Teori Evolusi Charles Darwin; Pengertian, Fakta Pendukung, Kebenaran, Dan Kontra Tanggapannya

Hai.. apa kabar..? Hari yang cerah ya?
Pada postingan kali ini, saya akan menjelaskan mengenai sebuah teori yang hingga kini masih kontroversial (pro-kontra) yakni Teori Evolusi.

Mudah-mudahan kalian tidak bosan membaca hingga selesai goresan pena ini. Kalau toh lelah.., pastikan kalian juga membaca penolakan beberapa andal ihwal teori ini, padabagian selesai goresan pena ini. Kalian bisa bandingkan argumen masing-masing, sambil membandingkan fakta-fakta yang dipakai oleh masing-masing kelompok ahli.

A. Pengertian Evolusi

Evolusi pada makhluk hidup yaitu perubahan yang dialami makhluk hidup secara berangsur-angsur dalam waktu yang usang sehingga terbentuk spesies baru. Kajian yang membahas ihwal insiden makhluk hidup yang bisa beraneka ragam di bumi ini disebut dengan Teori Evolusi.

Para ilmuwan biologi, ibarat Charles Darwin (Inggris, 1809– 1882) menyatakan bahwa makhluk hidup selalu mengalami perubahan secara berangsur-angsur dalam waktu yang relatif lama. Dengan adanya perubahan tersebut, menimbulkan timbulnya sifat-sifat baru.

Sifat gres yang mula-mula merupakan penyimpangan sedikit dari sifat asli, namun lantaran berlangsung terus-menerus dalam waktu yang usang kesudahannya menimbulkan munculnya jenis makhluk hidup gres dengan sifat yang berbeda dari sifat asal makhluk hidup tersebut.

Para andal biologi telah mengakui bahwa makhluk hidup yang ada kini berasal dari makhluk hidup pada masa lalu. Bukti adanya petunjuk kehidupan pada masa kemudian yang berbeda terdapat pada tiap-tiap lapisan bumi dengan adanya perubahan yang kasatmata dari masa ke masa. Lapisan bumi yang paling atas mengatakan adanya aktivitas pada masa yang paling muda.

Makin ke bawah, memberi petunjuk pada masa yang lebih tua. Spesies-spesies yang hidup pada lapisan bumi yang atas, berasal dari kehidupan pada lapisan bumi di bawahnya. Begitu seterusnya, sehingga makhluk hidup yang ada kini berasal dari makhluk hidup pada masa lampau yang mengalami beberapa perubahan melalui insiden evolusi.

B. Petunjuk-Petunjuk Evolusi

Petunjuk evolusi dipakai untuk menjawab kebenaran ihwal adanya evolusi. Petunjuk evolusi berupa fakta-fakta yang terdapat di bumi yang mendukung insiden evolusi sebagai berikut.

1. Variasi dari Individu-Individu dalam Satu Keturunan

Kenyataan di alam tidak pernah ditemukan individu yang sama persis, meskipun dalam satu keturunan. Adanya perbedaan tersebut menimbulkan variasi. Individu yang mengalami variasi disebut varian. Darwin beropini variasi-variasi tersebut dipengaruhi oleh faktor dari luar, misal makanan, suhu, dan tanah.

Jika individu yang telah mengalami perubahan berada pada tempat yang berbeda dari asalnya, dalam perkembangannya akan mengalami perubahan yang sifatnya menetap dan akan makin berbeda dengan nenek moyang dari tempat asal-usulnya. Darwin juga beropini pada insiden domestikasi spesies yang dimuliakan, insan berasal dari spesies liar yang kemudian mengalami perubahan yang kesudahannya terjadi variasi. Terjadinya variasi dipakai sebagai petunjuk adanya evolusi yang mengarah pada terbentuknya spesies-spesies baru.

2. Petunjuk Fosil dari Berbagai Lapisan Bumi

Fosil dipakai sebagai petunjuk evolusi lantaran merupakan sisa-sisa binatang dan tumbuhan yang telah membatu yang berada pada lapisan-lapisan bumi. Lapisan-lapisan bumi mengatakan tingkat usia bumi sehingga sanggup dijadikan petunjuk adanya binatang atau tumbuhan pada masa-masa tertentu. Umur fosil ditentukan berdasarkan lapisan bumi tempat fosil ditemukan.

