Cerita Teruntuk Sahabatku Bersama Akan Lebih Baik

Cerita Teruntuk Sahabatku Bersama Akan Lebih Baik

Untukmu, sahabat

Sudah berlalu tiga tahun lamanya persahabatan kita yang telah kita susun bahu-membahu dan dikala ini salah satu dari kita sudah tak sejalan. Hanya sebab kesalah pahaman yang menimbulkan keegoan masing-masing  dan pada balasannya menutupi dinding hati yang awalnya lunak menjadi keras macam batu. Intinya, yang awalnya berlima udah tinggal empat. Kemana-mana ber empat.
Kau tau, sesungguhnya bersama sama itu akan lebih baik.  Namun, apa boleh buat tak bisa mengungkapkan walau hati berteriak ingin. Kau selalu membungkam hatimu dan terus kanal membisu sendiri entah hingga kapan akan selalu diam.
Aku menunggumu untuk kembali, sahabatku.
Terimakasih sepenggal kisah yang telah kita rakit bersama-sama, sangatlah indah.
Kali ini keputusanmu mungkin benar bulat, berbeda tujuan, beda pandangan.
Aku sungguh senang pernah menjadi pecahan dari sahabat terbaikmu.


Salam rindu,




Awal dari persahabatan kami itu sangat singkat. Aku memang telah kenal lama dengan Mely namun, saya tak pernah satu kelas dan kelas 8 ini lah saya sekelas dan sebangku dengan dirinya.
Pagi itu..
Aku tiba pagi-pagi sekali tetapi mely belum juga tiba saya tak punya sahabat selain mely di kelas gres (kelas 8). Aku tak sulit bergaul cuman saya agak kaku aja hihi yagitu .
Tapi , tak lama kemudian mely pun tiba dan ia menyapaku “hai lela, selamat pagi . Kita duduk dimana nih ? “ ungkapnya .
aku sih ikut kau aja ucapku.
Hmm bagaimana kalo kita duduk di depan?
Jawabku okedeh .
Tak lama kemudian dibelakang dingklik kami ada dua orang perempuan yaitu vita dan vira. Ternyata mely telah mengenal ia sedangkan saya sih nggk. Haha ...
Setelah waktu demi waktu kita gunakan untuk berbincang bincang kemudian datanglah kana .. ya saya kenal tapi ia tak kenal saya -.- kan sakit gitu yaa  haha, mau nyapa duluan nanti dipikirnya sok kenal kan malu, hehehe.... dan balasannya kita berkenalan lagi . Dan menceritakan semua kisah di dingklik kelas 7 ..
Lama kelamaan kita semakin erat dan setiap kemana mana pun slalu bersama aku, mely, kana, vita, vira dan feby(teman sebangku kana) . Kita selalu bersama dalam  hal apapun. Tugas? Jangan ditanya, kita selalu bersama dong hehe.. ya kelompokan gitu
Dan dari situlah saya merasa bahwa kalian lah sahabat baik ku..
Telah kita lalui setahun bersama , dan kita melangkah untuk ke dingklik kelas 9 tapi entah mengapa salah satu dari kami (feby) ada yang mulai tak bersama dan balasannya persahabatan ini menjadi 5 yaitu aku, meli , vita, kana dan vira
Dan dikala itu saya merasa bahwa persahabatan kami mulai renggang dan dalam persahabatan kami ada sebuah sekumpulan tanpa diriku. Cukup sakit dikala mendengar semua itu.. mengapa harus ada kelompok dildalam persahabatan , menyerupai saya dikucilkan.
Lama kelamaan semua sahabat ku hilang. Entah , saya juga tidak tahu apa alasan dari semua nya..
Dan inilah tiba saatnya untuk perpisahan kelas 8..
Secepat ini kah dingklik kelas 8 akan ku tinggalkan? Sangat banyak dongeng di kelas 8 itu ihwal persahabatan kami, walaupun pertemuan singkat tapi saya cukup senang telah mempunyai sahabat menyerupai kalian.. ya walaupun persahabatan kami ada kelompok di dalamnya, gapapalah.
Apa mungkin hanya perasaan ku saja ya gatau lah ya
Saat bangku  kelas 9 telah menemui ku. Aku merasa takut karna dikelas itu saya tak bersama sahabat- sahabat  ku .. saya merasa kelas itu kenyamanan mulai hilang tak ada lagi lelucon-lelucon di pagi hari .. setiap hari saya melaksanakan acara kelas, saya sendiri tanpa sahabat ku.. saya sangat merasa kehilangan sekali. Aku merasa tak punya teman. Memang ada. Namun saya berfikir sahabat dingklik ku dikala ini belum bisa menjadi sosok mely, mely akan tetapmenjadi mely dan tak akan tergantikan. Disitu saya merasa duka dan tiba-tiba dari luar kudengar suara
