Pengertian Sosiologi Berdasarkan Pakar
Definisi Sosiologi ialah ilmu yang berkenaan dengan kehidupan bermasyarakat. Dengan kata lain, ilmu yang mempelajari wacana kehidupan insan dalam masyarakat. orang sering menyebut ilmu masyarakat.
Tokoh-tokoh yang mendefinisikan sosiologi antara lain WR. Ogbum dan M.F. Nimkoff, George A. Lunberg, Ginsberg, Max Weber, Cuber, Bierensdehan, Young, Sorokin, Dr. P.J. Bouman, Queen & Repke, Prof. Groenman, Ibnu Chaldun, Prof. M.M. Djojodiguna, SH., Spencer, Roucek and Warren, Prof. Dr. Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi, SH.
Obyek daripada sosiologi ialah masyarakat yang dilihat dari sudut kekerabatan antara insan dan proses yang timbul dari kekerabatan insan di dalam masyarakat. Sosiologi ialah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses sosial, termasuk di dalamnya perubahan-perubahan sosial. Sosiologi merupakan suatu ilmu pengetahuan kemasyarakatan yang kategoris, murni, abstrak, berusaha memberi pengertian-pengertian umum, rasional dan empiris, serta bersifat umum. Sedangkan definisi industri berdasarkan Sri Hariyani menyampaikan industri ialah kumpulan perusahaan yang sejenis. Dengan demikian bila yang dibicarakan industri rokok, berarti seluruh perusahaan rokok yang ada di Indonesia. Dan pembahasan kekerabatan industri sanggup menyangkut seluruh perusahaan rokok tersebut.
Menurut Teguh Baroto , industri ialah salah satu sektor bisnis. Dari hal-hal tersebut di atas maka sanggup dikatakan bahwa industri akan mempunyai pengertian dan definisi yang luas sesuai dengan karakteristik dari jenis masukan, proses produksi yang berlangsung, dan keluaran yang dihasilkan. Sosiologi industri ialah suatu cabang ilmu sosial yang membahas abjad dan arti dunia kerja serta kehidupan insan yang terlibat di dalamnya. Permasalahan yang bekerjasama dengan industri tidak hanya segala sesuatu yang bekerjasama pribadi dengan kegiatan kerjanya tapi juga banyak hal lain yang secara tidak pribadi akan mempengaruhi acara kerja dalam industri tersebut.
Obyek sosiologi industri ialah masyarakat kerja yang selalu dihubungkan dengan acara industri, di dalamnya termasuk kekerabatan antar insan dalam rangka melaksanakan pekerjaan. Menurut George R. Terry yang dikutip oleh Ratih Julianti, dalam mengkaji sosiologi industri melalui pendekatan kuantitatif, pendekatan ini menitikberatkan pada penggunaan proses matematis kekerabatan dari data yang sanggup diukur.
Sosiologi di mata Durkheim, subyek sosiologi ialah “fakta sosial”, yang mempunyai ciri-ciri tanda-tanda empirik yang terukur, eksternal dan menekan (coercive). Eksternal dalam arti di luar pertimbangan-pertimbangan individu sebagai entitas biologis. Di samping itu ia juga mempunyai kekuatan koersif untuk menekan terhadap kemauan individu. Ia merupakan sesuatu yang bis diukur sehingga sanggup dikaji secara empirik dan bukan filosofis, sehingga fakta sosial tidak sanggup dikaji semata-mata dengan pendekatan mentak ansich, melainkan memerlukan data dari luar fikiran manusia. studi empirik mengenai fakta sosial sebagai barang terukur merupakan koreksi terhadap teori Comte dan Spenser.
Teori Max Weber Weber mempersoalkan problem insan yang dibuat oleh nilai-nilai budaya di sekitarnya, khususnya nilai-nilai agama. Marx Weber ialah sosiolog, Jerman yang dianggap sebagai bapak sosiologi modern. Dia membahas bermacam tanda-tanda kemasyarakatan, contohnya wacana perkembangan bangsa-bangsa di dunia, wacana kepemimpinan, wacana birokrasi, dan sebagainya. Salah satu topik yang penting bagi problem pembangunan yang dibahas oleh Marx Weber ialah wacana tugas agama sebagai faktor yang menjadikan munculnya kapitalisme di Eropa Barat dan Amerika Serikat.
Dalam bukunya Weber mencoba menjawab pertanyaan mengapa beberapa negara di Eropa dan Amerika Serikat mengalami kemajuan ekonomi yang pesat di bawah sistem kapitalisme. Setelah melaksanakan analisis, Weber mencapai kesimpulan bahwa salah satu penyebab utamanya ialah apa yang disebutnya sebagai Etika Protestan.
