Perilaku Watak Dalam Bisnis

Etika bisnis yang mensugesti sikap etika
Bisnis mempunyai beberapa definisi/ pengertian. Secara umum, bisnis mempunyai pengertian sebagai suatu organisasi yang menyediakan barang dan jasa untuk mendapat profit atau keuntungan. Bisnis juga sanggup diartikan sebagai suatu kegiatan atau perjuangan atau sebuah aktifitas terpadu yang meliputi pertukaran barang, jasa atau uang yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih, dengan tujuan memperoleh profit atau keuntungan atau manfaat dari kegiatan tersebut. Sehingga sanggup disimpulkan juga bahwa definisi/ pengertian bisnis yakni proses sosial yang dilakukan oleh setiap individu atau kelompok melalui proses penciptaan dan pertukaran kebutuhan dan cita-cita akan suatu produk tertentu yang mempunyai nilai atau memperoleh manfaat dan keuntungan.
Lingkungan bisnis terdiri dari dua jenis, yaitu lingkungan internal dan lingkungan eksternal.
ð  Lingkungan Internal, terdiri dari manajemen, modal, informasi, karyawan, pemegang saham, peralatan fisik, dsb.
ð  Lingkungan Eksternal
Lingkungan eksternal bisnis terdiri dari dua jenis, yaitu lingkungan khusus dan l     ingkungan umum :
·                Lingkungan Khusus, terdiri dari konsumen, pesaing, pemasok dan kreditor.
Lingkungan Umum, terdiri dari kondisi ekonomi, politik, dan hukum, sosial budaya,demografi,serta teknologi dan kondisi globalisasi.
Bisnis dan Sistem Ekonomi
Bisnis yakni suatu organisasi yang menyediakan barang atau jasa untuk mendapat profit. Di mana yang dimaksud dengan profit yakni perbedaan antara pendapatan suatu bisnis dan beban-bebannya.
Etika Bisnis
Secara harfiah, etika sanggup diartikan sebagai kepercayaan wacana apa yang benar dan salah, baik atau jelek dalam tindakan yang mensugesti orang lain. Sedangkan sikap etis yakni tingkah laris yang diubahsuaikan terhadap normal sosial yang diterima secara umum berkenaan dengan tindakan yang mempunyai kegunaan dan berbahaya.
Terdapat 3 langkah sederhana untuk melaksanakan penilaian etika untuk situasi dalam aktifitas bisnis, yaitu :
a. Mengumpulkan informas yang relevan,
b. Mengalisa fakta- fakta untuk memutuskan nilai moral yang paling sesuai
c. Membuat keputusan etik menurut pada kebenaran atau kesalahan dari kebijakan atau aktifitas yang dimaksud.
Tanggung jawab sosial merupakan penerimaan administrasi terhadap kewajiban untuk mempertimbangkan laba, kepuasan pelanggan dan kesejahteraan sosial sebagai nilai sepadan dalam mengevaluasi kinerja perusahaan. Sedangkan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap stakeholder, yaitu meliputi tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan, investor, pemasok dan komunitas local dimana bisnis tersebut berada. Empat area tanggung jawab organisasi terdiri dari tanggung jawab ke depan terhadap lingkungannya, konsumen, karyawan dan investor.

2  Kesaling- tergantungan antara bisnis dan masyarakat
Mungkin ada sebagian masyarakat yang belum mengenali apa itu etika dalam berbisnis. Bisa jadi masyarakat beranggapan bahwa berbisnis tidak perlu memakai etika, alasannya yakni urusan etika hanya berlaku di masyarakat yang mempunyai kultur budaya yang kuat. Ataupun etika hanya menjadi wilayah langsung seseorang. Tetapi pada kenyataannya etika tetap saja masih berlaku dan banyak diterapkan di masyarakat itu sendiri. Bagaimana dengan di lingkungan perusahaan? Perusahaan juga sebuah organisasi yang mempunyai struktur yang cukup terperinci dalam pengelolaannya. Ada banyak interaksi antar langsung maupun institusi yang terlibat di dalamnya. Dengan begitu kecenderungan untuk terjadinya konflik dan terbukanya penyelewengan sangat mungkin terjadi. Baik dalam tataran administrasi ataupun personal dalam setiap team maupun kekerabatan perusahaan dengan lingkungan sekitar. Untuk itu etika ternyata dibutuhkan sebagai kontrol akan kebijakan, demi kepentingan perusahaan itu sendiri Oleh alasannya yakni itu kewajiban perusahaan yakni mengejar banyak sekali target jangka panjang yang baik bagi masyarakat.