“lelaaaaaa.....”
seorang memanggilku namun, saya tetap saja menunduk tak mau melihat ..aku hanya bisa dengar bunyi karna saya takut sahabat kelasku tau kalau saya menangis.
Tiba tiba ia mengagetkan ku dan berkata “hai, kau kenapa?” Ujarnya
Dan yang tiba yakni orang yang paling saya tunggu-tunggu. Yang dulunya selalu bahu-membahu kema-mana. Tiba-tiba kini udah enggak-an gegara ya beda kelas, kelasnya jauh hehehe
“Aku gapapa kok “ (tetap nunduk) jawabku
“Sini liat aku? “ kata mely
Dan saya pun melihatnya, ia tersenyum lebar dan saya pun memeluknya sambil menangis.
“Mengapa kau menangis? “ tanya mely
“aku begini begini begini.....” karna dengan perempuan itu saya tidak bisa berbohong, semuanya saya limpahkan, curcol lah ya bahasa kerennya hehe. Percakapan itu tidak mengecewakan berlangsung lama.
Begitu pula si mely , ia menceritakan juga keshariaany di kelas baru, sahabat gres dan balasannya ia ikut nangis dan tiba-tiba vita tiba dengan kana “ee ada apa” kata vita
“kalian kenapa” ujar kana
“laela kangen kita katanya” jawab mely
“iya nih, sering-sering ke kelasku ya. Biasamya tiap pagi udah ngerumpi eh kini udah engga. Ehehe”
“bagaimana, kalo kita adain kunjungan kelas? Makara gantian gitu”kata mely
“boleh lah boleh, tapi malu” sahutku
“setuju” jawab kana dan vita
Namun, percakapan-demi percakapan saya merasa dari gerak-gerik kana dan vita sangatlah asing tak menyerupai biasa “ada apa sebenarnya” tanyaku
“ah gapapa kok, hehe” jawab kana
“vira kok ga ikut”tanyaku kembali
“dia dikelas, lagi nugas.” jawab kana
“udah dulu ngobrolnya, nanti lagi. Sudah bel jam pertama” sahut vita
“oh iya ni daaa laela” ujar mely
“daaaa semangat jalani hari-harimu. Jangan lupa tersenyum apapun yang terjadi”
Memang rasanya asing perbincangan hari ini tanpa vira dalam persahabatan kami ada kelompok, yang menurutku menyudutkanku. Tapi ini mungkin hanya perasaanku saja. Aku rasa semuanya akan baik-baik saja.
Hari demi hari kelas 9 kita lalui dan kunjungan kelas pun mulai hilang dikarenakan kesibukan diantara kita . Untuk saling ketemu pun sangatlah sulit . Perlu ada akad tapi terkadang saya tak menempati dan itu menciptakan teman-temanku tak menyukai. (Aku juga salah sih seharusnya kalo ada akad kan ditepati walaupun hanya sebentar)
Suatu hari ada feby sedang sakit. Dan sahabt-sahabatku menjenguk nya. Tapi, ga ngajak aku, entah mengapa ia tega sekali (mungkin capek dah yang ngajak niscaya saya ga kira nepati, tapi kalo nganggep sahabat ya niscaya ngajak apapun  masalahnya.ehehe)
Tiba-tiba....
Mely kerumahku betapa kagetnya di siang bolong begini, “ lel maapin kita ya gak ngajak kau kerumah Feby “
“Gapapa kok . Aku ngerti . Tapi setidaknya ajak lah “ jawabku .
“ bergotong-royong ada yang saya mau ceritain ...” .
“ mau ngomong apa ?”
“ jangan deh ntar kau murka . Hmm kau tapi jangan murka ya . Oke saya dongeng ..
Bla blaaaa blaaaa......”
semuanya ia dongeng uneg-uneg ihwal aku, saya begini saya begitu.
Setelah ia bercerita semuanya dan saya mulai ngerti , iya saya memang yang salah . Aku terlalu sibuk dengan duniaku sendiri saya tak bisa membagi waktu antara sahabat sekolah dan sahabat-sahabatku dan saya juga kecewa ternyata vira menyimpan dendam kepadaku. Tapi kenapa ya vira bisa sedendam ini sama aku???
Cukup sakit hatiku mendengarnya ..
Tak kusangka hari demi hari persahabatan kita sangatlah menyakitkan ternyata . Semua terselimuti dengan kebohongan ..
Kini, saya sudah tau mengapa di dalam persahabatan kita ada kelompok. Aku tidak akan menyalahkan vira atas segalanya. Aku juga salah, saya selalu terlalu sibuk dengan dunia ku sendiri hingga lupa dengan kalian sahabat-sahabatku. Namun keegoisan mengelabui segalanya.
