Cara Bertanam Hidroponik Bagi Pemula Sampai Profesional (Lengkap)

Pada artikel ini Anda akan mempelajari seluk beluk, SEMUA hal mengenai hidroponik. Artikelnya mungkin panjang, ribuan kata, tapi sangat mempunyai kegunaan bagi Anda yang ingin menggeluti hidroponik, skala pemula, hobiis, maupun bisnis. Keep reading ya!

Ingin punya kebun sayur di halaman rumah? Ingin memasak sayuran hasil kebun sendiri tapi halaman rumah ternyata sempit? Jangan khawatir, hidroponik ialah jawabannya.


Hidroponik akhir-akhir ini sedang ngetrend dan sepertinya akan jadi trend dalam jangka waktu yang panjang lantaran selain sebagai hobi mengasyikkan, berkebun secara hidroponik juga mempunyai banyak manfaat dibanding bercocok tanam secara konvensional yang memakai tanah.


Dahulu sebelum hidroponik tren di kalangan hobiis, di tempat perkotaan hampir tidak mungkin menemukan area hijau. Kini berkat hidroponik, semua halaman rumah atau bahkan di ruangan pun bisa jadi tempat untuk menanam buah-buahan dan sayur mayur.


Anda harus dan wajib tahu semua hal ihwal hidroponik, dan untuk itulah artikel ini kami rilis.


Apa Itu Hidroponik?


Mungkin ada sebagian dari Anda yang masih bertanya-tanya, apa sih hidroponik itu?


Hidroponik, berdasarkan sebagian besar sumber, secara bahasa berasal dari kata hydros dan ponos. Padahal gotong royong istilah yang lebih tepat ialah hudor, bukan hydro (dalam Bahasa Yunani).


Hudor berarti air dan ponos berarti bekerja. Sambungan dari kedua istilah itu membentuk kata hydroponic yang berarti bekerja dengan air.


Secara lebih spesifik, hidroponik sanggup diartikan sebagai sistem bercocok tanam memakai air, namun ketika ini tidak hanya air yang digunakan dalam kegiatan hidroponik, sehingga hidroponik dalam artian modern mungkin lebih cocok disebut “bercocok tanam tanpa media tanah”. Pokoknya non tanah 😀


Berkebun dengan sistem hidroponik memakai larutan nutrisi dan aneka macam media tanam mirip rockwool, cocopeat, hidroton, arang sekam, serbuk kayu, dan lain-lain sebagai pengganti media tanam pada umumnya yaitu tanah.


Jenis Tanaman Yang Dapat Ditanam Secara Hidroponik


Oke saya sudah paham arti hidroponik. Tapi, tumbuhan apa saja yang sanggup ditanam dengan sistem hidroponik?


Ada banyak macam jenis tumbuhan yang bisa Anda budidayakan dengan memakai teknik hidroponik. Biasanya yang dikembangkan ialah tumbuhan jenis holtikultura mirip sayuran daun, sayuran buah, buah-buahan, tumbuhan hias, pertamanan, serta tumbuhan obat. Pada dasarnya, semua tumbuhan sanggup ditanam dengan metode hidroponik, yang penting ialah bagaimana caranya biar nutrisi tumbuhan tersebut sanggup terpenuhim, meski tanpa memakai unsur hara dari tanah lansgsung.


Di Indonesia sendiri, teknik budidaya tumbuhan ini mulai diterapkan semenjak tahun 1980 dan yang marak dikembangkan hingga ketika ini ialah tumbuhan sayuran, terutama sayuran daun dan sayuran buah. Baru kemudian lambat laun teknik hidroponik berkembang menjadi terkenal dan sudah mencapai ranah komersial besar-besaran mirip yang kita lihat akhir-akhir ini.


Kelebihan dan Kekurangan Hidroponik


Pada artikel ini Anda akan mempelajari seluk beluk Cara Bertanam Hidroponik Bagi Pemula Hingga Profesional (Lengkap)
Ilustrasi tumbuhan hidroponik yang paling sering ditemukan. Menggunakan tempat berupa lubang di pipa PVC, wadah berupa net pot hidroponik, media tanam berupa rockwool.

Bisa dibilang teknik bercocok tanam yang memanfaatkan air sebagai jalur nutrisi utamanya ini sangatlah pas bagi siapapun. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari sistem ini? Mari kita bahas lebih lanjut.


Kelebihan Hidroponik



  1. Anda bisa menyalurkan hobi dan ketertarikan berkebun

  2. Hasil panennya sanggup memenuhi asupan gizi Anda sekeluarga. Beda lho rasanya memakan selada atau sayuran lain dari hasil petik di kebun sendiri!

  3. Tanaman yang kita konsumsi juga kita bisa yakini bebas dari pestisida atau zat kimia lain yang tentunya berbahaya bagi kesehatan.

  4. Sudah banyak petani rumahan yang pertanda bahwa mereka bisa meraup rupiah sebagai laba dari pengembangan hobi ini. Bukankah sangat asyik mendapat penghasilan dari sebuah hobi yang kita tekuni tiap harinya?

  5. Sistem yang sangat portable atau mobile.

  6. Anda juga hanya perlu menyisihkan sedikit waktu setiap harinya untuk mengelola kebun hidroponik anda mulai dari masa tanam hingga nanti waktunya panen tiba.

  7. Tidak memakai tanah, lebih higienis dalam pengelolaannya

  8. Pertumbuhan tumbuhan cepat dan stabil jika sanggup mengukur kebutuhan nutrisi tumbuhan yang terlarut dalam air dengan tepat. Jadinya lebih efisien ketimbang di tanah

  9. Lebih efisien dalam penggunaan air. Pada beberapa sistem, sisa keluaran air sanggup ditampung lagi untuk sanggup dipompa lagi masuk ke media tanam

  10. Hasil panen cenderung lebih banyak

  11. Lebih gampang dipanen ketimbang teknik konvensional

  12. Hemat tempat, sanggup dilakukan di lahan sempit, bertanam hidroponik skala besar tidak perlu lahan yang hingga berhektar-hektar

  13. Steril, hasil penanaman untuk dikonsumsi lebih higienis dibanding jikalau ditanam di kebun biasa

  14. Penggunaan pupuk (tepatnya nutrisi) sanggup diaplikasikan dengan efisien

  15. Tidak tergantung cuaca atau musim, apalagi bisa dilakukan di dalam rumah dengan pinjaman lampu

  16. Risiko terkena hama atau penyakit jauh lebih kecil dibanding teknik bercocok tanam dengan tanah.

  17. Hasil dan struktur sistem hidroponik terlihat kompleks, kompak, indah dan asri.


Kekurangan Hidroponik



  1. Investasi awal cukup besar. Membutuhkan modal yang relatif besar jikalau ingin fokus, tapi tidak semuanya mahal kok. Anda bisa menggunakan teknik hidroponik sederhana yang sedang digandrungi para pemula. Baca disini cara menanam hidroponik sederhana untuk pemula.

  2. Perlengkapan dan peralatan hidroponik masih belum terlalu sering ditemukan. Karena belum sangat terkenal sehingga menjadi kebutuhan di Indonesia, penyedia perangkat dan pemeliharaan akan sistem bercocok tanam secara hidroponik masih sedikit. Tapi Anda beruntung, kami ialah salah satu toko hidroponik yang sanggup Anda andalkan.

  3. Butuh ketelitian yang lebih. Kesalahan memperlihatkan nutrisi atau tingkat keasaman yang tidak tepat sanggup menjadikan kerugian apalagi jikalau investasi yang dipasang semenjak awal jumlahnya cukup besar. Oleh lantaran itu jikalau Anda masih pemula, kami sangat menyarankan untuk mencoba terlebih dahulu, gunakan sistem yang gampang mirip sistem sumbu atau wick. Selengkapnya baca disini.


Dengan klarifikasi dan ilustrasi mirip yang sudah disebutkan sebelumnya, bisa diambil kesimpulan bahwa hidroponik merupakan teknik cocok tanam yang sangatlah mudah dan dipercaya akan menjadi semacam lifestyle di lingkungan perkotaan kini ini dan nantinya akan semakin populer. Di samping memenuhi kebutuhan akan materi pangan, Anda juga bisa mengharapkan kebun hidroponik Anda sebagai titik untuk mempercantik rumah Anda baik secara interior maupun eksterior. Hebat, bukan?


Dimana Saya Bisa Bercocok Tanam Secara Hidroponik?


Jawabannya, di mana saja! Sistem hidroponik bisa dilakukan di halaman atau pekarangan rumah, dalam ruangan, dalam greenhouse, ataupun di luar ruangan.


Anda perlu tahu bahwa teknik hidroponik sanggup berkembang dengan baik asalkan tersedia cukup sinar matahari (dapat digantikan dengan cahaya lampu tanaman), air, oksigen. Ketiga elemen penting ini yang tidak bisa Anda abaikan. Selebihnya, Anda hanya membutuhkan media tanam serta nutrisi yang sesuai. Jangan lupakan juga benih tumbuhan yang baik. Kami ialah toko hidroponik online yang menjual segala perlengkapan dan kebutuhan hidroponik.


Jika Anda menentukan melaksanakan teknik hidroponik di dalam ruangan, Anda akan membutuhkan pencahayaan khusus (lampu tumbuhan grow light misalnya) guna menggantikan sinar matahari. Ada banyak laba dari teknik hidroponik di dalam ruangan, salah satunya ialah memudahkan Anda untuk mengontrol kelembapan. Hal ini akan menekan pertumbuhan basil dan permasalahannya.


Bagaimana Cara Memulai Hidroponik?


Sampai disini Anda tentu telah membaca ihwal dasar-dasar hidroponik, mirip pengertiannya, jenis tanamannya, dimana melakukannya, apa saja kelebihan dan kekurangan. Setelah mengetahui hal-hal dasar tersebut, pertanyaan selanjutnya adalah, bagaimana cara menanam hidroponik? Bagaimana saya memulainya?


