Cerita Rakyat : Bawang Merah Bawang Putih

Cerita Rakyat Indonesia Pernakah sobat mendengar dongeng rakyat bawang merah bawang putih? Pastinya hampir semuanya akan berkata sudah. Cerita rakyat yang satu ini memang sudah sangat populer di indera pendengaran bawah umur Indonesia. Cerita rakyat bawang merah bawang putih bersal dari kawasan Yogyakarta. Cerita rakyat ini menceritakan kisah seorang gadis anggun berjulukan bawang putih dengan saudari dan ibu tirinya. Cerita rakyat ini pada dasarnya berpesan, kebaikan akan medatangkan sesuatu yang baik, sedangkan keburukan akan mendatangkan sesuatu yang buruk.

Nah, pada kesempatan kali ini sengaja akan melanjutkan koleksi dongeng rakyat Indonesia lainnya yakni "Cerita Rakyat Bawang Merah Bawang Putih". Cerita rakyat ini sengaja kami hadirkan untuk membantu dalam melestarikan dongeng rakyat orisinil Indonesia yang sarat dengan pesan moral. Semoga dari dongeng rakyat di bawah ini sobat sekalian dapat terhibur sekaligus berguru dari pesan moral yang terkandung di dalamnya. Semoga bermanfaat. Check this out!!!

 Pernakah sobat mendengar dongeng rakyat bawang merah bawang putih Cerita Rakyat : Bawang Merah Bawang Putih

Bawang Merah Bawang Putih

Dikisahkan, hiduplah seorang anak gadis anggun nan baik berjulukan Bawang Putih. Bawang Putih tinggal berdua dengan ayahnya yang sangat beliau cintai di sebuah desa di kawasan Yogyakarta. Ibu kandung Bawang Putih sudah usang meninggal akhir sakit keras yang dideritanya. Bawang Putih hidup di keluarga yang sangat sederhana, ayahnya hanya pedagang kecil. Walupun begitu mereka selalu bersyukur atas nikmat yang dikaruniahkan oleh Tuhan tersebut.

Semenjak ditinggal oleh Ibunya, Bawang Putih merasa sangat kesepian. Apalagi bila ayahnya pergi ke pasar seharian untuk berdagang. Melihat kondisi Bawang Putih yang menyerupai itu, Ayahnya berniat untuk mempersunting Mbok Rondo, seorang janda dengan satu anak gadis yang hidup satu desa dengannya. Dengan harapan, Bawang Putih tidak lagi kesepian sebab ada yang menemaninya di rumah. Namun, ayah Bawang Putih tidak serta merta eksklusif menikahinya. Sebagai ayah yang bijak, meminta pertimbangan Bawang Putih ihwal rencananya tersebut.

Bawang Putih mengerti maksud ayahnya tersebut. Dia pun merasa kehadiran Mbok Rondo dalam keluarganya akan menciptakan suasana semakin ramai dan akan menciptakan beliau tidak mencicipi kesepian lagi. Apalagi, Mbok Rondo memilki seorang anak gadis yang berjulukan Bawang Merah, yang umurnya tidak jauh dari Bawang Putih. Dengan pertimbangan tersebut, Bawang Putih menyetujui undangan ayahnya untuk menikah dengan Mbok Rondo.

Setelah menikah, Mbok Rondo dan anak gadisnya, Bawang Merah, tinggal bersama dengan Bawang Putih dan ayahnya. Awalnya, Mbok Rondo dan Bawagn Merah bersikap sangat baik dengan Bawang Putih. Namun, sehabis beberapa lama, sifat orisinil mereka beruda mulai terlihat. Ketika ayah Bawang Putih sedang pergi berdagang, Mbok Rondo dan Bawang Merah kerap memarahi Bawang Putih dan menyuruhnya untuk melaksanakan pekerjaan berat dengan mengerjakan semua pekerjaan rumah dari mulai bersih-bersih, mencuci dan memasak. Sedangkan Mbok Rondo dan Bawang Merah hanya bermalas-malasan saja.