Dua pandangan tanggung jawab sosial :
1. Pandangan klasik : tanggung jawab sosial yakni bahwa tanggung jawab sosial administrasi hanyalah memaksimalkan keuntungan (profit oriented)
Pada pandangan ini manajer mempunyai kewajiban menjalankan bisnis sesuai dengan kepentingan terbesar pemilik saham alasannya yakni kepentingan pemilik saham yakni tujuan utama perusahaan.
2. Pandangan sosial ekonomi : bahwa tanggung jawab sosial administrasi bukan sekedar menghasilkan laba, tetapi juga meliputi melindungi dan meningkatkan kesejahteraan sosial
Pada pandangan ini beropini bahwa perusahaan bukan intitas independent yang bertanggung jawab hanya terhadap pemegang saham, tetapi juga terhadap masyarakat.
Perilaku bisnis terhadap etika
Dalam membuat etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain ialah :
1. Pengendalian diri
2. Pengembangan tanggung jawab sosial (social responsibility)
3. Mempertahankan jati diri dan tidak gampang untuk terombang-ambing oleh pesatnya perkembangan berita dan teknologi
4. Menciptakan persaingan yang sehat
5. Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan”
6. Menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi dan Komisi)
7. Mampu menyatakan yang benar itu benar
8. Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha berpengaruh dan golongan pengusaha kebawah
9. Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama
10. Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa mempunyai terhadap apa yang telah disepakati.

Perkembangan Etika Bisnis
Di akui bahwa sepanjang sejarah kegiatan perdagangan atau bisnis tidak pernah luput dari sorotan etika. Perhatian etika untuk bisnis sanggup dikatakan seumur dengan bisnis itu sendiri. Perbuatan menipu dalam bisnis ,mengurangi timbangan atau takaran, berbohong merupakan contoh-contoh kongkrit adanya kekerabatan antara etika dan bisnis. Namun denikian bila menyimak etika bisnis sperti dikaji dan dipraktekan sekarang, tidak sanggup disangkal bahwa terdapat fenomena gres dimana etika bisnis mendapat perhatian yang besar dan intensif hingga menjadi status sebagai bidang kajian ilmiah yang berdiri sendiri. Masa etika bisnis menjadi fenomena global pada tahun 1990-an, etika bisnis telah menjadi fenomena global dan telah bersifat nasional, internasional dan global menyerupai bisnis itu sendiri. Etika bisnis telah hadir di Amerika Latin , ASIA, Eropa Timur dan daerah dunia lainnya. Di Jepang yang aktif melaksanakan kajian etika bisnis yakni institute of moralogy pada universitas Reitaku di Kashiwa-Shi. Di india etika bisnis dipraktekan oleh administrasi center of human values yang didirikan oleh dewan direksi dari indian institute of administrasi di Kalkutta tahun 1992. Di indonesia sendiri pada beberape akademi tinggi terutama pada kegiatan pascasarjana telah diajarkan mata kuliah etika isnis. Selain itu bermunculan pula organisasi-organisasi yang melaksanakan pengkajian khusus wacana etika bisnis contohnya forum studi dan pengembangan etika perjuangan indonesia (LSPEU Indonesia) di jakarta.
          Etika Bisnis Dalam Akuntansi
Dalam menjalankan profesinya seorang akuntan di Indonesia diatur oleh suatu aba-aba etik profesi dengan nama aba-aba etik Ikatan Akuntan Indonesia. Kode etik Ikatan Akuntan Indonesia merupakan tatanan etika dan prinsip moral yang memperlihatkan aliran kepada akuntan untuk bekerjasama dengan klien, sesama anggota profesi dan juga dengan masyarakat. Selain dengan aba-aba etik akuntan juga merupakan alat atau sarana untuk klien, pemakai laporan keuangan atau masyarakat pada umumnya, wacana kualitas atau mutu jasa yang diberikannya alasannya yakni melalui serangkaian pertimbangan etika sebagaimana yang diatur dalam aba-aba etik profesi. Akuntansi sebagai profesi mempunyai kewajiban untuk mengabaikan kepentingan langsung dan mengikuti etika profesi yang telah ditetapkan. Kewajiban akuntan sebagai profesional mempunyai tiga kewajiban yaitu; kompetensi, objektif dan mengutamakan integritas. Kasus enron, xerok, merck, vivendi universal dan bebarapa kasus serupa lainnya telah menerangkan bahwa etika sangat dibutuhkan dalam bisnis. Tanpa etika di dalam bisnis, maka perdaganan tidak akan berfungsi dengan baik. Kita harus mengakui bahwa akuntansi yakni bisnis, dan tanggung jawab utama dari bisnis yakni memaksimalkan keuntungan atau nilai shareholder. Tetapi jika hal ini dilakukan tanpa memperhatikan etika, maka alhasil sangat merugikan. Banyak orang yang menjalankan bisnis tetapi tetap berpandangan bahwa, bisnis tidak memerlukan etika.



Referensi:


Sumber http://yuliana-ekaputri.blogspot.com

Berlangganan Informasi Terbaru:

0 Response to "Perilaku Watak Dalam Bisnis"

Posting Komentar