Sebenarnya tidak susah kok untuk bercocok tanam secara hidroponik. Kunci kesuksesannya terletak pada pemilihan sistem dan mekanisme yang tepat. Perawatan rutin wajib dilakukan mulai dari pembibitan hingga masa panen.


Pada tingkat newbie atau pemula, menanam hidroponik mungkin hanya sekadar hobi dan cukup menanam saja dulu yang penting berhasil. Ini bagus, sangat dianjurkan, biar Anda terbiasa dulu untuk berhasil, kemudian kemudian nanti gres melangkah ke tingkat selanjutnya: mengupayakan agar hasil panen lebih bagus performanya.


Karena pada tingkat advanced atau lanjutan, jikalau Anda sudah biasa berhasil dengan dasar yang sederhana, Anda tentu ingin hasil sayuran yang dihasilkan bagus. Oleh lantaran itu pakar hidroponik (nantinya Anda) harus memantau kadar debit air pada kolam penampungan air nutrisi, secara rutin mengukur kadar PPM pada air nutrisi sesuai dengan jenis tumbuhan yang ditanam, dan lain sebagainya. Mengenai acara lanjutan mirip ph tanah, kadar ppm, dll akan kita bahas lebih jauh lagi nanti.




Untuk memulai sebuah sistem bercocok tanam secara hidroponik, Anda harus menentukan sistem yang tepat bagi Anda. Di bawah ini kami jelaskan beberapa jenis hidroponik dan perbedaannya masing-masing, beserta contohnya.


Perbedaan Hidroponik Menurut Media Tanamnya


Pada prakteknya secara umum, metode hidroponik sangatlah gampang untuk dilakukan. Pada dasarnya ada dua macam teknik utama yang dikenal dalam pengembangannya, yaitu hidroponik substrat dan non-substrat.


Pada artikel ini Anda akan mempelajari seluk beluk Cara Bertanam Hidroponik Bagi Pemula Hingga Profesional (Lengkap)
Menggunakan media tanam padat mirip hidroton (pada gambar di atas) merupakan salah satu bentuk hidroponik substrat.

Berbicara ihwal hidroponik substrat, cara penanamannya hampir sama dengan bertanam secara konvensional dengan memakai pot. Akan tetapi media tanam yang digunakan umumnya dibuat dari media tanam buatan mirip arang sekam, rockwool, cocopeat, hidroton dan serbuk kayu.


Pemberian nutrisi pada sistem ini dilakukan dengan irigasi tetes yang bisa diaplikasikan dengan membasahi tempat sekitar tanaman. Sedangkan untuk hidroponik non-substrat, metode ini mengacu pada budidaya dengan cara meletakkan akar tumbuhan pada air yang sudah diberi nutrisi dan kemudian disirkulasi. Nutrisi hidroponik sanggup dibuat sendiri atau bisa Anda beli yang sudah jadi berupa serbuk dan sisa dicampur air.


Macam-Macam Sistem Hidroponik


Ketika Anda hendak menentukan sistem hidroponik, Anda wajib mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan masing-masing sistem biar sesuai dengan kebutuhan dan harapan Anda serta untuk meningkatkan potensi keberhasilan.


Pada dasarnya ada 6 jenis sistem hidroponik. Tiap sistem mempunyai ciri-ciri serta kelebihan dan kekurangannya. Keenam sistem dasar tersebut mencakup sistem sumbu (wick system), sistem rakit apung (floating hydroponic system), sistem pasang surut (ebb & flood system), sistem irigasi tetes (drip system), NFT (Nutrient Film Technique), dan aeroponik.


Pada artikel ini Anda akan mempelajari seluk beluk Cara Bertanam Hidroponik Bagi Pemula Hingga Profesional (Lengkap)
Gambar diatas memperlihatkan 6 sistem hidroponik yang berbeda-beda. Disertai dengan sketsa citra struktur sistem biar gampang dipahami.

Bahasan tentang macam-macam cara menanam hidroponik dan contohnya gotong royong sudah pernah kami sadur, tapi pada artikel ini kami jabarkan kembali dengan gaya penulisan yang berbeda, dengan tujuan biar Anda sanggup lebih memahami.


Jika Anda sudah andal nantinya, dari enam sistem dasar tersebut, Anda sanggup mengkombinasikannya menjadi bermacam bentuk dan sistem baru. Bukan tidak mungkin nanti lahir teknik hidroponik baru yang asalnya dari Indonesia, apalagi ternyata jikalau awal mula mengenal hidroponik ialah membaca artikel ini 😀


Baik, kembali ke persoalan pemilihan sistem hidroponik, sekali lagi Anda harus menentukan yang sesuai dengan mempertimbangkan aneka macam hal mirip lokasi dan harapan Anda.


Anda juga sebaiknya memikirkan ihwal apakah Anda ingin sistem dengan perlengkapan sederhana yang perawatannya mudah, atau Anda malah ingin sistem canggih yang bisa menghasilkan produk panen yang terbaik.


Di bawah ini kita akan membahas dan mengenali masing-masing sistem satu persatu.


I. Sistem Sumbu / Wick System


Pada artikel ini Anda akan mempelajari seluk beluk Cara Bertanam Hidroponik Bagi Pemula Hingga Profesional (Lengkap)
Sistem hidroponik wick memanfaatkan sumbu sebagai media untuk menyalurkan larutan nutrisi ke akar tanaman. Pada gambar diatas memakai loyang atau bak.

Di antara aneka macam jenis sistem hidroponik, sistem sumbu ialah jenis yang paling sederhana dan sangat cocok untuk pemula. Sistem ini merupakan sistem pasif yang simpel dan tidak memakai listrik. Dalam hidroponik sistem sumbu, akar tumbuhan tidak dicelupkan pribadi ke dalam air melainkan dengan mediator sumbu atau materi yang gampang menyerap air mirip sumbu kompror dapur, kain flanel, atau bahkan kaos bekas.


Walaupun akar tidak dicelupkan  pribadi ke dalam air, proses perembesan nutrisi tetap bisa terjadi berkat adanya gaya kapilaritas air pada sumbu yang salah satu ujungnya menyentuh air nutrisi dan ujung lainnya menyentuh akar tanaman.


Dalam sistem sumbu, udara diserap oleh akar tumbuhan bersamaan dengan perembesan larutan nutrisi. Media tumbuh yang baik akan sangat membantu untuk memastikan bahwa tumbuhan mendapat pasokan udara yang cukup. Ketika cadangan air nutrisi pada reservoir (tempat penampungan air contohnya kolam atau loyang) akan habis, pengisian kembali sanggup dilakukan dengan cara manual tanpa perlu memakai pompa air mirip pada sistem lain.


Sistem hidroponik wick yang paling sederhana, memakai botol aqua atau air mineral atau minuman yang dibelah dua sebagai wadah tanam, tidak membutuhkan reservoir berupa loyang atau bak. Teknik ini biasanya 1 botol untuk 1 tanaman.

Pada gambar di atas Anda bisa melihat bagaimana memanfaatkan botol aqua atau minuman bekas dan dijadikan tumbuhan hidroponik dengan sistem sumbu wick. Kami sudah pernah membahas tahapan cara dalam membuat tumbuhan hidroponik dari botol aqua, pada artikel cara membuat hidroponik dengan mengunakan botol aqua bekas, silahkan klik disini atau juga bisa klik disini.


Cabe rawit juga sangat marak ditanam dengan sistem wick ini lho!


Daya tarik dari sistem sumbu ini terletak pada kemudahan dan kesederhanaannya. Jika Anda mencari cara bertanam hidroponik sederhana, sistem wick ialah jawabannya. Anda sanggup membuat sendiri sistem hidroponik sumbu ini dengan mudah, cepat, dan juga hemat pastinya. Selain itu sistem ini sangat cocok bagi Anda yang tidak ingin direpotkan dengan berkali-kali menyiram tanaman, lantaran Anda cukup mengisi kembali air nutrisi ketika sudah hampir habis.


Untuk media tanam yang bisa anda pilih untuk sistem sumbu ini ialah cocopeat, hidroton, sekam bakar, rockwool dan serat atau serbuk kulit buah kelapa. Sementara untuk jenis tumbuhan yang baik untuk ditanam memakai sistem sumbu ialah kangkung, sawi, seledri, dan pakcoy.


Kelebihan dan Kekurangan Sistem Sumbu / Wick













KelebihanKekurangan


  • Tanaman/sayuran mendapat suplai air dan nutrisi terus menerus.

  • Bahan baku untuk membuat sistem ini termasuk murah dan gampang didapat.

  • Mudah perawatannya lantaran tidak perlu sering-sering menyiram. Cukup 4 atau 5 hari sekali Anda menambah air dan nutrisi baru.

  • Tidak tergantung pedoman listrik lantaran tidak memakai sistem regulasi air dengan pompa air listrik.




  • Kebutuhan akar akan oksigen kurang tercukupi lantaran airnya menggenang.

  • Tidak cocok untuk tumbuhan yang berumur panjang mirip cabai dan tomat. Serta tidak cocok untuk tumbuhan yang membutuhkan banyak hara atau nutrisi.



II. Sistem Rakit Apung / Floating Hydroponic System (FHS)


Pada artikel ini Anda akan mempelajari seluk beluk Cara Bertanam Hidroponik Bagi Pemula Hingga Profesional (Lengkap)


Sistem rakit apung atau floating hydroponic system (FHS) merupakan suatu budidaya tumbuhan (khususnya sayuran) dengan cara menanamkan/menancapkan tumbuhan pada lubang styrofoam yang mengapung di atas permukaan larutan nutrisi dalam suatu kolam penampung atau kolam sehingga akar tumbuhan terapung atau terendam dalam larutan nutrisi.


