Divisi Schizophyta
A. Pendahuluan
Berdasarkan hukum yang tercantum dalam Kode Internasional Tatanama Tumbuhan (KITT), nama ilmiah untuk divisi diambil dari kata yang mengatakan ciri khas yang berlaku untuk seluruh warganya, ditambahkan akhiran –phyta. Schyzophyta mempunyai ciri khas yang berkembang biak dengan membelah diri (schizein= membelah, phyton= tumbuhan). Selain itu ada ciri-ciri lain yaitu: tubuhnya uniseluler, protoplas belum terdiferensiasi dengan jelas, inti dan plastida belum nyata. Tumbuhan belah dianggap sebagai kelompok dengan tingkat perkembangan filogenetik yang paling rendah, dan dari segi evolusi termasuk flora yang paling renta dan paling primitive. Schizophyta dibedakan menjadi 2 kelas, yaitu Bakteri (Bacteria atau Schizomycetes) dan Ganggang biru (ganggang belah= ganggang lendir= Chanophyceae= Schizophyceae= Myxophyceae).
B. Kelas Bacteria/Schizomycetes
Semua anggota basil mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
• Uniseluler, dimasukkan dalam golongan jasad renik/mikroba.
• Perkembangan studinya sejalan dengan inovasi mikroskop oleh Antonie Van Leewenhoek (abad 17), dilanjutkan oleh Lousie Pasteur, Davaine, Robert Koch, dan Winogradisky.
• Bentuk basil ada 4 macam, yaitu: batang, peluru (bola), koma, dan spiral/spirilum.
• Ukurannya sekitar 0,001 mm; terbesar 100 mikron; terkecil 0,1 mikron.
• Selnya mempunyai karakteristik tertentu antara lain:
- Dinding sel berupa peptidoglikan, ada yang dilapisi oleh selaput bergelatin sehingga dalam larutan air menjadi berlendir.
- DNA, RNA tersebar dalam plasma, inti bersifat difus (tersebar) disebut nukleoid.
- Tidak dijumpai plastida, kecuali pada familia Thiorhodaceae yang mempunyai derivat klorofil (bakteri ototrof; bakterioklorofil, bakterio viridian, bakterio eritrin) dan karotenoid.
- Pada plasmanya dijumpai vakuola kecil berisi cadangan kuliner berupa glikogen, amilose, lemak, protein, dan volutin.
• Bergerak sanggup secara aktif atau secara pasif. Bakteri yang bergerak aktif mempunyai flagel (= rambut plasma). Macam-macam flagel bakteri, yaitu Monotrikh (1 di ujung), sub polar (2 di bawah rusuk), lofotrikh (banyak di ujung), peritrikh (banyak menyeluruh).
• Pembentukan flagel itu hanya terjadi dalam tingkat tertentudari daur hidupnya, sehingga dalam fase lain dalam hidupnya, basil itu tidak mempunyai flagel.
• Bakteri berkembang biak dengan membelah diri sesudah itu sel-sel anakan kemudian sanggup membentuk koloni (sel bergandengan satu sama lain). Sifat ini sanggup menolong identifikasi bakteri. Ada 4 macam koloni bakteri:
a) Diplococcus, koloni terdiri dari sepasang sel berbentuk bola
b) Sarcina, koloni berbentuk kubus
c) Streptococcus, koloni menyerupai bentuk rantai
d) Staphylococcus, koloni menyerupai buah anggur
• Cara hidupnya basil umumnya ialah heterotrof, sebagai saprofit atau parasit. Namun ada yang autrotrof.
Heterotrof= zat-zat organic yang dibutuhkan diperoleh dari organism lain
Autotrof= bisa menyediakan sendiri zat-zat organic yang diperlukannya
Saprofit= zat organic diperoleh dari organism yang sudah mati
Parasit= zat organic diperoleh dari organism yang masih hidup
• Sebagai saprofit, basil sanggup melaksanakan proses pembusukan bila terjadinya menimbulkan zat-zat berbau busuk dan dinamakan fermentasi bila merupakan suatu pernapasan intramolekuler
• Bakteri benalu ada 3 macam yaitu:
a) Parasit obligat, hidup sebagai benalu saja
b) Parasit fakultatif, sanggup hidup sebagai benalu maupun saprofit
c) Patogen, hidup sebagai benalu dan menimbulkan penyakit bagi inangnya.
• Bakteri autotrof dibedakan menjadi 2 golongan
a) Kemoautotrof, bila energi untuk asimilasi (kemosintesis diperoleh dari reaksi kimia, misalnya basil nitrit menghasilkan NH3, basil nitrat mengoksidasikan HNO2, basil sulfur mengoksidasikan senyawa belerang.
b) Fotoautotrof, bila energi asimilasi (fotosintesis) diperoleh dari cahaya matahari, misalnya basil dari familia Thiorhodaceae.
• Berdasarkan kebutuhan akan oksigen, basil digolongkan menjadi:
a) Bakteri aerob, untuk hidupnya memerlukan oksigen bebas.
b) Bakteri anaerob, sanggup hidup tanpa oksigen bebas.
• Bakteri sanggup hidup dalam majemuk habitat, distribusi luas, kosmopolit di air, tanah, sisa tumbuhan, sisa hewan, kawasan tropis, sub tropis.
• Pada kondisi yang tidak menguntungkan bagi kehidupannya (terlalu panas atau terlalu dingin), basil sanggup membentuk endospora yaitu tubuh lingkaran dengan dinding yang gres berisi zat-zat cadangan makanan.