Dengan membandingkan macam-macam fosil dari banyak sekali lapisan bumi diperoleh petunjuk bahwa telah terjadi evolusi. Adanya perubahan bentuk-bentuk fosil dari lapisan bumi yang renta ke lapisan
bumi yang muda, merupakan petunjuk mengenai adanya evolusi.

Ditemukannya fosil kuda secara lengkap pada setiap zaman geologi mengatakan adanya perubahan secara berangsur-angsur dalam waktu yang usang sesuai dengan perubahan masa. Kuda yang pertama ditemukan disebut Eohippus yang hidup pada zaman Eosin 60 juta tahun yang lalu.

Perubahan-perubahan yang terjadi dari Eohippus hingga Equus yaitu sebagai berikut.

a. Ukuran dari sebesar kucing berkembang hingga menjadi sebesar kuda ibarat sekarang.

b. Perkembangan kepala makin besar sehingga jarak antara ujung verbal dengan mata makin panjang.

c. Leher makin tumbuh panjang dan gampang digerakkan.

d. Perkembangan geraham depan dan belakang makin tepat untuk menghancurkan masakan (rumput)
    secara mekanis.

e. Anggota badan makin panjang, sehingga kemampuan berlari makin cepat.

f. Perubahan bentuk dan jumlah jari kaki dari berjumlah 5 hingga tinggal satu jari yang tumbuh membesar dan
   panjang. Jari ke-2 dan ke-4 mereduksi hingga tidak berfungsi lagi.

3. Homologi Antar  organ-organ pada Makhluk Hidup

Homologi yaitu organ-organ yang mempunyai bentuk asal sama dan kemudian berubah strukturnya
sehingga fungsinya berbeda. Homologi dipakai sebagai petunjuk evolusi dengan membandingkan asal-usul organ-organ makhluk hidup tersebut dari banyak sekali spesies. Contoh, tangan insan homolog dengan kaki depan kucing, kuda, buaya, dan vertebrata lainnya, namun fungsi dari anggota depan masing- masing spesies tersebut berbeda. Sebaliknya, organ-organ yang sama fungsinya tetapi mempunyai asal permintaan yang berbeda disebut analog. Contoh, sayap burung analog dengan sayap serangga. Macam-macam anggota gerak itu pada spesies-spesies tersebut mengalami modifikasi yang adaptif.

4. Embriologi Perbandingan dalam Perkembangan Makhluk Hidup 

Embriologi yaitu ilmu yang mempelajari ihwal perkembangan embrio. Perkembangan embrio mengatakan adanya kesamaan pada fase-fase perkembangannya. 

Haeckel (1834–1919) mengemukakan Teori Rekapitulasi yang menyatakan bahwa suatu organisme atau individu dalam perkembangannya (ontogeni) cenderung untuk merekapitulasi tahap-tahap perkembangan yang telah dilalui nenek moyangnya (filogeni). 

Filogeni yaitu sejarah perkembangan organisme dari filum paling sederhana hingga paling sempurna. Ontogeni yaitu sejarah perkembangan organisme dari zigot hingga dewasa. Ontogeni organisme merupakan ulangan dari sejarah perkembangan evolusi atau dengan kata lain ontogeni merupakan ulangan singkat dari filogeni. 

Dalam embriologi perbandingan terdapat kekerabatan kekerabatan pada Vertebrata yang ditunjukkan adanya persamaan bentuk perkembangan yang dialami dari zigot hingga embrio. Makin banyak persamaan yang dimiliki embrio-embrio mengatakan makin dekatnya kekerabatan kekerabatan.

5. Pengaruh Penyebaran Geografis Makhluk Hidup

Letak geografis besar lengan berkuasa terhadap faktor-faktor utama yang memilih banyak sekali tipe atau karakteristik habitat tertentu. Iklim merupakan faktor utama yang memilih tipe tanah maupun spesies tumbuhan yang tumbuh di tempat tersebut. 

Sebaliknya jenis tumbuhan yang ada memilih jenis binatang dan mikroorganisme yang akan menghuni tempat tersebut. Pada dasarnya iklim tergantung pada matahari.

