Sistem Pencatatan Persediaan

Hallo guys ???
Kali ini gue bakalan menyebarkan bahan wacana Sistem Pencatatan Persediaan. Yo simak !
Terdapat dua sistem pencatatan persediaan barang dagang untuk menilai persediaan final (ending invontary) dan harga pokok penjualan (cost of goods sold), yaitu sistem pencatatan persediaan periodik (periodic inventory system) dan sistem pencatatan persediaan perpetual (perpetual inventory system). Simak uraian berikut !

a. Sistem Pencatatan Persediaan Periodik (periodic inventory system)

Pencatata persediaan sistem periodik (periodic inventory system) disebut juga pencatatan sistem (physical system), lantaran perhitungan jumlah nilai persediaan hanya akan diketahui pada final periode untuk penyiapan  pembuatan laporan keuangan. Akun persediaan akan diperbaharui nilainya hanya pada final periode saja sebelum penyusunan laporan keuangan, melalui perhitungan fisik persediaan (stock opname) di gudang.
Sistem ini terutama dipakai oleh perusahaan yang menjual aneka macam macam produk yang harga satuannya relatif kecil, sehingga untuk menghitung harga pokok p0jualan perunit sulit dilakukan. Oleh lantaran itu, harga pokok penjualan dihitung setiap final periode sehabis barang dihitung secara fisik.
Perlakuan akuntansi untuk sistem pencatatan persediaan periodik yaitu sebagai berikut :
  1.  Tidak ada pencatatan pada final persediaan.
  2. Beban angkut pembelian akan didebet pada akun beban angkut pembelian
  3. Pembelian barang dagang secara tunai didebet pada akun pembelian, dan dikredit pada akun kas, Jika pembelian secara kredit, dicatat pada akun utang dagang.
  4. Retur dan potongn pembelian akun kredit ke akun retur dan kepingan pembelian
  5. Potongan tunai pembelian akun dikredit ke akun kepingan tunai pembelian
  6. Beban pokok penjualan atau harga pokok penjualan dihitung pada akhiir periode sehabis melaksanakan perhitungan fisik dari evaluasi persediaan akhir.

 b. System Pencatatan Persediaan Perpetual (Perpetual Inventory System)

Pencatatan persediaan sistem perpetual (terus menerus) merupakan perhitungan jumlah dan nilai persediaan yang dilakukan secara tereus menerus setiap kali terjadi transaksi yang berkaitan dengan persediaan barang dagang. Dengan sistem pencatatan perpetual, jumlah persediaan barang dagang sanggup setiap ketika diketahui.
Saat ini sangan sedikit prusahaan yang menerapkan system perpetual, kecuali untuk prusahaan kecil yang memiliki barang-barang tertentu secara eceran dengan harga yang murah, menyerupai permen dan korek api.
Perlakuan akuntansi untuk sistem pencatatan persediaan perpetual yaitu sebagai berikut :
  1. Pembelian barang dagang akan didebet pada akun persediaan.
  2. Beban angkut pembelian akan didebet ke akun persediaan
  3. Retur pembelian akan dikredit ke akun persediaan
  4. Potongan pembelian akan dikredit ke akun persedian
  5. Beban pokok penjualan atau harga pokok penjualan diakui bersama dengan legalisasi penjualan dan akun persediaan akan dikredit.
  6. Akun persediaan yaitu akun pengendali yang didukung dengan buku besar pembantu untuk setiap jenis persediaan.
Pada dasarnya setiap barang dagang yaitu Barang Kena Pajak (BKP), oleh alasannya itu jikalau penjualan termasuk Pengusaha Kena Pajak (PKP), setiap prusahaan / penjualan BKP wajib memungut PPN dari pembeli sebasar 10% dari harga barang. Demikian juga jikalau yang diserahkan termasuk barang mewah, penjualan wajib memungut PPnBM sesuai tarif yang berlaku.
Adapun perlakuan PPN tersebut bagi penjual yaitu sebagai kewajiban yang dicatat dengan mengkredit akun PPN keluaran (VAT Out), sedangkan untuk PPnBM. Bagi pembeli, PPN disebut PPN masukan dengan perlakuan sebagai berikut :
  1. Jika pembeli belum termasuk PKP, maka nilai PPN tersebut ditambahkan ke dalam harga beli barang.
  2. Jika pembeli termasuk PKP, maka nilai PPN dicatat dengan mendebet akun PPN masukan dan mengkredit akun PPN keluaran yang dipungut ktika menyerahkan / menjual BKP.
  3. Jika barang yang dibeli termasuk barang mewah, maka nilai PPnBM ditambahkan ke dalam harga beli barang
Apabila terjadi retur penjualan, maka selain mendebet akun retur penjualan, penjualan harga juga akan mendeber akun PPN keluara sebesar 10% dari harga barang yang dikembalikan. Dengan sebaliknya, jikalau pembeli merupakan PKP, maka di samping mengkredit akun retur pembelian (pada metode fisik) atau akun persediaan (pada metode perpetual), juga akan mengkredit akun PPN masukan sebesar 10% dari harga barang. Perbedaan antara kedua sistem pencatatan tersebut, tersaji pada tabel berikut.
Nah segini dulu ya artikel dari saya. Artikel ini saya kutip dari buku Modul Akuntansi 2B untuk Sekolah Menengah kejuruan dan MAK karangan Dwi Harti
Akhir kata wassalamualaikum wr. wb.

Sumber http://matematikaakuntansi.blogspot.com

Berlangganan Informasi Terbaru:

0 Response to "Sistem Pencatatan Persediaan"

Posting Komentar