Sejarah Jakarta (31): Sejarah Ragunan Dan Keluarga Hendrik Lucasz Cardeel; Dulu Taman Buah, Sekarang Taman Margasatwa


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Jakarta dalam blog ini Klik Disini

Popularitas nama Ragunan semakin meningkat saat kebon hewan di Tjikini pada tahun 1966 direlokasi ke Ragunan. Nama kebun hewan di Ragunan ini lalu pada balasannya berubah nama menjadi Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta. Sejak itu nama Ragunan sangat dikenal sampai masa ini. Nama Ragunan sendiri muncul sebagai nama daerah dikaitkan dengan nama keluarga Hendrik Lucasz Cardeel.

Perkemahan Ragunan (De nieuwsgier, 15-08-1955)
Ragunan sekarang termasuk Kelurahan Ragunan, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Sebelum kebun hewan Tjikini direlokasi ke Ragoenan, nama desa Ragoenan sudah mulai dikenal luas semenjak tahun 1955 alasannya yakni menjadi lokasi jambore nasional pertama tahun 1955 (lihat De nieuwsgier, 15-08-1955).

Kisah Hendrik Lucasz Cardeel dan putrinya Christin Helena Cardeel bermula di Banten. Ayah dan anak ini masuk Islam, Hendrik Lucasz Cardeel diberi gelar Pangeran Wira Goena dan Christin Helena Cardeel diberi gelar Ratoe Sangkat. Ketika Gubernur Jenderal VOC mengirim ekspedisi ke Banten yang dipimpin oleh Sersan St. Martin untuk membebaskan tawanan tahun 1682, Letnan Mody seorang tawanan yang dibebaskan ‘menculik’ Helena ke Batavia dan lalu menikahinya. Lalu kemudian, Hendrik Lucasz Cardeel menyusul putrinya ke Batavia. Ketika Sultan Hadji berkuasa kembali  meminta pangeran dan ratu mualaf itu diekstradisi ke Banten, Gubernur Jenderal VOC Cornelis Speelman (1681-1684) menolaknya.

Pemerintah VOC memberi hadiah lahan kepada Sersan St. Martin di Tjinere dan Pondok Terong (beberapa tahun sebelum Cornelis Chastelein membuka lahan di Depok). Dalam perkembangannya Hendrik Lucasz Cardeel membeli lahan di bersahabat Tjinere. Setelah Hendrik Lucasz Cardeel meninggal tahun 1711, lahan tersebut diteruskan oleh putri semata wayangnya Helena. Namun nama Hendrik Lucasz Cardeel di tengah masyarakat sudah kadung dikenal sebagai Pangeran Wira Goena. Dari sinilah lalu nama lahan itu dikenal sebagai lahan Ragoenan (pelafalan masyarakat dari Wira Goena). Hingga tahun 1929 lahan yang disebut Ragoenan ini tetap dikelola oleh keluarga Cardeel dengan mengusahakan perkebunan buah-buahan (Algemeen Handelsblad, 28-07-1929).  

Tunggu deksripsi lengkapnya


*Dikompilasi oleh Akhir Matua Harahap menurut sumber-sumber tempo doeloe. Sumber utama yang dipakai lebih pada ‘sumber primer’ menyerupai surat kabar sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya dipakai sebagai pendukung (pembanding), alasannya yakni aku anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam setiap penulisan artikel tidak semua sumber disebutkan lagi alasannya yakni sudah disebut di artikel aku yang lain. Hanya sumber-sumber gres yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja.
Sumber http://poestahadepok.blogspot.com

Berlangganan Informasi Terbaru:

0 Response to "Sejarah Jakarta (31): Sejarah Ragunan Dan Keluarga Hendrik Lucasz Cardeel; Dulu Taman Buah, Sekarang Taman Margasatwa"

Posting Komentar