Sistem Sosial: Pengertian Dan Contohnya

Sistem sosial sebagai sebuah konsep mendapat kawasan dalam diskusi sosiologi modern semenjak pertengahan kala 20. Sebelumnya, para andal sosiologi jarang memakai istilah ”sistem” untuk menjelaskan mekanisme yang terjadi dalam dunia sosial. Istilah yang lebih sering dipakai ialah organisasi sosial untuk melihat prosedur sosial yang terorganisir.


Kebutuhan untuk mendeskripsikan bahwa dalam dalam fenomena sosial terdapat pengaturan, pengorganisasian, dan interaksi antar pemeran atau komponen-komponen sosial menciptakan para andal sosiologi mengadopsi istilah sistem. Kata ”sistem”, sebelumnya lebih banyak dipakai dalam diskusi ilmu eksak.


Saya akan membahas perihal sistem sosial dalam postingan ini. Konsep sistem yang akan dijelaskan di sini merupakan konsep yang sudah diadopsi oleh ilmu sosial, sehingga penjelasannya akan cenderung sosiologis. Ketika seseorang memakai istilah sistem, seringkali kita kebingungan memahami apa yang ia maksud. Apakah sistem itu merupakan struktur sosial atau interaksi sosial yang ajeg. Saya akan sertakan teladan dan sketsa biar pembaca mempunyai citra besar perihal apa itu sistem sosial.


Baca juga Interaksi Sosial: Pengertian dan Contohnya






Pengertian sistem sosial


Salah satu andal sosiologi yang merumuskan definisi perihal sistem sosial ialah Talcott Parsons. Parson mendeskripsikan sistem sosial sebagai berikut:


”Sistem sosial terdiri dari keragaman pemeran individual yang berinteraksi satu sama lain dalam situasi sosial yang setidaknya berada dalam lingkungan atau ruang fisik, dimana pemeran tersebut mempunyai motivasi untuk cenderung mengoptimalkan gratifikasi, dan relasinya terhadap situasi dan pemeran lain berlangsung dalam sebuah sistem yang melibatkan simbol-simbol yang secara kultural terstruktur”.


Apa yang disampaikan oleh Parsons bahu-membahu cukup rumit untuk dipahami. Tapi, frase ”berinteraksi satu sama lain dalam situasi sosial” sanggup membantu kita untuk memahami bahwa sistem sosial berkaitan erat dengan pola interaksi insan yang ajeg. Keajegan ini membentuk prosedur yang disebut sebagai sistem.


Namun demikian bukan hanya interaksi yang membentuk sebuah sistem, tetapi juga simbol-simbol dan nilai kultural yang terstruktur. Artinya berada dalam struktur sosial.


Ahli sosiologi, Ogbum dan Nimkoff mempunyai definisi yang lebih mudah perihal sistem sosial. Menurutnya,


”Sistem sosial sanggup didefinisikan sebagai keragaman individu yang berinteraksi satu sama lain berdasarkan makna dan norma kultural yang disepakati bersama”.


Dari definisi tersebut, kita sanggup menangkap pengertian sistem sosial sebagai interaksi sosial yang berlangsung berdasar makna dan norma yang dianut bersama. Dengan demikian ada benang merah antara definsi kompleks yang diusulkan Parsons dan definisi mudah yang dibentuk Ogbum dan Nimkoff.


Definsi di atas tentu saja harus dipahami secara hati-hati. Kita sanggup bayangkan bahwa kita berinteraksi dengan orang lain dalam keseharian dengan cara dan pola yang mempertimbangkan nilai-nilai, norma dan makna kultural yang disepakati. Dengan demikian kita bahu-membahu sedang bertindak dalam sebuah sistem sosial.


Contoh sistem sosial








Untuk sanggup lebih memahami, coba kau bayangkan sebuah jam tangan sebagai ilustrasi saja. Jam tersebut merupakan kesatuan dari komponen-komponen yang sebelumnya terpisah. Ada komponen berupa jarum, baterai, tali jam tangan, merk dan sebagainya. Komponen tersebut menyatu menjadi satu unit jam tangan. Masing-masing komponen tersebut saling bekerjasama untuk menjalankan fungsi keseluruhan sebagai penunjuk waktu atau mungkin juga penanda status sosial.


Saling keterhubungan antarkomponen untuk menjalankan fungsi keseluruhannya tersebut disebut sebagai sistem. Apabila sebagian komponen tidak berfungsi maka akan menggangu fungsi keseluruhan jam tangan tersebut. Misalnya, jarum jam memperlihatkan angka yang keliru. Dengan kata lain, jam tangan sebagai sebuah sistem tidak berfungsi.