• Sel-sel basil yang membentuk spora tampak sebagai ruangan berisi benda bulat, yang letaknya sanggup di salah satu ujung ruang itu, sanggup pula di tengah-tengah.
• Peranan basil bagi insan ada yang menguntungkan ada juga yang merugikan.
a) Menguntungkan:
- mengubah nira menjadi tuak (Saccharomyces tuac)
- mengubah alkohol menjadi gula (Mycoderma aceti)
- mengubah susu menjadi yoghurt (Lactobacillus caucasicus)
- bersimbiosis membentuk bintil akar, memfiksasi N2 bebas menjadi pupuk (Rhiobium leguminosarium)
- mengubah protein menjadi senyawa yang sanggup diserap tumbuhan (Nitrosomonas j4vanensis, Nitrobacter agilis)
b) merugikan:
- membusukkan materi makanan, sanggup diatasi dengan pengeringan, penambahan gula/garam, pengasaman, pendinginan, pasteurisasi.
- Menimbulkan penyakit pada tumbuhan, hewan, manusia. Pseudomonas solanacearum (menyerang Solanaceae), Bacillus anthracis (menyebabkan penyakit antraks), Vibrio cholera (penyakit kolera), Mycobacterium tuberculosis (TBC).
• Klasifikasi dari kelas basil amat sulit, yang ada belum memuaskan. Kurangnya diferensiasi morfologi merupakan salah satu sebabnya. Sehingga cara penggolongan kadang hanya menurut sifat fisiologinya saja.
• Salah satu penjabaran basil yang banyak digunakan dalam taksonomi, menyatakan bahwa kelas Bacteria dibagi dalam 7 bangsa/ordo, yaitu:
1) Pseudomonadales
2) Chlamydobacteriales
3) Eubacteriales
4) Actinomycetales
5) Beggiatoales
6) Myxobacteriales
7) Spirochaetales
Masing-masing bangsa tersebut mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Bangsa Pseudomonadales
• Bentuk sel peluru, batang lurus, bengkok, spiral, rantai.
• Selnya sering mengandung pigmen fotosintetik berwana hijau atau lembayung.
• Bergerak dengan flagel yang polar.
• Terdiri dari 6 suku/familia yaitu:
a) Thiorhodaceae
- Plastida berwarna lembayung, disebut basil lembayung, sanggup berfotosintesis
- Dalam lingkungan dengan H2S, ada tetes sulfur dalam selnya.
- Contoh: Thiosarcina rosea, Thiocapsa floridana, Thiodictyon elegans, Thiospirillum sanguineum.
b) Nitrobacteriaceae
- Bakteri kemoautotrof dan memperoleh energi untuk asimilasi dari oksidasi metan, disebut basil nitrat.
- Contoh: Nitrosomonas europea, Nitrosococcus nitrosus, Nitrobacter winogradiskyi, Nitrobacter agile.
c) Methanomonadaceae
- Bakteri kemoautotrof dan memperoleh energi untuk asimilasi dari oksida metan, hydrogen, karbon monoksida, disebut basil metan.
- Contohnya Methylomonas methanica, Hydrogenomonas flava, Carboxydomonas obligocarbophila.
d) Thiobacteriaceae
- Disebut basil belerang, kemoautotrof, dan memperoleh energi dengan oksidasi senyawa-senyawa belerang.
- Dalam plasmanya, sulfur bebas ada dalam bentuk butir-butir atau Kristal.
- Contoh: Thiobacillus thioparus, Thiobacterium cristalliferum, Thiospora bipanctata.
e) Pseudomonadaceae
- Bakteri heterotrof, jarang autotrof fakultatif.
- Sel-selnya seringkali bersifat oksidatif, adakala fermentative.
- Contoh Pseudomonas cocovernanans (racun tempe bongkrek), Pseudomonas solanacearum (menimbulkan penyakit layu pada Solanaceae dan kacang tanah), Pseudomonas denitrificans (mereduksi nitrat menjadi N2).
f) Spirillaceae
- Bakteri-bakteri dengan tubuh yang bengkok, berbentuk koma hingga spiral.
- Contoh: Vibrio coma (Vibrio cholera), penyebab penyakit muntaber; Desulfovibrio desulfuricans, mereduksi sulfat menjadi sulfide; Spirillum minus; Spirillum lipoferum.
2. Bangsa Chlamydobacteriales
• Bentuk sel menyerupai benang, kadang diselubungi sarungsarung yang mengandung senyawa besi.
• Sel yang terlepas dari koloninya sanggup bergerak bebas.
• Bangsa ini dibedakan menjadi 2 suku, yaitu:
a) Chlamidobacteriaceae
- Koloni berbentuk benang, kadang dengan cabang semu.
- Dapat membentuk sel kembara yang bergerak aktif.
- Bakteri besi dengan sarung koloni mengandung senyawa besi.
- Contoh: Sphaerotilus natans, S. dichotomus, Leptothrix ochracea.
b) Crenotrichaceae
- Koloni berbentuk benang, tidak menghasilkan sel-sel kembara.
- Contoh: Crenotrix polyspora.
3. Bangsa Eubacteriales
• Bentuk sel bulat, batang lurus, terpisah atau berantai.
• Bergerak dengan flagel peritrikh, tapi ada juga yang tidak bergerak.
• Terdiri dari 7 bangsa/ordo yaitu:
a) Azotobacteriaceae
- Sel-sel jorong atau batang, menyerupai sel khamir.
- Hidup bebas dalam tanah, penambat N2.