Metode ini dikembangkan pertama kali oleh Jensen (1980) di Arizona dan Massantini (1976) di Italia.


Pada sistem ini, larutan nutrisi tidak disirkulasikan namun dibiarkan pada kolam penampung dan sanggup digunakan lagi dengan cara mengontrol kepekatan larutan dalam jangka waktu tertentu. Hal ini perlu dilakukan lantaran dalam jangka waktu yang cukup usang akan terjadi pengkristalan dan pengendapan nutrisi pada dasar kolam yang sanggup mengganggu pertumbuhan tanaman.


Beberapa karakteristik pada sistem ini ialah fluktuasi suhu larutan nutrisi lebih rendah lantaran terisolasinya lingkungan perakaran dan sanggup digunakan pada tempat dengan sumber energi listrik terbatas lantaran tidak terlalu bergantung pada listrik.


Agar styrofoam bertahan lama, biasanya cuilan atasnya dilapisi plastik mulsa atau aluminium foil. Menggunakan aluminium foil juga sanggup mempunyai kegunaan untuk memantulkan cahaya silau dengan tujuan meminimalisir risiko tumbuhan didatangi hama.


Biasanya, kolam penampungan air nutrisi mempunyai kedalaman antara 10 – 20 cm dengan kedalaman larutan nutrisi berkisar antara 6 – 10 cm. Untuk meningkatkan suplai oksigen ke akar tanaman, Anda bisa juga memakai alat embel-embel mirip pompa akuarium, aerator, atau powerhead dengan nepel udara yang dimasukkan ke dalam kolam penampungan air nutrisi.


Tanaman yang cocok ditanam dengan sistem ini ialah tumbuhan yang pertumbuhannya cepat dan suka banyak air mirip selada, kangkung, dan jenis sawi-sawian yang lain mirip sawi caisim, sawi pakcoy, sawi bakso, sawi bunga, dan sawi petsai).


Sedikit tips untuk sistem rakit apung, sebaiknya Anda menempatkan kolam plastik pada area yang terkena cukup sinar matahari. Anda juga harus menjaga ketersediaan nutrisi. Dan pastikan akar tumbuhan tetap melekat pada air nutrisi.


Kelebihan dan Kekurangan Sistem Rakit Apung/Floating Hidroponic System (FHS)













KelebihanKekurangan


  • Tanaman akan mendapat suplai air dan juga nutrisi secara berkesinambungan atau terus menerus.

  • Sistem ini hemat air dan nutrisi walupun tidak sehemat sistem sumbu.

  • Pertumbuhan akar bisa maksimal yang artinya tumbuhan juga bisa tumbuh optimal.

  • Mudah perawatannya lantaran tidak perlu melaksanakan penyiraman.

  • Biaya pembuatannya cukup murah.




  •  Tanaman akan kesulitan mendapat oksigen jikalau anda tidak memakai alat mirip aerator atau airstone.

  • Akar tumbuhan lebih rentan terhadap pembusukan yang bisa memicu matinya tanaman.

  • Perlu rutin mengamati fluktuasi perubahan pH pada air nutrisi.

  • Tidak cocok untuk tumbuhan dengan ukuran besar dan tumbuhan yang dibudidayakan dalam jangka panjang.



III. Sistem Pasang Surut / Flood and Drain System


Pada artikel ini Anda akan mempelajari seluk beluk Cara Bertanam Hidroponik Bagi Pemula Hingga Profesional (Lengkap)


Pemompaan merupakan faktor utama dalam sistem pasang surut atau juga dikenal sebagai flood and drain system. Air, oksigen, dan juga nutrisi dipompa dari kolam penampungan ke media untuk membasahi akar. Proses pemompaan ini disebut proses pasang. Kemudian, sehabis beberapa waktu, air nutrisi akan turun kembali menuju kolam penampungan yang disebut proses surut.


Sistem ini juga biasa disebut sebagai ebb and flow system. Pada sistem ini, umumnya posisi pompa air dibenamkan pada larutan nutrisi dan dihubungkan dengan timer atau pengatur waktu. Jeda waktu antara proses pasang dan surut sanggup diatur memakai timer sesuai kebutuhan tanaman. Kaprikornus sudah niscaya jenis tumbuhan yang satu dan yang lainnya membutuhkan setting timer yang berbeda juga. Kuncinya ialah biar tumbuhan tidak terlalu tergenang atau kekurangan air.


Sistem hidroponik ini bisa memakai beberapa macam media pertumbuhan. Akan tetapi, untuk hasil yang optimal, Anda disarankan menentukan media tanam yang bisa menampung air cukup lama. Hal ini cukup penting untuk mengantsipasi timer yang mati atau bermasalah akhir gangguan arus listrik.


Jika Anda memakai media tanam yang bisa menampung atau menahan air dalam waktu yang cukup lama, jikalau terjadi gangguan pedoman listrik, akar tumbuhan masih bisa bertahan dengan sisa air yang tersimpan dalam media tanam. Media yang baik untuk sistem ini bisa memakai hidroton, cocopeat, kerikil, dan rockwool. Media tersebut terbukti bisa menampung air dalam waktu yang relatif usang yang bisa membantu mencegah tumbuhan kering akhir kekurangan air dan nutrisi.


Kelebihan dan kekurangan sistem pasang surut (flow and drain system)













KelebihanKekurangan


  • Tanaman mendapat suplai air, oksigen, dan nutrisi secara periodik.

  • Larutan nutrisi sanggup digunakan berulang-ulang.

  • Suplai oksigen lebih baik, lantaran terbawa air pasang dan surut.

  • Instalasinya tergolong cukup mudah.

  • Dapat memakai aneka macam macam media tumbuh.

  • Mudah perawatannya lantaran Anda tidak perlu melaksanakan penyiraman setiap hari.

  • Anda sanggup memakai pompa air kecil untuk menjalankan sistem pasang surut air nutrisi.




  • Biaya pembuatan sistem ini cenderung agak mahal.

  • Sistem ini sangat tergantung pada listrik. Penggunaan media yang bisa menampung air dalam waktu yang usang memang bisa membantu namun tidak bisa dijadikan solusi utama.

  • Kualitas nutrisi yang sudah dipompakan berkali-kali akan menurun. Kaprikornus anda harus mengganti larutan nutrisi secara berkala.

  • Saat tumbuhan masih kecil, ketinggian pasang mungkin tidak bisa mencapai akar tumbuhan yang masih pendek. Anda bisa mengakalinya dengan memakai embel-embel sumbu mirip dengan kain flanel.



IV. Sistem Irigasi Tetes / Drip Irrigation System


Pada artikel ini Anda akan mempelajari seluk beluk Cara Bertanam Hidroponik Bagi Pemula Hingga Profesional (Lengkap)
Penyaluran larutan nutrisi pada sistem irigasi tetes (drip irrigation) memakai selang.

Sistem irigasi tetes merupakan salah satu jenis sistem hidroponik yang tergolong sederhana. Pasalnya, prinsip dari sistem ini hanya memperlihatkan air dan nutrisi dalam bentuk tetesan yang menetes secara terus menerus sepanjang waktu. Tetesan ini diarahkan tepat pada tempat dimana akar berada sehingga tumbuhan bisa pribadi menyerap air dan nutrisi yang dibutuhkan. Kecepatan tetesan nutrisi sanggup diatur sedemikian rupa biar sesuai takaran dan tidak menggenangi tanaman. Sistem ini bisa diibaratkan mirip infus. Sistem ini pada prinsipnya sama saja dengan menyiram tumbuhan namun dilakukan secara otomatis, terus menerus dan pastinya sesuai dosis.


Dalam sistem irigasi tetes ini terdapat 2 model yang bisa digunakan, yaitu recovery dan non-recovery. Jika recovery, maka larutan nutrisi akan dikembalikan ke reservoir atau penampungan air. Sedangkan jikalau memakai model non-recovery, larutan nutrisi akan dibiarkan mengalir ke tanah atau susukan pembuangan khusus. Dari kedua model tersebut, model non-recovery lebih banyak diminati walaupun pastinya akan membutuhkan larutan nutrisi lebih banyak. Sebab pada model irigasi tetes recovery sering terjadi perubahan parameter pada larutan nutrisi, terutama perubahan tingkat pH.


Dengan sistem irigasi tetes, media tanam yang digunakan cukup media tanam pot konvensional yang tentunya harganya jauh lebih murah dibandingkan media tanam hidroponik. Seperti yang kita tahu, media tanam konvensional gotong royong sudah mengandung nutrisi dalam jumlah yang sedikit. Oleh karenanya, Anda tidak perlu membuat larutan nutrisi yang terlalu pekat.


Nutrisi yang dilarutkan pada sistem irigasi tetes ini dibuat lebih encer konsentrasinya jikalau dibandingkan dengan sistem tanam hidroponik yang lainnya. Sistem hidroponik model irigasi tetes sangatlah sesuai untuk membudidayakan tumbuhan yang notabene membutuhkan asupan nutrisi yang banyak mirip tomat, cabai, dan aneka macam tumbuhan buah lainnya. Model ini juga baik untuk tumbuhan yang berukuran besar serta membutuhkan waktu yang cukup usang untuk budidayanya.


Pada artikel ini Anda akan mempelajari seluk beluk Cara Bertanam Hidroponik Bagi Pemula Hingga Profesional (Lengkap)
Anda juga bisa membuat sendiri sistem drip irigasi sederhana yang kreatif hanya bermodalkan selang dan stick dripper.

