Cerita Rakyat : Keong Mas

Cerita Rakyat Keong Mas Cerita rakyat keong mas merupakan salah satu dongeng rakyat yang banyak digemari oleh anak-anak, termasuk juga saya dulu. Cerita rakyat ini berasal dari tanah jawa yang menceritakan puteri raja yang dikutuk dan disingkirkan oleh soudaranya yang iri terhadapnya. Pasti kebanyakan dari teman sudah sangat mengetahuinya. Saking populernya dongeng rakyat keong mas, jikalau teman berkunjung ke Taman Mini Indonesia Indah (TMII) teman niscaya akan melihat keong mas raksasa yang bahwasanya merupakan sebuah teater. Karena bentuknya theater tersebut dinamakan Teater Keong Mas. Selain Teater Keang Mas, di TMII tepatnya di Taman Bunga, teman juga akan menemukan beberapa patung yang mengkisahkan dongeng rakyat keong mas. Kapan-kapan, berkujung ke TMII ya teman untuk berwisata sekalian belajar.

Nah, pada kesempatan kali ini sengaja akan menghadirkan dongeng rakyat keong mas tersebut untuk menambahkan koleksi dongeng rakyat indonesia yang sudah ada sebelumnya. Semoga bermanfaat. Check this out!!!

 Cerita rakyat keong mas merupakan salah satu dongeng rakyat yang banyak digemari oleh anak Cerita Rakyat : Keong Mas


Keong Mas

Dahulu kala, tersebutlah seorang raja berjulukan Kertamarta dari Kerajaan yang tenang dan makmur berjulukan Daha. Raja Kertamarta merupakan raja yang bijak dan memimpin kerajaanya denga adil. Itu lah mengapa Kerajaan Daha tumbuh dan berkembang sangat makmur. Raja Kertamarta mempunyai 2 orang putri, namanya Dewi Galuh dan Candra Kirana yang mempunyai kecantikan luar biasa. 

Suatu ketika, seorang pangeran berjulukan Raden Inu Kertapati dari Kerajaan Kahuripan tiba ke Kerajaan Daha. Maksud hati, Raden Inu Kertapati ingin mencari calon permaisuri untuk pendaping hidupnya kelak. Maksud dan kedatangan Raden Inu Kertapati pun disambut senang oleh Raja Kertamarta. Pernikahan antara anaknya kelak akan menciptakan hubungan Kerajaan Daha dan Kerajaan Kahuripan semakin kokoh. Apalagi, Raden Inu Kertapati terkenal akan ketampanan dan kebijaksanaanya. 

Raja Kertamarta pun menhadirkan ke dua puterinya, Dewi Galuh dan Candra Kirana di hadapan Raden Inu Kertapati. Raden Inu Kertapati terpengarai melihat kecantikan ke dua puteri tersebut. Perlahan dan dengan secama, Raden Inu Kertapati melihat dan mengamati ke dua puteri tersebut. Dia harus menentukan satu diantara mereka. Keputusan Raden Inu Kertapati pun menentukan Candra Kirana untuk dijadikan tunangannya. Raja Kertamarta pun baiklah dan merestui keputusan Raden Inu Kertapati tersebut.

Candra Kirana sangat senang alasannya yaitu Raden Inu Kertapati memilihnya. Di lain pihak, Dewi Galuh merasa iri kepada adiknya alasannya yaitu ia merasa di lah yang paling pantas bersanding dengan Raden Inu Kertapati. Dewi Galuh pun mengatur siasat bagaimana cara menyingkirkan Candra Kirana keluar dari istana. Dia pun kemudian menghasut Candra Kirana telah melaksanakan hal yang sangat jelek dan berhasil membujuk Raja Kertamarta untuk mengusirnya. Sungguh malang nasib Candra Kirana. Candra Kirana yang tak tahu harus pergi kemana, tetapkan untuk berjalan mengikuti tepi sungai.