- Contoh: Azotobacter chorococcum, A. indicus, A. agilis.
b) Rizobacteriaceae
- Sel-sel bentuk batang, kadang bercabang.
- Seringkali bersimbiosis dengan flora Leguminosae membentuk bintil akar.
- Contoh: Rhizobium leguminosarum (membentuk bintil pada Lathyrus, Pisum, Vicia), R. japonicum (pada kedelai), R. phaseoli (pada Phaseolus).
c) Enterobacteriaceae
- Menimbulkan fermentasi anaerobic pada glukosa, kadang laktosa.
- Sering terdapat pada kanal pernapasan dan kanal kencing vertebrata.
- Lainnya hidup bebas dan bersifat patogen.
- Contoh: Eschericia c0l1, Salmonella thyposa, S. parathypi, Shigella dysentriae.
d) Micrococcaceae
- Bentuk sel menyerupai peluru, atau dalam bentuk koloni tetrad, kubus, atau massa tak beraturan.
- Contoh: Sarcina lutea, S. aurantiaca, Micrococcus denitrificans, Staphylococcus aureus.
e) Neisseriaceae
- Sel-sel berbentuk peluru, seringkali berpasangan.
- Contoh: Neisseria gonorrhoeae (Micrococcus gonorrhoeae) penyebab penyakit kencing nanah, N. meningitides (penyebab meningitis).
f) Lactobacillaceae
- Bakteri bentuk peluru atau batang, menimbulkan fermentasi asam laktat.
- Disebut basil laktat.
- Contoh: Lactobacillus caucasicus (yoghurt), Streptococcus pygenes (menimbulkan bisul atau keracunan darah), Diplococcus pneumonia (pneumonia).
g) Bacillaceae
- Sel-sel bentuk batang, menghasilkan endospora.
- Contoh: Bacillus subtilis (penghasil basitrasin), B. atracis (penyakit antraks), B. polymixa (penghasil polimiksin), Clostridium pasteurianum (penambat N2).
4. Bangsa Actinomycetales
• Sel bentuk batang memanjang menyerupai hifa jamur, dan cenderung bercabang-cabang.
• Anggotanya terdiri aneka macam jenis jamur yang bersuku sebagai berikut:
a) Mycobacteriaceae
- Sel-sel tidak membentuk miselium atau hanya miselium yang rudimenter.
- Contoh: Mycobacterium tuberculosis (penyebab TBC), M. leprae (lepra/kusta).
b) Actinomycetaceae
- Membentuk miselium, spora terbentuk dalam fragmen-fragmen miselium.
- Contoh: Actinomyces bovis (penyebab penyakit lisan pada ternak).
c) Streptomycetaceae
- Membentuk miselium, miselium vegetatif tidak terbagi-bagi.
- Contoh: Streptomyces aurefaciens (menghasilkan aureomisin); S. griseus (streptomisin); S. fradiae (neomisin dan fradisin); S. rimosus (tetramisin)
5. Bangsa Beggiatoales
• Sel bentuk kokus atau berbentuk benang dengan butir belerang, baik di dalam atau di permukaan tubuh.
• Bergerak dengan meluncur, berkelok atau berguling, dan tidak berflagel.
• Terdiri dari satu suku yaitu suku Beggiatoaceae, dengan ciri-ciri:
- Sel-sel berbentuk benang dengan butir sulfur di dalam atau dipermkaan sel.
- Dalam lingkungan kaya H2S di selnya sering terdapat butir-butir belerang.
- Contoh: Beggiatoa alba, B. gigantean, Thiospirillopsis floridana (dalam sumber air belerang), Thotrix nivea (dalam air tawar mengandung H2S).
6. Bangsa Mycobacteriales
• Sel-selnya berbentuk batang yang lentur, merayap pada subtrat yang padat membentuk koloni yang tipis merata pada subtrat (lendir).
• Dapat membentuk tubuh buah.
• Terdiri dari bakteri-bakteri lendir yang terbagi menjadi 2 famili yaitu:
a) Cytophagaceae
- Tidak membentuk tubuh buah maupun sel-sel istirahat (mikrokista).
- Dapat membentuk zat warna tertentu.
- Contoh: Cyptohaga lutea (membentuk zat warna kuning), C. ruba (merah jambu).
b) Myxococcae
- Mikrosista lingkaran atau jorong, punya dinding nyata.
- Contoh: Sporocytophaga myxoccoides: sel spiral, lentur, bergerak menyerupai ular; Myxococcus virescens, dengan tubuh buah berwarna kuning kehijauan.
7. Bangsa Spirochaetales
• Sel-sel langsing, lentur, panjang berukuran 6-500 µm.
• Terdiri dari 2 suku yaitu:
a) Spirochaetaceae
- Sel berukuran 30-500 mikron, mempunyai struktur protoplasma tertentu
- Anggotanya penghuni air tawar yang menggenang atau air maritim atau hidup dalam alat pencernaan kuliner kerang.
- Contoh: Spirochaeta plicatilis (dalam air tawar atau air laut), Cristispira balbianii (parasit pada ikan).
b) Treponemataceae
- Berbentuk spiral, panjang tubuh 4-16 mikron.
- Contoh: Treponema pallidum, penyebab penyakit sifilis; T. pertenue, penyakit frambusia; Borelia anseria, patogen untuk burung.
C. Kelas Cyanophyceae
Disebut alga biru atau ganggang belah (Schizophyceae) atau ganggang lendir (Myxophyceae), yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
• Uniseluler, atau berkoloni berbentuk benang dengan struktur yang masih sederhana.
