✔ Kurikulum Model Taba


1. Latar Belakang
Pada awalnya kurikulum difahami sebagai sejumlah materi pelajaran yang disusun secara logik, atau isi pengajaran yang disampaikan oleh guru. Kurikulum ialah suatu kegiatan pendidikan yang mengandungi banyak sekali materi pelajaran dan pengalaman berguru yang diprogramkan, dirancang secara sistemik atas dasar kelaziman atau kebiasaan yang berlaku yang dijadikan panduan dalam proses pembelajaran oleh pendidik dan akseptor didik untuk mencapai tujuan pendidikan.
Menurut Hilda Taba (1962): kurikulum yaitu pernyataan perihal tujuan-tujuan pendidikan yang bersifat umum dan khusus dan bahan-bahannya dipilih dan diorganisasikan berdasarkan suatu contoh tertentu untuk kepentingan berguru dan mengajar. Pemahaman dalam menginterpretasi makna kurikulum begitu luas. Tapi intinya maksud dan tujuannya yaitu sama iaitu perihal pengertian kurikulum pendidikan. Terdapat banyak model yang sanggup digunakan dalam pengembangan kurikulum. Namun pemilihan suatu model pengembangan kurikulum harus diubahsuaikan dengan sistem pendidikan dan sistem pengolahan pendidikan yang diamalkan serta model konsep pendidikan mana yang digunakan. Salah satu model dalam pengembangan kurikulum yang populer ialah Model Taba.

Tujuan Penulisan
Artikel ini disusun biar sanggup memperlihatkan aksesori maklumat perihal pengembangan kurikulum model Taba khasnya guru-guru sebagai pendidik dalam kegiatan pembelajaran supaya tujuan dari kegiatan pembelajaran sanggup tercapai dan lebih terarah.

Pengertian Model
 Briggs (Ghafur, 1982 ; 27) mendifinisikan model sebagai suatu bentuk mekanisme yang berurutan untuk mewujudkan suatu proses, menyerupai penilaian keperluan, pemilihan media dan evaluasi.
2. Pengembangan kurikulum
Pengembangan kurikulum merupakan suatu istilah yang komprehensif di dalamnya mencakupi perancangan, penerapan dan penilaian. Kerana kurikulum mempunyai implikasi terhadap adanya perubahan dan penambahbaikan, maka istilah pengembangan kurikulum ada ketikanya juga disamakan dengan istilah penambahbaikan kurikulum (curriculum improvement). Sungguhpun pada banyak keadaan penambahbaikan itu merupakan kesan dari adanya pengembangan (Oliva, 1992 ; 26).
3. Model pengembangan kurikulum
Model pengembangan kurikulum itu yaitu citra sistematik mengenai mekanisme yang ditempuh dalam melaksanakan aktiviti pengembangan kurikulum. iaitu proses merancang, pelaksanaan, dan penilaian kurikulum, dimana inti dari aktiviti ini bahwasanya yaitu pengambilan keputusan perihal apa, mengapa dan bagaimana kompenen – kompenen kurikulum yang akan dibuat.
2. Model – Model Pengembangan Kurikulum
1. The Administrative model
Merupakan model paling awal dan paling banyak digunakan. Diberi nama model administratif atau line staff kerana inisiatif dan gagasan pengembangan tiba dari para pentadbir pendidikan dan memakai mekanisme administrasi.
2. Beauchamp’s system
Model pengembangan kurikulum ini dikembangkan oleh Beauchamp spesialis kurikulum. Beauchamp mengemukakan 5 hal di dalam pengembangan suatu kurikulum :
i. Menetapkan arena atau lingkungan wilayah untuk menciptakan keputusan
ii. Menetapkan kakitangan
iii. Organisasi dan mekanisme pengembangan kurikulum
iv. Implementasi kurikulum
v. Evaluasi kurikulum
3. The Grass Roots Model
Model pengembangan ini merupakan kontra dari model administratif. Inisiatif dan upaya pengembangan kurikulum bukan tiba dari atas tetapi dari bawah, iaitu guru-guru atau sekolah.
4. Rogers Interpersonal Relations Model
Rogers bukan spesialis pendidikan (ia jago psikologi atau psikoterapi) tetapi konsep-konsepnya perihal psikoterapi khususnya bagaimana membimbing individu juga sanggup diterapkan dalam bidang pendidikan dan pengembangan kurikulum. Ada 4 langkah pengembangan kurikulum model Rogers.
i. pemilihan halatuju dari sistem pendidikan.
ii. peranan guru dalam pengalaman kelompok yang intensif.
iii. pengembangan pengalaman kelompok yang intensif untuk satu kelas atau unit pelajaran.
iv. peranan ibubapa dalam kegiatan kelompok.
5. The Systematic Action-research Model
Model kurikulum ini didasarkan pada perkiraan bahawa perkembangan kurikulum merupakan perubahan sosial. Sesuai dengan perkiraan tersebut model ini menekankan pada tiga perkara itu : hubungan insani, sekolah dan organisasi masyarakat serta wibawa dari pengetahuan profesional.
6. Taba’s Inverted Model
Ada 5 langkah pengembangan kurikulum model Taba :
a. Mengadakan unit-unit eksperimen bersama guru-guru.
b. Menguji unit eksperimen.
c. Menjalankan semakan dan penggabungan.
d. Pengembangan keseluruhan kerangka kurikulum.
e. Pelaksanaan dan Penyebaran.