Matahari bertanggung jawab tidak hanya sebagai intensitas cahaya yang tersedia untuk proses fotosintesis tetapi juga temperatur pada umumnya. Komponen iklim lain yang memilih organisme apa yang sanggup hidup di suatu tempat yaitu kelembapan. 

Curah hujan yang banyak diharapkan untuk mendukung pertumbuhan pohon-pohon yang besar, sedangkan curah hujan yang sedikit membantu komunitas yang didominasi oleh pohon-pohon pendek, semak belukar, dan rumput. Dengan demikian iklim merupakan salah satu faktor utama terbentuknya daerah-daerah biografi. 

Daerah tempat biografi menekankan terutama pada sejarah evolusi (perkembangan) dari kelompok-kelompok organisme. Dari mana mereka berasal, bagaimana mereka menyebar, dan bagaimana distribusinya pada masa kini sanggup menjelaskan ihwal sejarahnya pada masa lalu.

C. Mekanisme Evolusi

Tidak ada makhluk hidup yang sama persis meskipun berada dalam satu spesies. Keberadaan macam-macam karakteristik yang dimiliki individu berperan sebagai pembeda antara individu yang satu dengan yang lain. 

Sifat-sifat yang berbeda yang terdapat pada individu-individu dalam satu spesies disebut variasi. Individu yang mengalami variasi disebut varian. Jika satu spesies hidup pada suatu tempat yang berbeda dari asal-usulnya, keturunan-keturunan berikutnya akan mengalami perubahan sehingga spesies tersebut tidak sama dengan spesies dari asal usulnya, dengan demikian muncul varian.

Sifat dan karakteristik yang dimiliki suatu individu ditentukan oleh gen. Perubahan yang terjadi pada gen menimbulkan terjadinya perubahan sifat pada individu. Faktor-faktor apa saja yang menimbulkan perubahan gen? Perubahan gen disebabkan adanya mutasi gen dan rekombinasi gen. Mutasi gen yaitu perubahan susunan kimia dari suatu gen. 

Mutasi gen merupakan prosedur evolusi yang sangat penting. Pewarisan sifat dari induk ke generasi berikutnya terjadi melalui gamet induk. Kenyataan itu menimbulkan setiap gamet mengandung beribu-ribu gen, setiap individu menghasilkan beribu-ribu gamet, sehingga jumlah generasi yang terjadi sedemikian banyak selama masih adanya spesies tersebut. 

Berdasarkan kenyataan tersebut, sanggup diprediksi jumlah mutasi gen melalui laju mutasi gen dari suatu spesies. Pemunculan mutasi gen seolah-olah terjadi secara spontan, contohnya di antara seribu biji yang normal ditemukan satu biji yang tidak normal. Biji yang tidak normal tersebut menghasilkan embrio yang abnormal. 

Hal ini terjadi melalui mutasi gen sehingga laju mutasi impulsif pada biji tersebut dikatakan 1 : 1.000 atau 10–3. Laju mutasi suatu spesies yaitu angka-angka yang mengatakan jumlah gen-gen yang bermutasi di antara seluruh gamet yang dihasilkan oleh satu individu dari suatu spesies. 

Angka laju mutasi gen yang menguntungkan sangat kecil, yaitu sekitar 1 : 1.000. Akan tetapi, lantaran jumlah generasi selama spesies tersebut hidup cukup besar, maka jumlah mutasi yang menguntungkan mencapai angka yang cukup besar pula. Misalnya terdapat data sebagai berikut.

1. Angka laju mutasi per gen yaitu 1 : 200.000.
2. Jumlah gen dalam individu yang bisa bermutasi sebesar  1.000.
3. Perbandingan antara mutasi gen yang menguntungkan dengan mutasi yang terjadi yaitu 1 : 1.000.
4. Jumlah populasi spesies 100.000.000.
5. Jumlah generasi selama spesies itu ada sebesar 5.000.

Apabila mutasi yang menguntungkan cukup besar, hal ini memberi peluang munculnya spesies yang adaptif menjadi besar pula. Adanya insiden mutasi gen yang menguntungkan, memunculkan spesies dengan sifat:

1. lebih adaptif;
2. daya fertilitas dan daya ketahanan spesies meningkat;
3. sifat gres yang menguntungkan.