Mengenai timer yang digunakan untuk sistem irigasi tetes, anda bisa memakai timer yang tidak sebagus timer untuk sistem hidroponik lainnya. Anda bisa memakai timer yang biasa dijual di toko listrik. Seandainya terjadi kesalahan hingga tumbuhan tidak mendapat larutan nutrisi selama, sebagai contoh, 24 jam, tumbuhan masih tetap bisa hidup normal. Timer yang kami rekomendasikan (laris dibeli) ialah stop kontak otomatis merek Kaiser.


Perlengkapan lain yang mungkin Anda butuhkan dalam membangun sistem ini selain timer, selang PE/HDPE, juga aneka jenis nepel, konektor, dan stick dripper, yang bisa Anda temukan di kategori fertigasi dan irigasi hidroponik.


Kelebihan dan Kekurangan Sistem Irigasi Tetes













KelebihanKekurangan


  • Lebih hemat air lantaran air yang diberikan mendekati kesetimbangan dengan kebutuhan air pada tanaman.

  • Kualitas sayuran meningkat lantaran pertumbuhan tumbuhan sayur seragam.

  • Meminimalisir tumbuhnya gulma lantaran luas pembasahannya sempit.

  • Rasio hasil terhadap luas lebih tinggi, demikian juga rasio hasil terhadap jumlah air.

  • Kekurangan air yang mengakibatkan tumbuhan stress bisa diminimalisir lantaran kandungan lengas tanah pada tempat perakaran tinggi.

  • Tanah tidak memadat lantaran volume air yang diberikan tidak dalam jumlah besar.




  • Oksigen akan susah didapatkan tumbuhan jikalau media terlalu padat.

  • Penggunaan kolam penampung tidak akan terlalu menghemat air dan nutrisi lantaran lebih banyak air dan nutrisi yang hilang terserap tanaman, tertahan pada media, atau lantaran proses penguapan.

  • Beresiko terjadi penyumbatan pada selang tetes.

  • Memerlukan pengetahuan mendalam ihwal tanaman.

  • Kerusakan sistem pengairan kuat terhadap hasil panen nantinya.



V. Nutrient Film Technique (NFT)


Pada artikel ini Anda akan mempelajari seluk beluk Cara Bertanam Hidroponik Bagi Pemula Hingga Profesional (Lengkap)
Prinsip dasar sistem hidroponik nutrient film technique. Beginilah desain sistem hidroponik NFT.

Sistem ini termasuk salah satu sistem yang paling terkenal dan paling sering digunakan dalam rangkaian sistem hidroponik, terutama hidroponik skala besar atau skala bisnis. Sistem ini mengalirkan larutan nutrisi yang dipompa dari reservoir secara terus-menerus ke dalam tray pertumbuhan, biasanya bisa berupa talang air atau pipa PVC.


Bagian akar yang terendam nutrisi kira-kira hanya setengahnya saja. Air nutrisi yang sudah melewati perakaran akan kembali ke reservoir. Siklus ini akan berlangsung terus-menerus. Dengan demikian, bisa ditarik kesimpulan bahwa sistem ini sangat bergantung dengan listrik. Kehilangan daya listrik atau jikalau terjadi kerusakan pada pompa, akar tumbuhan bisa mengering dengan cepat.


Jika Anda tertarik menentukan sistem NFT, ada beberapa hal yang harus diperhatikan:



  • Kemiringan tray pertumbuhan atau talang berkisar antara 1 – 5% biar air nutrisi bisa mengalir dengan baik (tidak terlalu cepat dan tidak menggenang).

  • Kecepatan pedoman masuk dihentikan terlalu cepat. Hal ini bisa diatur dengan pembukaan keran berkisar antara 0,3 – 0,75 liter per menit.

  • Lebar talang cukup memadai untuk mengindari terbendungnya air nutrisi.

  • Suhu lingkungan harus sesuai dengan aksara tumbuhan yang ditanam biar tumbuhan tidak mati.

  • Nutrisi yang diberikan harus sesuai dengan takaran yang diperlukan oleh tumbuhan biar pertumbuhan bisa optimal.

  • Selama air nutrisi bebas dari kontaminasi, akar akan bisa berkembang dengan baik dan sehat. Oleh lantaran itu, sebaiknya anda memakai reservoir yang tertutup mirip bejana yang ada tutupnya.


Sistem NFT ini sangatlah ideal untuk sayuran daun, herba, dan semua tumbuhan berumur pendek. Sistem NFT terkadang juga digunakan untuk tomat, mentimun, kacang-kacangan, labu, paprika, dan stroberi. Untuk sayuran berumur panjang, susukan NFT bisa dibuat lebih besar.


Kelebihan dan Kekurangan Sistem NFT













KelebihanKekurangan


  • Perawatan lebih mudah dan gangguan hama lebih terkontrol.

  • Keseragaman nutrisi dan tingkat konsentrasi air nutrisi yang diperlukan oleh tumbuhan sanggup diadaptasi dengan umur dan jenis tanaman.

  • Tidak perlu melaksanakan penyiraman tanaman.

  • Kebutuhan air sanggup terpenuhi dengan baik dan mudah.

  • Pemakaian pupuk dan air lebih hemat.

  • Tanaman mendapat suplai air, oksigen, dan nutrisi secara terus menerus.

  • Tanaman sanggup tumbuh lebih pesat dengan keadaan tidak kotor dan tidak rusak.

  • Mudah dalam pengendalian tempat perakaran tanaman.

  • Dapat diaplikaskan pada lahan atau ruang yang terbatas.




  • Investasi dan biaya perawatan tidak mengecewakan mahal.

  • Sangat tergantung pada pedoman listrik. Jika pedoman listrik mati, maka pompa akan berhenti dan tumbuhan akan cepat mati.

  • Jika satu tumbuhan terjangkit penyakit, akan dengan cepat menular ke tumbuhan lain dalam satu sistem lantaran memakai air yang diregulasi terus menerus.

  • Perlu dilakukan pemantauan fluktuasi pH dalam larutan nutrisi.

  • Larutan nutrisi yang diperlukan tumbuhan lama-kelamaan sanggup mengakibatkan kerusakan pada pompa air celup.



VI. Sistem Aeroponik


Pada artikel ini Anda akan mempelajari seluk beluk Cara Bertanam Hidroponik Bagi Pemula Hingga Profesional (Lengkap)


Sistem ini bisa dibilang merupakan sistem hidroponik yang paling mutakhir. Sistem aeroponik tidak memerlukan media tanam. Prinsip kerjanya dengan menyemprotkan larutan nutrisi yang dikabutkan ke akar tumbuhan yang menggantung bebas. Frekuensi pengabutan biasanya setiap beberapa menit dan harus teratur lantaran jikalau tidak teratur, akar akan mengering dengan cepat.


Sistem ini memakai timer untuk menyalakan dan mematikan mesin penyemprot larutan nutrisi. Timer yang digunakan untuk aeroponik harus yang berkualitas untuk mengindari kerusakan timer lantaran frekuensi on-off yang singkat. Biasanya tumbuhan yang dikembangkan dengan cara aeroponik mempunyai pertumbuhan yang lebih cepat jikalau dibandingkan dengan sistem tanam hidroponik model lainnya.


Hal ini disebabkan lantaran nutrisi diberikan dengan cara dikabutkan secara pribadi ke akar. Oleh karenanya, akar bisa lebih gampang menyerap nutrisi tersebut beserta air dan oksigen. Sistem aeroponik sangat cocok untuk budidaya tumbuhan berkubutuhan nutrisi tinggi mirip kentang namun juga cocok untuk budidaya tumbuhan lain mirip selada keriting, kangkung, bayam, caisim, pakcoy, dan lain-lain.


Jika Anda berkecimpung dalam dunia pengkabutan nutrisi, Anda akan bekerjasama dengan perlengkapan hidroponik fogger atau mister.


Kelebihan dan Kekurangan Sistem Aeroponik













KelebihanKekurangan


  • Tidak memerlukan tempat yang luas.

  • Tidak tergantung musim.

  • Hasilnya bersih, sehat, renyah, dan cita rasanya tinggi.

  • Waktu panen terpendek.

  • Resiko terjangkit hama penyakit kecil.

  • Tanaman sanggup dipindah tanpa merusak pertumbuhan.

  • Tanaman mendapat suplai air, oksigen, dan nutrisi secara terus menerus.

  • Nutrisi lebih gampang diserap tumbuhan lantaran diberikan dalam ukuran kecil tapi berulang-ulang.

  • Kandungan oksigen dalam larutan nutrisi tinggi.

  • Lebih menghemat air dan nutrisi.

  • Mudah perawatannya lantaran kita tidak perlu melaksanakan penyiraman.




  • Membutuhkan biaya instalasi yang cukup mahal.

  • Sangat bergantung pada listrik.

  • Tingkat fluktuasi atau perubahan pH sangat tinggi.

  • Akar harus selalu disiram lantaran tumbuhan akan cepat mengering jikalau tidak disiram dengan cukup.

  • Rentan terhadap penyakit akar.

  • Jika pompa berhenti, tumbuhan akan mati dengan cepat.

  • Sprayer atau penyemprot gampang tersumbat.



Cara Membuat Tanaman Hidroponik (Masing-Masing Sistem)


Pada cuilan ini kita akan mempelajari cara membuat tumbuhan hidroponik untuk masing-masing yang telah dijabarkan di atas.


Cara Membuat Tanaman Hidroponik Sistem Wick (Botol)


Seperti yang sudah dijelaskan di cuilan sebelumnya, daya tarik dari sistem ini ialah kesederhanaannya. Anda sanggup membuat sendiri sistem hidroponik sumbu ini dengan gampang cepat dan ekonomis. Berikut ini ialah langkah-langkahnya.