Keesokan paginya saya beretemu vira “vira boleh bicara sebentar?” tanyaku
“ada apa lae?”
“jadi gini maaf  ya sebelumnya, saya tak bermaksud untuk menyalahkanmu sebelumnya atas kerusakan persahabatan kita yang telah kita bangkit bersama-sama. Tapi, coba kau pikir  bergotong-royong ada apa? Sampai sampai, sedendam ini sama saya? Dendam apa yang masih kau simpan untuk saya? Sejujurnya, saya tidak ada dendam sedikitpun untuk kamu.”
“aku gaada dendam sama kau kok, itu masa lalu. Maaf ya, saya ngerti kesibukanmu lae”
“gini vir, kalo kau ada uneg-uneg untuk aku, ayo curahkan aja semoga saya bisa perbaiki. Makara ini kesalahanku yg buat kau terganggu. Ehehe”
Vira tetap menutup dirinya, dan tidak bercakap banyak. Denganku ia memang sangatlah cuek, namun dengan yang lain ceriwis sekali. Siapa yang tidak curiga. Wah ancaman ini, namun apalah daya yaudah lah, dengan berjalannya waktu semuanya akan biasa dengan terbiasa. Ehehe
“ehehe, gaada kok lel”
“beneran ni vir, ayo kita mulai dari awal lagi persahabatan kita”
Ga lama kemudian vita, kana meli tiba “hai, ayo dari awal lagi”
Namun vira masih tetap membungkam diri dan menjawab “kayanya saya gabisa deh, “
“kan, kau kenapa” ujarku pada vira
“beneran saya gapapa. Aku pergi ke kelas dulu ya, ada yang harus saya kerjakan” jawabnya
Entah mengapa vira pergi dengan sesuatu yang rasanya aneka macam uneg-uneg tentangku yang  ia pendam
“vira kenapa ya” tanyaku pada mely
“aku juga gatau ni, tapi akhir-akhir ini ia memang asing sekali” jawabnya
“oh iya, tampaknya saya tau apa yang menciptakan vira begini” ujar kana
“kenapa kan?” sahut vita
“kalo saya intropeksi, saya jarang sekali berbicara dengan vira. Kecuali penting. Tapi, kalo hari ini saya memulai duluan dan mungkin kata-kataku ada yang menyakiti hatinya” kataku
“memangnya kau tadi bicara apa saja dengan vira?” tanya mely
“hmmm, saya cuman minta kejujuran kenapa ia masih sedendam ini sama aku? Apa ya salahku , sampai-sampai sedendam ini..”
“nah, gres inget. Makara gini, kemarin-kemarin vira bilang bahwa ia merasa sakit hati karna kau pernah ngebentak vira di depan kelasmu.” Ujar kana
“eh bentar, kapan ya?”
“oh iya, vira juga ga suka di hardik sama kau apalagi di depan teman-temanmu. Rasanya malu. Vira bilang gitu” sahut vita
“apa saya sejahat itu ya? Apa saya sekasar itu? Semarah-marahnya saya dengan sahabatku saya tau daerah dan situasi mana mungkin saya melaksanakan hal macam itu. Seperti yang kalian ketahui saya berbicara dengannya saja sangatlah jarang, apalagi untuk murka tanpa arti yang jelas. Berarti saya gila dong ehehe”
“iya ya. Mana mungkin kau memarahi vira, untuk berbicara dengan vira pun kau canggung. Wkwkwk” ujar kana
“coba tanya baik-baik dulu sama vira kita ga boleh menghakimi menyerupai gini” sahutku
Semenjak bencana itu, vira dan saya merasa mulai canggung jadi, saya memulai untuk berbicara duluan
“vira saya boleh tanya sesuatu hal? Apa kau sibuk?”
“ehehe engga kok, ada apa?”
Jawaban yang sungguh mendapatkan akan kedatanganku “jadi begini, apa saya pernah memarahimu di depan sahabat sekelasku?”
Dengan wajah kebingungan “hmm, kaya nya ga pernah deh”
“ehehe, saya pikir juga begitu. Soalnya dari dulu saya rasa kita emang jarang bicara. Bicara seperlunya. Mana mungkin saya memarahimu. Oh iya, soal bencana kemarin maaf ya kalo bikin hati  kau sakit”
“engga kok, engga saya ga papa”
“apa uneg-uneg yang akan kau katakan  untuk aku? Jujur aja, saya siap mendengarkan sepahit apapun itu akan ku nikmati sepenuh hatiku”
“ga ada kok lae, ehehe. Sumpah ni sumpah”
Vira memang begitu kalo ngomong suka sumpah sumpah jadi takut denger nya. Tapi beneran, saya yakni orang yang jarang sekali untuk berbicara dengan vira masa iya saya bicara kemudian marah-marah. Hmm apa mungkin vira mengkhayal? Wah ancaman ini