Evolusi terjadi lebih berpeluang disebabkan adanya mutasi gen yang menguntungkan pada individu setiap spesies. Seperti halnya suksesi (persebaran kronologi makhluk dalam suatu daerah), evolusi memunculkan individu-individu (spesies-spesies) yang berbeda pada setiap masanya. 

Awal mula suksesi, spesies yang hidup pada suatu tempat dan waktu tertentu hanya dihuni oleh beberapa spesies yang bisa menyesuaikan diri terhadap lingkungan awalnya. 

Pada tahap berikutnya, spesies-spesies yang usang akan mati meninggalkan materi-materi fisik tertentu. Proses pelapukan maupun penambahan unsur hara menimbulkan terjadinya perubahan kondisi fisik lingkungan. 

Perubahan itu memungkinkan hidupnya spesies-spesies gres yang lebih cocok untuk penyesuaian terhadap lingkungan tersebut. Evolusi juga didukung adanya faktor-faktor sebagai berikut.

1. Seleksi Alam

Alam mengadakan seleksi terhadap makhluk hidup yang ada di dalamnya. Hanya makhluk hidup yang dapat
menyesuaikan diri yang bisa bertahan hidup dan berkembang biak, sedangkan yang tidak bisa menyesuaikan diri akan punah dan gagal melangsungkan kehidupannya.

2. Migrasi

Migrasi yaitu perpindahan spesies-spesies ke tempattempat baru. Perpindahan tersebut menghasilkan pola kehidupan gres yang mendukung terjadinya perubahan pada spesies-spesies tersebut. Pada tempat yang gres generasigenerasi yang muncul akan berbeda dari spesies-spesies nenek moyang asal-usulnya.

3. Rekombinasi Gen

Rekombinasi gen terjadi melalui perkawinan yang menimbulkan perubahan frekuensi gen pada generasi berikutnya. Melalui perkawinan silang, akan dihasilkan varietas baru. Varietas gres ini terjadi akhir pembuahan atau penyerbukan dari individu lain sehingga terjadi rekombinasi gen. 

Rekombinasi gen-gen yang disebabkan oleh perkawinan silang merupakan dasar terjadinya evolusi, lantaran melalui rekombinasi memungkinkan adanya variasi baru. 

Apabila varietas-varietas gres yang terbentuk menempati tempat yang sangat berbeda dan tidak memungkinkan terjadinya nterhibridisasi, dua varietas gres tersebut akan mengalami perubahan-perubahan yang pada kesudahannya akan menjadi dua spesies yang berbeda.

Rekombinasi dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut.

1. Isolasi Reproduksi

Apabila dua spesies yang asal-usulnya sama, kemudian terjadi perubahan yang fundamental sehingga menimbulkan tidak terjadinya kesamaan alat reproduksi dan tidak terjadi interhibridisasi, maka spesies tersebut menjadi dua kelompok populasi simpatrik (populasi yang berbeda spesies).

2. Isolasi Geografis

Isolasi geografis merupakan pemisahan kedua spesies simpatrik lantaran letak geografis yang menimbulkan tidak terjadinya interhibridisasi.

3. Domestikasi

Penjinakan hewan-hewan liar menjadi binatang peliharaan disebut domestikasi. Domestikasi menimbulkan terjadinya penyimpangan dari keadaan aslinya sehingga mengarah pada terbentuknya spesies baru. Secara alami, hewanhewan peliharaan akan memisahkan diri dari hewan-hewan liar dan mempersempit peluang terjadinya interhibridisasi.

4. Peristiwa Poliploidi

Poliploidi yaitu suatu keadaan yang tidak normal, dimana jumlah kromosom menjadi berlipat ganda sehingga tidak mewarisi sifat dari induknya dan menimbulkan terbentuknya spesies baru. Peristiwa poliploidi antara lain dipengaruhi oleh radiasi dan zat kimia tertentu.