Bawang Putih tidak berani menceritakan apa yang dilakukan oleh ibu dan saudari tirinya tersebut ke ayahnya. Hal itu dikarenakan beberapa bulan terakhir ayahnya sering jatuh sakit. Bawang Putih tidak ingin menciptakan khawatir ayahnya yang akan menciptakan kondisinya semakin buruk. Apa yang dikhawatirkan Bawang Putih pun terjadi, ayah yang sangat beliau cintai meninggal dunia sebab sakit yang beliau derita. Sejak ketika itu, kehidupan Bawang Putih semakin menyedihkan. Ibu tiri dan saudara tirinya semakin berkuasa dan semena-mena terhadap Bawang Putih. Bahkan, Mbok Rondo tidak segan-segan menampar Bawang Putih bila beliau lalay mengerjakan semua pekerjaan rumah yang dibebani kepadanya.

Suatu pagi, usai bersih-bersih rumah, Bawang Putih pergi ke sungai untuk mencuci satu keranjang penuh pakian kotor Mbok Rondo dan Bawang Merah. Satu per satu, pakain kontor tersebut beliau basuh dengan bersih. Alangkah terkejutnya Bawang Putih ketika salah satu pakaian kotor tersebut hayut terbawa arus sungai. Pakain tersebut merupakan pakain kesukaan Mbok Rondo. Pakaian tersebut sudah hanyut terlalu jauh untuk di ambilnya. Dengan perasaan takut, Bawang Putih pun kembali ke rumah dan menceritakaan kepada ibu tirinya.

Jelas saja, Mbok Rondo murka mendengar pakaian kesukaanya hilang hanyut di sungai. Mbok Rondo tak segan menampar Bawang Putih atas kecerobohannya tersebut. Bawang Putih pun diancam diusir dari rumahnya bila tidak menemukan kembali pakaian kesukaan ibu tirinya tersebut. Bergegas, Bawang Putih eksklusif menyusuri sungai untuk mencari pakaian tersebut. Bawang Putih bertanya kepada setiap orang yang beliau temui, namun mereka tidak melihat ada pakaian hayut di sungai. Hari semakin sore, Bawang Putih masih tetap berjalan menyusuri tepi sungai berharap beliau menemukan pakaian tersebut.

Setelah beberapa jam berjalan, beliau bertemu dengan seorang nenek yang sedang mencuci beras di pinggir sungai. Bawang Putih mulanya takut bertanya kepada nenek tersebut, sebab penampilanya yang sangat menyeramkan. Namun Bawang Putih harus menemukan pakaian ibu tirinya tersebut. Jika tidak, beliau akan diusir dari rumah yang beliau tempati dari semenjak kecil tersebut.

"Maaf nek, Apakah nenek melihat pakaian hayut di sungai ini", Bawang Putih bertanya dengan takut.

"Mmmm.. Pakaian ya. Apakah pakaian yang kau cari berwarna merah dengan corak kembang-kembang?" Tanya nenek menakutkan tersebut.

"Iya.. iya.. nek. Itu pakaian yang saya cari." Jawab Bawang Putih bahagia.

"Tadi nenek temukan pakaian tersebut tersakut di batu. Mari ke rumah nenek, hari juga sudah mulai gelap. Menginaplah malam ini." Nenek itu barkata.

Bawang putih pun menuruti perkataan Nenek tersebut untuk pergi dan menginap semalam di rumahnya yang tidak jauh dari sungai. Alangkah terkejutnya Bawang Putih melihat rumah nenek tersebut sangat kotor dan berantakan. Karena kasihan, Bawang Putih memutuskan untuk tinggal beberapa hari bersama Nenek tersebut dan membantunya melaksanakan pekerjaan sehari-hari. Dengan rajin, Bawang Putih memberihkan rumah, mencucikan baju, dan juga memasak. Nenek tersebut senang, masih ada orang baik yang mau membantunya. Setelah beberapa hari berlalu, Bawang Putih pun memutuskan untuk pulang sebab takut Ibu tirinya murka sebab tidak pulang beberapa hari.

"Nek, bahwasanya saya ingin tinggal lebih usang di sini. Namun, saya haru mengembalikan pakaian ini ke ibu saya. Saya takut di marah, Nek." Kata Bawang Putih.

"Baiklah nak, nenek mengerti. Karena kau sudah baik membantu Nenek di sini. Ambil lah salah satu dari ke dua labut kuning ini sebagai hadiah." Pinta Nenek.

Awalnya, Bawang Putih ingin menolak dukungan Nenek tersebut sebab ia pikir labu tersebut merupakan simpanan kuliner nenek. Namun, pikir Bawang Putih, tidak lah baik menolak dukungan orang. Akirnya beliau mengambil satu yang terkecil dari dua labu tersebut. Kemudian, Bawang Putih pun izin pergi dan kembali pulang ke rumahnya. Tidak lupa, beliau juga membawa pakaian ibu tirinya tersebut.

