Cerita Rakyat : Timun Mas

Cerita Rakyat Timun Mas Pernakah sahabat sekalian mendengar dongeng rakyat Timun Mas? Sudah bersahabat tentunya dong ditelinga sahabat sekalian. Timun mas merpuakan dongeng rakyat dari Jawa Tengah. Cerita ini sudah sangat bersahabat ditelinga masyarakat Indonesia. Cerita timun mas juga sering diadopsi ke dalam film kartun loh. Cerita timun mas menceritakan seroang gadis yang berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan diri dari bahaya raksasa jahat yang ingin memakannya.

Nah, pada kesempatan kali ini bermaksud ingin menghadrikan Ceirta Rakyat Timun Mas ini untuk sahabat sekalian. Cerita rakyat ini sengaja saya hadirkan untuk mencoba melestarikan dongeng rakyat Indonesia yang sarat akan unsur moral dan pendidikan biar tidak punah tergerus masa. Semoga dari dongeng rakyat di bawah ini sahabat sanggup terhibur dan mendapat pesan moral yang terkandung di dalamnya. Semoga bermanfaat. Check this out!!!

 Pernakah sahabat sekalian mendengar dongeng rakyat Timun Mas Cerita Rakyat : Timun Mas


Timun Mas

Dahulu kala, tersebutlah seorang Janda renta berjulukan Mbok Sirni. Dia hidup sebatang kara di gubuk tuanya yang terletak di tepi hutan. Sungguh sangat kesepian hidupnya, ia belum dikarunia seorang anak pun hingga tiba suaminya meninggalkanya untuk selama-lamanya. Walaupun suaminya sudah tiada, Mbok Sirni masih tetap berharap ia mempunyai seorang anak. Setiap hari ia berdoa biar ada orang baik yang memberikannya anka, sehingga ia tidak merasa kesepian lagi.

Suatu hari, seorang raksasa bertubuh besar dan berwajah menyeramakn mendengar doa Mbok Sirni. Mendengar ajakan Mbok Sirni, raksasa itu ingin mengabulkan permintan janda renta tersebut. Bukan rasa belas kasihan yang mendasari ia untuk memperlihatkan anak pada Mbok Sirni. Raksasa tersebut ingin memanfaatkan Mbok Sirni untuk membesarkan seorang anak yang nantinya menjadi makanannya.

“Heyy, kau janda renta yang hidup sebatang kara”, kata raksasa dengan suranya yang keras.
“Ahhhh... Ampun… Jangan lukai saya… Jangan makan saya…” teriak Mbok Sirni lantaran takut.
“Aku di sini tidak akan memakan mu, saya di sini malah ingin membantu mu,” raksasa berkata.
“Saya tiba ke sini ingin mengabulkan ajakan kamu. Saya akan memberimu seorang anak.” Lanjut raksasa.
“Benarkah itu?” Tanya Mbok Sirni.
“Benar… Ambil lah biji mentimun ini, kemudian tanamlah.” Jawab raksasa.
“Te..terima kasih..”, kata Mbok Sirni.
“Tapi.. Ada satu syarat. Kamu harus menyerahkan anak itu kepada ku ketika ia berumur 17 tahun.” Imbu raksasa itu.

Tampa pikir panjang, Mbok Sirni pun menganggukan kepalanya dan baiklah akan persyaratan rakasasa tersebut. Dia sudah usang menantikan hal ini. Dia sangat senang lantaran sebentar lagi ia akan mendapat seorang anak. Segera lah ia pergi ke belakang rumah dan menanam biji mentimun tadi. Setiap hari ia merawat dan menyirami biji mentimun itu. Biji mentimun tersebut pun tumbuh suber, bercabang banyak, berdaun lebat, dan mulai berbuah. Tanaman mentimun itu aneh, walaupun tumbuh subur, tanaman itu hanya mempunyai satu buah. Buah mentimun itu setiap hari ukuranya bertambah besar, warnanya juga berbeda denga mentimuan yang lain. Warnanya cantik, ke emas-emasan. Ketika mentimun yang berwarna ke emas-emasan itu sudah cukup besar, Mbok Sirni pun memetiknya dan kemudian membelahnya. Alangkah terkejutnya Mbok Sirni ketika meliat ada seorang bayi wanita di dalam timun emas tersebut. Anak bayi wanita tersebut kemudian diberi nama Timun Mas.