D. Perkembangan Teori Evolusi

Walaupun telah banyak para andal yang mengemukakan ihwal evolusi, namun Darwinlah yang dianggap sebagai orang yang mencetak Teori Evolusi. Teori Evolusi didasarkan pada seleksi alam, dan didukung dengan fakta-fakta yang merupakan anutan bagi penyelidikan biologi. 

Teori Evolusi yang diciptakan oleh Darwin dimulai dari ekspedisinya di Kepulauan Galapagos pada tahun 1835. Kepulauan Galapagos terletak 900 km di sebelah barat Pantai Ekuador, Amerika Selatan. Di pulau ini, Darwin meneliti banyak sekali macam kura-kura dan burung finch (pipit). Burung-burung itu mempunyai variasi bentuk dan ukuran paruh  yang berbeda-beda. Burung ini mempunyai sifat yang sama dengan burung-burung yang hidup di Ekuador, Amerika Selatan. 

Dari hasil penelitiannya, ternyata burung-burung finch di Kepulauan Galapagos beraneka ragam dalam bentuk tubuh, besar kecilnya paruh, dan perilaku. Berdasarkan kesamaan sifat yang ada, Darwin menduga burung finch di Galapagos berasal dari keturunan yang sama dengan burung finch dari Amerika Selatan. Karena migrasi,burung tersebut berpindah ke Kepulauan Galapagos yang mempunyai keadaan lingkungan berbeda dengan tempat asalnya. 

Pada lingkungan gres yang beraneka ragam, dihasilkan 14 spesies burung finch yang sanggup dibeda-bedakan berdasarkan ukuran dan bentuk paruhnya. Perbedaan-perbedaan ini diduga ada hubungannya dengan jenis makanan. 

Darwin, dalam membentuk pendapatnya ihwal timbulnya spesies banyak dipengaruhi oleh isi buku Charles Lyell (Inggris,1797–1875) dalam bukunya yang berjudul Principles of Geology, dan Thomas Robert Maltus (Inggris, 1766–1834) dalam bukunya yang berjudul, An Essay on The Principle of Population. 

Kedua pendapat tersebut memengaruhi anggapan Darwin dalam mencari balasan ihwal terbentuknya makhluk hidup sekarang.

Di alam, individu yang tidak sesuai dan tidak bisa menyesuaikan diri akan punah dan hanya individu yang sesuai yang menghasilkan generasi selanjutnya. Seleksi alam telah berperan terhadap munculnya penyimpangan-penyimpangan atau perubahan- perubahan pada makhluk hidup. 

Darwin mengumpulkan fakta-fakta yang berkhasiat untuk memperkukuh teorinya. Kumpulan semua hasil studinya disusun ke dalam sebuah buku yang berjudul On the Origin of Species by Means of Natural Selection (Timbulnya Spesies Baru Melalui Seleksi Alam) pada tahun 1859. 

Buku ini memuat dua teori sebagai berikut.
1. Spesies yang hidup kini berasal dari spesies yang hidup di masa lampau.
2. Evolusi terjadi melalui seleksi alam.

Para andal ilmu pengetahuan ada yang sependapat dengan teori ini, dan ada pula yang menolak kedua teori  Darwin tersebut. Berbeda dengan pendapat Lamarck yang juga mengemukakan Teori Evolusi, bahwa perubahan-perubahan yang terjadi pada suatu individu disebabkan oleh imbas lingkungan. 

Lamarck beropini bahwa organ-organ yang terlatih dan sering dipakai akan berkembang dan membesar. Sebaliknya, bila tidak sering dipakai akan mengecil dan mereduksi, kesudahannya lenyap. Silang pendapat antara Lamarck dan Darwin di antaranya mengenai jerapah berleher panjang dan berleher pendek.

Menurut Lamarck, jerapah yang berleher panjang pada mulanya berasal dari jerapah yang berleher pendek, tetapi lantaran harus mencapai daun-daun dari pohon yang tinggi maka lehernya tumbuh menjadi agak panjang. Sifat leher panjang ini diturunkan pada generasi berikutnya, sehingga dari generasi ke generasi, jerapah mempunyai leher panjang. 