Alat dan Bahan



  1. Botol aqua (atau botol minum lain) bekas ukuran 1,5 liter.

  2. Potongan kain flanel dengan panjang sekitar 30 cm.

  3. Bibit tanaman dan media tanam rockwool.


Langkah-langkah



  1. Potong ¼ cuilan atas botol.

  2. Potong dan ambil ½ cuilan atas botol.

  3. Lubangi pada sisi kanan dan kiri cuilan atas botol dan buka tutup botolnya.

  4. Masukkan potongan kain flannel dari lubang sisi kanan tembus ke lubang sisi kiri.

  5. Botol cuilan bawah diisi dengan air nutrisi kira-kira ¾ bagian.

  6. Letakkan potongan botol cuilan atas pada potongan botol cuilan bawah dengan posisi terbalik.

  7. Letakkan bibit tumbuhan beserta media tanam rockwool di atas kain flanel.

  8. Sistem wick botol siap digunakan.


Cara Membuat Tanaman Hidroponik Sistem Wick (Styrofoam)


Seperti sistem wick botol, selain lantaran kesederhanaannya, sistem ini cocok bagi Anda yang tidak ingin direpotkan dengan berkali-kali menyiram tumbuhan lantaran anda cukup mengisi kembali air nutrisi ketika sudah hampir habis.


Alat dan Bahan



  1. Bibit tanaman

  2. Box styrofoam

  3. Net pot

  4. Potongan kain flanel

  5. Pelubang styrofoam dengan diameter 4,4 cm.


Langkah-langkah



  1. Siapkan box styrofoam, buat penanda dengan jarak masing-masing titik 17 cm (jarak dari tepi bisa 15 cm atau 17 cm).

  2. Panaskan alat pelubang styrofoam dengan memakai api lilin atau anda bisa juga memakai kompor.

  3. Lubangi styrofoam pada penanda yang sudah dibuat sebelumnya.

  4. Lapisi cuilan dalam styrofoam dengan plastik mulsa atau plastik UV biar styrofoam lebih tahan lama.

  5. Isi dengan air nutrisi AB mix kira-kira setinggi 10 cm.

  6. Siapkan net pot yang sudah dipasangi potongan kain flanel.

  7. Letakkan bibit tumbuhan pada net pot.

  8. Masukkan net pot yang berisi bibit tumbuhan pada lubang Styrofoam yang sudah siap digunakan.

  9. Cek dan pastikan sumbu atau kain flannel menyentuh air nutrisi AB mix.


Cara Bertanam Hidroponik Sistem Rakit Apung


Sistem rakit apung merupakan suatu cara budidaya tanaman, khususnya sayuran, dengan cara menanam tumbuhan pada lubang styrofoam yang mengapung di atas permukaan air nutrisi.


Alat dan Bahan



  1. Papan GRC 1 buah dengan ukuran 100×60 cm.

  2. Net pot.

  3. Bibit tanaman.

  4. Styrofoam 1 buah ukuran 100×60 cm.

  5. Pelubang styrofoam.

  6. Plastik UV.

  7. Meja penyangga.

  8. Rangka 1 buah ukuran 100x60x10 cm.


Langkah-langkah



  1. Siapkan meja penyangga atau anda bisa juga mengaplikasikan sistem rakit apung ini di lantai tanpa meja penyangga.

  2. Siapkan papan GRC dan letakkan di atas meja penyangga.

  3. Siapkan rangka embel-embel menyerupai bingkai (frame) dan diletakkan di atas papan GRC.

  4. Lapisi bingkai rangka dengan plastik UV atau plastik mulsa untuk membuat semacam kolam.

  5. Baut lapisan plastik pada rangka.

  6. Siapkan styrofoam, tanda dengan jarak masing-masing titik 17 cm.

  7. Panaskan pelubang styrofoam pada api lilin atau kompor, lubangi styrofoam pada penanda yang sudah dibuat.

  8. Tuang air nutrisi AB mix.

  9. Tutup kolam dengan styrofoam yang sudah dilubangi.

  10. Masukkan net pot dan bibit tumbuhan ke dalam lubang di styrofoam. Anda bisa memakai rockwool sebagai media tanam.


Cara Bertanam Hidroponik Sistem DFT Ulir


Sistem DFT atau Deep Flow Technique membutuhkan sumber daya listrik yang digunakan untuk memungkinkan adanya sirkulasi air yang berada dalam talang-talang. Sirkulasi bisa dilakukan dengan memakai pompa. Anda bisa memakai timer untuk mengatur kapan pompa hidup dan kapan pompa mati untuk semakin mempermudah anda dan untuk menghemat pemakaian listrik. Sistem DFT meletakkan akar tumbuhan pada lapisan air dengan kedalaman antara 4-6 cm.


Alat dan Bahan



  1. Penyambung pralon L drat dalam ukuran ½ inci sebanyak 11 buah.

  2. Penyambung pralon sock drat luar ukuran ½ inci sebanyak 11 buah.

  3. Penyambung pralon L knee ukuran ½ inci sebanyak 3 buah.

  4. Penyambung pralon sock drat dalam ukuran ½ inci sebanyak 1 buah.

  5. Penutup pralon dop ukuran 3 inci sebanyak 12 buah.

  6. Pipa pralon ukuran 3 inci sebanyak 6 buah, masing-masing sepanjang 100 cm.

  7. Pipa pralon ukuran ½ inci satu buah.

  8. Stop kran ukuran ½ inci sebanyak satu buah.

  9. Potongan flannel.

  10. Container box yang akan digunakan sebagai reservoir air dengan ukuran 50 liter sebanyak 1 buah.

  11. Net pot

  12. Pompa air celup sebanyak 1 buah dengan daya dorong 2 m.

  13. Hole saw ukuran 1,9 cm untuk melubangi epilog pralon dop.

  14. Hole saw ukuran 4,4 cm untuk melubangi pipa.

  15. Bibit tanaman.

  16. Rangka penyangga.


Langkah-langkah



  1. Siapkan rangka dan 6 buah pipa PVC ukuran 3 inci panjangnya @100 cm.

  2. Buat penanda masing-masing jaraknya 17 cm.

  3. Lubangi penanda tersebut dengan hole saw diameter 4,4 cm.

  4. Rapikan lubang dengan cutter.

  5. Siapkan 12 buah epilog pralon dop sebanyak 12 buah. 11 buah dilubangi cuilan tengahnya dengan memakai hole saw diameter 1,9 cm.

  6. Pasang penyambung pralon sock drat luar ukuran ½ inci dan penyambung pralon L drat dalam ukuran ½ inci pada lubang tersebut.

  7. Pasangkan pralon tersebut pada pipa yang sudah disipakan sebelumnya kemudian letakkan pada rangka. Dop yang tidak dilubangi dipasang pada pipa yang diletakkan paling atas pada rangka.

  8. Sambungkan pipa-pipa tersebut dengan pipa pralon ukuran ½ inci. Sambungan yang berada paling bawah pada rangka berfungsi untuk susukan menuju kolam penampung air nutris AB mix.

  9. Siapkan kolam air dan pompa air celup, sambungkan dengan pipa ukuran ½ inci dan stop keran ukuran ½ inci untuk mengalirkan air nutris AB mix. Sebagai catatan, lubang pertama pada rangkaian pipa tidak diisi tanaman, melainkan sebagai lubang input pedoman air nutrisi AB mix dari pompa air.

  10. Pasang stop kran pada pipa susukan input untuk mengatur debit air biar sesuai kebutuhan.

  11. Masukkan air nutrisi AB mix pada kolam penampung, nyalakan pompa air untuk menguji pedoman air dan kebocoran pada sambungan pipa.

  12. Jika tidak ada kebocoran dan air mengalir dengan lancar pada pipa output, berarti rangkaian sudah siap digunakan. Jika terjadi kebocoran pada sambungan pipa, anda bisa memakai lem PVC.

  13. Siapkan net pot yang sudah dipasangi potongan kain flannel dan bibit tanaman.

  14. Tata bibit tumbuhan pada lubang yang sudah tersedia pada pipa rangkaian.

  15. Sistem hidroponik DFT ulir siap digunakan.


Cara Menanam Hidroponik Sistem Dutch Bucket


Sistem hidroponik dutch bucket cara kerjanya ialah dengan mengalirkan air nurisi dalam bentuk tetesan pada kolam tumbuhan secara terus menerus dan air lebihnya dialirkan ke pipa pembuangan menuju kolam penampungan nutrisi untuk digunakan lagi.


Alat dan Bahan



  1. Bibit tanaman.

  2. Potongan flannel.

  3. Net pot.

  4. Sambungan pipa L drat dalam ukuran ½ inci sebanyak 6 buah.

  5. Sambungan pipa drat luar ukuran ½ inci sebanyak 6 buah.

  6. Sambungan pipa L knee ukuran ½ inci sebanyak 7 buah.

  7. Sambungan pipa T ukuran ½ inci sebanyak 5 buah.

  8. Sambungan pipa sock drat dalam ukuran ½ inci sebanyak 1 buah.

  9. Penutup pipa dop ukuran ½ inci sebanyak 1 buah.

  10. Pipa ukuran ½ inci sebanyak 1 batang.

  11. Stick drip sebanyak 6 buah.

  12. Nepel sebanyak 6 buah.

  13. Selang mikro ukuran 5 mm sebanyak 6 buah dengan panjang masing-masing 50 cm.

  14. Pompa air celup sebanyak 1 buah.

  15. Mata bor drat 8 mm.

  16. Mata bor 5 mm.

  17. Gergaji besi.

  18. Hole saw ukuran 1,9 cm.

  19. Hole saw ukuran 4,4 cm.

  20. Contaimer box ukuran 50 liter sebanyak 1 buah.

  21. Box atau bisa memakai bejana bekas sebanyak 6 buah.

  22. Rangka penyangga.


Langkah-langkah



  1. Siapkan meja penyangga kemudian siapkan 6 box atau bejana bekas. Tandai salah satu sisi samping box dengan jarak kira-kira 7 cm dari dasar.