Sistem sosial dengan demikian merupakan pola saling keterhubungan (interaksi) antar individu atau pemeran untuk menjalankan fungsi masing-masing sehingga fungsi keseluruhannya sebagai satu grup, kelompok, komunitas, masyarakat, negara dan sebagainya berjalan.


Sebagai contoh, seorang polisi yang menjalankan tugas ideal sebagai seorang penegak hukum. Ketika polisi tersebut justru menangkap orang yang tidak bersalah alasannya dendam pribadi, maka terjadi kekacauan. Masyarakat akan protes bahkan marah. Akibatnya, stabilitas sosial terganggu atau dengan kata lain, sistem sosial tidak berfungsi.


Jarum jam harus memperlihatkan ke angka yang tepat, baterai harus hidup, tali jam harus sanggup melingkar di pergelangan tangan, dan sebagainya. Prasyarat tersebut merupakan teladan ”norma” dan ”nilai” yang memandu tindakan yang dilakukan oleh bagian-bagian komponen jam.


Begitu pula dengan individu yang harus berinteraksi sesuai dengan nilai dan norma sosial biar sistem sosial berfungsi sebagaimana mestinya. Nilai dan norma sosial tersebut merupakan teladan bab dari struktur sosial. Di sini, kita sanggup melihat bahwa berfungsinya sistem sosial sangat tergantung pada bagaimana struktur sosial berjalan.


Baca juga Struktur Sosial: Pengertian dan Jenisnya






Fungsi sistem sosial


Talcott Parsons memperlihatkan empat paradigma untuk melihat bagaimana sistem sosial berfungsi sehingga dunia sosial berkerja:



  • Adaptation (adaptasi)


Mencakup upaya-upaya pemeran untuk menyelamatkan sumber daya di lingkungan yang terbatas dan mendistribusikannya sehingga sistem sosial tetap berjalan.



  • Goal attainment (pencapaian tujuan)


Meliputi upaya memprioritaskan tujuan-tujuan yang ada biar sistem keseluruhan befungsi sebagaimana mestinya.



  • Integration (integrasi)


Mencakup upaya untuk menjaga korelasi antarindividu atau unit mellui tindakan koordinasi biar sistem secara keseluruhan bekerja dengan baik.



  • Laten maintenance (pemeliharaan laten)


Meliputi pemeliharaan pola dan administrasi konflik. Pemeliharaan pola yang dimaksud ialah bagaimana meyakinkan pemeran lain biar menampilkan karakteristik yang sempurna berkaitan dengan status dan tugas sosialnya. Manajemen konflik ialah bagaimana mengatur biar ketegangan antar pemeran tidak mengganggu sistem secara keseluruhan.







Keempat paradigma di atas dikenal dengan singkatan AGIL. Dalam sosiologi, paradigma tersebut sanggup dipakai untuk menjelaskan bagaimana dunia sosial berjalan dari sudut pandang fungsionalisme struktural.


Bagan di bawah ini merupakan menggambarkan interrelasi sistem sosial dengan stuktur dan fungsi sosial serta komponen-komponennya.


Sistem sosial sebagai sebuah konsep mendapat kawasan dalam diskusi sosiologi modern seja Sistem Sosial: Pengertian dan Contohnya


Dari sketsa di atas, sistem sosial mempunyai kaitan dengan bagaimana struktur sosial dan fungsi sosial berkerja. Struktur sosial mempunyai beberapa bagian. Fungsi sosial, sebagaimana disampaikan oleh Talcott Parsons, sanggup dilihat dari empat perspektif atau paradigma. Keempat paradigma fungsi tersebut dijalankan oleh forum sosial.


Bagaimana fungsi forum tersebut bekerja berkaitan dengan interaksi pemeran yang berjalan normatif, artinya seseuai dengan struktur sosial. Berbagai forum sosial yang menjalankan fungsi saling berinteraksi satu sama lain. Jika kita melihat fenomena sosial yang terjadi dengan pendekatan sistem sosial, maka kita sedang menggunaka lensa sosiologi makro. Pendekatan sistem sosial merupakan pendekatan makro dimana individu dipandang sebagai bab kecil dari keseluruhan sistem yang besar.



Sumber aciknadzirah.blogspot.com

Berlangganan Informasi Terbaru:

0 Response to "Sistem Sosial: Pengertian Dan Contohnya"

Posting Komentar