Darwin tidak sependapat, menurutnya nenek moyang jerapah terdiri atas individu yang berleher panjang dan pendek. Jerapah yang berleher panjang gampang memperoleh makanan
sehingga sanggup mempertahankan kelangsungan hidupnya. Adapun jerapah yang berleher pendek punah lantaran tidak bisa mempertahanan kelangsungan hidupnya. 

Dengan demikian, evolusi terjadi melalui seleksi alam terhadap populasi jerapah. 

Teori Lamarck menekankan peranan lingkungan terhadap terbentuknya perubahan-perubahan pada suatu individu, tetapi sifat-sifat tersebut tidak sanggup diturunkan. 

Percobaan August Wismann (1834–1914) menandakan pada pemotongan ekor tikus hingga pada 20 generasi, ternyata generasi ke-21 tetap mempunyai ekor ibarat generasi sebelumnya. Menurut Wismann, evolusi menyangkut ihwal cara diwariskannya gen-gen melalui sel-sel kelamin, contohnya evolusi yaitu tanda-tanda seleksi alam terhadap faktor-faktor genetika.

E. Tanggapan Teori Evolusi Darwin

Perjalanan Teori Evolusi Darwin hingga kini terus mendapat kritik dan penolakan-penolakan dari  banyak sekali andal dan ilmuwan. Dalam konteks agama, Teori Evolusi terkait dengan keyakinan bahwa Tuhan yaitu pencipta makhluk hidup, sementara Teori Evolusi menyangkal terjadinya fenomena tersebut dan menggantikan dengan konsep evolusi. 

Penolakan Teori Evolusi berdasarkan beberapa andal hanya merupakan conjecture atau dugaan belaka tanpa proteksi fakta. Adanya tingkatan kemajuan bentuk hidup, dari pengamatan fosil suatu strata ke strata berikutnya mengatakan adanya perencanaan dalam penciptaan makhluk hidup dan bukan merupakan perubahan alami akhir adanya tekanan dari lingkungan. 

Argumentasi lain dari ilmuwan yang menolak konsep Teori Evolusi yaitu dipertanyakannya apakah variasi sanggup terakumulasi sebagaimana yang dikatakan Darwin. Ilmuwan tersebut juga mempertanyakan apakah usia bumi cukup usang untuk memungkinkan seleksi alam sehingga menghasilkan demikian beranekanya makhluk hidup. 

Bukti-bukti fosil oleh beberapa andal geologi tidak mendukung citra terjadinya evolusi yang bertahap. Jika suatu spesies berasal dari spesies lain melalui perubahan sedikit demi sedikit, mengapa tidak terlihat sejumlah besar bentuk transisi di manapun? Mengapa tidak ditemukan bukti-bukti spesies di kerak bumi dalam jumlah tak terhitung? Mengapa tidak ditemukan jenis-jenis peralihan dengan kekerabatan yang erat? Saat ini sudah banyak buku yang ditulis ilmuwan yang menentang Teori Evolusi. 

Beberapa di antaranya: Norman Macbeth (1971, Darwin Retried: An Appeal to Reason), Michael Denton (1985, Evolution: A Theory in Crisis), Robert Saphiro (1986, Origins: A Sceptics Guide to The Creation of Life on Arth), Michael J. Behe (1996, Darwin’s Black Box), W.R. Bird (1991, The Origin of Species Revisited), Elaine Morgan (1994, The Scars of Evolution). 

Penolakan lain terhadap Teori Evolusi Darwin disampaikan oleh Harun Yahya, seorang penulis dari Turki. Harun Yahya (2004) menolak terhadap prosedur yang menimbulkan terjadinya proses evolusi. Menurutnya, tidak pernah dikemukakan sebuah bukti yang mengatakan bahwa seleksi alam telah menimbulkan makhluk hidup berevolusi.

Seleksi alam hanya menyatakan bahwa makhluk hidup yang lebih bisa menyesuaikan diri dengan kondisi alam habitatnya akan mendominasi dengan cara mempunyai keturunan yang bisa bertahan hidup. Sebaliknya, yang tidak bisa akan punah. Sebagai contoh, dalam sekelompok rusa yang hidup di bawah ancaman pemangsa. 