Tidak hingga di situ saja, Dewi Galuh pun pergi ke daerah nenek sihir dan meminta untuk menyingkirkan Candra Kirana dari kerajaan untuk selamanya. Dia meminta nenek sihir itu untuk mengutuk Candra Kirana menjadi sesuatu yang mengerikan. Nenek sihir itu setuju. Dia mengikuti Candra Kirana berjalan mengikuti ajaran sungai dan kemudian mengutuknya menjadi keong mas. Nenek sihir itu pun lantas membuang keong mas tersebut ke sungai.

Di suatu desa berjulukan Dadapan yang berjarak tidak jauh dari sentra Kerajaan Daha, hiduplah seorang nenek bau tanah yang pekerjaanya menjaring ikan di sungai. Hari itu, ia sangat beruntung menerima ikan yang tidak mengecewakan banyak. Dan di sela-sela jaringnya ia menemukan seekor keong mas. Nenek bau tanah itu pun membawa hasil menjaring itupun kerumah, sebagian untuk dimasak dan sebagian lagi ditukar beras dan kebutuhan lainnya.

Ketika nenek tersebut bermaksud untuk memasak sebagian hasil tangkapanya hari itu, termasuk keong mas tersebut, ia melihat sesuatu yang absurd pada keong mas tersebut. Dia tidak tega untuk memasaknya. Nenek tersebut pun kemudian mengambil keong mas tersebut dan membiarkannya hidup. Dia tempatkan itu di dalam kolam kecil dan dikasihnya makan.

Keesokan harinya, menyerupai biasa nenek bau tanah itu pergi ke sungai untuk menjaring beberapa ikan. Menjelang sore, nenek itu pun kembali ke rumahnya menyerupai biasa. Nenek bau tanah itu pun sangat terkejut ketika masuk ke dalam rumahnya. Rumahnya tampak rapi, bersih, dan sudah tersedia makanan. Nenek itu mengecek semua isi rumahnya, tapi ia tidak menemukan satu orang pun. Karena kelelahan, nenek itu pun terus makan kuliner yang tersedia. 

Kejadian absurd yang sama terjadi pada hari-hari berikutnya. Setiap ia pulang dari beraktivitas diluar rumah, ia selalu mendapati rumahnya dalam keadaan rapi dan tehidang kuliner enak di meja makannya. Karena ingin tau si nenek berusaha mengetahui siapa sesungguhnya yang telah memasak kuliner untuknya. Pada suatu hari ia berpura-pura hendak berangkat mencari ikan. Dengan langkah hati-hati, si nenek kembali ke gubugnya. Ia mengintip dari balik celah jendela. Beberapa ketika mengintip, si nenek di kejutkan dengan pemandangan mengherankan yang terjadi didalam gubugnya. Dari dalam tempayan keluarlah si keong mas. Ketika keluar dari tempayan si keong mas berubah wujud menjadi seorang gadis bagus rupawan yang tidak lain yaitu Candra Kirana. Si Gadis kemudian sibuk memasak di dapur dan membersihkan rumah.

Nenek tersebut pun pribadi masuk ke dalam rumah dan memergoki Candra Kirana. Dia bertanya siapakah gadis bagus yang memberisahkan rumahnya tersebut. Candra Kirana kemudian menjelaskan siapa bahwasanya dirinya dan penyebab kenapa ia sanggup menjadi keong mas. Dia juga menceritakan kutukannya akan hilang jikalau ia bertemu dengan laki-laki yang mencintainya. Setelah menjelaskan siapa dirinya, Candra Kirana kembali berubah wujud menjadi keong emas.

Sementara itu, Raden Inu Kertapati tak mau membisu saja ketika mengtahui Candra Kirana menghilang. Dia pun mencarinya dengan cara menyamar menjadi rakyat biasa. Nenek sihir yang mengetahuinya, bermaksud untuk mengagalkan perjuangan Raden Inu Kertapati tersebut. Nenek sihir itu bermetamorfosis seekor gagak dan tebas menghampiri Raden Inu Kertapati. Raden Inu Kertapati kaget sekali melihat burung gagak yang sanggup berbicara dan mengetahui tujuannya. Dia menganggap burung gagak itu sakti dan mempercayainya. Gagak tersebut memberitahu dimana Candra Kirana berada. Tidak pikir panjang, Raden Inu Kertapati mempercayainya dan pergi ke daerah tersebut.  Tempat yang dibertahu gagak bahwasanya menyesatkan. Nenek sihir itu ingin Raden Inu Kertapati tidak sanggup menemukan Candra Kirana untuk selamanya.

