Mekanisme Atau Cara Flora Mengambil Air

KTT Saraswati - Mekanisme atau Cara Tanaman Mengambil Air - Mekanisme Tanaman mengambil air - Sebagian besar air yang telah diserap akan hilang dari badan tumbuhan baik dalam bentuk uap air maupun dalam bentuk tetesan air. Dari keseluruhan air yang hilang maka air yang hilang dalam bentuk gutasi hanya kira-kira 1%. Dengan demikian sebagain besar air yang hilang ialah dalam bentuk uap air.

Pada sebagian besar hewan, cairan cenderung di daur ulang melalui sistem sirkulasi, sedangkan pada tumbuhan air bergerak satu arah dari akar melalui batang menuju daun. Suplai air ini memungkinkan tumbuhan melaksanakan proses fotosintesis, memelihara turgor sehingga tumbuhan sanggup berdiri tegak, menjaga suhu tajuk tetap dingin, dan melaksanakan trasportasi mineral terlarut.

Adanya lapisa lilin (kutikula) pada epidermis daun dan batang, ataupun lapisan gabus pada batang yang telah mengalami pertumbuhan sekunder sanggup mengurangi kehilangan air pada tumbuhan.

Perjalanan air dalam tumbuhan dimulai dengan peresapan air pada permukaan akar. Air masuk ke dalam akar melalui sel-sel epidermis dan rambut akar (modifikasi sel epidermis). Rambut akar meningkatkan luas permukaan akar sehingga peresapan air menjadi lebih efisien. Rambut akar dijumpai pada ujung akar yaitu pada kawasan pemanjangan sel.

Selanjutnya air dari epidermis masuk ke dalam korteks akar. Sebagian air masuk melalui sitoplasma (rute simplas) dan sebagian besar air melalui ruang antar sel (rute apoplas). Ketika mencapai endodermis, air yang masuk dengan rute apoplas dipaksa masuk ke dalam endodermis alasannya ialah pada endodermis terdapat jalur/pita Caspary.

Jalur Caspary merupakan lilin (suberin) yang menebal pada dinding transversal dan dinding radial sel-sel endodermis. Suberin tidak sanggup ditembus oleh air sehingga air dipaksa masuk ke dalam sel-sel endodermis pada kepingan dinding tangensial. Ketika masuk ke dalam sel, maka mineral terlarut dalam air akan diseleksi oleh membran plasma yang bersifat semipermeabel.

Air dari sel-sel endodermis selanjutnya masuk ke dalam pembuluh xilem melalui proses osmosis. Air dari pembuluh xilem akar, bergerak melalui xilem batang sampai ke xilem daun. Cairan xilem yang ada dalam xilem akar, xilem batang dan xilem daun berafiliasi satu dengan lainnya membentuk suatu kolom.

Ada empat kemungkinan yang sanggup membuktikan prosedur perjalanan air tersebut, yaitu:
- tekanan akar
- pompa xilem
- agresi kapiler
- penarikan air ke atas.

Pada pagi hari, sering kita jumpai air yang keluar dari permukaan daun melalui proses gutasi. Gutasi terjadi saat air dalam tanah jenuh sementara kehilangan air melalui evaporasi kecil. Gutasi terjadi alasannya ialah adanya tekanan akar. Tekanan akar terjadi alasannya ialah adanya gradien osmotik.

Gutasi terjadi melalui hidatoda yang terdapat pada ujung-ujung pertulangan daun. Gutasi terjadi kalau malam hari udara cuek dan siang hari udara lembab dan hangat. Pada malam hari, mineral yang diabsorpsi dipompa ke dalam ruang antarsel disekeliling xilem. Akibatnya potensial air pada unsur pembuluh xilem berkurang dan air bergerak ke dalamnya dari sel-sel sekelilingnya.

Tidak adanya transpirasi pada malam hari, tekanan di dalam xilem membangun titik-titik pemfokusan air larutan keluar hidatoda. Walaupun air gutasi mirip air embun, keduanya sanggup dibedakan.

Sedangkan untuk tumbuhan yang tinggi diharapkan tekanan sampai 150 psi. Pada beberapa tumbuhan contohnya pinus, tidak menyebarkan tekanan akar. Jika batang dilukai ternyata juga tidak menyebabkan air tersembur ke luar. Demikian juga air kapiler hanya sanggup mencapai ketinggian 0.5 m saja.

Transpirasi

Walaupun tekanan akar, pompa xilem dan agresi kapiler berperan dalam transpor air pada beberapa tumbuhan, sebagian besar prosedur transpor air ialah melalui proses penarikan air alasannya ialah penguapan atau transpirasi.

Transpirasi ialah proses penguapan air melalui stomata. Ketika celah stomata terbuka maka molekul air akan bergerak dari konsentrasi tinggi (di dalam daun) ke konsentrasi rendah (lingkungan luar).

Proses transpirasi sanggup diterangkan dengan mengacu sifat fisik air. Molekul air akan melaksanakan tarik
menarik dengan molekul air lainnya melalui proses kohesi. Selain itu molekul air juga sanggup melaksanakan tarik menarik dengan dinding xilem melalui proses adhesi.

Penguapan air melalui stomata akan menarik kolom air yang ada di dalam xilem, dan molekul air gres akan masuk ke dalam rambut akar.

Teori kehilangan air melalui traspirasi ini disebut juga teori tegangan adhesi dan kohesi. Pada sebagian besar tumbuhan, transpirasi umumnya sangat rendah pada malam hari.

Transpirasi mulai menaik beberapa menit sehabis matahari terbit dan mencapai puncaknya pada siang hari. Transpirasi berafiliasi pribadi dengan intensitas cahaya. Semakin besar intensitas cahaya semakin tinggi laju transpirasi.

Faktor-faktor lingkungan lainnya yang kuat terhadap transpirasi antara lain: konsentrasi CO2, temperatur, kelembaban relatif, kepadatan udara, dan kecepatan angin.

Baca juga:
Fungsi Penting Air Bagi Tanaman

Demikian  Mekanisme atau Cara Tanaman Mengambil Air, biar bermanfaat.

Sumber http://kttsaraswati.blogspot.com

Berlangganan Informasi Terbaru:

0 Response to "Mekanisme Atau Cara Flora Mengambil Air"

Posting Komentar