Secara alamiah rusa-rusa yang bisa berlari lebih cepat akan sanggup bertahan hidup. Akan tetapi, hingga kapan pun proses ini berlangsung tidak akan menciptakan rusa-rusa menjadi spesies lain. Dengan demikian, seleksi alam tidak sanggup melaksanakan apa pun hingga variasi-variasi menguntungkan terjadi. 
Mutasi didefinisikan sebagai pemutusan atau penggantian yang terjadi pada molekul DNA. Dalam kenyataannya, mutasi bersifat kecil, acak, dan berbahaya. Mutasi jarang terjadi, kalaupun terjadi kemungkinan besar mutasi tidak berkhasiat sehingga karakteristik mutasi ini mengatakan bahwa mutasi tidak mengarah pada perkembangan evolusioner. Suatu perubahan acak pada organisme bersifat tidak berkhasiat atau membahayakan. 

Ada tiga alasan utama mutasi tidak sanggup dijadikan bukti yang mendukung pernyataan evolusi sebagai berikut.
1. Efek pribadi dari mutasi membahayakan. Karena, mutasi hampir selalu merusak makhluk hidup       yang mengalaminya.
2. Mutasi tidak menambahkan informasi gres pada DNA suatu organisme. Mutasi tidak sanggup       
    memberi makhluk hidup organ atau sifat baru.
3. Agar sanggup diwariskan pada generasi selanjutnya, mutasi harus terjadi pada sel-sel reproduksi 
    organisme tersebut.

Perubahan acak yang terjadi pada sel biasa tidak sanggup diwariskan pada generasi berikutnya. Darwin menyebutkan variasi dalam suatu spesies sebagai bukti kebenaran teorinya. Akan tetapi, variasi bukanlah evolusi. 

Variasi hanyalah hasil aneka kombinasi informasi genetis yang sudah ada dan tidak menambahkan karakteristik gres pada informasi genetis. Pada makhluk hidup, semua perjuangan pengawinan untuk menghasilkan variasi-variasi gres tidak meyakinkan dan ada batasan-batasan yang ketat di antara spesies-spesies makhluk hidup yang berbeda. Artinya, sangat tidak mungkin bagi peternak mengubah sapi menjadi spesies berbeda dengan cara mengawinkan varietas-varietasnya. 

Darwin mengemukakan bahwa makhluk dengan organ-organ yang ibarat (homolog) mempunyai kekerabatan evolusi di antara mereka dan organ-organ ini diwarisi dari nenek moyang yang sama. Hal ini ditentang, lantaran homologi hanya merupakan argumen yang didasarkan kemiripan fisik. Tidak pernah dibuktikan satu fosil nenek moyang yang mempunyai struktur homolog. 

Hal ini dibuktikan sebagai berikut.
1. Organ-organ homolog ditemukan pula pada spesies-spesies yang berbeda.
2. Kode-kode genetis beberapa makhluk yang mempunyai organ homolog sama sekali berbeda.
3. Perkembangan embriologis organ-organ homolog benar benar berbeda pada makhluk-makhluk 
    yang berbeda.

Dengan demikian, riset genetis dan embriologis telah menandakan bahwa konsep homologi yang dinyatakan Darwin sebagai bukti evolusi makhluk-makhluk hidup dari nenek moyang yang sama tidak sanggup dianggap  sebagai bukti. 

Menurut Teori Evolusi, setiap spesies hidup berasal dari satu nenek moyang. Spesies yang ada sebelumnya lambat laun menjelma spesies lain dan semua spesies muncul dengan cara ini. Perubahan ini berlangsung bertahap dalam jangka waktu jutaan tahun. 

Hal yang menjadi penolakan yaitu seharusnya terdapat banyak spesies peralihan selama periode perubahan yang panjang ini.

Ya.. itu tadi klarifikasi mengenai Teori Evolusi dan beberapa sanggahan yang diutarakan para ahli. Teori mana yang kalian yakini? Gunakan nalar dan cara berpikir ilmiah kalian...! Selamat Belajar...!

Sumber http://sekolah-matematika-sains.blogspot.com

Berlangganan Informasi Terbaru:

0 Response to "Teori Evolusi Charles Darwin; Pengertian, Fakta Pendukung, Kebenaran, Dan Kontra Tanggapannya"

Posting Komentar