• Berkembang biak dengan membelah tubuhnya.
• Memiliki cadangan kuliner berupa glikogen/butir-butir sianofisin (lipoprotein) diperifer, serta ada juga yang berupa volutin.
• Dinding sel mengandung pektin, hemiselulosa, dan selulosa yang bila bereaksi dengan air menyerupai lendir.
• Pada plasma pecahan tepi terdapat klorofil a, karotenoid, fikosianin, fikoklorofil, yang belum terlokalisasi dan sifatnya labil menimbulkan warna tidak tetap. Sifat ini disebut penyesuaian kromatik (yaitu kalau cahaya hijau mengenai ganggang ini akan berwarna merah, sedang cahaya merah mengenai ganggang ini akan berwarna hijau/biru). Kromatofora ini sangat berkaitan dekat dengan fotosintesis I.
• Inti sel bersifat difus, di tengah sel, belum terperinci hanya terdapat DNA/RNA belum terlokalisasi dan kromosom belum terperinci tampak.
• Pada sel yang renta terdapat vakuola.
• Umumnya tidak bergerak, namun dari jenis-jenis yang berbentuk benang sanggup mengadakan gerakan meluncur sambil mengeluarkan lendir.
• Chanophyceae dibagi menjadi 3 bangsa/ordo yaitu:
1) Chorococcales
2) Chamaesiphonales
3) Hormogonales
Adapun deskripsi mengenai ke 3 bangsa tersebut ialah sebagai berikut:
1. Bangsa Chorococcales
• Bentuk sel membulat tunggal atau berkelompok.
• Memiliki klorofil, karotenoid, fikosianin, fikoklorofil.
• Berwarna kehijauan pada habitat berair.
• Di pecahan tepi protoplasma/dinding sel berlendir (menyebabkan warna berkilau).
• Menyenangi tempat lembab menyerupai kerikil cadas dan tembok.
• Anggota ordo ini yaitu: Familia Chorococcae
• Contoh: Chorococcus turgidus, Gleocapsa sanguine.
2. Bangsa Chamaesiphonales
• Bentuk sel lingkaran tunggal atau berkoloni bentuk benang.
• Koloni sanggup putus kalau akan membentuk horomogonium (= sel yang tidak terisi protoplas, selnya jernih dengan dinding sel yang jelas).
• Potongan koloni sanggup bergerak merayap dan membentuk koloni baru.
• Dapat juga membentuk endospora dan keluar dari sel tumbuh menjadi individu baru.
• Anggota ordo ini yaitu: Familia Chamaesiphonaceae
• Contoh: Chamaesiphon confervicolus.
3. Bangsa Hormogonales
• Bentuk sel lingkaran dengan sudut membulat dan persegi
• Koloni berbentuk benang.
• Benang bercabang palsu terbentuk dari keluarnya plasma dari dinding sel dan terbentuklah hormogonium.
• Anggota ordo ini adalah:
a) Familia Oscilatoriaceae
- Hidup dalam air atau di atas tanah basah.
- Bentuk sel lingkaran dengan sudut persegi.
- Dapat membentuk koloni benang, dan dinding sel mengeluarkan lendir.
- Pada jarak tertentu pada benang terdapat sel-sel yang dindingnya tebal, berwarna kekuningan (hilang kromatofornya), disebut heterosista. Heterosista sanggup tumbuh menjadi benang yang baru, fungsinya belum jelas, biasanya lekas mati.
- Contoh: Oscillatoria linosa, O. princeps.
b) Familia Rivulariaceae
- Membentuk percabangan yang banyak.
- Pangkalnya terdiri atas suatu heterosista, ujungnya berambut.
- Contoh: Rivularia bullata, R. haematites.
c) Familia Nostotaceae
- Sel lingkaran memenjang dengan ujung membulat, terbentuk heterosista dan akinet (sel berisi klorofil) di sebagian besar selnya.
- Dapat menambat N dari udara, seringkali bersimbiosis dengan Fungi dan Lichenes.
- Contoh: Nostoc commune, N. sphaeroides, Anabaena cycaeae ( bersimbiosis dengan pakis haji/Cycas rumphii dalam akar-akarnya yang berbentuk menyerupai bunga karang), A. azollae (bersimbiosis dengan Azolla pinnata sejenis paku air, dalam daunnya yang hidup di sawah atau di rawa).
Daftar Pustaka
Brock, T.D. dan M.T. Madigan. 1991. Biology of Microorganisma. Prentice Hall, Inc. USA.
Kimball, J.W. 1992. Biologi. Jilid 3. Erlangga. Jakarta.
Scheeler, P. dan D.E. Bianchi. 1987. Cell and Molecular Biology. John Wiley & Sons, Inc. New York, Chichester, Brisbane, Toronto, Singapore.
Smith, G.M. 1965. Cryptogamic Botany (Schizophyta and Thallophyta). Mc Graw-Hill, Inc. New York.
Tjirosoepomo, G. 1998. Taksonomi Tumbuhan: Schizophyta, Thallophyta, Bryophyta, Pteridophyta. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
sumber: Hasnunidah, Neni. 2007. Botani Tumbuhan Rendah. Unila. Bandarlampung.
