Metabolisme Organisme, Katabolisme, Anabolisme, Siklus Krebs, Glikolisis, Apoenzim, Koenzim.

PROSES METABOLISME ORGANISME

Metabolisme sangat penting bagi makhluk hidup untuk kelangsungan hidupnya. Metabolisme yaitu segala proses reaksi kimia yang terjadi di dalam badan makhluk hidup, mulai dari makhluk hidup bersel satu hingga makhluk hidup yang susunan tubuhnya sangat kompleks. Metabolisme terdiri atas dua proses sebagai berikut.



1. Anabolisme
Anabolisme yaitu proses-proses penyusunan energi kimia melalui sintesis senyawa-senyawa organik.

2. Katabolisme
Katabolisme yaitu proses penguraian dan pembebasan energi dari senyawa-senyawa organik melalui proses respirasi. Semua reaksi tersebut dikatalisis oleh enzim, baik oleh reaksi yang sederhana maupun reaksi yang rumit.

Metabolisme juga berperan mengubah zat yang beracun menjadi senyawa yang tak beracun dan sanggup dikeluarkan dari tubuh. Proses ini disebut detoksifikasi. Umumnya, hasil simpulan anabolisme merupakan senyawa pemula untuk proses katabolisme.

Hal itu disebabkan sebagian besar proses metabolisme terjadi di dalam sel. Mekanisme masuk dan keluarnya zat kimia melalui membran sel memiliki arti penting dalam mempertahankan keseimbangan energi dan materi dalam tubuh. 

Proses sintesis dan penguraian berlangsung dalam banyak sekali jalur metabolisme.
Adapun hasil reaksi tiap tahap metabolisme merupakan senyawa pemula dari tahap reaksi berikutnya.

A. Enzim dan Fungsinya

Enzim yaitu biokatalisator organik yang dihasilkan organisme hidup di dalam protoplasma, yang terdiri atas protein atau suatu senyawa yang berikatan dengan protein. Enzim memiliki dua fungsi pokok sebagai berikut.

1. Mempercepat atau memperlambat reaksi kimia.
2. Mengatur sejumlah reaksi yang berbeda-beda dalam waktu yang sama.

Enzim disintesis dalam bentuk calon enzim yang tidak aktif, kemudian diaktifkan dalam lingkungan pada kondisi yang tepat. Misalnya, tripsinogen yang disintesis dalam pankreas, diaktifkan dengan memecah salah satu peptidanya untuk membentuk enzim tripsin yang aktif. Bentuk enzim yang tidak aktif ini disebut zimogen.

Enzim tersusun atas dua bagian. Apabila enzim dipisahkan satu sama lainnya menjadikan enzim tidak aktif. Namun keduanya sanggup digabungkan menjadi satu, yang disebut holoenzim. Kedua pecahan enzim tersebut yaitu apoenzim dan koenzim.

1. Apoenzim

Apoenzim yaitu pecahan protein dari enzim, bersifat tidak tahan panas, dan berfungsi memilih kekhususan dari enzim. Contoh, dari substrat yang sama sanggup menjadi senyawa yang berlainan, tergantung dari enzimnya.

2. Koenzim

Koenzim disebut gugus prostetik apabila terikat sangat dekat pada apoenzim. Akan tetapi, koenzim tidak begitu dekat dan gampang dipisahkan dari apoenzim. Koenzim bersifat termostabil (tahan panas), mengandung ribose dan fosfat. Fungsinya memilih sifat dari reaksinya.

Sifat-sifat enzim sebagai berikut.
a. Enzim mengalami denaturasi/kerusakan pada temperatur tinggi.
b. Efektif dalam jumlah kecil.
c. Tidak berubah pada waktu reaksi berlangsung.
d. Tidak memengaruhi keseimbangan, tetapi hanya mempercepat reaksi.
e. Spesifik untuk reaksi tertentu.

Faktor-faktor yang memengaruhi enzim dan acara enzim sebagai berikut.

1. Temperatur atau suhu

Umumnya enzim bekerja pada suhu yang optimum. Apabila suhu turun, maka acara akan terhenti tetapi enzim tidak rusak. Sebaliknya, pada suhu tinggi acara menurun dan enzim menjadi rusak.

2. Air

Air berperan dalam memulai kegiatan enzim. Contoh pada waktu biji dalam keadaan kering kegiatan enzim tidak kelihatan. Baru sesudah ada air, melalui imbibisi mulailah biji berkecambah.

