√ Membedah Kesuksesan Sambel Keju Tjap Ambu
BANDUNG- Dasar seniman, Rofiqoh Djawas (33) menganggap produknya tak ubah sebagai karya seni. Sejak tahun 2006 lalu, perempuan kelahiran Indramayu 22 Desember 1983 ini menciptakan produk ‘Sambel Keju Tjap Ambu’.
Jatuh bangkit dialami Djawas saat membangun bisnis ini. Dengan modal Rp 90 ribu, sekarang paling top ia bisa meraup omset sampai Rp 23 juta per hari. Bagaimana ceritanya?
Rofiqoh mengaku, memang tak ingin asal-asalan dalam menggarap detail produk. Menurutnya, konsep lebih baik dimaksimalkan semenjak awal daripada di tengah jalan. Dari mulai bahan, kemasan sampai konsep iklan harus diperhatikan betul.
Sengaja Membuat Iklan Bertemakan Seni
“Kuncinya mengolah sasaran market sambel keju menjadi rupiah. Karakter sasaran market harus kita susuri sendiri,” ujar Rofiqoh.
Lulusan S2 Seni Rupa Institut Teknologi Bandung (ITB) ini memaksimalkan digital marketing. Dia menentukan fans page Facebook (FB) untuk mempromosikan Sambel Kejunya. Dari situ, penjualannya cenderung meningkat bahkan bisa membawahi ratusan reseller.
Karena punya latar belakang dalam bidang seni dan desain, itu memudahkan Djawas untuk menciptakan tema iklan. Dalam hal ini, menurutnya harus mengikuti warta yang sedang menjadi trend.
Selain itu, usia sampai kultur dan background sasaran market pun harus dikenali secara serius. Bilamana tidak sempurna sasaran, ia bilang, tentu saja akan sia-sia.
data-ad-client="ca-pub-6037247388376359"
data-ad-slot="5485024081"
data-ad-format="link">
“Sekarang saya sedang fokus menyasar sasaran ketofatosis buat pendukung diet, bila iklan memang tergantung momen,” ucap Rofiqoh sembari menyebut sasaran marketnya ialah perempuan kalangan menengah ke atas.
Baca Juga Artikel Ini :
Bisnis Sambal Kemasan, Untungnya Sepedas Rasanya
Untuk para reseller, ia sengaja tidak menyumbat kreatifitas mereka. Artinya, Djawas mempersilahkan untuk mempromosikan produknya dengan cara apapun. Sementara syarat menjadi reseller, yaitu harus membeli 24 botol. Dia mewajibkan setiap resellernya merasakan Sambel Keju lebih dulu sebelum berani menjual.
“Karena bila belum apa-apa sudah mau jualan sebelum memakai produknya berarti bukan mental pedagang,” tuturnya.
Rofiqoh tak lepas tangan, para resellernya tetap ia berikan wawasan mengenai marketing. Bahkan ia tak mempermasalahkan bila ada yang memasang iklan menyerupai dirinya.
“Sejauh ini saya bilang sama reseller, bila mau bisnis harus yakin bisa laku. Kalau tidak yakin saya enggak berani menjual jadi reseller,” katanya.
Awal terjun di bisnis ini, ia melaksanakan survei lebih dulu. Dimana teman-temannya banyak yang menggemari sambal. Namun Rofiqoh merasa perlu berinovasi menciptakan produk olahan cabe yang berbeda. Dia memadukannya dengan keju.
“Bahkan waktu awal bikin saya bikin logonya dulu sebelum produknya,” kata Rofiqoh.
Untuk satu botol Sambel Keju Tjap Ambu ia banderol Rp 65 ribu sampai Rp 85 ribu. “Kalau rasanya ada yang original, terus ada yang medium sama ekstra hot,” pungkasnya.
Tim Liputan BisnisUKM
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-6037247388376359"
data-ad-slot="7037953167">
(R. Nurdian)
Kontributor BisnisUKM.com Wilayah Bandung
Sumber aciknadzirah.blogspot.com
0 Response to "√ Membedah Kesuksesan Sambel Keju Tjap Ambu"
Posting Komentar