Perpustakaan Kotak Es Krim Daur Ulang Di Bandung Oleh Shau
Sekitar dua ribu kotak es krim disusun membentuk dinding untuk bangunan perpustakaan sebuah komunitas kecil di Bandung, Indonesia. Beberapa di antara kotak bekas es krim ini telah dilubangi untuk menampilkan kesan bangunan yang tembus.
Profil proyek:
Microlibrary di Bandung oleh Shau, profil proyek |
Berikut ialah profil singkat proyek perpustakaan Microlibrary di Bandung oleh Shau Architect.
- Arsitek: Shau Bandung : Florian Heinzelmann, Daliana Suryawinata, Yogi Ferdinand dengan Rizki Supratman, Roland Tejo Prayitno, Aditya Kusuma, Octavia Tunggal, Timmy Haryanto, Telesilla Bristogianni, Margaret Jo
- Kontraktor: Yogi Pribadi, Pramesti Sudjati
- Desain grafis signage: Nusae
- Klien: Dompet Dhuafa, Kota Bandung
- Didukung oleh: Dompet Dhuafa, Komunitas Urbane, Yayasan Diaspora Indonesia
- Tahun : 2016
Konsep Microlibrary oleh Shau
Konsep bangunan microlibrary di bandung |
Microlibrary (perpustakaan mini) ini ialah sebuah karya yang dirancang oleh perusahaan arsitektur lokal yaitu Shau, sebagai prototipe pertama untuk serangkaian perpustakaan daur ulang yang ingin dibangun di seluruh Indonesia.
Denah bangunan Perpustakaan Microlibrary di Bandung |
Perpustakaan ini terletak di alun-alun kecil di lingkungan Taman Bima,Bandung. Kota ini menyediakan ruang untuk pengajaran dan acara lain yang bertujuan memerangi tingginya angka buta abjad dan putus sekolah di tempat itu.
Material Fasad Bangunan Microlibrary
Kotak es krim, material utama pembentuk fasad Microlibrary |
Untuk menciptakan fasad bangunan, tim proyek berusaha menemukan materi yang terjangkau dan tersedia secara lokal, yang akan mengatakan keteduhan dalam bangunan. Disamping itu material dinding juga harus memungkinkan udara dan cahaya alami untuk mencapai kepingan dalam bangunan.
Gagasan awalnya ialah memakai jerigen plastik putih dan jerigen transparan, tetapi materi ini tidak tersedia dalam jumlah yang diharapkan pada ketika konstruksi.
Suasana kepingan interior Microlibrary, akhir fasad yang tembus cahaya |
Akhirnya tim memutuskan memakai Bak es krim bekas sebab sanggup dibeli dalam jumlah besar. Manfaat pemanis dari kotak es ini ialah mereka stabil ketika kepingan bawahnya dipotong, yang berarti mereka juga sanggup dipakai untuk menjadi ventilasi.
Struktur dan Konstruksi Bangunan Microlibrary
Bangunan Microlibrary yang multifungsi, dengan struktur panggung yang ringan |
Untuk mengakibatkan material ini sebagai bangunan, Bak plastik dipasang pada rangka rusuk baja vertikal dan miring ke luar untuk mengatakan pelindung hujan yang efektif. Pintu geser tembus cahaya yang dipasang di belakang fasad sanggup ditutup untuk menciptakan fasad benar-benar kedap air ketika ada hujan angin yang lebat.
Arsitek menyadari bagaimana mengatur kotak es krim, bahwa mereka sanggup dipakai untuk membentuk permukaan unsur-unsur tertutup atau berongga. Sistem ini dipakai untuk menggambarkan pesan dari walikota Bandung yang berbunyi: "buku ialah jendela dunia", yang berarti "buku ialah jendela ke dunia".
Bangunan Microlibrary untuk mengurangi angka buta huruf |
"Fasad bangunan tidak hanya memberi makna dan konsep, tetapi juga menghasilkan suasana cahaya dalam ruangan yang menyenangkan sebab menghamburkan sinar matahari eksklusif dan bertindak sebagai bola lampu alami," begitu dijelaskan berdasarkan Shau.
Penghapusan dasar kotak es, sekitar setengah dari kotak dilakukan oleh pengrajin lokal, yang melaksanakan improvisasi untuk menciptakan proses lebih akurat dan efisien. Seluruh proyek diselesaikan dengan anggaran sekitar 600 juta saja, tergolong murah untuk bangunan ikonik ibarat ini.
Struktur Panggung Microlibrary
Konsep pangguang bangunan Microlibrary Bandung |
Bangunan perpustakaan ini diangkat dari tanah dengan struktur balok I baja sederhana. Lantai diposisikan di atas panggung usang yang telah dipakai oleh komunitas lokal untuk program dan sebagai tempat berkumpul. Panggung dibentuk ulang dalam beton dan satu set tangga lebar dipasang di depan.
"Tujuan kami ialah untuk menambah, daripada mengambil, jadi kami memutuskan untuk memperbaiki panggung terbuka dengan menaunginya, menjadikannya terlindung dari hujan dan menutupinya dalam bentuk kotak perpustakaan yang mengambang," kata arsitek Shau. Kerangka baja menyokong lempengan beton yang membentuk lantai bangunan.
The Microlibrary ini dikembangkan dengan santunan dari pemerintah setempat dan organisasi nirlaba Dompet Dhuafa. "The Microlibrary ini menambah identitas dan merupakan sumber pujian bagi semua orang di lingkungan itu," tambah arsitek Shau.
Suasana interior perpustakaan Microlibrary Bandung |
"Misi kami ialah menghidupkan kembali minat pada buku dengan memperlihatkan tempat khusus untuk membaca dan belajar, ketersediaan buku, media lain, serta kursus."
Contoh lain dari limbah yang dipakai untuk menciptakan bangunan termasuk kemudahan penelitian universitas di Inggris yang dibalut ubin karpet tua, dan sebuah rumah di India dengan pintu dan jendela bau tanah yang dimasukkan ke dalam fasadnya.
Referensi :
- Dezeen
- Foto oleh Sanrok Studio
Sumber http://www.arsitur.com
0 Response to "Perpustakaan Kotak Es Krim Daur Ulang Di Bandung Oleh Shau"
Posting Komentar