3. pH

Perubahan pH sanggup membalikkan kegiatan enzim, yaitu mengubah hasil simpulan kembali menjadi substrat.

4. Hasil akhir

Kecepatan reaksi dalam suatu proses kimia tidak selalu konstan. Misal, kegiatan pada awal reaksi tidak sama dengan kegiatan pada pertengahan atau simpulan reaksi. Apabila hasil simpulan (banyak), maka akan menghambat acara enzim.

5. Substrat

Substrat yaitu zat yang diubah menjadi sesuatu yang baru. Umumnya, terdapat korelasi yang sebanding antara substrat dengan hasil simpulan apabila konsentrasi enzim tetap, pH konstan, dan temperatur konstan. Jadi, apabila substrat yang tersedia dua kali lipat, maka hasil simpulan juga dua kali lipat.

6. Zat-zat penghambat

Zat-zat penghambat yaitu zat-zat kimia yang menghambat acara kerja enzim. Contoh, garam-garam dari
logam berat, menyerupai raksa.

Contoh-contoh enzim dalam proses metabolisme sebagai berikut.

1. Enzim katalase

Enzim katalase berfungsi membantu pengubahan hidrogen peroksida menjadi air dan oksigen. katalase
2H2O2 --> 2H2O + O2

2. Enzim oksidase

Enzim oksidase berfungsi mempergiat penggabungan O2 dengan suatu substrat yang pada ketika bersamaan juga mereduksikan O2, sehingga terbentuk H2O.

3. Enzim hidrase

Enzim hidrase berfungsi menambah atau mengurangi air dari suatu senyawa tanpa menjadikan terurainya senyawa yang bersangkutan. Contoh: fumarase, enolase, akonitase.

4. Enzim dehidrogenase

Enzim dehidrogenase berfungsi memindahkan hidrogen dari suatu zat ke zat yang lain.

5. Enzim transphosforilase

Enzim transphosforilase berfungsi memindahkan H3PO4 dari molekul satu ke molekul lain dengan sumbangan ion Mg2+.

6. Enzim karboksilase

Enzim karboksilase berfungsi dalam pengubahan asam organik secara bolak-balik. Contoh pengubahan asam piruvat menjadi asetaldehida dibantu oleh karboksilase piruvat.

7. Enzim desmolase

Enzim desmolase berfungsi membantu dalam pemindahan atau penggabungan ikatan karbon. Contohnya, aldolase dalam pemecahan fruktosa menjadi gliseraldehida dan dehidroksiaseton.

8. Enzim peroksida

Enzim peroksida berfungsi membantu mengoksidasi senyawa fenolat, sedangkan oksigen yang dipergunakan diambil dari H2O2.

B. Metabolisme Karbohidrat

Karbohidrat yaitu senyawa yang tersusun atas unsur-unsur C, H, dan O. Karbohidrat sesudah dicerna di usus, akan diserap oleh dinding usus halus dalam bentuk monosakarida. Monosakarida dibawa oleh pedoman darah sebagian besar menuju hati, dan sebagian lainnya dibawa ke sel jaringan tertentu, dan mengalami proses metabolisme lebih lanjut. 

Di dalam hati, monosakarida mengalami proses sintesis menghasilkan glikogen, dioksidasi menjadi CO2 dan H2O, atau dilepaskan untuk dibawa oleh pedoman darah ke pecahan badan yang memerlukan. Hati sanggup mengatur kadar glukosa dalam darah atas sumbangan hormon insulin yang dikeluarkan oleh kelenjar pankreas.

Kenaikan proses pencernaan dan penyerapan karbohidrat menjadikan glukosa dalam darah meningkat, sehingga sintesis glikogen dari glukosa oleh hati akan naik. Sebaliknya, jikalau banyak kegiatan maka banyak energi untuk kontraksi otot sehingga kadar glukosa dalam darah menurun. Dalam hal ini, glikogen akan diuraikan menjadi glukosa yang selanjutnya mengalami katabolisme menghasilkan energi (dalam bentuk energi kimia, ATP).

Faktor yang penting dalam kelancaran kerja badan yaitu kadar glukosa dalam darah. Kadar glukosa di bawah 70 mg/100ml disebut hipoglisemia. Adapun di atas 90 mg/100 ml disebut hiperglisemia. Hipoglisemia yang serius sanggup berakibat kekurangan glukosa dalam otak sehingga menjadikan hilangnya kesadaran (pingsan).