Mbok Sirni sangat bahagia, penantianya yang sudah usang telah terkabulkan. Dia merawat Timun Mas menyerupai anaknya sendiri. Dia sangat mengasihi Timun Mas. Timun Mas pun tumbuh menjadi seorang gadis yang elok jelita. Tidak cuma itu, ia juga baik dan suka menolong orang tuannya. Umurnya sekarang sudah beranjak 16 tahun. Mbok Sirni pun kembali muram. Dia tidak ingin dan tidak rela Timun Mas direbut oleh rakasasa itu.

Pada ulang tahun Timun Mas yang ke-17, apa yang ditakuti oleh Mbok Sirni pun terjadi. Raksasa itu tiba menemui Mbok Sirni dan ingin meminta kembali anak yang ia beri.
“Hey,, Janda tua… Saya tiba untuk menaggih janjimu,” Kata raksasa itu dengan sura yang keras.
Mbok Srini dan Timun Mas pun kaget dan ketakutan. Mbok Sirni galau harus berbuat apa supaya Timun Mas tidak diambil oleh raksasa itu. Mbok Sirni pun kemudian menyuruh Timun Mas untuk bersembunyi dan melarangnya untuk tidak keluar. Dengan rasa takut, Mbok Sirni pun keluar untuk menemuinya.
“Maaf Tuan Raksasa,, Timun Mas belum genap berumur 17 tahun hari ini. Datang lah seminggu lagi.” Kata Mbok Sirni berbohong.
Raksasa itu percaya dan kembali lagi ke hutan. Mbok Sirni merasa lega, walaupun sesaat ia berhasil mencegah raksasa itu mengambil Timun Mas kesayanganya.

Di dalam rumah, Timun Mas bertanya-tanya dalam hati apakah yang bersama-sama terjadi, siapa raksasa itu, dan mengapa ia menginginkanya. Melihat Timun Mas gelisah, Mbok Sirni pun menjelaskan semuanya. Menjelaskan bahwa Timun Mas bukan lah anak yang lahir dari rahimnya. Menjelaskan bahwa raksasa itu lah yang memberikannya anak. Dan juga menjelaskan bahwa raksasa itu tiba untuk mengambil Timun Mas darinya. Timun Mas dan Mbok Sirni sedih, takut, dan sedih. Dia tidak tahu harus berbuat apa.

Batas waktu seminggu pun sudah selesai. Raksasa itu pun tiba kembali untuk meminta Timun Mas. Mbok Sirni tidak tahu harus berbuat apa. Kemduan ia berbohong lagi ke pada raksasa dengan berkata bahwa Timun Mas sedang sakit. Raksasa itu pun percaya, lantaran ia pikir akan lebih baik juga Timun Mas itu kembali sehat sehingga yummy untuk dimakan. Setelah mendengar klarifikasi dari Mbok Sirni, raksasa itu pun kembali ke hutan dan akan menemui Mbok Sirni satu ahad lagi.

Mbok Sirni tidak tahu harus berbuat apa biar raksasa itu tidak mengambil Timun Mas ahad depan. Tiba-tiba Mbok Sirni teringat bahwa ada seorang petapa sakti yang tinggal di atas gunung. Dia bermaksud ingin mencari tanggapan atas semua masalanya. Dia pun pagi-pagi pergi ke atas gunung sendiri, berharap ia bertemu petapa sakti tersebut. Syukurlah, Mbok Sirni sanggup menemuinya. Dia pun menceritakan segalanya pada petapa sakti itu. Petapa sakti itu mengerti dan memperlihatkan 4 macam benda yang bermanfaat untuk menghalangi bahkan sanggup mengalahkan raksasa itu. Ke 4 macam benda tersebut yaitu biji mentimun, jarum, garam, dan terasi. Setelah itu, Mbok Sirni pun kemudian pulang ke rumah.