Sumber http://taufik-ardiyanto.blogspot.com
Berdasarkan hukum yang tercantum dalam Kode Internasional Tatanama Tumbuhan (KITT), nama ilmiah untuk divisi diambil dari kata yang mengatakan ciri khas yang berlaku untuk seluruh warganya, ditambahkan akhiran –phyta. Schyzophyta mempunyai ciri khas yang berkembang biak dengan membelah diri (schizein= membelah, phyton= tumbuhan). Selain itu ada ciri-ciri lain yaitu: tubuhnya uniseluler, protoplas belum terdiferensiasi dengan jelas, inti dan plastida belum nyata. Tumbuhan belah dianggap sebagai kelompok dengan tingkat perkembangan filogenetik yang paling rendah, dan dari segi evolusi termasuk flora yang paling renta dan paling primitive. Schizophyta dibedakan menjadi 2 kelas, yaitu Bakteri (Bacteria atau Schizomycetes) dan Ganggang biru (ganggang belah= ganggang lendir= Chanophyceae= Schizophyceae= Myxophyceae).
B. Kelas Bacteria/Schizomycetes
Semua anggota basil mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
• Uniseluler, dimasukkan dalam golongan jasad renik/mikroba.
• Perkembangan studinya sejalan dengan inovasi mikroskop oleh Antonie Van Leewenhoek (abad 17), dilanjutkan oleh Lousie Pasteur, Davaine, Robert Koch, dan Winogradisky.
• Bentuk basil ada 4 macam, yaitu: batang, peluru (bola), koma, dan spiral/spirilum.
• Ukurannya sekitar 0,001 mm; terbesar 100 mikron; terkecil 0,1 mikron.
• Selnya mempunyai karakteristik tertentu antara lain:
- Dinding sel berupa peptidoglikan, ada yang dilapisi oleh selaput bergelatin sehingga dalam larutan air menjadi berlendir.
- DNA, RNA tersebar dalam plasma, inti bersifat difus (tersebar) disebut nukleoid.
- Tidak dijumpai plastida, kecuali pada familia Thiorhodaceae yang mempunyai derivat klorofil (bakteri ototrof; bakterioklorofil, bakterio viridian, bakterio eritrin) dan karotenoid.
- Pada plasmanya dijumpai vakuola kecil berisi cadangan kuliner berupa glikogen, amilose, lemak, protein, dan volutin.
• Bergerak sanggup secara aktif atau secara pasif. Bakteri yang bergerak aktif mempunyai flagel (= rambut plasma). Macam-macam flagel bakteri, yaitu Monotrikh (1 di ujung), sub polar (2 di bawah rusuk), lofotrikh (banyak di ujung), peritrikh (banyak menyeluruh).
• Pembentukan flagel itu hanya terjadi dalam tingkat tertentudari daur hidupnya, sehingga dalam fase lain dalam hidupnya, basil itu tidak mempunyai flagel.
• Bakteri berkembang biak dengan membelah diri sesudah itu sel-sel anakan kemudian sanggup membentuk koloni (sel bergandengan satu sama lain). Sifat ini sanggup menolong identifikasi bakteri. Ada 4 macam koloni bakteri:
a) Diplococcus, koloni terdiri dari sepasang sel berbentuk bola
b) Sarcina, koloni berbentuk kubus
c) Streptococcus, koloni menyerupai bentuk rantai
d) Staphylococcus, koloni menyerupai buah anggur
• Cara hidupnya basil umumnya ialah heterotrof, sebagai saprofit atau parasit. Namun ada yang autrotrof.
Heterotrof= zat-zat organic yang dibutuhkan diperoleh dari organism lain
Autotrof= bisa menyediakan sendiri zat-zat organic yang diperlukannya
Saprofit= zat organic diperoleh dari organism yang sudah mati
Parasit= zat organic diperoleh dari organism yang masih hidup
• Sebagai saprofit, basil sanggup melaksanakan proses pembusukan bila terjadinya menimbulkan zat-zat berbau busuk dan dinamakan fermentasi bila merupakan suatu pernapasan intramolekuler
• Bakteri benalu ada 3 macam yaitu:
a) Parasit obligat, hidup sebagai benalu saja
b) Parasit fakultatif, sanggup hidup sebagai benalu maupun saprofit
c) Patogen, hidup sebagai benalu dan menimbulkan penyakit bagi inangnya.
• Bakteri autotrof dibedakan menjadi 2 golongan
a) Kemoautotrof, bila energi untuk asimilasi (kemosintesis diperoleh dari reaksi kimia, misalnya basil nitrit menghasilkan NH3, basil nitrat mengoksidasikan HNO2, basil sulfur mengoksidasikan senyawa belerang.
b) Fotoautotrof, bila energi asimilasi (fotosintesis) diperoleh dari cahaya matahari, misalnya basil dari familia Thiorhodaceae.
• Berdasarkan kebutuhan akan oksigen, basil digolongkan menjadi:
a) Bakteri aerob, untuk hidupnya memerlukan oksigen bebas.
b) Bakteri anaerob, sanggup hidup tanpa oksigen bebas.
• Bakteri sanggup hidup dalam majemuk habitat, distribusi luas, kosmopolit di air, tanah, sisa tumbuhan, sisa hewan, kawasan tropis, sub tropis.
• Pada kondisi yang tidak menguntungkan bagi kehidupannya (terlalu panas atau terlalu dingin), basil sanggup membentuk endospora yaitu tubuh lingkaran dengan dinding yang gres berisi zat-zat cadangan makanan.
• Sel-sel basil yang membentuk spora tampak sebagai ruangan berisi benda bulat, yang letaknya sanggup di salah satu ujung ruang itu, sanggup pula di tengah-tengah.
