Syarat Terjadinya Interaksi Sosial: Kontak Dan Komunikasi
Syarat terjadinya interaksi sosial mencakup kontak sosial dan komunikasi. Interaksi tidak akan terwujud sepenuhnya tanpa keduanya. Kontak sosial merupakan sentuhan yang tidak melulu fisik, melainkan sanggup pula verbal. Komunikasi yakni prosesnya.
Kontak sebagai syarat terjadinya interaksi sosial
Sebagai syarat terjadinya interaksi sosial, kontak dari asal-usul katanya berarti ’bersama-sama menyentuh’ (cum+tanggo). Kontak sosial bermakna keterlibatan individu-individu atau kelompok. Seperti yang sudah disinggung di awal, bersentuhan (in touch) tidak selalu berarti menyentuh secara fisik. Tapi sanggup juga menyentuh secara verbal. Obrolan, pidato, orasi merupakan contoh-contoh sentuhan secara verbal. Sentuhan atau kontak juga sanggup terjadi melalui mediator ibarat media dan alat telekomunikasi. Untuk sanggup memehami secara lebih detail, kontak sosial menurut terjadinya sanggup dibagi menjadi dua:
» Kontak langsung
Beberapa pola kontak pribadi yang biasa dialami atau disaksikan dalam kehidupan sehari-hari misalnya, menyapa, salaman, khutbah, orasi, dan pidato. Intinya, kontak terjadi secara pribadi tanpa perantara. Kontak pribadi antar individu atau kelompok terjadi dalam satu kawasan dan waktu yang spesifik.
Kontak pribadi sanggup disebut juga kontak primer dimana kuncinya yakni tatap muka. Kehadiran fisik lawan interaksi dalam kontak primer tidak sanggup digantikan oleh apapun. Jika sudah ada intervensi teknologi, maka kontak tidak lagi primer, melainkan sekunder.
» Kontak tidak langsung
Beberapa pola kontak tidak pribadi yang sanggup dikenali yakni komentar di sosial media. Media online berperan sebagai mediator terjadinya kontak sosial tidak pribadi antar pengguna baik yang saling kenal ataupun yang tidak salaing kenal. Mengenal lawan interaksi tidak menjadi syarat berlangsungnya kontak sosial.
Kontak tidak pribadi sanggup disebut juga kontak sekunder. Peran mediator dalam memfasilitasi interaksi sangat krusial alasannya yakni tanpa perantara, interaksi tidak mungkin terjadi. Surat-menyurat, sms, chatting, merupakan bentuk kontak sekunder.
Komunikasi sebagai syarat terjadinya interaksi sosial
Sebagai syarat terjadinya interaksi sosial, komunikasi ditinjau dari asal-usul katanya berarti ’berhubungan’ (communicare). Komunikasi melibatkan pengiriman dan penerimaan pesan. Apabila terjadi secara berkesinambungan terjadi pertukaran pesan. Komunikasi terjadi sehabis kontak sosial berlangsung. Perlu digarisbawahi disini, terjadinya kontak sosial tidak selalu diikuti oleh komunikasi. Namun terjadinya komunikasi selalu didahului kontak sosial. Sebagai contoh, kita menyapa teman kita di kerumunan, kemudian berjabat tangan dan mengobrol.
Proses komunikasi lebih panjang daripada kontak sosial lantaran melibatkan pertukaran pesan. Pesan ini sanggup berbentuk mulut atau nonverbal. Bentuk mulut berupa kata-kata ibarat yang disampaikan pada pembicaraan, diskusi dan lain sebagainya. Bentuk nonverbal berupa simbol-simbol. Misalnya, kita melempar senyum pada orang lain yang dibalas senyum atau justru curiga. Oleh lantaran komunikasi sering pula memakai simbol-simbol. Terjadinya salah tafsir menjadi konsekuensi. Komunikasi selalu multitafsir bahkan dalam bentuk mulut sekalipun.
Secara teoritis, dalam studi sosiologi komunikasi, ada dua bintang film yang terlibat dalam komunkasi. Aktor tersebut sanggup individu atau kelompok. Pertama, orang yang memberikan pesan disebut komunikator. Kedua, orang yang mendapatkan pesan disebut komunikan. Pada praktiknya, komunikan dan komunikator tidak selalu disandang oleh salah satu pihak. Keduanya sanggup menjadi komunikator sekaligus komunikan lantaran pertukaran pesan terjadi berkesinambungan. Komunikasi yakni proses pertukaran pesan.
Baca juga: Sosiologi Komunikasi
Interaksi sosial terjadi dalam situasi tertentu, dalam setting tertentu, dalam interval waktu tertentu. Artinya, proses interaksi tidak lepas dari konteks sosial dimana komunikasi berada. Interaksi tatap muka selalu terang konteksnya. Berkembanganya media digital sebagai sarana interaksi sosial menciptakan konsep interaksi dalam konteks perlu dikaji ulang. Bahkan semenjak pemenemuan alat telekomunikasi, kita sanggup berinteraksi dengan orang lain dalam konteks yang berbeda, dalam satuan waktu yang berbeda. Apalagi di kala media umum dimana interaksi sering terlepas dari konteksnya.
Sebagai contoh, kita memposting foto tersenyum ingin mengesankan kita bahagia. Sindrom akal-akalan senang begitu banyak beredar di sosial media. Secara kasar, kita sanggup membandingkan kehidupan seseorang di dunia faktual dan di dunia maya. Makin ada kesenjangan, makin faktual bahwa interaksi sosial di kala digital semakin lepas dari konteks sosialnya.
Baca juga Interaksi Sosial: Pengertian dan Contohnya
Sumber aciknadzirah.blogspot.com
0 Response to "Syarat Terjadinya Interaksi Sosial: Kontak Dan Komunikasi"
Posting Komentar