Kebudayaan Suku Bangsa Bugis
Suku Bugis Bugis merupakan suku yang berasal dari Sulawesi Selatan. Menurut sensus penduduk tahun 2000, jumlah orang bugis sekitar 6 juta jiwa yang menyebar di banyak sekali wialayah Indonesia menyerupai Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Papua, Jakarta, Kalimatan Timu dan Kalimatan Selatan. Nah, pada kesempatan kali ini akan menghadirkan klarifikasi mengenai Kebudayaan Suku Bangsa Bugis yang meliputi sistem kepercayaan, kekerabatan, politik, ekonomi, kesenian, dan pakaian adat. Semoga bermanfaat. Check this out!!!
A. Sistem Kepercayaan/Religi
Masyarakat Bugis banyak tinggal di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Mereka penganut Islam yang taat. Masyarakat Bugis juga masih percaya dengan satu yang kuasa tunggal yang memiliki nama-nama sebagai berikut.
- Patoto-e : yang kuasa penentu nasib.
- Dewata Seuwa-e : yang kuasa tunggal.
- Turie a’rana : kehendak tertinggi.
Masyarakat Bugis menganggap bahwa budaya (adat) itu keramat. Budaya (adat) tersebut didasarkan atas lima unsur pokok panngaderreng (aturan budpekerti yang keramat dan sakral), yaitu sebagai berikut.
- Ade (‘ada dalam bahasa Makassar).
- Bicara.
- Rapang.
- Wari’.
- Sara’.
B. Sistem Kekerabatan
Perkawinan yang ideal di Makassar sebagai berikut.
- Assialang Marola yaitu perkawinan antara saudara sepupu sederajat kesatu baik dari pihak ayah/ibu.
- Assialanna Memang yaitu perkawinan antara saudara sepupu sederajat kedua baik dari pihak ayah/ibu.
Perkawinan yang tidak boleh yaitu perkawinan anak dengan ayah/ibu dan menantu dengan mertua. Kegiatan-kegiatan sebelum perkawinan, meliputi:
- Mappuce-puce: meminang gadis,
- Massuro : memilih tanggal pernikahan,
- Maddupa : mengundang dalam pesta perkawinan.
C. Sistem Politik
Masyarakat Bugis Makassar kebanyakan mendiami Kabupaten Maros dan Pangkajene. Mereka tinggal di sebuah kampung yang terdiri atas 10 – 20 buah rumah. Kampung sentra ditandai dengan pohon beringin besar yang dianggap keramat dan dipimpin oleh kepala kampung disebut matowa. Gabungan kampung disebut wanua sama dengan kecamatan.
Lapisan masyarakat Bugis Makassar sebelum kolonial Belanda adalah:
- ana’ karung yaitu lapisan kaum kerabat raja,
- to-maradeka yaitu lapisan orang merdeka,
- ata yaitu lapisan budak.
D. Sistem Ekonomi
Mata pencaharian masyarakat Bugis-Makassar yaitu pertanian, pelayaran, dan perdagangan. Masyarakat Bugis Makassar juga telah mewarisi aturan niaga. Ammana Gappa dalam bukunya Ade’allopiloping Bicaranna Pabbalue yang ditulis pada kurun ke-17, menyebutkan sambil berlayar mereka berdagang di pulau-pulau di Indonesia. Selain itu mereka juga menciptakan kerajinan rumah tangga menyerupai tenunan sarung.
E. Sistem Kesenian
Rumah budpekerti suku bangsa Bugis Makassar berupa panggung yang terdiri atas 3 bab sebagai berikut.
- Kalle balla: untuk tamu, tidur, dan makan.
- Pammakkang: untuk menyimpan pusaka.
- Passiringang: untuk menyimpan alat pertanian.
F. Pakaian adat
Pakaian budpekerti khas perempuan Bugis Makassar yaitu baju bodo. Baju bodo berupa kain sarung yang berwarna merah hati, biru, dan hijau.
Semoga artikel Antopologi di atas ihwal Kebudayaan Suku Bangsa Bugis dapat bermanfaat dan menambah wawasan sahabat sekalian. Apabil ada diantara sahabat sekalian yang menemukan kesalahan baik berupa penulisan maupun isi, mohon kiranya kritik dan saran yang membangun untuk kemajuan bersama. Jangan lupa like dan share juga ya sobat. Terima kasih... ^^Maju Terus Pendidikan Indonesia^^
0 Response to "Kebudayaan Suku Bangsa Bugis"
Posting Komentar