  2. Lubangi titik yang sudah ditandai dengan hole saw diameter 1,9 cm.

  3. Pasang L drat dalam ukuran ½ inci dan sock drat luar ukuran ½ inci pada lubang tersebut untuk susukan output air nutrisi AB mix.

  4. Pasang tutup box tersebut.

  5. Lubangi tutup box dengan hole saw diameter 4,4 cm kemudian tata pada meja penyangga.

  6. Buat rangkaian susukan output air nutrisi AB mix menuju kolam penampung dan hubungkan dengan memakai pipa ukuran ½ inci, L knee ukuran ½ inci, dan sambungan pipa T ukuran ½ inci.

  7. Buat susukan input memakai pipa ½ inci sepanjang 1 meter. Tandai masing-masing 2 titik di bersahabat susunan box.

  8. Lubangi dengan bor ukuran 5 mm, buat drat pada lubang tersebut dengan mata bor drat ukuran 8 mm.

  9. Pasang nepel pada lubang tersebut, tutup salah satu ujung pipa memakai dop ukuran ½ inci.

  10. Siapkan pompa air celup dan kolam penampung larutan nutrisi AB mix.

  11. Sambungkan pompa air dengan pipa susukan input.

  12. Siapkan 6 buah selang mikro 5 mm panjangnya @50 cm dan 6 buah stick drip. Pasang selang pada stick drip.

  13. Siapkan 6 net pot dan 6 potong kain flannel. Masukkan potongan kain flannel pada dasar net pot. Panjang kain flannel diusahakan bisa menyentuh larutan nutrisi pada dasar box ketika dipasang.

  14. Letakkan net pot pada tiap lubang tutup box.

  15. Hubungkan selang dan stick drip pada nepel.

  16. Tancapkan ujung stick drip pada net pot.

  17. Isi kolam penampung dengan air nutrisi AB mix, nyalakan pompa air dan pastikan larutan nutrisi sanggup mengalir dengan lancar dan tidak ada kebocoran pada rangkaian. Gunakan lem PVC jikalau terjadi kebocoran pada sambungan.

  18. Masukkan bibit tumbuhan dan media tanam ke dalam net pot. Media tanam yang digunakan bisa berupa rockwool atau hidroton. Anda bisa memakai net pot dengan ukuran yang lebih besar tergantung jenis tumbuhan yang akan ditanam.


Cara Menanam Hidroponik Sistem NFT Talang


Sistem hidroponik ini akan membuat akar tumbuhan terendam air nutrisi yang mengalir secara terus menerus sehingga akar tumbuhan memperoleh cukup air, nutrisi, dan oksigen.


Alat dan Bahan



  1. Pipa ukuran ½ inci sebanyak 1 batang.

  2. Sambungan pipa L knee ukuran ½ inci sebanyak 2 buah.

  3. Talang air ukuran 4 inci sebanyak 4 batang.

  4. Sekata talang ukuran 4 inci sebanyak 2 buah.

  5. Output talang ukuran 4 inci sebanyak 1 buah.

  6. Nepel sebanyak 6 buah.

  7. Net pot.

  8. Bibit tanaman.

  9. Container box ukuran 50 liter.

  10. Pompa air celup.

  11. Mata bor 5 mm.

  12. Mata bor drat 8 mm.

  13. Selang mikro ukuran 5 mm sebanyak 6 buah dengan panjang @10 cm.

  14. Hole saw ukuran 1,9 cm.

  15. Hole saw ukuran 4,4 cm.

  16. Rangka penyangga.


Langkah-langkah



  1. Siapkan talang air ukuran 4 inci.

  2. Potong cuilan dinding kanan dan kirinya, sisakan sekitar 10 cm untuk tingginya.

  3. Tata talang pada rangka yang sudah disiapkan.

  4. Potong dinding sambungan talang, sisakan tinggi sekitar 10 cm.

  5. Buat susukan output dengan memakai talang ukuran 4 inci dan ditutup di kedua sisinya.

  6. Letakkan susukan output di bawah rangkaian talang yang sudah diletakkan di rangka pada salah satu sisi rangkaian dengan posisi melintang.

  7. Siapkan talang air untuk tutup rangkaian talang yang sudah dipasang di rangka, kurangi cuilan dindingnya hingga tersisa 5 cm untuk tingginya.

  8. Buat lubang pada tutup talang dengan hole saw ukuran 4,4 cm. Jarak antar lubang sekitar 17 cm.

  9. Pasang tutup pada talang.

  10. Siapkan kolam berisi larutan nutrisi AB mix dan pompa air celup.

  11. Siapkan pipa ½ inci untuk susukan input, salah satu ujung pipa ditutup dengan dop ukuran ½ inci. Pasang nepel pada pipa input, masing-masing talang mendapat 2 titik nepel. Pasang selang mikro 5 mm pada nepel dengan panjang masing-masing selang 10 cm.

  12. Letakkan pipa input pada rangkaian talang.

  13. Sambungkan pipa input dengan pompa air.

  14. Nyalakan pompa air, cek apakah ada kebocoran pada rangkaian dan kelancaran pedoman air.

  15. Jika pedoman air sudah lancar dan sudah tidak ada kebocoran, masukkan net pot yang berisi bibit tumbuhan pada lubang tanam.

  16. Sistem hidroponik NFT talang siap digunakan.


Estimasi Biaya Pembuatan Rangka Sistem Hidroponik


Perlu Anda ketahui, estimasi biaya pembuatan rangka sistem hidroponik mirip yang akan kita bahas berikut ini sifatnya tentatif. Artinya harga bisa berubah-ubah seiring waktu dan tergantung lokasi Anda juga.


Sistem Wick Botol


Ukuran        : 10 botol x @1,5 liter

Tinggi         : 20 cm

Populasi     : 10 tanaman













































BahanJumlahHarga SatuanHarga Total
Botol bekas 1,5 liter10 buahRp 1.000Rp 10.000
Potongan kain flannel1 lembarRp 2.000Rp 2.000
Media tanam rockwool1 buahRp 12.000Rp 12.000
Benih tanaman1 sachetRp 7.000Rp 7.000
Nutrisi AB mix1 paketRp 18.000Rp 18.000
TotalRp 49.000

Sistem Wick Styrofoam


Ukuran        : 60×50 cm

Tinggi         : 20 cm

Populasi     : 6 tanaman













































BahanJumlahHarga SatuanHarga Total
Net pot6 buahRp 1.000Rp 6.000
Kain flannel1 lembarRp 2.000Rp 2.000
Benih tanaman1 sachetRp 7.000Rp 7.000
Box Styrofoam1 buahRp 17.000Rp 17.000
Nutrisi AB mix1 paketRp 18.000Rp 18.000
TotalRp 50.000

Sistem Rakit Apung


Ukuran        : 100×60 cm

Tinggi         : 10 cm

Populasi     : 15 tanaman

























































BahanJumlahHarga SatuanHarga Total
GRC ukuran 120×240 (100×60 cm)1 buahRp 52.000Rp 52.000
Styrofoam ukuran 200×100 (100×60 cm)1 buahRp 12.000Rp 12.000
Plastik UV 10×3 m1 buahRp 30.000Rp 30.000
Net pot15 buahRp 1.000Rp 15.000
Benih tanaman1 sachetRp 7.000Rp 7.000
Baja ringan untuk meja penyangga & rangga kolam ukuran 100x60x10 cm2 batangRp 70.000Rp 140.000
Nutrisi AB mix1 paketRp 18.000Rp 18.000
TotalRp 240.000

Sistem DFT Ulir


Ukuran        : 100×60 cm

Tinggi         : 150 cm

Populasi     : 30 tanaman









































































































BahanJumlahHarga SatuanHarga Total
Pipa 3” (6 buah @panjangnya 100 cm)2 batangRp 55.000Rp 110.000
Pipa ½” (1 batang)1 batangRp 13.000Rp 13.000
Dop 3”12 buahRp 6.500Rp 78.000
L knee ½”3 buahRp 1.000Rp 3.000
L drat dalam ½”11 buahRp 1.250Rp 13.750
Sock drat luar ½”11 buahRp 850Rp 9.350
Sock drat dalam ½”1 buahRp 1.000Rp 1.000
Stop kran ½”1 buahRp 10.000Rp 10.000
Net pot30 buahRp 1.000Rp 30.000
Kain flannel3 lembarRp 2.000Rp 6.000
Benih tanaman1 sachetRp 7.000Rp 7.000
Bak air 50 liter (container box)1 buahRp 120.000Rp 120.000
Pompa air celup (daya dorong 2 meter)1 buahRp 175.000Rp 175.000
Baja ringan untuk rangka2 batangRp 70.000Rp 140.000
Nutrisi AB mix1 paketRp 18.000Rp 18.000
TotalRp 734.100

Sistem Dutch Bucket


Ukuran        : 100×60 cm

Tinggi         : 150 cm

Populasi     : 30 tanaman



























































































































BahanJumlahHarga SatuanHarga Total
Pipa ½”1 batangRp 13.000Rp 13.000
Dop ½”1 buahRp 1.500Rp 1.500
L knee ½”7 buahRp 1.000Rp 7.000
L drat dalam ½”6 buahRp 1.250Rp 7.500
Sock drat luar ½”6 buahRp 850Rp 5.100
Sambungan pipa T ½”5 buahRp 1.700Rp 8.500
Sock drat dalam ½”1 buahRp 1.000Rp 1.000
Nepel6 buahRp 1.500Rp 9.000
Stick drip6 buahRp 1.500Rp 9.000
Selang mikro 5 mm3 buahRp 2.000Rp 6.000
Net pot6 buahRp 1.000Rp 6.000
Kain flanel1 lembarRp 2.000Rp 2.000
Benih tanaman1 sachetRp 7.000Rp 7.000
Box atau bejana bekas6 buahRp 12.000Rp 72.000
Bak air 50 liter (container box)1 buahRp 120.000Rp 120.000
Baja ringan untuk meja penyangga2 batangRp 70.000Rp 140.000
Pompa air celup1 buahRp 175.000Rp 175.000
Nutrisi AB mix1 paketRp 18.000Rp 18.000
TotalRp 607.600

Cara Membuat Nutrisi AB Mix


Nutrisi menggantikan unsur-unsur hara dalam tanah (makro dan mikro) dalam hidroponik, sehingga peranannya sangat penting. Dalam pembuatan larutan nutrisi hidroponik, perlu diperhatikan komposisinya, akan digunakan untuk sayuran daun atau buah, lantaran beda jenis tumbuhan akan mempunyai tingkat kebutuhan unsur yang berbeda-beda pula (susunan komposisi untuk sayuran daun akan berbeda sama tumbuhan buah-buahan, misalnya). Nutrisi dibuat dengan dua macam pekatan A dan B. Kedua pekatan tersebut gres dicampur dengan air biasa ketika akan digunakan.


