Geografi 4.0 (Industri 4)

REVOLUSI 1,0 .Terjadi pada kurun ke 18. Revolusi generasi pertama melahirkan sejarah ketika tenaga insan dan binatang digantikan oleh kemunculan mesin. Penemuan-penemuan teknologi yang menggantikan fungsi insan menyerupai penemuan mesin uap (James Watt), lokomotif (Richard Trevethiek), kereta api penumpang (George Stepenson), kapal perang dengan mesin uap (Robert Fulton), telpon ( Alexander Graham Bell) dan lain-lain yang berbasis manufaktur. Revolusi ini dicatat oleh sejarah berhasil mengerek naik perekonomian walaupun penggunaan uap untuk menggerakkan mesin yang berbahan bakar kayu atau kerikil bara disebut teknik kuno untuk dikala ini.
REVOLUSI 2.0. Terjadi pada kurun 19 yang ditandai dengan penggunaan teknik gres berupa mesin bermotor yang berbahan bakar listrik atau bensin. Munculnya pembangkit tenaga listrik dan motor memicu kemunculan pesawat telepon, mobil, pesawat terbang, dan lain-lain yang mengubah wajah dunia secara signifikan.
REVOLUSI 3,0. Terjadi pada kurun 20, ditandai dengan penggunaan teknik kimia-hayati berbahan atom atau nuklir serta kemunculan teknologi digital dan internet.
REVOLUSI 4,0. Pada revolusi Industri 4,0 teknologi informasi telah menjadi basis dalam kehidupan manusia. Segala hal menjadi tanpa batas (borderless) dengan penggunaan daya komputasi dan data yang tidak terbatas (unlimited), alasannya dipengaruhi oleh perkembangan internet dan teknologi digital yang masif sebagai tulang punggung pergerakan dan konektivitas insan dan mesin. Terobosan teknologi penyokong Revolusi Industri keempat antara lain kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), perkembangan robotika, “the Internet of Things”, realitas maya (virtual reality/VR), dan mesin cetak tiga dimensi. Kecerdasan buatan sanggup diaplikasikan untuk telepon seluler, otomotif, juga persenjataan. Profesor Klaus Schwab sebagai pencetus World Economic Forum (WEF) melalui bukunya The Fourth Industrial Revolution menyatakan, revolusi ini secara mendasar sanggup mengubah cara kita hidup, bekerja, dan berafiliasi satu dengan yang lain. Revolusi industri keempat digadang-gadang bisa meningkatkan laju mobilitas informasi, efisiensi organisasi industri, dan membantu meminimalisasi kerusakan lingkungan.
Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum/WEF) 2018 di Davos-Klosters, Swiss, membawa pesan penting mengenai Revolusi Industri Keempat (Industry 4.0) sebagai babak gres yang akan mengubah segala lini kehidupan insan melalui perkembangan teknologi. WEF memandang setidaknya terdapat delapan informasi kunci terkait “Industry 4.0”, yaitu disrupsi atau gangguan dalam pekerjaan; penemuan dan daya produksi; ketimpangan; cerdas kelola; keamanan dan konflik; disrupsi bisnis; kepaduan teknologi; serta informasi etnis dan identitas.
Chief Executive Officer (CEO) Siemens AG, Joe Kaeser, dalam artikelnya di WEF menyebutkan Revolusi Industri Keempat sebagai perubahan peradaban insan terbesar kendati dikala ini prosesnya masih dalam tahap awal dan mewanti-wanti biar revolusi tersebut sanggup diarahkan dengan benar oleh semua pihak sehingga proses digitalisasi yang terjadi bisa menawarkan kebaikan bagi populasi kelak.
Informasi geografi makin penting peranannya dalam pembangunan nasional. Pendukung utama terbentuknya informasi geografi dalam basisdata geografi (geodatabase) ialah penerapan Teknologi lnformasi Geografi (TIG), antara lain dengan teknologi Penginderaan Jauh, Sistem lnformasi Geografi (SIG) dan Global Positioning System (GPS). TIG semakin berkembang dalam hal teknik dan aplikasinya di bidang kajian sumberdaya alam dan lingkungan hidup, termasuk pengelolaan sumberdaya alam, kelautan, pengembangan wilayah, perubahan iklim dan kebencanaan. Pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan guna mendukung ketahanan pangan, energi, wilayah, dan kelautan, memerlukan data dan informasi perihal potensi, distribusi

Sumber http://geoenviron.blogspot.com

Berlangganan Informasi Terbaru:

0 Response to "Geografi 4.0 (Industri 4)"

Posting Komentar