• Peranan basil bagi insan ada yang menguntungkan ada juga yang merugikan.
a) Menguntungkan:
- mengubah nira menjadi tuak (Saccharomyces tuac)
- mengubah alkohol menjadi gula (Mycoderma aceti)
- mengubah susu menjadi yoghurt (Lactobacillus caucasicus)
- bersimbiosis membentuk bintil akar, memfiksasi N2 bebas menjadi pupuk (Rhiobium leguminosarium)
- mengubah protein menjadi senyawa yang sanggup diserap tumbuhan (Nitrosomonas j4vanensis, Nitrobacter agilis)
b) merugikan:
- membusukkan materi makanan, sanggup diatasi dengan pengeringan, penambahan gula/garam, pengasaman, pendinginan, pasteurisasi.
- Menimbulkan penyakit pada tumbuhan, hewan, manusia. Pseudomonas solanacearum (menyerang Solanaceae), Bacillus anthracis (menyebabkan penyakit antraks), Vibrio cholera (penyakit kolera), Mycobacterium tuberculosis (TBC).
• Klasifikasi dari kelas basil amat sulit, yang ada belum memuaskan. Kurangnya diferensiasi morfologi merupakan salah satu sebabnya. Sehingga cara penggolongan kadang hanya menurut sifat fisiologinya saja.
• Salah satu penjabaran basil yang banyak digunakan dalam taksonomi, menyatakan bahwa kelas Bacteria dibagi dalam 7 bangsa/ordo, yaitu:
1) Pseudomonadales
2) Chlamydobacteriales
3) Eubacteriales
4) Actinomycetales
5) Beggiatoales
6) Myxobacteriales
7) Spirochaetales
Masing-masing bangsa tersebut mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Bangsa Pseudomonadales
• Bentuk sel peluru, batang lurus, bengkok, spiral, rantai.
• Selnya sering mengandung pigmen fotosintetik berwana hijau atau lembayung.
• Bergerak dengan flagel yang polar.
• Terdiri dari 6 suku/familia yaitu:
a) Thiorhodaceae
- Plastida berwarna lembayung, disebut basil lembayung, sanggup berfotosintesis
- Dalam lingkungan dengan H2S, ada tetes sulfur dalam selnya.
- Contoh: Thiosarcina rosea, Thiocapsa floridana, Thiodictyon elegans, Thiospirillum sanguineum.
b) Nitrobacteriaceae
- Bakteri kemoautotrof dan memperoleh energi untuk asimilasi dari oksidasi metan, disebut basil nitrat.
- Contoh: Nitrosomonas europea, Nitrosococcus nitrosus, Nitrobacter winogradiskyi, Nitrobacter agile.
c) Methanomonadaceae
- Bakteri kemoautotrof dan memperoleh energi untuk asimilasi dari oksida metan, hydrogen, karbon monoksida, disebut basil metan.
- Contohnya Methylomonas methanica, Hydrogenomonas flava, Carboxydomonas obligocarbophila.
gambar: basil metan: (kiri) Methylomonas methanica, berdiameter 0,6 mikron. (kanan) Methilococcus capsulatus, berdiameter 1 mikron (dikutip dari Brock and Madigan,1991)
d) Thiobacteriaceae
- Disebut basil belerang, kemoautotrof, dan memperoleh energi dengan oksidasi senyawa-senyawa belerang.
- Dalam plasmanya, sulfur bebas ada dalam bentuk butir-butir atau Kristal.
- Contoh: Thiobacillus thioparus, Thiobacterium cristalliferum, Thiospora bipanctata.
gambar: basil belerang Thiobacillus neapolitamus berdiameter 1 mikron (dikutip dari Brock and Madigan,1991)
e) Pseudomonadaceae
- Bakteri heterotrof, jarang autotrof fakultatif.
- Sel-selnya seringkali bersifat oksidatif, adakala fermentative.
- Contoh Pseudomonas cocovernanans (racun tempe bongkrek), Pseudomonas solanacearum (menimbulkan penyakit layu pada Solanaceae dan kacang tanah), Pseudomonas denitrificans (mereduksi nitrat menjadi N2).
gambar: basil Pseudomonas cepacia pada mdia semoga (dikutip dari Brock and Madigan,1991)
f) Spirillaceae
- Bakteri-bakteri dengan tubuh yang bengkok, berbentuk koma hingga spiral.
- Contoh: Vibrio coma (Vibrio cholera), penyebab penyakit muntaber; Desulfovibrio desulfuricans, mereduksi sulfat menjadi sulfide; Spirillum minus; Spirillum lipoferum.
2. Bangsa Chlamydobacteriales
• Bentuk sel menyerupai benang, kadang diselubungi sarungsarung yang mengandung senyawa besi.
• Sel yang terlepas dari koloninya sanggup bergerak bebas.
• Bangsa ini dibedakan menjadi 2 suku, yaitu:
a) Chlamidobacteriaceae
- Koloni berbentuk benang, kadang dengan cabang semu.
- Dapat membentuk sel kembara yang bergerak aktif.
- Bakteri besi dengan sarung koloni mengandung senyawa besi.
- Contoh: Sphaerotilus natans, S. dichotomus, Leptothrix ochracea.
b) Crenotrichaceae
- Koloni berbentuk benang, tidak menghasilkan sel-sel kembara.
- Contoh: Crenotrix polyspora.
3. Bangsa Eubacteriales
• Bentuk sel bulat, batang lurus, terpisah atau berantai.
• Bergerak dengan flagel peritrikh, tapi ada juga yang tidak bergerak.