Komposisi nutrisi A


Kalsium nitrat: 1176 gram, kalium nitrat: 616 gram, Fe EDTA: 38 gram.


Komposisi nutrisi B


Kalium dihidro fosfat: 335 gram, Amonium sulfat: 122 gram, Kalium sulfat: 36 gram, Magnesium sulfat: 790 gram, Cupri sulfat: 0,4 gram, Zinc sulfat: 1,5 gram, Asam borat: 4,0 gram, Mangan sulfat: 8 gram, ammonium hepta molibdat: 0,1 gram.


Bahan Yang Dibutuhkan



  1. Gelas ukur.

  2. Pengaduk non-logam.

  3. Air biasa.

  4. Nutrisi A dan B.

  5. Botol untuk tempat larutan nutrisi yang telah siap digunakan.


Langkah-langkah


Larutan Nutrisi A dan Nutrisi B



  1. Siapkan air biasa sebanyak 500 ml. masukkan nutrisi A ke dalam gelas ukur, aduk hingga nutrisi larut. Setelah larut, tuangkan larutan nutrisi A ke dalam botol dan beri label nama. Sebelum membuat larutan nutrisi B, basuh terlebih dahulu gelas ukur dengan air biasa.

  2. Selanjutnya siapkan air biasa 500 ml untuk membuat larutan nutrisi B, masukkan nutrisi B ke dalam gelas ukur, aduk hingga larut. Kemudian tuangkan larutan nutrisi B ke dalam botol dan beri label nama. Larutan nutrisi A dan B siap digunakan.


Larutan Nutrisi AB Mix



  1. Cara membuat larutan nutrisi AB mix yaitu dengan menyiapkan wadah plastik berisi 1 liter air biasa kemudian tuangkan larutan nutrisi A sebanyak 5 ml ke dalam wadah, aduk rata. Setelah tercampur, tuangkan larutan nutrisi B sebanyak 5 ml ke dalam wadah, aduk rata. Larutan nutrisi AB mix siap digunakan.

  2. Tuangkan larutan nurtrisi AB mix ke dalam media tanam hidroponik.


Pengaturan Debit Air Nutrisi, pH, dan PPM Yang Sesuai untuk Tanaman



  1. Pengaturan Debit Air Nutrisi


Selama proses perawatan tanaman, sebaiknya cek sekala terencana kadar PPM-nya dan debit airnya. Jika air sudah menyusut, sebaiknya segera ditambahkan biar tumbuhan sanggup tumbuh maksimal. Setiap penambahan air biasa, tambahkan juga larutan nutrisi A dan B, kemudian sesuaikan kembali kadar PPM-nya dengan jenis tumbuhan yang ditanam dan usia tumbuhan tersebut.



  1. pH Yang Sesuai untuk Tanaman Hidroponik


Apa itu pH dan pengaruhnya terhadap tanaman? pH merupakan abreviasi dari power of hydrogen atau kekuatan hydrogen. pH merupakan salah satu faktor penting dalam sistem hidroponik. Kadar keasaman larutan dihitung dari konsentrasi ion hydrogen dalam larutan tersebut. Larutan dianggap asam jikalau pH-nya di bawah 7.0 dan dianggap basa jikalau di atas 7.0. Tiap jenis tumbuhan mempunyai tingkat pH masing-masing. Kadar pH terkadang bisa berubah. Contohnya di pagi hari ketika anda cek kadar pH-nya 6,5 tapi pada sore hari berkembang menjadi 8. Hal ini sangat penting untuk diperhatikan lantaran mensugesti akar dalam menyerap nutrisi. Kadar pH nutrisi yang tidak tepat sanggup mengakibatkan pertumbuhan tumbuhan terlambat, daun menguning dan mungkin saja tumbuhan akan mati.


Dalam menanam memakai sistem hidroponik, kualitas air nutrisi sangatlah penting dan harus diperhatikan. Dalam hal ini ialah ukuran kepekatan nutrisi (PPM) dan tingkat keasaman air (pH). Alat yang digunakan untuk mengukur kepekatan nutrisi ialah TDS meter sedangkan untuk mengukur tingkat keasaman air memakai pH meter.


Tabel pH dan PPM untuk Berbagai Macam Sayuran



















































































































Nama SayuranpHPPM
Asparagus6.0-6.8980-1260
Kacang6.01400-2800
Bawang Putih6.0980-1260
Bayam6.0-7.01260-1610
Brokoli6.0-6.81960-2450
Paprika6.0-6.51240-1540
Jagung Manis6.0840-1680
Kentang5.0-6.01400-1750
Ketimun5.51170-1750
Kubis6.5-7.01750-2100
Kembang Kol6.5-7.01050-1400
Labu5.5-7.51240-1680
Lobak6.0-7.0840-1540
Selada6.0-7.0560-840
Seledri6.51260-1680
Terong6.01750-2450
Tomat6.0-6.51400-3500
Ubi6.0980-1260
Ubi Jalar5.5-6.01400-1750
Wortel6.51200-1400
Zucchini6.01260-1680

 













































Nama HerbpHPPM
Basil (Kemangi)5.5-6.5700-1120
Chicory5.5-6.01400-1600
Daun Bawang6.0-6.51240-1540
Lavender6.4-6.8700-780
Mint5.5-6.01400-1680
Peterseli5.5-6.0560-1260
Rosemary5.5-6.0700-1120

Yang perlu diperhatikan dari table di atas ialah ada batas bawah dan batas atas untuk setiap kebutuhan PPM-nya. Misal untuk bayam, batas bawahnya ialah 1260 dan batas atasnya ialah 1610. Itu berarti bahwa bayam masih bisa tumbuh dengan toleransi PPM di antara angka tersebut. Pada ketika tumbuhan masih muda, maka kebutuhan nutrisi masih sedikit. Kaprikornus anda bisa memperlihatkan PPM batas bawah. Sebaliknya pada ketika tumbuhan sudah bau tanah maka akan membutuhkan nutrisi yang lebih banyak. Kaprikornus berikanlah PPM batas atas.


Cara Agar PPM Stabil


Karena adanya perbedaan kadar PPM yang diperlukan setiap tanaman, maka ada baiknya menanam sayuran sejenis dalam 1 media tanam hidroponik. Cara menyesuaikan kadar PPM-nya bila berubah yaitu dengan menambahkan larutan nutrisi A atau B sehingga mendapat kadar PPm yang sesuai. Atau jikalau kadar terlalu tinggi, anda bisa menambahkan air biasa untuk menurunkan kadarnya.


Proses Pembibitan Hingga Pemanenan dalam Hidroponik


Dalam proses pembibitan, yang perlu diperhatikan ialah jenis benih dan kualitas dari benih tersebut. Memilih benih yang berkualitas merupakan langkah awal budidaya sayuran dan buah secara hidroponik. Adapun jenis-jenis benih yaitu: benih lokal dan benih hibrida. Sebaiknya gunakan jenis benih bibit unggul daripada benih lokal lantaran benih lokal daya tumbuhnya terkadang tidak seragam dan produktivitasnya rendah. Kemudian perlu diperhatikan juga media tanam serta penyemaian bibitnya. Semua hal tersebut sangatlah penting untuk mendukung pertumbuhan tumbuhan sehingga ketika panen nanti balasannya bisa memuaskan. Mari kita bahas hal-hal tersebut di atas satu per satu.


Media Tanam untuk Sistem Hidroponik


Pemilihan media tanam yang tepat sangat mensugesti pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Berikut ini jenis-jenis media tanam hidroponik yang sering digunakan.



  1. Arang Sekam


Berupa sekam bakar berwarna hitam dari proses pembakaran yang tidak sempurna. Secara fisik, arang sekam sangat ringan, kasar, dan warnanya yang hitam bisa mengabsorbsi atau menyerap sinar matahari secara efektif. pH-nya tinggi antara 8.5-9.0 dan bisa menghilangkan penyakit mirip basil dan gulma.



  1. Rockwool


Rockwool disebut juga mineral wool, yaitu materi non-organik yang dibuat dengan cara meniupkan udara atau uap ke dalam batuan yang dilelehkan. Sehingga akan terbentuk mirip fiber yang berongga dengan diameter umumnya sekitar 6-10 mikrometer. Rockwool bisa menyerap air dan udara dalam jumlah yang lebih banyak untuk membantu pertumbuhan akar tanaman. Keunggulan lain dari rockwool yaitu ramah lingkungan, bebas dari pathogen yang sanggup mengakibatkan penyakit, gampang dalam mengontrol kadar air, efisien dalam penggunaan air, minimal dalam penggunaan pupuk dan disinfektan.



  1. Serbuk Kayu


Serbuk kayu biasa digunakan sebagai media tanam untuk tumbuhan yang membutuhkan kelembapan tinggi mirip jamur.