Dalam pencariannya, Raden Inu Kertapati pada suatu hari bertemu dengan seorang kakek yang terlihat membutuhkan pertolongan. Ketika Raden Inu Kertapati menghampiri, kakek itu menyatakan tengah kelaparan. Tanpa berpikir panjang, Raden Inu Kertapati lantas menawarkan bekalnya untuk si kakek. Si Kakek makan dengan sangat lahap. Kepada kakek bau tanah tersebut, Raden Inu Kertapati menjelaskan siapa dirinya. Dijelaskannya pula perjuangan yang tengah dilakukannya untuk menemukan tunangannya. Sama sekali tidak disangka Raden Inu Kertapati, kakek itu ternyata seorang yang sakti mandraguna. Si kakek mengetahui jikalau Raden Inu Kertapati semakin dijauhkan dari Candra kirana oleh petunjuk sesat burung gagak penjelmaan nenek sihir jahat. Untuk mengambarkan perkataanya tersebut, mereka menunggu burung gagak itu tiba ke pada Raden Inu Kertapati menyerupai biasanya.

Si kakek kemudian menawarkan petunjuk kepada Raden Inu kertapati dimana bahwasanya Candra Kirana berada. Kakek itu mengakatakan bahwa tunangan Raden Inu Kertapati berada di desa Dadapan. Tidak ingin membuang waktu, Raden Inu Kertapati segera memacu kuda tunggangannya menuju desa Dadapan. Berhari-hari ia menempuh perjalanan. Ketika Raden Inu Kertapati tiba di desa dadapan, seluruh bekalnya telah habis. Saat itu ia sangat kehausan. Ketika melihat sebuah gubug, ia lantas mengarahkan kuda tungangannya menuju gubug itu. Dia berniat hendak meminta air untuk melepas dahaga. Akan tetapi bukan hanya air minum yang ia dapatkan, tetapi juga tunangan yang selama ini dicarinya.

Betapa terkejutnya Raden Inu Kertapati melihat tunanganya Candra Kirana sedang memasak. Mereka pun senang sanggup saling bertemu kembali. Candra Kirana menceritakan semua yang telah dialaminya, begitu pula Raden Inu Kertapati. Setelah menunggu nenek penunggu pondok itu datang, keduanya pun pamit untuk kembali ke Kerajaan Daha.

Di Kerajaan Daha, Candra Kirana dan Raden Inu Kertapati menceritakan apa yang bahwasanya terjadi. Mendengar dongeng tersebut, Raja Kertamarta sangat marah. Dia memrintahkan biar Dewi Galuh untuk dieksekusi seberat-beratnya. Namun, dengan kebaikan Candra Kirana, ia memerintahkan ayahnya tersebut untuk mengampuni kakaknya. Dewi Galuh pun hanya diusir dari kerajaan alasannya yaitu kejahatannya tersebut. Akhirnya janji nikah Candra Kirana dan Raden Inu Kertapati pun berlangsung. Mereka juga meminta nenek bau tanah dari desa Dadapan yang baik hati itu untuk tinggal bersamanya di istana. Raden Inu Kertapati dan Candra Kirana hidup senang untuk selamanya.

Terima kasih sudah berkenan berkunjung dan membaca Cerita Rakyat Keong Mas di atas, semoga sanggup bermanfat dan tentunya sanggup menghibur teman sekalian. Apabila ada diantara teman sekalian menemukan suatu kesalahan baik berupa penulisan maupun isi dari dongeng rakyat di atas, mohon kiranya kritik dan saran yang membangun untuk kemajuan bersama. Jangan lupa like dan share juga ya sobat. ^^Maju Terus Pendidikan Indonesia^^

Lihat juga banyak sekali Cerita Rakyat Indonesia lainnya, di sini.


Sumber http://www.zonasiswa.com

Berlangganan Informasi Terbaru:

0 Response to "Cerita Rakyat : Keong Mas"

Posting Komentar