• Terdiri dari 7 bangsa/ordo yaitu:
a) Azotobacteriaceae
- Sel-sel jorong atau batang, menyerupai sel khamir.
- Hidup bebas dalam tanah, penambat N2.
- Contoh: Azotobacter chorococcum, A. indicus, A. agilis.
b) Rizobacteriaceae
- Sel-sel bentuk batang, kadang bercabang.
- Seringkali bersimbiosis dengan flora Leguminosae membentuk bintil akar.
- Contoh: Rhizobium leguminosarum (membentuk bintil pada Lathyrus, Pisum, Vicia), R. japonicum (pada kedelai), R. phaseoli (pada Phaseolus).
c) Enterobacteriaceae
- Menimbulkan fermentasi anaerobic pada glukosa, kadang laktosa.
- Sering terdapat pada kanal pernapasan dan kanal kencing vertebrata.
- Lainnya hidup bebas dan bersifat patogen.
- Contoh: Eschericia c0l1, Salmonella thyposa, S. parathypi, Shigella dysentriae.
d) Micrococcaceae
- Bentuk sel menyerupai peluru, atau dalam bentuk koloni tetrad, kubus, atau massa tak beraturan.
- Contoh: Sarcina lutea, S. aurantiaca, Micrococcus denitrificans, Staphylococcus aureus.
e) Neisseriaceae
- Sel-sel berbentuk peluru, seringkali berpasangan.
- Contoh: Neisseria gonorrhoeae (Micrococcus gonorrhoeae) penyebab penyakit kencing nanah, N. meningitides (penyebab meningitis).
f) Lactobacillaceae
- Bakteri bentuk peluru atau batang, menimbulkan fermentasi asam laktat.
- Disebut basil laktat.
- Contoh: Lactobacillus caucasicus (yoghurt), Streptococcus pygenes (menimbulkan bisul atau keracunan darah), Diplococcus pneumonia (pneumonia).
g) Bacillaceae
- Sel-sel bentuk batang, menghasilkan endospora.
- Contoh: Bacillus subtilis (penghasil basitrasin), B. atracis (penyakit antraks), B. polymixa (penghasil polimiksin), Clostridium pasteurianum (penambat N2).
4. Bangsa Actinomycetales
• Sel bentuk batang memanjang menyerupai hifa jamur, dan cenderung bercabang-cabang.
• Anggotanya terdiri aneka macam jenis jamur yang bersuku sebagai berikut:
a) Mycobacteriaceae
- Sel-sel tidak membentuk miselium atau hanya miselium yang rudimenter.
- Contoh: Mycobacterium tuberculosis (penyebab TBC), M. leprae (lepra/kusta).
b) Actinomycetaceae
- Membentuk miselium, spora terbentuk dalam fragmen-fragmen miselium.
- Contoh: Actinomyces bovis (penyebab penyakit lisan pada ternak).
c) Streptomycetaceae
- Membentuk miselium, miselium vegetatif tidak terbagi-bagi.
- Contoh: Streptomyces aurefaciens (menghasilkan aureomisin); S. griseus (streptomisin); S. fradiae (neomisin dan fradisin); S. rimosus (tetramisin)
5. Bangsa Beggiatoales
• Sel bentuk kokus atau berbentuk benang dengan butir belerang, baik di dalam atau di permukaan tubuh.
• Bergerak dengan meluncur, berkelok atau berguling, dan tidak berflagel.
• Terdiri dari satu suku yaitu suku Beggiatoaceae, dengan ciri-ciri:
- Sel-sel berbentuk benang dengan butir sulfur di dalam atau dipermkaan sel.
- Dalam lingkungan kaya H2S di selnya sering terdapat butir-butir belerang.
- Contoh: Beggiatoa alba, B. gigantean, Thiospirillopsis floridana (dalam sumber air belerang), Thotrix nivea (dalam air tawar mengandung H2S).
6. Bangsa Mycobacteriales
• Sel-selnya berbentuk batang yang lentur, merayap pada subtrat yang padat membentuk koloni yang tipis merata pada subtrat (lendir).
• Dapat membentuk tubuh buah.
• Terdiri dari bakteri-bakteri lendir yang terbagi menjadi 2 famili yaitu:
a) Cytophagaceae
- Tidak membentuk tubuh buah maupun sel-sel istirahat (mikrokista).
- Dapat membentuk zat warna tertentu.
- Contoh: Cyptohaga lutea (membentuk zat warna kuning), C. ruba (merah jambu).
b) Myxococcae
- Mikrosista lingkaran atau jorong, punya dinding nyata.
- Contoh: Sporocytophaga myxoccoides: sel spiral, lentur, bergerak menyerupai ular; Myxococcus virescens, dengan tubuh buah berwarna kuning kehijauan.
7. Bangsa Spirochaetales
• Sel-sel langsing, lentur, panjang berukuran 6-500 µm.
• Terdiri dari 2 suku yaitu:
a) Spirochaetaceae
- Sel berukuran 30-500 mikron, mempunyai struktur protoplasma tertentu
- Anggotanya penghuni air tawar yang menggenang atau air maritim atau hidup dalam alat pencernaan kuliner kerang.
- Contoh: Spirochaeta plicatilis (dalam air tawar atau air laut), Cristispira balbianii (parasit pada ikan).
b) Treponemataceae
- Berbentuk spiral, panjang tubuh 4-16 mikron.
- Contoh: Treponema pallidum, penyebab penyakit sifilis; T. pertenue, penyakit frambusia; Borelia anseria, patogen untuk burung.