Setibanya di rumah, Mbok Sirni memperlihatkan 4 macam benda tersebut kepada Timun Mas dan menjelaskan manfaatnya. Setelah seminggu berlalu, raksasa itu pun tiba kembali. Timun Mas sudah siap walaupun duka akan meninggalkan Mbok Sirni. Ketika raksasa itu menemui Mbok Sirni di depan rumah, rahasia Timun Mas keluar dari pintu belakang dan lari menuju ke hutan. Tapi sayangnya, raksasa itu tau. Tanpa pikir panjang, ia pun mengejar Timun Mas.

Timun Emas telah mengerahkan seluruh kekuatannya untuk dapoat berlari sekencang-kencangnya. Namun, langkah kaki si Raksasa yang lebar dan cepat menciptakan jarak antara Timun Emas dan Si Raksasa semakit dekat. Melihat si Raksasa sebentar lagi akan menangkapnya, Timun Emas lantas melemparkan satu bibit mentimun. Keajaiban terjadi, seketika bibit mentimun itu menjelma tanaman mentimun yang sangat lebat dan banyak sekali buahnya. Terlihat menggiurkan sekali buah-buah mentimun itu. Si Raksasa dengan rakus eksklusif melahap semua buah-buah mentimun abnormal itu. Namun, ternyata sekian banyak buah mentimun belum memuaskan perut Si Raksasa yang rakus. Dia kembali mengejar Timun Emas yang sudah berlari cukup jauh.

Melihat posisinya yang semakin dekat kembali dengan si Raksasa, Timun Emas kemudian melemparkan jarum yang dibawanya. Keajaiban kembali terjadi. Jarum yang dilemparkan Timun Emas menjelma pohon bambu yang sangat lebat. Batang-batang pohon bambu itu tinggi dan tajam. Si Raksasa awalnya sangat kesulitan melewati hutan bambu yang menyerupai pagar menghalangi dirinya. Namun dengan ganas si raksasa mencabuti pohon-pohon bambu yang menghalanginya. Kedua kakinya yang tertusuk oleh batang-batang bambu tidak diperdulikannya. Dia kembali mengejar Timun Emas yang kembali menjauh.

Keinginan si Raksasa untuk menyantap Timun Emas sudah begitu tinggi hingga ia pun berenang melintasi lautan luas itu. Dia berenang secepat yang ia bisa, walaupun itu sangat menguras tenaganya. Si Raksasa kelelahan ketika tiba di daratan seberang laut, namun keinginannya untuk memangsa Timun Emas tidak surut, dengan goyah ia mencoba mengejar Timun Emas.

Timun Emas lantas melempar senjata terakhir yang dimilikinya yaitu sepotong terasi. Seperti insiden ajib sebelumnya, sepotong terasi itu menjelma lumpur hisap yang sangat luas. Si Raksasa yang terus mengejarnya kemudian terhisap lumpur hisap itu. Meski telah mengeluarkan seluruh tenaganya, Si Raksasa tidak berdaya menghadapi kekuatan lumpur hisap. Tubuhnya terus karam terhisap masuk kedalam bumi. Jeritan dan raungan si Raksasa membahaha memenuhi langit, namun tidak ada yang sanggup menolongnya. Si Raksasa alhasil menemui maut sesudah seluruh tubuhnya terhisap masuk kedalam lumpur.

Timun Mas pun berysukur dan berterima kasih kepada Tuhan alasannya yaitu sudah terbebas dari raksasa itu. Dia pun kembali ke rumah Mbok Sirni. Betapa bahagianya Mbok Sirni mendapati Timun Mas kembali dengan selamat. Timun Mas menceritakan bahwa raksasa itu sudah mati dan tidak akan mengganggu hidup merek lagi. Mereka pun hidup senang untuk selama-lamanya.

Semoga Cerita Rakyat Timus Mas di atas sanggup bermanfaat bagi sahabat sekalian dan tuntunya juga sanggup menghibur. Apabila ada suatu kesalahan baik berupa penulisan maupun isi dari dongeng rakyat di atas, mohon kiranya kritik dan saran yang membangun untuk kemajuan bersama. Jangan lupa like dan share juga ya sobat. Terima kasih... ^^Maju Terus Pendidikan Indonesia^^

Lihat juga aneka macam Cerita Rakyat Indonesia lainnya, di sini.

Sumber http://www.zonasiswa.com

Berlangganan Informasi Terbaru:

0 Response to "Cerita Rakyat : Timun Mas"

Posting Komentar