Sumber http://makalahahli.blogspot.com
Tokoh-tokoh yang mendefinisikan sosiologi antara lain WR. Ogbum dan M.F. Nimkoff, George A. Lunberg, Ginsberg, Max Weber, Cuber, Bierensdehan, Young, Sorokin, Dr. P.J. Bouman, Queen & Repke, Prof. Groenman, Ibnu Chaldun, Prof. M.M. Djojodiguna, SH., Spencer, Roucek and Warren, Prof. Dr. Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi, SH.
Obyek daripada sosiologi ialah masyarakat yang dilihat dari sudut kekerabatan antara insan dan proses yang timbul dari kekerabatan insan di dalam masyarakat. Sosiologi ialah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses sosial, termasuk di dalamnya perubahan-perubahan sosial. Sosiologi merupakan suatu ilmu pengetahuan kemasyarakatan yang kategoris, murni, abstrak, berusaha memberi pengertian-pengertian umum, rasional dan empiris, serta bersifat umum. Sedangkan definisi industri berdasarkan Sri Hariyani menyampaikan industri ialah kumpulan perusahaan yang sejenis. Dengan demikian bila yang dibicarakan industri rokok, berarti seluruh perusahaan rokok yang ada di Indonesia. Dan pembahasan kekerabatan industri sanggup menyangkut seluruh perusahaan rokok tersebut.
Menurut Teguh Baroto , industri ialah salah satu sektor bisnis. Dari hal-hal tersebut di atas maka sanggup dikatakan bahwa industri akan mempunyai pengertian dan definisi yang luas sesuai dengan karakteristik dari jenis masukan, proses produksi yang berlangsung, dan keluaran yang dihasilkan. Sosiologi industri ialah suatu cabang ilmu sosial yang membahas abjad dan arti dunia kerja serta kehidupan insan yang terlibat di dalamnya. Permasalahan yang bekerjasama dengan industri tidak hanya segala sesuatu yang bekerjasama pribadi dengan kegiatan kerjanya tapi juga banyak hal lain yang secara tidak pribadi akan mempengaruhi acara kerja dalam industri tersebut.
Obyek sosiologi industri ialah masyarakat kerja yang selalu dihubungkan dengan acara industri, di dalamnya termasuk kekerabatan antar insan dalam rangka melaksanakan pekerjaan. Menurut George R. Terry yang dikutip oleh Ratih Julianti, dalam mengkaji sosiologi industri melalui pendekatan kuantitatif, pendekatan ini menitikberatkan pada penggunaan proses matematis kekerabatan dari data yang sanggup diukur.
Sosiologi di mata Durkheim, subyek sosiologi ialah “fakta sosial”, yang mempunyai ciri-ciri tanda-tanda empirik yang terukur, eksternal dan menekan (coercive). Eksternal dalam arti di luar pertimbangan-pertimbangan individu sebagai entitas biologis. Di samping itu ia juga mempunyai kekuatan koersif untuk menekan terhadap kemauan individu. Ia merupakan sesuatu yang bis diukur sehingga sanggup dikaji secara empirik dan bukan filosofis, sehingga fakta sosial tidak sanggup dikaji semata-mata dengan pendekatan mentak ansich, melainkan memerlukan data dari luar fikiran manusia. studi empirik mengenai fakta sosial sebagai barang terukur merupakan koreksi terhadap teori Comte dan Spenser.
Teori Max Weber Weber mempersoalkan problem insan yang dibuat oleh nilai-nilai budaya di sekitarnya, khususnya nilai-nilai agama. Marx Weber ialah sosiolog, Jerman yang dianggap sebagai bapak sosiologi modern. Dia membahas bermacam tanda-tanda kemasyarakatan, contohnya wacana perkembangan bangsa-bangsa di dunia, wacana kepemimpinan, wacana birokrasi, dan sebagainya. Salah satu topik yang penting bagi problem pembangunan yang dibahas oleh Marx Weber ialah wacana tugas agama sebagai faktor yang menjadikan munculnya kapitalisme di Eropa Barat dan Amerika Serikat.
Dalam bukunya Weber mencoba menjawab pertanyaan mengapa beberapa negara di Eropa dan Amerika Serikat mengalami kemajuan ekonomi yang pesat di bawah sistem kapitalisme. Setelah melaksanakan analisis, Weber mencapai kesimpulan bahwa salah satu penyebab utamanya ialah apa yang disebutnya sebagai Etika Protestan.
0 Response to "Pengertian Sosiologi Berdasarkan Pakar"
Posting Komentar