  1. Cocopeat


Cocopeat merupakan media tanam yang berbentuk serbuk halus dari proses penghancuran sabut kelapa. Dalam proses penghancuran sabut dihasilkan serat yang lebih dikenal dengan fiber dan serbuk halus yang dikenal dengan cocopeat. Serbuk tersebut sangat cocok digunakan sebagai media tanam lantaran sanggup menyerap air.



  1. Hidroton


Hidroton merupakan media tanam yang terbuat dari tanah liat yang telah dipanaskan dengan suhu tinggi. Bentuknya bulat-bulat dan ukurannya kecil mirip kelereng. Hidroton sangat cocok digunakan sebagai media tanam untuk teknik penanaman hidroponik lantaran bisa menyimpan kandungan air dengan baik, bersih, tidak merusak akar, pH netral dan stabil. Hidroton sanggup digunakan berkali-kali sebagai media tanam.


Proses Penyemaian dan Pemindahan Bibit ke Media Tanam


Untuk memperlihatkan ilustrasi yang jelas, media tanam yang digunakan sebagai pola ialah rockwool. Berikut ini ialah langkah-langkah penyemaian biji dengan media rockwool.


Bahan dan Alat



  1. Net pot.

  2. Nampan plastik.

  3. Gergaji besi.

  4. Penggaris besi.

  5. Tusuk gigi.

  6. Kain flannel.

  7. Benih tanaman.


Cara Penyemaian



  1. Potong-potong rockwool bentuk kotak ukuran 2x2x2 cm, jangan hingga terputus biar bentuknya masih tetap kotak.

  2. Lubangi cuilan tengah rockwool yang sudah dipotong dengan tusuk gigi. Jangan terlalu dalam, kira-kira ½ cm saja.

  3. Isi tiap lubang tanam dengan benih yang akan disemai memakai tusuk gigi yang telah dibasahi. Tiap 1 lubang diisi satu benih saja untuk jenis tumbuhan yang tumbuh besar atau berdaun lebat mirip selada, sawi, tomat, cabai, dll. Untuk jenis tumbuhan mirip kangkung, seledri, dll, tiap 1 potong rockwool sanggup diisi dengan 4-5 biji benih.

  4. Setelah semua lubang rockwool terisi benih, pindahkan rockwool ke nampan plastik.

  5. Semprot rockwool dengan air biasa, cukup berair saja, jangan hingga tergenang air. Kemudian letakkan nampan di tempat yang tidak terkena sinar matahari langsung. Semprot rockwool setiap hari dengan air biasa pagi dan sore, jangan hingga rockwool kering.

  6. Setelah 1-3 hari benih akan mulai tumbuh, pindahkan ke tempat yang terkena sinar matahari untuk menghindari terjadinya etiolasi (pertumbuhan tidak tepat yang umumnya ditandai dengan fisik tumbuhan yang kurus, tinggi, dan langsing) pada tanaman.

  7. Tunggu hingga tumbuhan berdaun 4 atau sudah berumur 1 minggu, kemudian pindah ke rangkaian hidroponik.


Proses Pemindahan Tanaman



  1. Pilihlah bibit yang sehat untuk dipindah tanam di instalasi peremajaan, jangan dicampur dengan bibit yang sakit atau tidak tumbuh dengan baik lantaran akan mensugesti keseluruhan kualitas hasil produksi. Sebagai catatan, bibit yang telah cukup umur bisa diletakkan di bawah sinar matahari pribadi lantaran sudah cukup kuat.

  2. Pindahkan bibit beserta rockwool ke net pot untuk menghindari kerusakan akar. Kemudian dimasukkan ke lubang tanam sistem hidroponik.

  3. Siapkan jenis instalasi hidropoink yang akan digunakan kemudian siapkan air nutrisi AB mix sesuai jenis tanaman, sayuran daun atau buah. Lalu ukur kadar pH air biasa sebelum diberi nutrisi. Setelah air nutrisi siap digunakan, ukur kadar PPM-nya, sesuaikan dengan kebutuhan jenis tanaman. Tiap jenis tumbuhan berbeda kadar PPM yang dibutuhkan. Untuk jenis sayuran mirip selada, bayam, pakchoi, sawi dan sejenisnya, anda bisa memakai sistem NFT, rakit apung, sistem wick, sistem pasang surut dan aeroponik. Sedangkan untuk bibit mirip tomat, cabai, terong, dan tumbuhan yang ukurannya tinggi, cukup lebat, dan merambat, anda bisa memakai sistem hidroponik drip irrigation atau fertigasi biar tumbuhan sanggup tumbuh maksimal.

  4. Pindahkan bibit cukup umur umur 7-14 hari atau telah berdaun 3-4 helai ke instalasi hidroponik yang ingin digunakan. Setelah bibit dipindahkan ke instalasi, yang harus dilakukan ialah memantau pertumbuhan tumbuhan secara terencana hingga masa panen.

  5. Pemeliharaan harian yang harus dilakukan yaitu mengecek debit air nutrisi dan kadar PPM-nya. Amati juga apabila ada serangan hama dan penyakit pada tanaman. Biasanya sanggup dilihat di cuilan daun, akar, atau buah. Segera pindahkan tumbuhan yang terkena hama dan penyakit biar tidak menyebar ke tumbuhan lainnya. Menjaga kebersihan lingkungan kebun juga tidak kalah penting serta kebersihan instalasi biar tidak berlumut.


Proses Pemanenan


Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi hari sekitar pukul 06.00-08.00 lantaran ketika itu embun sudah menguap dan panas belum terik, sehingga hasil panen segar dan tidak gampang layu. Atau bisa juga melaksanakan panen pada pukul 17.00.


Panenlah sesuai usia panen masing-masing tanaman, lantaran jikalau terlalu usang tidak dipanen akan mengakibatkan rasa sayuran menjadi pahit.


Pemanenan dilakukan dengan cara memindahkan tumbuhan siap panen dan pindahkan ke nampan plastik. Kemudian lepaskan tumbuhan dari net pot. Hasil panen kemudian siap diolah.


Kenali Hama, Penyakit, dan Tanda-tandanya


Beberapa hama yang sering menyerang tumbuhan hidroponik di antaranya ialah kutu daun, tungau, amis batang dan daun, embun tepung dan nematoda. Di bawah ini ialah beberapa jenis hama penyakit dan gejala kondisi tumbuhan yang terserang.





































































Hama PenyakitKondisi Tanaman Yang Terserang
Thrips (thrips.sp)Daun keriting ke atas, buah gampang rontok.
Kutu kebul (bemisia tabaci)Daun keriting menguning.
Kutu daun (myzrus persicae)Kutu berwarna kemerahan di cuilan pucuk daun yang mengakibatkan daun menjadi keriput, keriting, dan menghambat pembentukan bunga atau buah.
Ulat grayak (spodoptera litura)Bertelur pada daun dan memakan daun secara bersama-sama sehingga daun menjadi berlubang.
Ulat buah (dacus dorsalis hend)Hama yang memakan cabai hingga berlubang.
Ulat potong (agrotis sp.)Memotong batang tumbuhan ketika mulai tumbuh.
Lalat buah (bactrocera spp.)Buah menjadi busuk, kulitnya mirip tersiram air panas. Terdapat ulat di dalam buah.
Rebah semai (phytium sp.)Terjadi pembusukan pada pangkal batang dan membuat patah batangnya.
Busuk buah kering (antraknosa)Pembusukan pada buah hingga mengering.
Busuk batang dan daun (phytoptora infestans)Tanaman yang terjangkit hama ini akan mengalami bercak-bercak pada cuilan tepi daun dan ujungnya.
Embun tepung (powdery mildew)Daun yang terjangkit akan berwarna cokelat dan sebelah bawah terdapat lapisan tepung berwarna putih.
Bercak daun (cercospora)Daun akan menguning dan rontok. Biasanya menyerang batang, tangkai daun, dan tangkai buah.
Layu fusarium (fusarium oxysoprum)Biasanya tumbuhan akan menjadi layu pada cuilan leher akarnya dan mengering.
TungauMengakibatkan daun menjadi berbercak kekuningan atau cokelat, mengering, dan rontok.
NematodaMenyerang pangkal batang hingga pucuk yang membuat tumbuhan akan tumbuh kerdil dan tangkai daun kurus.

Etiolasi dan Cara Pencegahannya


Etiolasi atau biasa disebut dengan KUTILANG (kurus, tinggi, langsing) merupakan kondisi benih yang terlambat mendapat sinar matahari ketika benih mulai pecah. Di ketika musim hujan, proses pembenihan sanggup dibantu dengan growing lamp sebagai pengganti sinar matahari. Jika terjadi etiolasi, sebaiknya dibuang saja dan buat semaian gres lagi. Karena jikalau dilanjutkan pun, pertumbuhannya tidak akan maksimal.


Cara Mencegah dan Mengatasi Lumut pada Air Nutrisi Hidroponik


Gangguan lumut akan muncul lantaran air nutrisi pribadi terpapar oleh matahari. Lumut yang muncul di paralon itu terdapat di lubang yang tidak ada tanamannya. Sedangkan yang ada tanamannya tidak muncul lumut. Kaprikornus sanggup disimpulkan, cara mencegah lumut pada air nutrisi yaitu dengan mencegah air nutrisi pribadi terpapar sinar matahari, jikalau memakai sistem NFT, usahakan tempat air tertutup rapat dan memakai tempat air berwarna gelap biar cahaya tidak masuk.


Produk-produk tadi sanggup Anda lihat disini.



Sumber https://bibitbunga.com

Berlangganan Informasi Terbaru:

0 Response to "Cara Bertanam Hidroponik Bagi Pemula Sampai Profesional (Lengkap)"

Posting Komentar