Anatomi Dan Fungsi Hati Sebagai Alat Ekskresi Dan Kelainan-Kelainan Pada Hati

Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh, beratnya sekitar 1,5 kg atau sekitar 3–5% dari berat badan. Hati memperoleh darah dari arteri hepatica dan vena portal hepatica.

Darah yang diangkut oleh arteri hepatica sebesar 30% dari jumlah darah total di hati. Darah ini berasal dari percabangan aorta sehingga kaya oksigen. Sementara itu, darah yang diangkut
vena portal hepatica sebesar 70% dari jumlah darah total di hati.

Darah ini banyak mengangkut zat-zat sari makanan dari usus halus. Pada organ ini hanya terdapat satu macam pembuluh yang mengangkut darah kelua

Selain pembuluh darah, hati juga dilengkapi dengan saluran empedu yang mengangkut hasil produksi empedu dari hati menuju duodenum.

a. Struktur dan Fungsi Hati
Hati pada pecahan luar dilengkapi oleh selaput tipis yang disebut selaput hati (kapsula hepatica). Dalam jaringan hati terdapat beberapa pembuluh darah. Pembuluh arteri hepatikus dan vena portal hepatikus mengalami percabangan yang disebut sinusoid. Sinusoid pada vena portal hepatikus akan membentuk vena.

Jaringan hati ini tersusun oleh sel-sel hati yang disebut hepatosit. Antarlapisan hepatosit dipisahkan oleh lakuna, sedangantara hepatosit satu dengan yang lain dipisahkan oleh kanalikuli yang merupakan daerah dihasilkannya empedu.

Kanalikuli-kanalikuli ini lalu bergabung membentuk pembuluh empedu yang berfungsi mengangkut cairan empedu menuju kantong empedu. Kantong empedu sebagai daerah penyimpanan sementara sebelum empedu dialirkan ke duodenum.

Pada sinusoid terjadi spesialisasi sel yang membentuk sel kupffer. Sel kupffer ini memiliki sifat fagositosis.

Apabila dalam proses pencernaan di usus halus terdapat organisme ajaib atau zat-zat berbahaya maka sel-sel ini akan menghancurkan organisme ajaib atau zat berbahaya tersebut dengan cara fagositosis.

Dari proses penghancuran ini akan menghasilkan pigmen bilirubin. Bilirubin lalu dialirkan ke kanalikuli dan diekskresikan sebagai empedu.

Hal inilah yang menciptakan hati berfungsi sebagai alat ekskresi. Empedu berupa cairan berwarna kehijauan dan berasa pahit. Empedu memiliki pH sekitar 7–7,6 dan mengandung kolesterol, garam mineral, garam empedu, serta pigmen bilirubin dan biliverdin.

Apabila saluran empedu tersumbat, empedu masuk ke peredaran darah sehingga kulit penderita menjadi kekuningan. Oleh lantaran itu, orang yang mengalaminya diindikasikan menderita penyakit kuning.

b. Gangguan dan Kelainan pada Hati

Hati (liver) merupakan organ terbesar dalam tubuh manusia. Di dalam hati terjadi proses-proses penting bagi kehidupan kita, adalah proses penyimpanan energi, pembentukan protein dan asam empedu, pengaturan metabolisme kolesterol, dan penetralan racun atau obat yang masuk dalam tubuh kita.

Apabila fungsi hati terganggu maka akan terjadi pengaruh yang kompleks pada kesehatan tubuh.

Berikut akan dipaparkan beberapa gangguan dan kelainan pada hati.

Hepatitis,
merupakan peradangan pada sel-sel hati. Peradangan ini disebabkan oleh virus, terutama virus hepatitis A, B, C, D, dan E. Pada umumnya penderita hepatitis A dan E sanggup disembuhkan, sebaliknya hepatitis B dan C sanggup menjadi kronis.

Sementara itu hepatitis D hanya sanggup menyerang penderita yang telah terinfeksi virus hepatitis B sehingga kondisi ini sanggup memperparah keadaan penderita.

Sirosis hati,
merupakan gangguan hati yang disebabkan oleh banyaknya jaringan ikat pada hati. Sirosis hati ini sanggup terjadi lantaran virus hepatitis B dan C yang berkelanjutan.

Berkembangnya virus ini sanggup dipicu oleh konsumsi alkohol yang berlebihan, salah gizi, atau penyakit lain yang disebabkan oleh tersumbatnya saluran empedu. Penyakit ini belum dapat
disembuhkan. Sementara itu pengobatan yang dilakukan hanya berkhasiat mengobati komplikasi yang terjadi menyerupai berak darah, perut membesar, mata kuning, serta koma hepatikum.

Kanker hati,
merupakan kelainan hati yang disebabkan oleh berkembangnya sel-sel kanker pada jaringan hati.
Kanker ini sebagai komplikasi simpulan dari hepatitis kronis lantaran virus hepatitis B, C, dan hemokromatis.

Perlemakan hati,
merupakan kelainan hati akhir adanya penimbunan lemak yang melebihi 5% dari berat hati,
sehingga lemak ini membebani lebih dari separuh jaringan hati. Perlemakan hati sering berpotensi menjadi penyebab sirosis hati. Kelainan ini sanggup dipicu oleh konsumsi alkohol
yang berlebih.

Kolestasis dan Jaundice,
merupakan keadaan akhir terjadinya kegagalan hati dalam memproduksi dan atau pengeluaran empedu. Kolestasis sanggup menjadikan gagalnya perembesan lemak dan vitamin A, D, E, dan K oleh
usus, juga sanggup menjadikan terjadinya penumpukan asam empedu, bilirubin dan kolesterol di hati.
Hemokromatosis, merupakan kelainan metabolisme yang ditandai dengan adanya pengendapan besi secara berlebihan dalam jaringan. Penyakit ini bersifat genetik atau keturunan.
Sumber http://sekolah-matematika-sains.blogspot.com

Berlangganan Informasi Terbaru:

0 Response to "Anatomi Dan Fungsi Hati Sebagai Alat Ekskresi Dan Kelainan-Kelainan Pada Hati"

Posting Komentar