Definisi Arsitektur Klasik, Pembagian Terstruktur Mengenai Dan Ciri-Cirinya

Definisi

Dirangkum dari beberapa sumber bacaan, Definisi Arsitektur Klasik tidak terlepas dari sejarah kemunculannya pada zaman kejayaan Yunani dan Romawi sehingga sanggup juga didefinisikan arsitektur klasik yaitu arsitektur yang lahir dan berkembang di zaman klasik.

Kata klasik mengandung makna dan nilai keabadian dan ketinggian mutu/kualitas desain maupun kontruksinya. Arsitektur Klasik juga menjadi gambaran perjalanan sejarah arsitektur di Eropa yang secara khusus menunjuk pada karya-karya arsitektur yang bernilai tinggi pada ketika itu. Disebutkan demikian alasannya yaitu karya-karya ini mengatakan aturan/pedoman yang ketat dan pertimbangan yang hati-hati sebagai landasan berpikir dan mencipta karya tersebut. Rentang waktu zaman ini yaitu dari kala pertama hingga dengan kala ke-14.

Klasifikasi dan Ciri-cirinya

Banyak yang mengklasifikasikan arsitektur klasik menjadi 2 menurut kawasan dan rentan waktunya, yaitu :

1. Arsitektur Klasik Yunani

Sebagai akar dari arsitektur Barat, arsitektur klasik Yunani ditandai dengan hadirnya Kuil Parthenon yang menjadi icon dari jaman ini. Bentuk bangunan yang terjadi banyak dipengaruhi oleh iman politheisme yang dianut oleh masyarakatnya, terlihat dari kuil-kuil yang berbeda untuk menyembah dewa-dewa yang berbeda pula.

Beberapa ciri utama dari periode ini adalah:

* Menggunakan struktur dinding masif dengan material kerikil alam yang dipotong persegi dan ditumpuk. Karena bukaan yang bisa dibentuk sangat minimal, maka bab ruang dalam menjadi gelap. Cahaya hanya tiba dari pintu di depan saja.

* Penggunaan struktur tumpuk juga pada kolom di luar bangunan. Di atas kolom, terdapat balok horizontal penyangga atap yang disebut entablature. Sebagai konsekuensi dari penggunaan struktur tumpuk kerikil masif pada bab ini, maka bentang lebar tidak dimungkinkan, sehingga jarak antar kolom relatif sempit.
*Pada relasi antara kolom dan entablature biasa diberi ornamen berupa goresan yang kemudian dikenal dengan gaya Doric. Pada masa Romawi gaya kolom ini dikembangkan lagi menjadi Ionic dan Corinthian. Struktur utama penyangga atap juga tersusun dari kerikil dan disebut pediment, ditopang oleh entablature.

* Adanya gugusan kolom di luar dinding bangunan. Selain mencitrakan kesan megah secara visual (bentuk kolom langsing tinggi yang sangat besar dibandingkan dengan skala manusia), hal ini berafiliasi dengan iman masyarakat Yunani yang sangat sensitif terhadap alam. Mereka menganggap gejala yang terjadi di alam yaitu perlambang kehadiran para dewa. Oleh alasannya yaitu itu mereka selalu berusaha erat dengan alam, dan kuil pun dibentuk seakan-akan terbuka dan tidak masif (deretan kolom mengurangi kesan masif dari bangunan).


Gambar 1 : Athens Parthenon Yunani


2. Arsitektur Klasik Romawi


Pada periode ini tingkat peradaban dan teknologinya sudah lebih tinggi dari Yunani. Namun demikian bentuk dasar arsitekturnya tetap mengambil beberapa bentuk dari arsitektur klasik Yunani. Apabila periode Yunani mempunyai kuil Partheon, maka periode Romawi mempunyai kuil Pantheon sebagai simbol yang terkenal.

Beberapa ciri utama dari periode ini adalah:

* Penggunaan teknologi pembuatan busur dengan struktur kerikil yang ditumpuk, baik pada bukaan (pintu, jendela) maupun pada bab “kepala” bangunan. Busur yang diaplikasikan untuk menciptakan epilog bab atas bangunan biasa disebut struktur kubah monolit. Pembuatannya yaitu dengan menggeser kerikil bertahap sehingga menghasilkan kemiringan. Kuil Pantheon mempunyai lubang pada puncak kubah sebagai sarana memasukkan cahaya dari atas. Dapat dikatakan bahwa teknologi penerangan Romawi sudah lebih maju dibanding Yunani. Hal ini dipengaruhi juga oleh faktor kepercayaan. Seiring dengan peredaran matahari, suasana dalam interior diibaratkan sebagai “rotunda yang berputar siang dan malam, bagaikan nirwana.”

* Struktur busur kerikil juga dipakai dalam pembuatan gerbang. Orang Romawi sering menciptakan gerbang besar di perbatasan yang menuju wilayah yang telah ditaklukkannya, sebagai perlambang kemenangan dan kejayaan.

* Adanya variasi kolom yang lebih estetis dari periode Yunani. Sudah dijelaskan sebelumnya.

* Kolom mulai melekat pada dinding, tidak terpisah mirip pada bangunan Yunani.


Gambar 2 : Rome Pantheon Italia


Dua langgam klasik diatas yaitu cikal bakal (pakem) pemikiran klasik yang terus berkembang hingga kapanpun. Bentuk-bentuk arsitektur klasik masih eksis hingga ketika ini dan diadopsi dalam bangunan-bangunan modern. Pilar-pilar besar, bentuk lengkung di atas pintu, atap kubah, dsb yaitu sebagian ciri Arsitektur Klasik. Ornamen-ornamen goresan yang rumit dan detail juga kerap menghiasi gedung-gedung yang dibangun pada masa sekarang.

Terima kasih agar membantu,

Dapatkan Artikel  Definisi Arsitektur Klasik, Klasifikasi dan Ciri-cirinya dalam PDF

Note : Share & Copy Artikel harap menyertakan sumber

Sumber http://www.arsitur.com

Berlangganan Informasi Terbaru:

0 Response to "Definisi Arsitektur Klasik, Pembagian Terstruktur Mengenai Dan Ciri-Cirinya"

Posting Komentar