Hiperglisemia merangsang terjadinya tanda-tanda glukosuria, yaitu ketidakmampuan ginjal untuk menyerap kembali glukosa yang telah mengalami filtrasi melalui sel tubuh. Hormon yang mengatur kadar gula dalam darah, yaitu:

1. hormon insulin, dihasilkan oleh pankreas, berfungsi menurunkan kadar glukosa dalam darah;
2. hormon adrenalin, dihasilkan oleh korteks adrenal, berfungsi menaikkan kadar glukosa dalam darah.

Macam-macam proses metabolisme karbohidrat

1. Glikogenesis

Glikogenesis yaitu poses pembentukan glikogen dari glukosa. Proses pembentukan glikogen sebagai berikut.
a. Tahap pertama yaitu pembentukan glukosa-6-fosfat dari glukosa, dengan sumbangan enzim glukokinase dan menerima pemanis energi dari ATP dan fosfat.

b. Glukosa-6-fosfat dengan enzim glukomutase menjadi glukosa-1-fosfat.

c. Glukosa-1-fosfat bereaksi dengan UTP (Uridin Tri Phospat) dikatalisis oleh uridil transferase menghasilkan uridin difosfat glukosa (UDP-glukosa) dan pirofosfat (PPi).

d. Tahap terakhir terjadi kondensasi antara UDP-glukosa dengan glukosa nomor satu dalam rantai glikogen primer menghasilkan rantai glikogen gres dengan pemanis satu unit glukosa.

Istilah yang berafiliasi dengan metabolisme penguraian glukosa sebagai berikut.
– Fermentasi atau peragian yaitu proses penguraian senyawa kimia yang menghasilkan gas. Dalam hal ini yaitu penguraian karbohidrat, etanol, dan CO2.

– Glikolisis yaitu proses penguraian karbohidrat menjadi piruvat.

– Glikolisis anaerob yaitu proses penguraian karbohidrat menjadi laktat tanpa melibatkan O2.

– Respirasi yaitu proses reaksi kimia yang terjadi apabila sel menyerap O2, menghasilkan CO2 dan H2O.

Respirasi dalam arti yang lebih khusus yaitu proses-proses penguraian glukosa dengan memakai O2, menghasilkan CO2, H2O, dan energi (dalam bentuk energi kimia, ATP) yang melibatkan metabolisme glikosis, Daur Krebs, dan fosforilase bersifat oksidasi.

2. Glikolisis

Glikolisis yaitu proses penguraian karbohidrat menjadi piruvat. Karbohidrat di dalam usus yaitu glukosa sesudah melalui dinding usus. 

Glukosa dalam darah sebagian diubah menjadi glikogen. Peristiwa oksidasi glukosa di dalam jaringan terjadi secara bertingkat dan pada tingkat tertinggi dilepaskan energi melalui prosesproses kimiawi (glukosa, glikogen) diubah menjadi piruvat. Piruvat ini merupakan zat antara yang sangat penting dalam metabolisme karbohidrat. Sifat-sifat insiden glikolisis, antara lain:
a. oksidasi glikogen/glukosa menjadi piruvat laktat;
b. sanggup berlangsung secara aerob dan anaerob;
c. diharapkan adanya enzim dan energi;
d. menghasilkan senyawa karbohidrat beratom tiga;
e. terjadi sintesis ATP dari ADP +Pi.

Pada insiden glikolisis aerob dihasilkan piruvat, sedangkan pada glikolisis anaerob dihasilkan laktat
melalui piruvat.
Glukoneogenesis yaitu pembentukan glukosa dari piruvat (kebalikan glikolisis).

Sifat-sifat insiden glukoneogenesis antara lain:
a. merupakan reaksi yang kompleks;
b. melibatkan beberapa enzim dan organel sel, yaitu mitokondrion;
c. terlebih dahulu mengubah piruvat menjadi malat;
d. metabolisme piruvat diangkut ke dalam mitokondrion dengan cara pengangkutan aktif melalui  embran.

Dalam insiden glukoneogenesis diharapkan energi sebanding dengan 12 molekul ATP.

3. Daur Krebs

Piruvat diubah menjadi asam laktat, etanol, dan sebagian asetat. Asetat khususnya asetil koenzim-A sanggup diolah lebih lanjut dalam suatu proses siklis yang disebut bulat trikarboksilat. Hal itu dikemukakan oleh Krebs (1937), sehingga disebut juga Daur Krebs.

