Predator Warrior Melondoto, Caster Pro Dengan Banyak Misi Membangun Esports Indonesia

Sampai ketika ini, Indonesia sudah punya beberapa nama caster profesional, salah satunya Gisma Priayudha alias Melondoto, yaitu shoutcaster yang dikenal dari game Dota 2 dan andilnya dalam berbagi eSports di Indonesia.


Ternyata nih, perjalanan Melondoto menjadi caster profesional di Indonesia tidaklah mudah. Berawal di tahun 2013, yaitu ketika ketika harapan menjadi caster tumbuh dalam dirinya, namun ia masih menjadi operator di warung internet (warnet) sembari mulai berguru nge-cast dengan masuk ke aplikasi Twitch.


“Awalnya jadi operator warnet, dari situ mengenal aplikasi livestream bernama Twitch, ada pertandingan Dota 2, dan ada komentatornya. Dari situlah muncul harapan jadi caster,” paparnya.


Sepertinya bakat dan bakat Melon menjadi caster memang sudah terlihat,mengingat ia tiba dari keluarga yang terjun di dunia broadcasting. Ayahnya yaitu penyiar radio, begitu pula  saudara-saudaranya. Tak terkecuali Melon yang menentukan jalur caster eSports.


“Dari menjadi caster itulah gue bisa main sambil senang-senang. Paling tidak, orangtua gembira dengan casting-nya, sedangkan gue happy dengan main game-nya.”


Perlu kau tahu juga bagaimana perjuangannya dahulu. Di usia 19 tahun Melon sudah menikah, lho. Mau tidak mau, ketika itu harus mencari penghasilan lebih untuk menafkahi istri dan anaknya dengan tetap mengasah kemampuannya sebagai caster.


“Jadi operator warnet, kan, tidak banyak gajinya. Akhirnya nyari selingan, jual makanan ringan anggun kecil di warnet, kemudian dikembangkan lagi jadi jual bakso, istri yang jaga. Gue juga ngirim-ngirim es lilin ke sekolah,” kenangnya.


Titik awal menjadi caster


SpAcer, menjadi caster bukan hal yang mudah. Kamu harus punya kemampuan berbicara dengan baik dan menarik. Pada awalnya niscaya nggak semulus yang diharapkan. Hal ini juga dialami caster yang tidak suka sama daerah nongkrong hype ini.


“Awalnya tidak ada yang nonton, teman-teman sendiri saja yang nonton. Dari satu penonton, kesudahannya timbul respect dari orang lain.”


Coba bayangkan saja, ketika itu, Melon masih nge-cast di warnet. Suasana yang berisik dan peralatan seadanya membuatnya susah berkembang. Kamu niscaya tahu, dong, peralatan untuk nge-cast yang mumpuni itu sangat mahal?


“Gue jual motor untuk beli PC dan peralatan nge-cast. Itu tahun 2013 simpulan sudah mulai mengerti cara berbagi (ilmu casting). Namun di dunia caster itu duitnya tidak banyak, ketika itu (tahun 2013) juga belum banyak turnamen yang butuh caster,” katanya mengingat masa lalu.


Banjir tawaran yang terus berdatangan


Setelah melewati banyak masa sulit menjadi caster, perlahan-lahan rezeki tiba kepadanya untuk berbagi game dan eSports Indonesia.


“Awalnya menggerakkan komunitas hanya di Malang, waktu itu, ada orang TMCI Café lagi cari orang untuk handle turnamennya. Semenjak gue handle turnamen itu, mereka mempercayakan semua turnamen dari Komunitas Warnet Indonesia (KWI) ke Melondoto.”


Sejak ketika itu, nama Melondoto menjadi semakin besar ketika menjadi caster di turnamen yang diselenggarakan KWI. Otomatis, penghasilan semakin bertambah, sampai bisa menciptakan turnamen sendiri dan nge-cast di hajatannya.


Nah, dengan banyak pengalaman, niscaya ada poin-poin penting yang bisa diambil untuk para caster pemula. Baginya kualitas yaitu segalanya dan harus ingat bahwa caster membawa turnamen menjadi berwarna, yang mana orang-orang tidak hanya nonton tapi ikut deg-degan sekaligus senang.


“Prinsip gue jadi caster, anggaplah eSports ini asrama, asrama kalau pagi, siang, dan sore dikasih tempe, niscaya dimakan. Kalau misalkan ada caster Melon pun, niscaya dinikmati. Akhirnya. Kalau ada turnamen apa, gue ajuin portofolio dan proposal,” kata perjaka berusia 27 tahun ini.


