√ Pembagian Terstruktur Mengenai Iklim
Versi bahan oleh Dibyo S
Faktor-faktor yang menghipnotis iklim di suatu tempat sangat bermacam-macam antara lain letak berdasarkan garis lintang, letak berdasarkan ketinggian tempat, suhu bulanan/tahunan, curah hujan rata-rata, jarak dihitung dengan laut/danau, dan posisi relief dan pegunungan.
1. Iklim Matahari
Iklim matahari yakni yang didasarkan pembagian letak lintang akhir dari penyinaran matahari yang diterima di bumi. Garis lintang di bumi dibagi menjadi dua bagian, yaitu 0o - 90o LU dan 0o - 90o LS. Daerah 0o lintang yakni tempat panas. Daerah makin mendekati 90o lintang suhu semakin dingin.
Dasar perhitungan mengadakan pembagian tempat iklim matahari yakni banyaknya sinar matahari yang diterima oleh permukaan bumi. Pembagian tempat iklim matahari didasarkan pada letak lintang di bumi. Garis lintang di bumi dibagi menjadi dua bagian, yaitu 0o - 90o LU dan 0o - 90o LS. Daerah 0o yakni tempat panas sehingga makin mendekati tempat lintang 90o suhunya semakin dingin.
Berdasarkan garis lintang terdapat pembagian iklim matahari di bumi sebagai berikut.
Daerah subtropik, yaitu tempat yang terletak antara lintang 23 1/5 – 35 di sebelah utara, maupun sebelah selatan ekuator. Dari pembagian iklim tersebut, Indonesia termasuk iklim tropik (iklim panas). Tiap-tiap tempat iklim tropis, subtropis, sedang, dan masbodoh keadaan tumbuhan dan faunanya berbeda-beda.
2. Iklim Junghun
Iklim Junghun yakni iklim berdasarkan tinggi tempat dan jenis tumbuhan yang tumbuh baik.
Makin tinggi suatu tempat di permukaan bumi temperaturnya makin masbodoh dan tekanan udaranya makin kecil. Perbedaan tinggi tempat di permukaan bumi menimbulkan perbedaan jenis tumbuh-tumbuhannya. Ilmuwan asal Jerman berjulukan Junghun membagi empat tingkat tempat tumbuhan berdasarkan tinggi tempat sebagai berikut.
a. Daerah panas (tropik) : tinggi antara 0 - 650 m. Suhu 22o - 26,3oC.
Tanaman: padi, tembakau, tebu, karet, kelapa, dan cokelat.
b. Daerah sedang: tinggi 650 - 1.500 m. Suhu 17,1o - 22oC.
Tanaman: padi, tembakau, kopi, teh, cokelat, dan sayur-sayuran.
c. Daerah sejuk: tinggi 1.500 - 2.500 m. Suhu 11,1o - 17,1oC.
Tanaman: kopi, teh, kina, dan sayur-sayuran.
d. Daerah dingin: tinggi 2.500 m ke atas. Suhu 6,2o - 11,1oC.
Tanaman hanya sebangsa lumut.
3. Iklim Koppen
Iklim Koppen yakni iklim yang berdasarkan suhu bulanan, tahunan, dan curah hujan rata-rata. Penyebaran iklim secara horizontal. Batas pembagian iklim ditentukan oleh batas tumbuh-tumbuhan. Curah hujan dan penguapan sangat besar lengan berkuasa pada perkembangan dan pertumbuhan vegetasi. Tingginya intensitas penguapan menimbulkan air tanah dan tumbuhan hilang.
Bagian dari curah hujan yang menguap tidak bermanfaat lagi bagi pertumbuhan vegetasi sehingga batas tempat iklim ditentukan oleh batas hidup tumbuh-tumbuhan adanya vegetasi lokal merupakan perwujudan keseluruhan iklim yang ada.
Untuk memilih ciri temperatur hujan dan ciri hujan dipakai huruf-huruf besar dan huruf-huruf kecil sebagai berikut.
A : Temperatur normal dari bulan-bulan yang terdingin paling rendah 18oC. Suhu tahunan 20o - 25oC dengan curah hujan rata-rata setahun ± 60 cm.
B : Temperatur normal bulan-bulan yang terdingin di antara 18o - 33oC.
C : Temperatur bulan-bulan terdingin di bawah 3oC.
D : Temperatur bulan-bulan terpanas di atas 0oC.
E : Temperatur bulan terpanas di bawah 10oC.
F : Temperatur bulan terpanas di antara 0o - 10oC.
G : Temperatur bulan terpanas di bawah 0oC.
