadi dari air padat (salju atau es) menjadi uap air.
f. Presipitasi = Segala bentuk hujan dari atmosfer ke bumi yang mencakup hujan air, hujan es, dan hujan salju.
g. Intersepsi = Hujan turun di hutan yang lebat, tetapi air tidak hingga ke tanah. Akibat intersepsi ini, air hujan tertahan oleh daun-daunan dan batang pohon.
h. Infiltrasi = Proses penyerapan atau pergerakan air ke dalam permukaan tanah melalui pori tanah.
i. Perkolasi = Proses bergeraknya air melalui profil tanah lantaran tenaga grafitasi.
j. Run off (aliran permukaan) = Pergerakan pemikiran air dipermukaan tanah melalui sungai dan anak sungai.
A. Siklus Hidrologi Pendek.
Siklus ini dimulai dari penguapan air bahari (evaporasi), uap air terkondensasi, dan terjadi hujan (presipitasi) di laut.
Siklus ini dimulai dari penguapan air permukaan (evaporasi) dan flora (transpirasi). Uap air terbawa oleh angin ke daratan, membentuk awan, terkondensasi menjadi titik - titik air, dan jatuh sebagai hujan (presipitasi). Sebagian air hujan meresap ke dalam tanah (infiltrasi) dan mengalir di dalam tanah (perkolasi).
Siklus ini dimulai dari air yang menguap (evaporasi) membentuk awan. Awan terbawa oleh angin ke tempat pegunungan kemudian awan terkondensasi membentuk butir – butir air dan turun sebagai hujan (presipitasi). Sebagian hujan berbentuk salju. Sebagian air hujan meresap dan mengalir dalam tanah (infiltrasi dan perkolasi), serta sebagian lagi mengalir sebagai limpasan (run off) menuju parit, selokan, sungai, dan selanjutnya menuju ke laut.
PERAIRAN DARAT
Perairan darat sanggup berupa sungai, danau, waduk, rawa, dan air tanah. Air sungai bersumber dari air hujan yang jatuh di tempat hulu kemudian bermuara ke laut. Berdasarkan arah aliran, sungai dibedakan menjadi sungai konsekuen, subsekuen, obsekuen, resekuen, dan insekuen.
Badan sungai yang memanjang atau Daerah Aliran Sungai (DAS) dapat dibedakan menjadi belahan hulu, tengah, hilir dengan uraian sebagai berikut :
A. Bagian Hulu, berada di DAS menyerupai gunung / pegunungan. Di belahan hulu arusnya deras, daya pengikisan vertikal kuat, penampang melintang berbentuk V, dan tidak terjadi pengendapan.
B. Bagian Tengah, berada di tempat yang relatif datar. Di belahan tengah arusnya tidak deras, daya pengikisan berkurang, arah pengikisan horizontal dan vertikal, terjadi pengendapan, serta terbentuk kelokan sungai (maender). Maender terbentuk hingga ke belahan hulu sungai.
C. Bagian Hilir, berada di dataran rendah hingga muara sungai. Di belahan ini arusnya lemah, arah pengikisan horizontal, terjadi banyak pengendapan, penampang melintang berbentuk U, dan kadang terbentuk delta sungai di muara.
Sungai dengan cabang - cabangnya sanggup membentuk suatu teladan pemikiran sebagai berikut :
A. Pola Aliran Radial (menjari).
- Radial Sentrifugal (Pola pemikiran meninggalkan pusat)
- Radial Sentripetal (Pola pemikiran menuju pusat)
Pola Aliran Radial |
Pola Aliran Dendritik |
Pola Aliran Trelis |
E. Pola Aliran Anuler, merupakan perkembangan dari teladan pemikiran radial sentrifugal.
PERAIRAN LAUT
Perairan bahari mempunyai salinitas tinggi dan sanggup dibedakan menjadi beberapa zona serta airnya selalu bergerak. Berdasarkan kedalamannya, bahari dibedakan sebagai berikut :
a. Zona Litoral, tempat terjadi pasang surut.
Zona Laut |
b. Zona Neritik, kedalamannya hingga 200 m, menjadi tempat hidup binatang dan flora laut, serta kaya akan aneka macam jenis ikan.
c. Zona Batial, terdapat lereng curam dengan kedalaman 200 - 2500 m.
d. Zona Abisal, terdapat palung bahari dengan tingkat kedalaman lebih dari 2500 m .
Gerakan air bahari dibedakan menjadi gelombang, pasang, dan air bahari dengan uraian sebagai berikut :
A. GELOMBANG
Gelombang merupakan gerakan naik turun air bahari yang disebabkan oleh faktor berikut :
1. Angin, bergesekan dengan permukaan bahari sehingga arah gelombang searah dengan arah angin.
2. Menabrak pantai, terjadi hempasan dan gelombang pecah kemudian terjadi arus balik dan membentuk gelombang.
3. Gempa di dasar laut, disebabkan oleh letusan gunung bahari atau adanya pegeseran kulit Bumi di dasar laut. Gelombang yang di timbulkan biasanya berukuran besat yang disebut dengan Tsunami. Contohnya Letusan Gunung Krakatau (1883) yang mengakibatkan tsunami raksasa dengan banyak kerugian.
B. PASANG
Laut pasang terjadi akhir gravitasi Bulan dan Matahari. Pasang dibedakan menjadi pasang purnama dan pasang perbani.
- Pasang Purnama (Pasang Besar) terjadi pada ketika posisi Bulan – Bumi – Matahari berada satu garis (konjungsi) sehingga gaya tarik Bulan dan Matahari besar terhadap Bumi.
Pasang Purnama dan Pasang Perbani |
- Pasang Perbani (Pasang Kecil) terjadi pada ketika posisi Bulan – Bumi – Matahari membentuk sudut 90° , sehingga gaya tarik Bulan dan Matahari terhadap Bumi berlawanan arah dan saling melemahkan.
C. ARUS LAUT
Arus bahari merupakan gerakan air bahari yang disebabkan oleh perbedaan salinitas, temperatur dan tekanan angin.
Contoh :
- Arus Kuro Syiwo, Oya Syiwo, California di wilayah Samudera Pasifik Utara .
- Arus Khatulistiwa Selatan, Peru, Australia Timur di wilayah Samudera Pasifik Selatan.
- Arus Khatulistiwa Utara, Gulfstream, Labrador di wilayah Samudera Atlantik Utara.
0 Response to "Hidrosfer"
Posting Komentar