Bukan hanya nge-cast, bersama KWI, Melon berbagi eSports di Indonesia sampai bermunculan iCafe. “Dari situ kita mulai nge-handle 16 iCafe langsung. Apalagi tahun 2015, penuh banget turnamen di seluruh Indonesia. Kita memperkenalkan eSports di iCafe. 2015 telah merubah hidup gue.”


Dua tahun berikutnya, merupakan masa-masa Melondoto “memetik” hasil jerih payahnya selama 2 tahun. Yaitu ketika sponsor mulai antre berdatangan sesudah melihat kemampuannya dan komunitas KWI semakin berkembang.


Buat kalian yang belum tahu, Melon suka mencari bibit-bibit unggul untuk menjadi penerus atlet eSports di Indonesia. Sampai keliling warnet di kota-kota besar atau kecil sekalipun untuk mencari bakat tersembunyi.


Bangun Komunitas dan esportpreneur


Tahu nggak kalau Melon yang sering disebut ‘Peternak Lele’ ini punya komunitas untuk caster dan terus berkembang dari tahun ke tahun? Bahkan, ia berani jamin, caster yang ada di komunitasnya niscaya ramai yang nonton, apalagi kalau ada pro team yang main. Nah, dengan cara ini, perlahan-lahan ia mundur dan memperlihatkan kesempatan bagi caster baru lainnya untuk berkembang.


Nggak cukup komunitas, cowok yang bisa menghabiskan waktu 4 jam main game dalam sehari ini rajin banget memperkenalkan eSports di sekolah sampai universitas sekaligus menjelaskan kepada orangtua di Indonesia bahwa dunia gaming di Indonesia bisa menjadi profesi positif. Bisa dibilang jadi esportpreneur, deh.


 salah satunya Gisma Priayudha alias Melondoto Predator Warrior Melondoto, Caster Pro dengan Banyak Misi Membangun eSports Indonesia


Menjadi keluarga Predator Warrior!


Jam terbang yang tinggi, nggak heran deh kalau Melon sah dikukuhkan sebagai salah satu tim Predator Warrior dengan karakternya sebagai The Savage Caster. Tidak dipungkiri juga kalau ia suka spesifikasi perangkat Predator.


“Gue suka banget Predator alasannya yaitu bisa mengatur panas, berbeda dari yang lain. Ada metallic fan, ada software yang bisa mengatur overclocking, itu yang gue suka . Yang paling gue butuhin dari laptop gaming adalah all in one; laptop yang bisa gue pakai untuk main game, recording, live streaming, plus editing,” katanya detail.


Menjelang Predator League 2019, penggemar hero Nature Prophet dari Dota 2 ini punya pengalaman tersendiri terhadap turnamen ini, mengingat sebelumnya menjadi caster di Predator League 2018.


“Menariknya Predator League 2018 yaitu salah satu event yang dipegang oleh orang luar Jakarta, kita waktu itu hanya 4 orang yang menjalaninya dan berpikir bagaimana bisa jalan program itu. Hasilnya memuaskan, dari segi livestream hingga crowd, itu berhasil semua.”


Apalagi, ketika dipasangkan dengan caster Dimas Dejet, yang juga sebagai caster profesional di eSPorts Indonesia, bisa menciptakan dirinya nge-cast lebih santai dan rileks.


Harapannya untuk eSports Indonesia


Sejauh pengamatan dan pengalamanya, Melon melihat masyarakat penikmat eSports di Indonesia masih fokus ke mobile game saja.


“Gue ingin gamers merasakan apa yang gue rasakan, apa itu teknologi, untuk bisa benar-benar mencicipi eSports, dan semua itu ada di dunia PC. Di smartphone gue rasa tidak. Goyang jempol doang apa faedahnya?”


Intinya, jangan hanya terpaku di smartphone saja, tapi mencoba game eSports di PC kalau ingin berbagi eSports Indonesia. Pasalnya, ia menekankan, game di smartphone memang banyak audiensnya dan sekadar happy-happy, tapi tim gaming PC ibarat Dota 2 selalu punya tujuan untuk go international.


So, kalau diperhatikan, memang banyak cara yang Melondoto lakukan untuk memajukan eSports Indonesia. Mau tahu kegiatan Melon, follow Instagramnya @melondoto, ok!


Baca juga: Rekomendasi Perangkat Penting untuk E-Sports Caster



Sumber https://www.acerid.com

Berlangganan Informasi Terbaru:

0 Response to "Predator Warrior Melondoto, Caster Pro Dengan Banyak Misi Membangun Esports Indonesia"

Posting Komentar