C. Kelas Cyanophyceae
Disebut alga biru atau ganggang belah (Schizophyceae) atau ganggang lendir (Myxophyceae), yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
• Uniseluler, atau berkoloni berbentuk benang dengan struktur yang masih sederhana.
• Berkembang biak dengan membelah tubuhnya.
• Memiliki cadangan kuliner berupa glikogen/butir-butir sianofisin (lipoprotein) diperifer, serta ada juga yang berupa volutin.
• Dinding sel mengandung pektin, hemiselulosa, dan selulosa yang bila bereaksi dengan air menyerupai lendir.
• Pada plasma pecahan tepi terdapat klorofil a, karotenoid, fikosianin, fikoklorofil, yang belum terlokalisasi dan sifatnya labil menimbulkan warna tidak tetap. Sifat ini disebut penyesuaian kromatik (yaitu kalau cahaya hijau mengenai ganggang ini akan berwarna merah, sedang cahaya merah mengenai ganggang ini akan berwarna hijau/biru). Kromatofora ini sangat berkaitan dekat dengan fotosintesis I.
• Inti sel bersifat difus, di tengah sel, belum terperinci hanya terdapat DNA/RNA belum terlokalisasi dan kromosom belum terperinci tampak.
• Pada sel yang renta terdapat vakuola.
• Umumnya tidak bergerak, namun dari jenis-jenis yang berbentuk benang sanggup mengadakan gerakan meluncur sambil mengeluarkan lendir.
• Chanophyceae dibagi menjadi 3 bangsa/ordo yaitu:
1) Chorococcales
2) Chamaesiphonales
3) Hormogonales
Adapun deskripsi mengenai ke 3 bangsa tersebut ialah sebagai berikut:
1. Bangsa Chorococcales
• Bentuk sel membulat tunggal atau berkelompok.
• Memiliki klorofil, karotenoid, fikosianin, fikoklorofil.
• Berwarna kehijauan pada habitat berair.
• Di pecahan tepi protoplasma/dinding sel berlendir (menyebabkan warna berkilau).
• Menyenangi tempat lembab menyerupai kerikil cadas dan tembok.
• Anggota ordo ini yaitu: Familia Chorococcae
• Contoh: Chorococcus turgidus, Gleocapsa sanguine.
2. Bangsa Chamaesiphonales
• Bentuk sel lingkaran tunggal atau berkoloni bentuk benang.
• Koloni sanggup putus kalau akan membentuk horomogonium (= sel yang tidak terisi protoplas, selnya jernih dengan dinding sel yang jelas).
• Potongan koloni sanggup bergerak merayap dan membentuk koloni baru.
• Dapat juga membentuk endospora dan keluar dari sel tumbuh menjadi individu baru.
• Anggota ordo ini yaitu: Familia Chamaesiphonaceae
• Contoh: Chamaesiphon confervicolus.
3. Bangsa Hormogonales
• Bentuk sel lingkaran dengan sudut membulat dan persegi
• Koloni berbentuk benang.
• Benang bercabang palsu terbentuk dari keluarnya plasma dari dinding sel dan terbentuklah hormogonium.
• Anggota ordo ini adalah:
a) Familia Oscilatoriaceae
- Hidup dalam air atau di atas tanah basah.
- Bentuk sel lingkaran dengan sudut persegi.
- Dapat membentuk koloni benang, dan dinding sel mengeluarkan lendir.
- Pada jarak tertentu pada benang terdapat sel-sel yang dindingnya tebal, berwarna kekuningan (hilang kromatofornya), disebut heterosista. Heterosista sanggup tumbuh menjadi benang yang baru, fungsinya belum jelas, biasanya lekas mati.
- Contoh: Oscillatoria linosa, O. princeps.
b) Familia Rivulariaceae
- Membentuk percabangan yang banyak.
- Pangkalnya terdiri atas suatu heterosista, ujungnya berambut.
- Contoh: Rivularia bullata, R. haematites.
c) Familia Nostotaceae
- Sel lingkaran memenjang dengan ujung membulat, terbentuk heterosista dan akinet (sel berisi klorofil) di sebagian besar selnya.
- Dapat menambat N dari udara, seringkali bersimbiosis dengan Fungi dan Lichenes.
- Contoh: Nostoc commune, N. sphaeroides, Anabaena cycaeae ( bersimbiosis dengan pakis haji/Cycas rumphii dalam akar-akarnya yang berbentuk menyerupai bunga karang), A. azollae (bersimbiosis dengan Azolla pinnata sejenis paku air, dalam daunnya yang hidup di sawah atau di rawa).
Daftar Pustaka
Brock, T.D. dan M.T. Madigan. 1991. Biology of Microorganisma. Prentice Hall, Inc. USA.
Kimball, J.W. 1992. Biologi. Jilid 3. Erlangga. Jakarta.
Scheeler, P. dan D.E. Bianchi. 1987. Cell and Molecular Biology. John Wiley & Sons, Inc. New York, Chichester, Brisbane, Toronto, Singapore.
Smith, G.M. 1965. Cryptogamic Botany (Schizophyta and Thallophyta). Mc Graw-Hill, Inc. New York.
Tjirosoepomo, G. 1998. Taksonomi Tumbuhan: Schizophyta, Thallophyta, Bryophyta, Pteridophyta. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
sumber: Hasnunidah, Neni. 2007. Botani Tumbuhan Rendah. Unila. Bandarlampung.
Sumber http://taufik-ardiyanto.blogspot.com
0 Response to "Divisi Schizophyta"
Posting Komentar