Ciri-ciri hujan:
B : iklim kering hujan di bawah batas kering
f : selalu basah, hujan jatuh dalam semua musim
s : bulan-bulan yang kering terjadi pada trend panas di belahan bumi tempat yang bersangkutan
w : bulan-bulan yang kering terjadi pada trend masbodoh di belahan bumi tempat yang bersangkutan
m : bentuk peralihan, hujan cukup untuk membentuk hutan dan trend keringnya pendek
Adapun tipe iklim Koppen yakni sebagai berikut.
a. Iklim A, yaitu iklim khatulistiwa yang terdiri atas:
1) Af : iklim hutan hujan tropis Dalam bulan yang paling kering hujannya paling sedikit 6 cm.
2) Aw : iklim sabana
b. Iklim B, yaitu iklim subtropik yang terdiri atas:
1) Bs : iklim stepa
2) Bw : iklim gurun
c. Iklim C, yaitu iklim sedang maritim yang terdiri atas:
1) Cf : iklim sedang maritim tidak dengan trend kering
2) Cw : iklim sedang maritim dengan trend masbodoh yang kering
3) Cs : iklim sedang maritim dengan trend panas yang kering
d. Iklim D, yaitu iklim sedang kontinental yang terdiri atas:
1) Df : iklim sedang kontinental yang selalu basah
2) Dw : iklim sedang kontinental dengan trend masbodoh yang kering
e. Iklim E, yaitu iklim arktis atau iklim salju yang terdiri atas:
1) ET : iklim tundra
2) EF : iklim dengan es infinit Karena iklim di pegunungan memiliki sifat tersendiri maka Koppen masih mengadakan pembagian sebagai berikut.
- Iklim RG : iklim pegunungan di bawah 3.000 m.
- Iklim H : iklim pegunungan di atas 3.000 m.
- Iklim RT : iklim pegunungan sesuai dengan ciri-ciri iklim ET.
Untuk memilih tipe iklim suatu tempat berdasarkan W. Koppen Af, Aw, dan Am sanggup ditetapkan sebagai berikut. Dengan menghubungkan jumlah hujan pada bulan terkering dengan jumlah hujan setahun, secara lurus pada diagram Koppen.
Contoh:
Daerah X jumlah hujan bulan terkering 2,5 cm. Jumlah hujan rata-rata satu tahun 1.250 mm. Jika dihubungkan keduanya lurus terletak pada Aw maka tempat X berdasarkan iklim Koppen tipenya Aw.
4. Iklim Schmidt-Ferguson
Dalam pembagian iklim, Schmidt-Ferguson lebih menitikberatkan tipe curah hujan dan penggolongannya. Adapun langkah-langkah cara penentuannya sebagai berikut.
a. Untuk memilih tipe curah hujan Schmidt dan Ferguson mendasarkan tingkat kebasahan yang disebut gradient (Q).
b. Untuk memilih nilai Q dipakai rumus:
c. Untuk memilih kriteria bulan kering dan bulan berair dipakai pembagian terstruktur mengenai kriteria berdasarkan Mohr sebagai berikut.
1) Bulan kering = bulan yang curah hujannya kurang dari 60 mm.
2) Bulan berair = bulan yang curah hujannya lebih dari 100 mm.
d. Berdasarkan besarnya rasio Q tipe curah hujan penggolongannya sebagai berikut.
5. Iklim Suatu Tempat Berdasarkan Pembagian Iklim Oldeman
Dalam pembagian iklim Oldeman lebih menitikberatkan pada banyaknya bulan berair dan bulan kering secara berturut-turut yang dikaitkan dengan sistem pertanian untuk daerah-daerah tertentu. Oleh sebab itu, penggolongan iklimnya lebih dikenal dengan sebutan zona agroklimat. Zona agroklimat utama dibagi atas 5 subdivisi, masing-masing terdiri atas bulan kering berurutan dan bulan berair berurutan yang dihubungkan dengan masa tanam menyerupai ditunjukkan pada tabel berikut.
Tabel 1.
Subdivisi Periode Kering, Periode Basah Berurutan, dan Masa Tanam (menurut Oldeman)
Walaupun Oldeman tidak menginformasikan faktor-faktor lain yang mempengaruhinya, penggolongan iklimnya lebih praktis, terapan, dan sanggup memberi petunjuk untuk mencari kemungkinan-kemungkinan pemanfaatan lahan pertanian yang lebih produktif.
Sumber http://www.ssbelajar.net/
0 Response to "√ Pembagian Terstruktur Mengenai Iklim"
Posting Komentar