Dalam proses siklik dihasilkan CO2 dan H2O, terlepas energi yang mengandung tenaga kimia besar, yaitu ATP (Adenosin Tri Phosfat). Daur Krebs merupakan jalur metabolisme yang utama dari banyak sekali senyawa hasil metabolisme, yaitu hasil katabolisme karbohidrat, lemak, dan protein.

Tahap-tahap daur asam trikarboksilat (Daur Krebs) sebagai berikut.

a. Fase pertama, terurainya asam piruvat terlebih dahulu atas CO2 dan suatu zat yang memiliki atom C (asetat). Senyawa kemudian bersatu dengan koenzim A menjadi asetil koenzim A.

b. Fase kedua, bersatunya asam oksalo asetat dengan asetil koenzim A sehingga tersusun asam sitrat.
Tujuh reaksi dalam Daur Krebs sebagai berikut.
1) Pembentukan sitrat dari oksalo asetat dengan enzim sitratsinase.
2) Pembentukan isositrat dari sitrat melalui cis-akonitat dengan enzim akonitase.
3) Oksidasi isositrat menjadi a-ketoglutarat dengan enzim isositrat dehidrogenase.
4) Oksidasi a-ketoglutarat menjadi suksinat dengan enzim a-ketoglutarat dehidrogenase.
5) Oksidasi suksinat menjadi fumarat oleh enzim suksinat dehidrogenase.
6) Penambahan 1 mol H2O pada fumarat dengan enzim fumarase menjadi malat.
7) Oksidasi malat menjadi oksalo asetat dengan enzim malat dehidrogenase.

Satu molekul asetil co-A dalam Daur Krebs menghasilkan 12 ATP. Adapun satu molekul glukosa akan menghasilkan 38 ATP.

C. Metabolisme Lipid (Lemak)

Lipid (lemak) terdapat dalam semua pecahan badan insan terutama dalam otak. Lipid (lemak) memiliki tugas yang sangat penting dalam proses metabolisme secara umum. Beberapa peranan biologi dari lipid sebagai berikut.

1. Sebagai komponen struktur membran.
2. Sebagai lapisan pelindung pada beberapa jasad.
3. Sebagai bentuk energi cadangan.
4. Sebagai komponen permukaan sel yang berperan dalam proses kekebalan jaringan.
5. Sebagai komponen dalam proses pengangkutan melalui membran.

Lipid yang terdapat sebagai pecahan dari makanan binatang merupakan adonan lipid yang sederhana (terpena dan steorida) dan yang kompleks (triasilgliserol, fosfolipid, sfingolipid, dan lilin) berasal dari tumbuhan maupun jaringan hewan. Dalam verbal dan lambung, lipid tadi belum mengalami pemecahan yang berarti. Setelah berada dalam intestin, lipid kompleks terutama triasilgliserolnya dihidrolisis oleh lipase menjadi asam lemak bebas dan sisa.

Enzim lipase diaktifkan oleh hormon epineprin. Enzim ini dibantu oleh garam asam empedu (terutama asam kholat dan taurokholat) yang disekresikan oleh hati. Fungsi garam tersebut ialah mengemulsi makanan berlemak sehingga terbentuklah emulsi partikel lipid yang sangat kecil. Oleh lantaran itu, permukaan lipid menjadi lebih besar dan lebih gampang dihirolisis oleh lipase. Enzim ini tidak peka terhadap larutan lemak sempurna. Reaksi hidrolisisnya berlangsung sebagai berikut.

Berdasarkan reaksi tersebut sanggup diketahui bahwa lipase pankreas hanya bisa menghidrolisis ikatan ester pada atom C nomor 1 dan 3 yang hasilnya asam lemak bebas dan monoasil gliserol.

Dengan sumbangan misel-misel garam empedu maka asam lemak bebas, monoasil gliserol, kolesterol, dan vitamin membentuk sebuah kompleks yang kemudian melekat (diabsorpsi) pada permukaan sel mukosal. Senyawa-senyawa tersebut selanjutnya menembus membran sel mukosal dan masuk ke dalamnya. Misel-misel garam empedu melepaskan diri dan meninggalkan permukaan sel mukosal.

Dalam sel mukosal, asam lemak bebas monoasil gliserol disintesis kembali menjadi triasil gliserol yang sesudah bergabung dengan albumin, kolesterol, dan lain-lain membentuk siklomikron. Siklomikron tersebut pada kesudahannya masuk ke dalam darah, kemudian hingga ke hati dan jaringan lain yang memerlukannya. Sebelum masuk ke dalam sel, triasil gliserol dipecah dulu menjadi asam lemak bebas dan gliserol oleh lipoprotein lipase.

