Cara Merawat Pohon Pachira
Pernah melihat pohon uang atau money tree? Jika belum, jangan terlalu tinggi membayangkan. Bukan pohon dengan daun-daun berupa uang kertas, kalau mirip itu, mungkin semua orang sudah berlomba-lomba menanam pohon ini. Daun pohon ini sama halnya dengan daun flora pada umumnya, berwarna hijau dan mempunyai tulang daun, sepintas mirip daun singkong yang menjari, hanya saja daun pohon uang ini warnanya lebih mengkilap dan teksturnya lebih tebal juga kaku. Pohon ini berjulukan pohon pachira.
Mengapa Disebut Pohon Uang?
Tanaman pachira atau Pachira Aquatic mungkin belum terlalu familiar di kalangan masyarakat Indonesia. Konon, memelihara flora pohon pachira di dalam rumah, sanggup mendatangkan rezeki yang melimpah bagi pemiliknya. Mitos ini berkembang di beberapa etnis, mereka sudah cukup mengetahui perihal pohon ini. Yang menarik ialah batangnya yang berwarna keabuan dan berbonggol. Batang ini sanggup dikepang menjadi 5 hingga 9 batang. Semakin banyak kepangannya, maka semakin mahal harga jualnya. Karena pohon panchira yang berkepang banyak akan menciptakan sang pemilik mendulang rejeki yang lebih melimpah.
Dengan adanya mitos tersebut, banyak orang yang membudidayakan flora ini alasannya ialah juga dilirik sebagai bisnis atau perjuangan yang sangat menguntungkan. Di toko-toko tanaman hias, pohon ini banyak dijual dalam bentuk bonsai yang sudah terkepang, ada juga yang belum terkepang. Jika sudah terkepang, harga yang dibandrol pun tentunya sanggup lebih mahal lagi.
Para pemburu pohon uang ini biasanya berstatus pebisnis, apalagi para pebisnis pemula. Mereka membeli dan meletakkannya di ruangan-ruangan tertentu di dalam rumah mereka. Misalnya, di ruang kerja. Dengan begitu, pachira akan memancarkan aura kepada pemiliknya untuk ulet bekerja hingga rejeki yang diterima nantinya tidak putus-putus. Pohon pachira bonsai juga banyak dijadikan hadiah ijab kabul sebagai simbol kemakmuran dan kesejahteraan bagi pasangan pengantin baru.
Merawat Pohon Pachira
Menanam dan membudidayakan pohon pachira sangatlah mudah. Anda mungkin tidak menyangka bahwa pembudidayaannya tidak memerlukan biaya sebesar pembudidayaan flora cabai ataupun bawang merah. Bahkan tidak perlu diberikan pupuk dan insektisida sehabis penanaman. Hanya memerlukan tanah yang subur dan gembur. Bibit ditanam pada tanah gembur tersebut kemudian diberikan pupuk sangkar atau kompos. Ingat, pinjaman pupuk hanya dilakukan di awal penanam bibitnya, sehabis itu tidak perlu.
Setelah penanaman, perawatan perlu dilakukan. Perawatan yang diharapkan pachira hanya penyiraman yang rutin. Siram dua kali sehari pada pagi dan sore hari. Jika Anda menempatkannya di dalam ruangan, Anda perlu menyemprotkan anti hama pada tanamannya. Tapi kalau Anda meletakkannya di luar ruangan, tidak perlu diberi pembasmi hama. Biasanya, pohon pachira akan mulai tumbuh setinggi 20 cm dalam waktu 3 – 5 bulan sehabis hari tanamnya. Maka Anda sudah sanggup melaksanakan pengepangan batang di usianya itu.
Pengepangan Batang Pachira
Pohon pachira akan terlihat lebih unik dan mempunyai nilai jual yang tinggi sehabis di kepang. Proses pengepangan sanggup dilakukan dengan cara berikut:
- Siapkan 2 atau 3 flora pachira yang telah berusia 3 – 5 bulan.
- Letakkan di dalam ruangan selama satu minggu. Dengan begitu batangnya akan sedikit lunak dan layu. Namun usahakan batangnya tetap berwarna abu-abu, tidak kekuningan.
- Kemudian, 2 atau 3 flora tadi di satukan dengan cara diikat bab bawahnya.
- Jalin atau lilit mirip ketika Anda sedang mengepang rambut. Setelah itu, ikat kembali bab atas tanamannya.
- Setelah 2 atau 3 flora tersebut sudah terlilit atau terjalin, tanam kembali ke dalam satu pot. Maka jadilah satu pohon pachira yang sudah dikepang.
Nah, apakah Anda tertarik untuk memilikinya di rumah, silahkan klik disini untuk melihat bibit tanamannya yang tersedia di toko online kami.
Semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda 🙂
Sumber https://bibitbunga.com
0 Response to "Cara Merawat Pohon Pachira"
Posting Komentar