3. Model Pengembangan Kurikulum Taba
Kurikulum Taba yaitu salah satu model pengembangan kurikulum yang disusun oleh Hilda Taba. Model pengembangan kurikulum ini dibentuk dengan memodifikasi model dasar Tyler biar lebih representatif terhadap perkembangan kurikulum untuk semua jenis sekolah. Dalam pendekatannya, Taba menganjurkan untuk memakai pertimbangan ganda terhadap isi (organisasi kurikulum yang logik) dan individu pelajar (psikologi organisasi kurikulum). Langkah-langkah dalam proses pengembangan kurikulum berdasarkan Taba adalah:
Step 1 : Diagnasis Keperluan (Diagnosing needs)
Step 2 : Membentuk (Formulating Specific Objectives)
Step 3 : Memilih Pengalaman Isi Kandungan Pembelajaran (Selecting Content)
Step 4 : Penyusunan Pengalaman Kandungan Pembelajaran (Organizing Content.)
Step 5 : Pemilihan pengalaman berguru (Selecting Learning Experiences (Avtivities))
Step 6 : Penyusunan (Organizing Leaming Experiences Avtivities)
Step 7 : Menentukan Apa dan Bagaimana Menilai Objektif Langkah-langkah (Evaluating)
Step 8 : Checking for Balance and Seguence

Taba menyatakan bahawa keputusan-keputusan pada elemen asas harus sahih. Kriteria mungkin berasal dari banyak sekali sumber menyerupai dari tradisi, tekanan tekanan sosial dan kebiasaan-kebiasaan yang ada.
Agar kurikulum menjadi selari dan bersesuaian dengan pengalaman berguru murid, ini bermakna melaksanakan diagnosis banyak sekali keperluan murid-murid sangat dituntut. Hal ini merupakan langkah penting pertama dari Taba. Tentang apa yang anak didik inginkan dan perlukan untuk belajar. Langkah kedua yakni, formulasi yang terang dan tujuan tujuan yang komprehensif untuk membentuk dasar pengembangan elemen-elemen berikutnya. Taba beropini bahawa hakikat tujuan akan memilih jenis pelajaran yang perlu untuk diikuti.
Langkah 3 dan 4 diintegrasikan dalam realiti meskipun untuk tujuan mempelajari kurikulum. Taba membedakan diantara keduanya, untuk memakai langkah-langkah ini pendidik perlu menformulasikan dulu tujuan-tujuan, sebagaimana halnya mengetahui secara mendalam terhadap isi kurikulum. Begitu juga dengan 5 dan 6 yang bekerjasama dengan tujuan dan isi. Untuk memakai langkah ini secara efektif Taba menganjurkan para pengembang kurikulum untuk memperoleh suatu pengertian terhadap prinsip-prinsip berguru tertentu, taktik konsep yang dipakai, dan urutan belajar. Pada langkah terakhir (7) Taba menganjurkan para pengembang kurikulum untuk mengonsepkan dan merancangkan banyak sekali taktik evaluasi. Model kurikulum Tyler dan Taba dikategorikan ke dalam Rational Model atau Objectives Model.
Kelebihan dari model Taba dan model Tyler ini yakni, Rational Model yang logik strukturnya menimbulkan sebagai dasar yang mempunyai kegunaan dalam perancangan dan pemikiran kurikulum. Model ini telah mengelakkan salah faham, sebuah kiprah yang susah dari perspektif kebanyakan pengembang kurikulum. Para pendidik dan para pengembang kurikulum yang bekerja dibawah model rasional (rational model) memperlihatkan suatu jalan yang tidak berbelit-belit dan mempunyai pendekatan waktu yang efisien. Dalam mengevaluasi proses kurikulum, satu hal yang sanggup dihujahkan yaitu Tyler dan Taba telah mendapat sesuatu yang sifatnya rasional, yang menyokong pembangunan kurikulum setidaknya dari perspektif rasional.

Kelemahan dari model ini iaitu:
a. Latar belakang pengalaman dan kurangnya persiapan diri seorang pendidik untuk berfikir dan menyebarkan pemikirannya secara logik dan sistematik akan mengalami kesulitan dalam memakai model ini.
b. Kurang jelasnya hakikat berguru mengajar, kerana seringkali pembelajaran justru terjadi di luar tujuan-tujuan tersebut.
c. Terlalu berlebihan menekankan pada formula hasil menyerupai mementingkan tujuan sikap (behavior objectives).

Kesimpulan
Kurikulum Taba yaitu salah satu model pengembangan kurikulum yang dihasilkan oleh Hilda Taba dengan memodifikasi model dasar Tyler biar lebih representatif dan sesuai terhadap perkembangan kurikulum di banyak sekali sekolah biar kurikulum bersesuaian dengan pengalaman berguru murid. Adalah menjadi keutamaan kerana peri pentingnya pelaksanaan mediagnosis banyak sekali keperluan murid. Hal ini merupakan langkah penting pertama dari Taba. Tentang apa yang murid-murid inginkan dan perlukan untuk belajar.

Bibliografi
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2011. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Idi, Abdullah. 2010. Pengembangan Kurikulum Teori & Praktik. Jogjakarta : AR-RUZZ Media.


Sumber http://psv3.blogspot.com

Berlangganan Informasi Terbaru:

0 Response to "✔ Kurikulum Model Taba"

Posting Komentar