Katabolisme yaitu proses penguraian dan pembebasan dari zat-zat organik. Asam lemak yaitu suatu senyawa yang terdiri atas panjang hidrokarbon dan gugus karboksilat yang terikat pada ujungnya. Asam lemak memiliki dua peranan fisiologi yang penting, yaitu:

1. pembentuk fosfolipid dan glikolipid yang merupakan molekul amfipotik sebagai komponen membran biologi;

2. sebagai molekul sumber energi.
Proses metabolisme lemak sebagai komponen materi makanan yang masuk ke dalam badan hewan, dimulai dengan proses pencernaannya di dalam usus oleh enzim. Asam lemak bersenyawa kembali dengan gliserol membentuk lemak yang kemudian diangkut oleh pembuluh getah bening. Selanjutnya, lemak disimpan di jaringan adiposa (jaringan lemak).

Jika dibutuhkan, lemak akan diangkut ke hati dalam bentuk lesitin yang dihidrolisis oleh lipase menjadi asam lemak dan gliserol. Gliserol diaktifkan oleh ATP menjadi gliserol fosfat dan kesudahannya mengalami oksidasi, menyerupai glukosa. Rantai karbon asam lemak diolah di dalam mitokondria sehingga dihasilkan asetil koenzim yang selanjutnya sanggup masuk ke dalam Siklus Krebs.

D. Metabolisme Protein

Emil Fisher merupakan orang pertama yang berhasil menyusun molekul protein dengan cara merangkaikan 15 molekul glisin dengan 3 molekul leusin sehingga diperoleh suatu polipeptida.
Molekul protein terdiri atas kesatuan-kesatuan kecil yang disebut asam amino. Asam amino yang satu dengan yang lainnya dihubungkan dengan suatu ikatan yang disebut ikatan peptida.

Ikatan peptida ini akan terwujud apabila deretan karboksil dari asam amino yang satu bergabung dengan deretan amino dari asam amino yang lain. Di dalam penggabungan molekul asam amino itu, akan terlepas satu molekul air. Hal tersebut sanggup dilihat dalam reaksi berikut.

Rangkaian tersebut sanggup diperpanjang ke kiri atau ke kanan berdasarkan kehendak kita. Jika diperpanjang ke kanan harus menyambungkan deretan NH2, sedangkan jikalau ke kiri harus menyambungkan deretan COOH.

Dengan demikian, akan diperoleh molekul protein yang berat molekulnya. Penggabungan molekul-molekul asam amino itu dipengaruhi oleh kegiatan fosforilasi.

Penyusunan protein yang merupakan pecahan dari protoplasma berbentuk suatu rantai panjang, sedangkan molekul protein-protein yang lain menyerupai bola. Hal itu disebabkan oleh banyaknya lekukan pada rantai tersebut.

Pembongkaran protein menjadi asam amino memerlukan sumbangan dari enzim-enzim protease dan air untuk mengadakan proses hidrolisis pada ikatan-ikatan peptida. Hidrolisis ini juga sanggup terjadi, jikalau protein dipanasi, diberi basa, atau diberi asam.

Dengan cara demikian, kita sanggup mengenal macam-macam asam amino yang tersusun di dalam suatu protein. Namun, kita tidak sanggup mengetahui urut-urutan susunannya ketika masih berbentuk molekul protein yang utuh. Di samping itu, asam amino sanggup dikelompokkan menjadi asam amino esensial dan asam amino nonesensial.

Asam amino esensial atau asam amino utama yaitu asam amino yang sangat diharapkan oleh badan dan harus didatangkan dari luar badan insan lantaran sel-sel badan insan tidak sanggup mensintesis sendiri. Asam amino esensial hanya sanggup disintesis oleh sel-sel tumbuhan. Contoh asam amino esensial, yaitu leusin, lisin, histidin, arginin, valin, treonin, fenilalanin, triptofan, isoleusin, dan metionin.

Asam amino nonesensial yaitu asam amino yang sanggup disintesis sendiri oleh badan manusia. Contohnya: tirosin, glisin, alanin, dan prolin. Fungsi protein bagi badan sebagai berikut.
1. Membangun sel-sel yang rusak.
2. Sumber energi.
3. Pengatur asam basa darah.
4. Keseimbangan cairan tubuh.
5. Pembentuk antibodi.

Konsentrasi normal asam amino dalam darah berkisar antara 35–65 mg. Asam amino merupakan asam yang relatif kuat, sehingga di dalam darah dalam keadaan terionisasi. Konsentrasi beberapa asam amino dalam darah diatur dalam batas tertentu oleh sintesis selektif pada pecahan sel dan ekskresi selektif oleh ginjal.