Setibanya di rumah, Bawang Putih pun memperlihatkan pakaian tersebut ke ibu tirinya. Ibu tirinya tetap saja marah. Mungkin sebab Bawang Putih tidak kembali selama beberapa hari. Ibu tirinya tersebut pun eksklusif menyuruhnya untuk ke dapur untuk menyiapkan makanan. Teringat dengan labu yang diberikan oleh Nenek, Bawang Putih pun berencana untuk memasak sayur labu. Namun, alangkah terkejutnya Bawang Putih ketika membelah labu tersebut yang ternyata berisi embel-embel emas, berlian, dan permata. Mbok Rono dan Bawang Merah yang melihat insiden itu eksklusif merebut paksa embel-embel di tangan Bawang Putih.

"Hey, Bawang Putih! Ceritakan dari mana kau mendapat embel-embel sebanyak ini!" Tanya Mbok Rondo dengan nada memaksa.

Bawang putih menceritakan semuanya kepada Mbok Rondo dan Bawang Merah. Mendengar dongeng tersebut, Mbok Rondo meminta Bawang Merah untuk melaksanakan hal yang sama dengan Bawang Putih. Ke esoak harinya, Bawang Merah pun pergi ke rumah nenek di pinggir sungai tersebut. Seperti bawang putih, bawang merah pun diminta untuk menemaninya selama seminggu. Tidak menyerupai bawang putih yang rajin, selama seminggu itu bawang merah hanya bermalas-malasan. Kalaupun ada yang dikerjakan maka akibatnya tidak pernah bagus sebab selalu dikerjakan dengan asal-asalan. Akhirnya sehabis beberapa hari, nenek itu membolehkan bawang merah untuk pergi.

“Bukankah seharusnya nenek memberiku labu sebagai hadiah sebab membantu dan menemanimu selama beberapa hari?” tanya Bawang Merah.

Nenek itu terpaksa menyuruh bawang merah menentukan salah satu dari dua labu yang ditawarkan. Dengan cepat bawang merah mengambil labu yang besar dan tanpa mengucapkan terima kasih beliau melenggang pergi. Sesampainya di rumah bawang merah segera menemui ibunya dan dengan bangga memperlihatkan labu yang dibawanya. Karena takut bawang putih akan meminta bagian, mereka menyuruh bawang putih untuk pergi ke sungai. Lalu dengan tidak sabar mereka membelah labu tersebut. Tapi ternyata bukan emas permata yang keluar dari labu tersebut, melainkan binatang-binatang berbisa menyerupai ular, kalajengking, dan lain-lain. Binatang-binatang itu eksklusif menyerang bawang merah dan ibunya hingga tewas.

Akhirnya, Bawang Putih berhasil mendapat kembali semua embel-embel emas, berlian, dan permata yang telah di rampas oleh ibu tirinya tersebut. Bawang Putih kemudian menjualnya bertahap untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.

Semoga Cerita Bawang Merah Bawang Putih di atas dapat bermanfaat dan menghibur sobat sekalian. Apabila ada suatu kesalahan baik berupa penulisan maupun isi dari dongeng rakyat di atas, mohon kiranya kritik dan saran yang membangun untuk kemajuan bersama. Jangan lupa like dan share juga ya sobat. Terima kasih... 

Bagi teman-teman yang memiliki suatu goresan pena unik ihwal apa saja, ataupun puisi, cerpen, cergam, pantun, bahkan profil sekolah dan guru; dan ingin dibagikan ke teman-teman lainnya melalui mading zona siswa, silahkan saja kirim karya kalian di Mading . Karya kalian nantinya akan ditampilkan di mading kami dan akan dibaca oleh ribuan pengunjung lainnya setiap hari. Ayoo kirim karya kalian di mading zona siswa. Terima kasih sudah berkunjung. ^^Maju Terus Pendidikan Indonesia^^

Lihat juga banyak sekali Cerita Rakyat Indonesia lainnya, di sini.

Sumber http://www.zonasiswa.com

Berlangganan Informasi Terbaru:

0 Response to "Cerita Rakyat : Bawang Merah Bawang Putih"

Posting Komentar