Karakteristik Industri Modern
Industri modern baik industri manufaktur maupun industri jasa selalu mempunyai karakteristik atau pemusatan dalam proses produksi pada satu jenis produk yang akan dihasilkan. Karakteristik ini lebih dikenal dengan sebutan spesialisasi. Beberapa produsen memusatkan diri pada pembuatan barang tunggal dan produsen lainnya membatasi produksi pada suatu garis dari produk yang saling berhubungan. Sebagai teladan pada industri manufaktur pembuatan sepeda motor, semua komponen yang ada di sepeda motor tersebut tidak diproduksi seluruhnya tetapi sebagian ada yang merupakan hasil produksi dari perusahaan lainnya sehingga setiap perusahaan komponen tersebut akan saling berafiliasi dan akan saling memperlihatkan gosip mengenai apa yang menjadi peluang pasar, disamping itu biaya produksi akan menjadi lebih kecil dan yang paling utama yaitu terjaganya kualitas komponen.
Spesialisasi sanggup diartikan pula sebagai pembagian pekerjaan, ini berlaku baik pada tingkat pekerja yang juga mempunyai spesialisasi dalam hal ketrampilan latar belakang pendidikan.
Karakteristik yang juga dimiliki oleh industri modern yaitu adanya mekanisasi. Mekanisasi ini muncul sehabis adanya revolusi industri yang merubah tenaga insan dengan memakai peralatan atau mesin-mesin dalam rangka mencapai tingkat produktivitas yang lebih baik. Penggunaan mesin atau mekanisasi ini sanggup ditemui dalam semua aspek kehidupan dan tidak hanya dalam dunia industri manufaktur. Perkembangan mekanisasi peralatan setiap waktunya mengalami kemajuan yang sangat pesat, apabila pada awal dicetuskannya wangsit mekanisasi hanya dititik beratkan pada penggantian tenaga insan (ketrampilan tangan manusia) dikala ini tengah mulai dicoba untuk memasukkan sejumlah kecerdasan buatan (intelligence) tertentu ke mesin. Dengan kecerdasan buatan ini mesin atau peralatan sudah mulai tidak memakai pertolongan insan secara keseluruhan, akan tetapi telah menerapkan sejumlah kecerdasan ibarat pengendalian numerical (numerical control), otomatisasi (automation), keseragaman produk (variety) sehingga kualitas produk yang dihasilkan mempunyai kualitas yang lebih terkendali.
Dengan kemajuan teknologi dalam bidang manufaktur tersebut mendorong insan selalu meningkatkan kemampuan proses dengan penemuan-penemuan dalam hal rekayasa teknologi industry. Hal ini mendorong efisiensi dan keefektifan dalam penggunaan material sehingga tidak banyak produk cacat sehingga peningkatan kapasitas produksi dan meminimalkan penggunaan biaya sanggup lebih terkendali.
Untuk sanggup menyebarkan rekayasa teknologi industri manufaktur dan jasa insan menerapkan metode ilmiah dalam menganalisa setiap permasalahan yang sanggup timbul dari proses produksinya. Dengan memakai metode ilmiah insan sanggup mencari akar permasalahan dan memperlihatkan alternatif pemecahan duduk kasus baik secara kuantitatif maupun kualitatif.
Dari penerapan metode ilmiah dalam mencari akar permasalahan dan alternatif solusinya dipakai riset operasional sebagai alat bantu dengan memasukkan pendekatan model matematika atau rumusan model lainnya dalam rangka mencari pembuktian adanya kekerabatan lantaran akibat. Riset operasional merupakan pendekatan obyektif secara kuantitatif terhadap permasalahan yang dihadapi.
Dengan riset operasional, setiap permasalahan yang ditemui sanggup ditinjau dari semua aspek keilmuan sehingga hal ini menciptakan adanya kerjasama antar ilmuwan. Riset operasional yang sering ditemui dalam dunia industri manufaktur antara lain :
· Penetapan kuantitas pembelian materi baku yang paling diinginkan.
· Perencanaan aktivitas produksi dengan penggunaan biaya yang lebih kecil (minimum).
· Penetapan kapasitas mesin dengan utilitas maksimum.
· Penentuan anggaran biaya atas perawatan prefentif atas kemudahan produksi.
· Meminimalkan waktu tunggu antara operasi
· Penetapan aktivitas pedoman materi baku dengan meminimalkan biaya operasional.
· Meminimalkan biaya pemindahan materi baku dan produk jadi dengan penetapan tata letak gudang penyimpanan.
REFERENSI :
1. Harold T. Amrine, John A. Ritchey, Oliver S.Hulley., administrasi dan Organisasi Produksi, Penerbit Erlangga, Jakarta 1986.
2. H.A. Harding.,Manajemen Produksi, Penerbit Balai Aksara, Jakarta, 1984.
3. Hani handoko.T., Manajemen, BPFE., Edisi 2, Yogyakarta, 2000.
4. Noor Rizqon Arief, Manajemen Organisasi, Diklat Perencanaan Tambang Terbuka, UNISBA, 2004.
Sumber http://rimantho.blogspot.com
1. Harold T. Amrine, John A. Ritchey, Oliver S.Hulley., administrasi dan Organisasi Produksi, Penerbit Erlangga, Jakarta 1986.
2. H.A. Harding.,Manajemen Produksi, Penerbit Balai Aksara, Jakarta, 1984.
3. Hani handoko.T., Manajemen, BPFE., Edisi 2, Yogyakarta, 2000.
4. Noor Rizqon Arief, Manajemen Organisasi, Diklat Perencanaan Tambang Terbuka, UNISBA, 2004.
0 Response to "Karakteristik Industri Modern"
Posting Komentar