Hasil simpulan pencernaan protein dalam akses pencernaan hampir seluruhnya asam amino dan hanya adakala polipeptida atau molekul protein diabsorpsi. Setelah itu asam amino dalam darah meningkat, tetapi kenaikannya hanya beberapa mg. Hal itu dikarenakan sebagai berikut.

1. Pencernaan dan perembesan protein biasanya berlangsung lebih dari 2–3 jam, sehingga hanya sejumlah kecil asam amino diabsorpsi pada ketika itu.

2. Setelah masuk ke dalam darah, asam amino yang berlebihan diabsorpsi dalam waktu 5–10 menit oleh sel di seluruh tubuh.

Oleh lantaran itu, hampir tidak pernah ada asam amino yang konsentrasinya tinggi dalam darah. Namun, turn over rate asam amino demikian cepat sehingga banyak protein (dalam gram) sanggup dibawa dari satu pecahan badan ke pecahan lain dalam bentuk asam amino setiap jamnya.

Pada hakikatnya semua molekul asam amino terlalu besar untuk berdifusi melalui pori membran sel. Mungkin sejumlah kecil sanggup larut dalam matriks sel dan berdifusi ke dalam sel dengan cara lain. Namun, sejumlah besar asam amino sanggup ditranspor melalui membran hanya oleh transpor aktif yang memakai prosedur karier.

Salah satu fungsi transpor karier asam amino yaitu untuk mencegah kehilangan asam amino dalam urine. Semua asam amino sanggup ditranspor secara aktif melalui epithel tubulus proximalis yang mengeluarkan asam amino dari filtrat glomerulus dan mengembalikannya ke darah.

Namun, pada tubulus ginjal terdapat batas kecepatan di mana setiap jenis asam amino sanggup ditranspor. Berdasarkan alasan ini, apabila sejenis konsentrasi asam amino meningkat terlalu tinggi dalam plasma dan filtrat glomerulus, maka kelebihan yang sanggup direabsorpsi secara aktif hilang dan masuk ke dalam urine.

Pada orang normal, kehilangan asam amino dalam urine setiap hari tidak berarti. Jadi, hakikatnya semua asam amino yang diabsorpsi dari akses pencernaan dipakai oleh sel. Segera  setelah asam amino masuk ke dalam sel, di bawah efek enzim-enzim intrasel akan dikonjugasi menjadi protein sel.

Oleh lantaran itu, konsentrasi asam amino di dalam sel selalu rendah. Penyimpanan asam amino dalam jumlah besar terjadi di dalam sel dalam bentuk protein. Akan tetapi, banyak protein intrasel sanggup dengan gampang dipecahkan kembali menjadi asam amino di bawah efek enzim-enzim pencernaan lisosom intrasel. Asam amino ini selanjutnya sanggup ditranspor kembali ke luar sel masuk ke dalam darah. Beberapa jaringan tubuh, menyerupai hati, ginjal, dan mukosa usus berperan untuk menyimpan protein dalam jumlah yang besar.

E. Hubungan Metabolisme Karbohidrat dengan Metabolisme Lemak dan Protein

Hasil pencernaan lemak (asam lemak dan gliserol) dan protein (asam amino) masuk ke dalam jalur respirasi sel pada titik-titik yang diperlihatkan. Beberapa titik yang sama bekerja untuk mengalirkan kelebihan zat intermedier ke dalam jalur anabolisme ke sintesis lemak dan asam amino tertentu.

Daur Krebs merupakan jalur metabolisme yang utama dari banyak sekali hasil metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein. Hasil dari Siklus Krebs yaitu energi ATP, CO2, dan H2O. Hal itu terjadi pada makhluk hidup aerob, sedangkan pada makhluk hidup anaerob tidak memakai metabolisme Daur Krebs sebagai penghasil energinya.

Glikolisis anaerob yaitu proses penguraian karbohidrat menjadi laktat melalui piruvat tanpa melibatkan O2. Fermentasi alkohol yaitu proses oksidasi glukosa yang menghasilkan etanol dan CO2.


Sumber http://sekolah-matematika-sains.blogspot.com

Berlangganan Informasi Terbaru:

0 Response to "Metabolisme Organisme, Katabolisme, Anabolisme, Siklus Krebs, Glikolisis, Apoenzim, Koenzim."

Posting Komentar