Keesokan harinya di serambi kelas mely menghampiriku “lae, kayanya vira bohong deh soal yang kau marah-marah”
“kalo ku ingat-ingat sih, saya ga pernah marah-marah. Marahku ke kalian ya membisu dan pada balasannya ku menangis. Dan gres 2 hari yang kemudian tampaknya saya yang mulai berbicara sekasar itu pada vira” sahutku
“begini saja, sepulang sekolah kita kumpul ya”
“oke siap ku tunggu di kelas ya” ujarku
“oke daaaaa”
Coba saja di dalam persahabatan tidak ada hal yang dirahasiakan niscaya ga akan kaya gini
Bel pulang sekolah pun tiba persiapan kumpul. Dengan menyapa ku “laela...”
“vitaa” jawabku
“mely, vira dan kana mana?”
“belum tiba ni, sabar yaa udah beda kelas guru nya udah beda-beda mungkin ada tambahan. Ehehe”
“wah iya nih, biasanya turun tangga bareng-bareng, eh kini udah engga”
Tak lama kemudian vira, kana, dan mely pun tiba di kelas “maaf ya terlambat, masih piket” kata kana
“hehe santai, gapapa kok” jawabku
“yuk mulai, jadi begini vira kau dendam sama laela? Kenapa sih kau sedendam ini sama laela? apa laela pernah marah-marah kepadamu” kata mely
Suasana mulai serius, “dendam?aku ga dendam kok. Laela murka marah? Mana mungkin berbicara denganku saja ia jarang “ jawab vira
“eh bentar, vir bukannya waktu itu kau bilang pada kita kalo kau sedendam ini gegara laela marahin kau di depan kelas laela, di depan semua teman-teman laela. Pokoknya di hari itu kau benar malu, dan kau dendam gegara itu” ujar vita dan kana
“Tapi saya pikir pikir berbicara aja kita jarang, apalagi untuk memarahimu di depan umum. Apa saya memliki kesalahan hingga sampai kau menciptakan dongeng menyerupai gini?sampai-sampai kau sedendam ini sama saya” sahutku
“vir, sebenarmya kau ada apa? Kamu bohong kan?” kata Mely
“cobak ra, kau tu terbuka sedikit sama kita. Kita sahabat kau vir” ujar kana
“karena kamu, kemarin kemarin saya dan kana hampir saja masuk perangkapmu. Aku pikir kau orang yang baik, ternyata kau malah mau menciptakan persahabatn kita hancur” vita mulai tak bisa membendung air matanya lagi dan keegoisan mulai muncul
“kalo begini terus-terusan lebih baik, saya yang mengalah. Lanjutkan saja dongeng kalian dengan kisah yang baru” sahutku . saya benar sakit hati orang yang saya pikir kekalemannya baik ternyata malah membuatku jauh dari sahabtku.
“kalian jangan memikirkan diri sendiri. Ayo bangkit bersama lagi, ini hanya kesalah pahaman. Aku, sendiri memang baik namun dengan kalian saya akan lebih baik” ujar mely
“untuk kali ini, biarkan saya menjadi diriku sendiri, dan biarkan saya menjalani hari-hariku tanpa kalian.” Sahut vira. Dia tetap menutup dirinya, menyerupai aneka macam yang ia ingin katakan.
“vira, apa yang kau bicarakan. Kamu bergotong-royong ada apa. Terbukalah sedikit saja. Kumohon, keanehanmu menciptakan semuanya cemas” kana mulai frustasi karna, tidak bisa menciptakan vira sedikit terbuka kepadanya.
Vira benar-benar membungkam diri.  Namun pada akhirnya, vira mengambil keputusanbahwa ia tidak bisa bersahabat dengan kita lagi. Karena ia sibuk, entah sibuk apa saya juga gatau. Intinya ia menyampaikan bahwa kita dan dirinya sudahlah beda tujuan dan beda pandangan.
Sampai kapan kau akan selalu membisu begini? membungkam diri, dan sebab hanya keegoan kita bisa menjadi tidak bahu-membahu lagi. Kita berjalan berjauhan seakan-akan sekumpulan jiwa yang dulunya bersatu tak lagi mengenal sosok yang dulunya menyebut sahabat sejati ataupun sahabat.
Kau harus tau, sendiri kau sudah baik namun dengan bahu-membahu engkau akan lebih baik lagi.
Harapku bahwa kita bisa kembali menyerupai dulu lagi, jangan lupa untuk berbahagia.


SELESAI

Sumber http://gad0-gado.blogspot.com/

Berlangganan Informasi Terbaru:

0 Response to "Cerita Teruntuk Sahabatku Bersama Akan Lebih Baik"

Posting Komentar