√ Cafe Vintage Bermunculan, Bisnis Kerajinan Pernik Jadul Kelarisan!
Memasuki salah satu rumah di Ngringo, Jaten, Karanganyar, seketika nuansa jadul kembali muncul. Tiap pajangan ruangan membawa kenangan ke tahun 60-an hingga 90-an. Ya, pemilik rumah merupakan salah seorang pelaku bisnis kerajinan pernak-pernik cafe jadul yang berinisiatif menyulap limbah bekas menjadi berbagai produk unik bernilai jual tinggi.
Perjalanan Teguh Wiyono berbagi bisnis kerajinan daur ulang limbah ini cukup panjang. Berawal dari hobi corat-coret goresan pena dan gambar, satu waktu ia mendapat anjuran menuangkan keahliannya tersebut pada media lain. Ia diminta menciptakan hiasan cafe dengan konsep dari sang pemilik.
Namun, sebagai seniman, jiwa seni Teguh mendorongnya menambahkan variasi dalam desain tersebut. Gayung bersambut, sang pemilik cafe menyenangi desain tambahan dari Teguh. Teguh menyebut momen tersebut sebagai turning point dalam karirnya sebagai perajin.
“Basic awal pertama memang ada satu niatan untuk mencoba keahlian corat-mencoret. Kemudian ada yang tiba memperlihatkan satu seruan secara khusus. Kalo kemaren secara kriteria itu minuman kemudian kita ejekan desain yang variatif kemudian diterima dari pasar begitu,” kenang Teguh.
Yang menarik dari tiap desain Teguh ialah keberaniannya mengeksplor warna-warna cerah. Alhasil sebuah karya yang tak hanya bernuansa jadul, tapi juga menggambarkan keriangan dan suka cita. Desain menyerupai ini cocok untuk tempat-tempat nongkrong atau sekedar berkumpul bersama keluarga.
Tak ayal banyak pemilik cafe khususnya dari Solo yang memakai jasanya untuk menambahkan nilai estetik dalam desain interior tempat mereka. Tak jarang teguh mencari wangsit lewat selancar dunia maya, kemudian menggabungkannya dengan seruan klien.
data-ad-client="ca-pub-6037247388376359"
data-ad-slot="5485024081"
data-ad-format="link">
“Ini jikalau secara riil banyak pedagang yang masuk kesini terutama pasar di tempat kota solo. Luar kota itu ada masuk tim sendiri, tim online dan tim freelance. Ada juga klien yang tiba secara pribadi ketempat kami,” lanjut Teguh.
Menurut Teguh, kebanyakan kliennya tersebut, memperlihatkan keleluasaan penuh untuk mengeksplor desain-desainnya. Teguh bersyukur alasannya ialah menurutnya hal itulah yang diharapkan seniman semoga tidak haus akan karya-karya penuh penjiwaan.
Tolak Permintaan Karena Banjir Orderan
Pasar pernak-pernik jadul buatan Teguh terus berkembang. Merebaknya tempat nongkrong dan cafe anak muda, membuatnya terus kebanjiran order. Apalagi belum banyak bisnis kerajinan pernak pernik menyerupai yang dijalankan Teguh.
Meski begitu, Teguh tak serta merta merayakan minimnya kompetitor. Ia tak hanya berorientasi pada seni dan materi, tetapi juga kepuasan pelanggan. Itulah yang menciptakan ia mendapat banjir orderan.
“Ya kembali itu seruan dari pasar alasannya ialah dari pasar pun mereka mendapat satu orderan yang sama, jadi mereka minta satu nuansa usang dan kesannya itu merebak menyerupai isu terkini musim aksesoris di cafe itu,” ungkapnya.
Menurut Teguh, ketika ini seruan paling banyak pernik dari papan bekas wadah buah. Ia mencari papan yang sudah ta terpakai, kemudian ia bongkar dan dirangkai kembali menjadi media iklan jadul. Selain itu, banyak klien yang membawa barang bekas lain menyerupai kaleng kerupuk, teko teh, dan lainnya.
“Ada juga materi bekas ada juga kalo yang terbanyak itu dari yang mereka punya sendiri mereka tiba kesini bawa barang atau mereka punya suruh ambil logam terutama,” lanjutnya.
Meski terus ramai, bisnis kerajinan Teguh bukan tanpa kendala. Saking ramainya, ia harus beberapa kali menolak pesanan, alasannya ialah kurangnya perajin yang membantu. Salah satu yang krusial berdasarkan Teguh, yaitu tenaga andal dalam pewarnaan dan melukis pola.
“Kalau secara kesulitan sih bekerjsama tidak ada cuman kekurangan tenaga ahli. Kaprikornus seruan yang banyak kemudian kita membutuhkan tenaga andal itu yang kita butuhkan dan hingga hari ini kita kurangnya dibagian itu,” keluh Teguh.
Namun uniknya lagi, Teguh tidak mau terlalu diburu-buru oleh para pemesan. Karena itu, sementara ini ia lebih menentukan untuk menjadi pemasok reguler di sentra kerajinan Pasar Triwindu Solo. Dalam sehari, Teguh dan sejumlah karyawannya bisa mengerjakan dua hingga empat pesanan pernik.
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-6037247388376359"
data-ad-slot="7037953167">
Produk kerajinan jadul tersebut dibandrol harga yang variatif, tergantung ukuran produk dan rumitnya desain yang dibuat. Harganya mulai dari yang termurah 30 ribu hingga ratusan bahkan jutaan ribu rupiah.
Tim Liputan BisnisUKM.com
(/ Rizki B. P)
Kontributor BisnisUKM.com wilayah Solo Raya
Sumber aciknadzirah.blogspot.com
0 Response to "√ Cafe Vintage Bermunculan, Bisnis Kerajinan Pernik Jadul Kelarisan!"
Posting Komentar