Artikel
Ragam Aliran Indonesia
Indonesia dikenal sebagai negara yang mempunyai ragam budaya. Mulai dari sabang hingga merauke. Ada begitu banyak budaya yang dimiliki. Di Indonesia juga begitu kental akan rasa toleransi. Inilah faktor yang menciptakan negara Indonesia kondusif tanpa menggunakan kekerasan. Banyak negara luar yang menimbulkan Indonesia sebagai pedoman mereka mendirikan bangsa.
Kata aliran diturunkan dari alir, mengalir menyerupai dalam sebaris lagu ”Bengawan Solo”: air mengalir hingga jauh. Apa makna aliran? Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, aliran bermakna ‘(1) sesuatu yang mengalir (air, hawa, listrik, dsb), (2) susukan untuk benda cair yg mengalir (seperti pipa air), (3) haluan, pendapat, paham (politik, pandangan hidup, dsb).
Aliran berikut bekerjasama dengan pandangan, sikap, haluan. Ke dalam aliran ini dimasukkan, aliran politik, aliran filsafat, dan tentunya yang sudah usang ada, aliran kepercayaan (suatu paham yg mengakui adanya Tuhan Yang Maha Esa, tetapi tidak termasuk atau tidak menurut fatwa salah satu dari kelima agama yang resmi: Islam, Katolik, Kristen Protestan, Hindu, dan Buddha). Agar aliran dalam pengertian kedua ini tidak mengalir ke kesesatan, maka aliran ini sebaiknya disebut saja ajaran. Dalam KBBI online, fatwa bermakna ‘segala sesuatu yang diajarkan; nasihat; petuah; petunjuk; paham’. Kita perlu mencermati penggunaan makna aliran alasannya yaitu kata tersebut sanggup bermakna sesat secara teknis dan sesat secara ideologis. Aliran yang bersifat ideologis dikatakan ajaran. Jadi, kalau fatwa itu sesat, maka yang sesat yaitu ajarannya.
MUI sebagai forum penengah telah memutuskan ciri-ciri aliran yang dianggap sesat. Pertama, mengingkari salah satu rukun Iman dan rukun Islam. Kedua, meyakini atau mengikuti aqidah yang tidak sesuai dengan dalil Al-Quran dan Sunnah. Ketiga, meyakini turunnya wahyu sesudah Al-Quran, mereka kelompok syiah menyampaikan bahwa Al-Quran itu “Laa yazaalu yanzilu fii lailatul qadar”, Al-Quran (masih) senantiasa turun pada malam lailatul qadar. Yang keempat, mengingkari otentisitas dan kebenaran Al-Quran. Kalangan syiah meyakini Al-Quran sudah tidak otentik, mereka menghujat pengumpulan yang dilakukan oleh khalifah Utsman bin Affan ra. dan mengkritk bahwa Al-Quran yang ada pada dikala ini sudah tidak asli. Yang kelima, menafsirkan Al-Quran tidak berdasar kaidah-kaidah tafsir. Keenam, mengingkari kedudukan hadits sebagai sumber fatwa islam. Ketujuh, melecehkan dan mendustakan Nabi saw. Kedelapan, mengingkari Nabi Muhammad saw sebagai nabi dan rasul terakhir.Kesembilan, mengurangi dan atau menambah pokok-pokok ibadah yang tidak ditetapkan oleh syariat. Kesepuluh mengkafirkan sesama muslim hanya lantaran bukan kelompoknya.
Sekitar seminggu yang kemudian pemerintah Indonesia melalui kementerian Agama menyatakan bahwa ada agama atau keyakinan yang sangat berbahaya yang bertentangan dengan ideologi negara pancasila. ISIS atau yang dikenal dengan Islam State Irac dan Suriah. Menurut kabar burung, aliran ini yaitu aliran kepercayaan bergaris keras. Mereka memandang bahwa mereka yang paling benar dan orang lain selain mereka itu salah dan masuk neraka. Jika ada yang melawan mereka maka dianggap sebagai musuh (orang kafir) dan berani membunuh ditempat. Dunia juga mengabarkan yang diterbitkan majalah Republika pada Minggu, 10 Agustus 2014, memberitakan bahwa t3r0ris ISIS mengubur hidup-hidup sejumlah belum dewasa dan perjaka secara massal.
Jika dilihat dari beberapa faktor ada beberapa faktor yang mengakibatkan aliran ini berkembang di Indonesia. Pertama kurangnya perhatian pemerintah Indonesia dalam menangani problem kepercayaan. Semua orang diberikan kebebasan memeluk agama tanpa adanya control pemerintah. Jika kita melihat ke negara sebelah yaitu Malaysia (untuk materi pembelajaran), negara Malaysia sangat mengontrol acara keagamaannya dengan aneka macam cara diantaranya pelarangan pembangunan kawasan ibadah disuatu kawasan atau lebih mengatur problem kawasan ibadah biar tidak asal jadi. Tidak menyerupai di Indonesia, ketika ada orang yang mau membangun masjid, maka beliau pribadi membangun masjid padahal disebelahnya sudah ada masjid. Kemudian, negara Malaysia mengawasi setiap pengurus masjid yang ada di negaranya dengan menempatkan orang-orang yang pribadi ditunjuk oleh pemerintah sentra sehingga orang-orang tersebut akan mengajarkan sesuai dengan target pemerintah dan sanggup mencegah masuknya aliran baru.
Kemudian faktor selanjutnya lantaran rendahnya pendidikan kerohanian. Banyak masyarakat Indonesia yang masih rendah pemahamannya akan problem keagamaan. Sehingga tiba aliran gres mereka tidak sanggup membedakan mana yang benar dan yang salah. Ini semua terjadi mungkin lantaran kurangnya materi atau kurangnya cara penyampaian pesan-pesan agama ke masyarakat. Mungkin masyarakat bosan dengan metode pembelajaran ceramah yang isinya hanya itu-itu saja. Kebanyakan isinya problem tauhid dan syair-syairan atau kelompok rebana, yang mungkin banyak di masyarakat yang tidak tahu artinya. Sebaiknya kita mengubah metode berguru masyarakat dengan cara pribadi mempelajari Al-Quran dan Al-Hadist dengan cara manqul, musnad, muttasil. Yaitu dengan menerjemahkan pribadi kata per kata dan dijelaskan dengan keterangan yang jelas. Dengan metode pembelajaran menyerupai ini mungkin masyarakat sanggup lebih mengerti dan sanggup menghindari atau membedakan aliran-aliran gres yang muncul sehingga tidak terpengaruh bahkan sanggup mempengaruhi masyarakat.
0 Response to "Artikel"
Posting Komentar