Sosiologi Pendidikan: Definisi Dan Teorinya
Sosiologi pendidikan mempelajari kekerabatan antara pendidikan dan masyarakat. Cakupan objek kajian sosiologi pendidikan cukup luas, mencakup teori dan riset yang fokus pada bagaimana pendidikan sebagai sebuah institusi sosial saling berkorelasi atau mempengaruhi institusi sosial lain dan struktur sosial yang lebih luas. Faktor-faktor sosial yang membentuk kebijakan-kebijakan, praktik, pola perilaku, dan hasil dari proses belajar-mengajar masuk dalam kajian sosiologi pendidikan.
Bagaimana definisi pendidikan dari perspektif sosiologi?
Masyarakat pada umumnya melihat pendidikan sebagai sarana mobilitas sosial, pengembangan diri, karir, dan kendaraan untuk meraih kesuksesan masa depan. Pembelajar sosiologi, melihat pendidikan secara lebih kritis, yaitu bagaimana asumsi-asumsi tersebut bahwasanya dibuat dan beroperasi dalam masyarakat. Misalnya, terkait fungsi sosial pendidikan, bagaimana proses sosialisasi yang mereproduksi ketimpangan gender dan kesenjangan kelas muncul. Pertanyaan wacana fakta sosial apa yang direproduksi oleh pendidikan ketika ini menjadi pertanyaan masuk akal dikalangan pembelajar sosiologi. Apakah sistem pendidikan yang ada ketika ini justru menghasilkan hierarki kelas, kesenjangan ekonomi, dan ketimpangan gender di masa depan? Pendekatan teoritis sosiologi pendidikan ini banyak bersumber dari goresan pena sosiolog Asshley Crossman wacana sosiologi pendidikan.
Baca juga: Objek Kajian Sosiologi
Pendekatan teoritis dalam sosiologi pendidikan
Teori fungsionalisme
Tokoh sosiologi klasik Emile Durkheim yaitu salah satu teoritisi fungsi sosial dalam pendidikan. Durkheim meyakini bahwa pendidikan moral dibutuhkan untuk membangun dan menjaga solidaritas sosial di masyarakat. Solidaritas sosial yang menguat mengurangi munculnya tanda-tanda disintegrasi sosial dan masalah-masalah sosial lainnya. Pendidikan moral yaitu sarana menuju sebuah tatanan kehidupan sosial yang harmonis. Pandangan menyerupai ini menempatkan durkheim sebagai penggagas perspektif fungsionalisme dalam pendidikan. Teori fungsionalisme menekankan pada perkiraan bahwa bentuk institusi sosial lain di masyarakat seperti, politik, agama, norma, nilai moral, dan tabiat sangat tergantung pada proses sosialisasi yang terjadi dalam institusi pendidikan. Menurut pandangan ini, fungsi sosialisasi dalam pendidikan diarahkan untuk menghasilkan kontrol sosial atau pengendalian sosial dan mengurangi sikap menyimpang.
Baca juga Pengendalian Sosial: Pengertian dan Bentuknya
Teori interaksionisme simbolik
Pendekatan ini fokus pada proses interaksi dalam institusi pendidikan menyerupai sekolah dan outcome dari interaksi tersebut. Sebagai contoh, interaksi antara guru dan murid di sekolah. Teori interaksionalisme simbolik melihat bagaimana karakteristik sosial membentuk interaksi sosial menyerupai interaksi antar gender, kelas, ras, dan sebagainya, dan bagaimana interaksi tersebut membuat ekspektasi antara guru dan murid.
Guru mengharapkan sikap tertentu dari murid tertentu, begitu pula murid pada guru. Guru menaruh ekspektasi tertentu pada murid wanita untuk berperilaku yang berbeda dengan murid laki-laki. Misalnya, murid wanita tidak dibutuhkan menerima nilai tinggi dalam mata pelajaran olah raga. Mengapa demikian?
Contoh lain, di Indonesia, tanda-tanda menurunnya praktik kekerasan oleh guru kepada murid sedang menurun. Hal ini dipicu oleh peraturan yang melarang penggunaan kekerasan di sekolah. Dampak manifest-nya yaitu sekolah menjadi arena mencar ilmu yang nirkekerasan. Dampak latennya yaitu sekolah murid menjadi semakin berani atau guru yang semakin takut akan tuntutan aturan yang sanggup saja menimpanya. Peraturan yang mengarahkan pada nirkekerasan mengandung ekspektasi dari luar bagaimana interaksi guru dan murid seharusnya.
Teori konflik
Pendekatan teori konflik dalam sosiologi pendidikan terinspirasi Karl Marx yang mengkaji kekerabatan antara pekerja dan pemilik faktor produksi dalam sistem ekonomi kapitalisme. Teori konflik dalam sosiologi pendidikan mempunyai fokus pemeriksaan pada bagaimana institusi pendidikan berkontribusi pada reproduksi hierarki dan kesenjangan sosial dalam masyarakat. Pendekatan ini pada awalnya melihat bahwa institusi pendidikan menyerupai sekolah atau universitas merefleksikan sebuah hierarki menurut kelas, gender, ras, dan sebagainya. Perbedaan tersebut justru direproduksi oleh proses pendidikan. Misalnya wacana bagaimana mahasiswa dari kelas sosial tertentu, ras tertentu atau gender tertentu mempunyai potensi lebih besar untuk menjadi pekerja atau manajer dibanding mahasiswa lainnya.
Baca juga Teori Sosiologi: Daftar Lengkap
Pendekatan konflik juga mengasumsikan bahwa sistem pendidikan yang berlaku beserta kurikulumnya yaitu produk dari kekuasaan yang sedang dominan, dari nilai-nilai dan keyakinan yang dimiliki oleh mayoritas. Kecenderungannya adalah, nilai-nilai tersebut memproduksi proses pendidikan yang mengesampingkan kelompok-kelompok minoritas berdasarkan, kelas, gender, agama, ras, dan lain-lain. Dengan memakai teori konflik, pendidikan dilihat sebagai institusi sosial yang mereproduksi kekuasaan, dominasi, opresi, dan ketimpangan dalam masyarakat.
Baca juga: Apa itu sosiologi?
Sumber aciknadzirah.blogspot.com
0 Response to "Sosiologi Pendidikan: Definisi Dan Teorinya"
Posting Komentar