Struktur Lengkungan Arch Romawi Dan Sejarahnya

Pengertian Struktur Arch dan Prinsip Kerjanya

 Pengertian Struktur Arch dan Prinsip Kerjanya Struktur Lengkungan Arch Romawi dan Sejarahnya
Struktur Lengkungan Arch Romawi dan Sejarahnya

Struktur Arch atau lengkungan merupakan dasar bagi semua sistem struktur kubah yang ada ketika ini. Struktur ini rupanya sudah diterapkan semenjak zaman kejayaan Arsitektur Romawi terdahulu.

Lengkungan ialah struktur melengkung vertikal yang menjangkau ruang yang ditinggikan dan mungkin tidak menopang beban di atasnya atau dalam masalah lengkungan horizontal menyerupai bendungan lengkung yang terdapat tekanan hidrostatik terhadapnya.

Sejarah daan Perkembangan Struktur Arch

Lengkungan mungkin identik dengan kubah, tetapi kubah sanggup dikatakan sebagai lengkungan kontinu yang membentuk atap. Lengkungan muncul semenjak milenium ke-2 SM dalam arsitektur kerikil bata milik Mesopotamia. Penggunaan sistematisnya dimulai dengan orang Romawi kuno yang merupakan bangsa pertama yang menerapkan teknik ini pada bermacam-macam struktur.

Konstruksi lengkungan intinya tergantung pada serpihan irisannya. Jika serangkaian blok berbentuk baji, yang di mana tepi atas lebih lebar dari tepi bawah dipakai sebagai sayap untuk mengapit dengan cara menyerupai yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini, kesannya ialah lengkungan yang bangun kokoh. Blok-blok ini disebut voussoirs.

 Pengertian Struktur Arch dan Prinsip Kerjanya Struktur Lengkungan Arch Romawi dan Sejarahnya
Struktur Lengkungan Arch Romawi dan Sejarahnya


Setiap voussoir harus dipotong dengan sempurna sehingga sanggup melekat dengan besar lengan berkuasa pada permukaan balok lainnya dan menopang beban secara seragam. Voussoir sentra disebut keystone. Titik di mana lengkungan naik dari penyangga vertikal dikenal sebagai pegas, atau garis pegas.

Untuk konstruksi lengkungan, voussoir membutuhkan penyangga dari bawah sebelum keystone dipasang. Dukungan ini biasanya berupa pemusatan kayu sementara. Kurva dalam lengkungan sanggup berbentuk setengah lingkaran, segmental (terdiri dari kurang dari setengah lingkaran), atau runcing (dua busur bundar yang berpotongan); kurva noncircular juga sanggup dipakai dengan sukses.

Dalam konstruksi pasangan bata, lengkungan mempunyai beberapa keunggulan besar dibandingkan balok horizontal, atau ambang pintu. Lengkungan sanggup merentangkan bukaan yang jauh lebih luas alasannya ialah terbuat dari kerikil bata atau kerikil kecil yang gampang dibawa, tidak menyerupai lintel kerikil monolitik yang besar.

Lengkungan juga sanggup monopang beban yang jauh lebih besar daripada yang sanggup didukung oleh balok horizontal. Daya dukung ini berasal dari fakta bahwa tekanan ke bawah pada lengkungan mempunyai efek memaksa voussoir tolong-menolong meneruskan beban ke arah vertikal, bukannya terpisah menyerupai pada balok datar.

Tekanan-tekanan ini juga cenderung mendorong blok ke arah luar secara radial. Beban mengalihkan gaya-gaya luar ini ke bawah untuk mengerahkan gaya diagonal, yang disebut gaya dorong, yang akan mengakibatkan lengkungan runtuh kalau tidak ditopang dengan benar.

Oleh alasannya ialah itu, penyangga vertikal, atau tiang, di mana lengkungan diletakkan harus cukup besar untuk menopang dorong dan membawanya ke pondasi (seperti pada lengkungan pada banyak struktur Romawi).

Namun, lengkungan sanggup bertumpu pada penyangga yang ringan, ketika terjadi secara berurutan, alasannya ialah daya dorong salah satu lengkung melawan daya dorong lengkungan di sampingnya. Sistem tetap stabil selama lengkungan di kedua ujung barisan tertekan. Sistem ini dipakai dalam struktur menyerupai jembatan kerikil melengkung dan kanal air Romawi kuno.

Penerapan pada Struktur

Lengkungan dikenal di Mesir kuno dan Yunani tetapi dianggap tidak cocok untuk arsitektur monumental dan jarang digunakan. Orang Romawi, sebaliknya, memakai lengkungan setengah bundar di jembatan, kanal air, dan arsitektur skala besar. Dalam kebanyakan masalah mereka tidak memakai mortar, hanya mengandalkan ketepatan balutan kerikil pada struktur yang mereka buat.

Orang-orang Arab mempopulerkan lengkungan runcing. Di masjid-masjid mereka bentuk ini pertama kali memperoleh konotasi keagamaannya. Eropa Abad Pertengahan memanfaatkan lengkungan runcing, yang merupakan elemen dasar dalam arsitektur Gotik.

Pada tamat Abad Pertengahan lengkungan segmental diperkenalkan. Bentuk ini dan lengkungan elips mempunyai nilai besar dalam rekayasa jembatan alasannya ialah memungkinkan untuk saling mendukung oleh formasi lengkungan, membawa gaya dorong lateral ke penyangga di kedua ujung jembatan.

Selain itu berkembang pula beberapa jenis struktur lengkungan atau struktur arch yang menjadikannya semakin bervariasi.

 Pengertian Struktur Arch dan Prinsip Kerjanya Struktur Lengkungan Arch Romawi dan Sejarahnya
Struktur Lengkungan Arch Romawi dan Sejarahnya

 Pengertian Struktur Arch dan Prinsip Kerjanya Struktur Lengkungan Arch Romawi dan Sejarahnya
Struktur Lengkungan Arch Romawi dan Sejarahnya

Struktur Arch di zaman modern

Lengkungan modern dari baja, beton, atau kayu laminasi sangat kaku dan ringan, sehingga dorong horizontal terhadap penyangga kecil; dorongan ini sanggup dikurangi lebih jauh dengan merentangkan tali di antara ujung lengkungan.

Demikianlah mengenai sistem struktur Arch atau struktur lengkungan dan sejarahnya. Semoga sanggup bermmanfaat dan menambah wawasan kita sebagai generasi di zaman ini.

Referensi :
https://www.britannica.com/technology/arch-architecture/media/32510/4272
https://en.m.wikipedia.org/wiki/Arch
Sumber http://www.arsitur.com

Berlangganan Informasi Terbaru:

0 Response to "Struktur Lengkungan Arch Romawi Dan Sejarahnya"

Posting Komentar