Sejarah Perkembangan Akuntansi Internasional
Timbulnya banyak sekali macam kebudayaan dari banyak sekali wilayah dunia termasuk di dalamnya kebudayaan Babilonia, Asiria, dan Sumeria yang menemukan pemerintahan terorganisasi pertama di dunia. Kebudayaan Mesir yang pada balasannya menjadi titik sentra mesin pembendaharaan dan budaya-budaya lainnya yang mempunyai akuntansi sendiri.
Kontribusi Luca Paciolli
Luca yaitu seorang pastur dari ordo Fransiskus. Beliau menyatakan bahwa tujuan pembukuan yaitu untuk memperlihatkan informasi yang tidak tertunda kepada para pedagang mengenai keadaan aktiva dan utang-utangnya. Debit dan kredit dipakai dalam pencatatan untuk memastikan sebuah pencatatan berpasangan. Paciolli menyarankan semoga tidak hanya nama dari pembeli atau penjual yang dicatat tetapi berupa deskripsi barang dengan ukurannya dan harganya serta syarat pembayaran kapan uang diterima atau dikeluarkan, jenis mata uang yang dipergunakan.
Perkembangan pembukuan pencatatan berpasangan :
Perkenalan terhadap jurnal-jurnal khusus untuk pencatatan dalam transaksi yang berbeda. Terjadinya evolusi pada praktik laporan keuangan periodi. meluasnya sistem pencatatan keuangan berpasangan ke dalam pengaplikasiannya penggunaan akun-akun persediaan yang terpisah untuk jenis barang berbeda adanya kebutuhan akan akuntansi biaya dan kepercayaan yang diberikan kepada konsep-konsep mengenai kelangsungan, periodisitas, dan akrual. Munculnya metode-metode depresiasi
AWAL PERKEMBANGAN, 1930- 1946
Sebagai hasil dari hancurnya bursa saham, periode 1930-1946 praktek akuntansi banyak dipengaruhi oleh praktek Amerika Serikat secara ekstensif.
NYSE / Persetujuan AICPA
Pada tahun 1930, AICPA ( kita akan memakai kependekan ini meskipun nama tidak diubah hingga 1957) memulai suatu perjuangan kerjasama dengan Pasar Bursa Saham New York (NYSE) yang secepatnya mendorong persiapan salah satu dokumen paling utama di dalam pengembangan hukum akuntansi yang sedang dibuat. Komite Khusus AICPA dalam kerjasama dengan pasar bursa bekerja secara tertutup dengan komite Stock List NYSE untuk nengembangkan prinsip-prinsip akuntansi yang diikuti oleh semua perusahaan yang terdaftar dalam bursa. NYSE memperhatikan fakta bahwa perusahaan yang terdaftar sedang memakai suatu variasi besar praktek akuntansi yang tidak diungkap. Pada awalnya, AICPA berpikir bahwa solusi yang terbaik yaitu suatu pendekatan rangkap: (1) pendidikan untuk para pemakai laporan akuntansi mengenai pembatasan laporan dan (2) peningkatan laporan untuk membuatnya lebih informaf bagi para pemakai. Akhirnya, komite AICPA mengusulkan solusi umum berikut pada komite NYSE:
Suatu draft formal dari “lima prinsip-prinsip akuntansi” telah disiapkan oleh komite AICPA dan disetujui oleh komite NYSE pada 22 September 1932. Dokumen ini mewakili lebih dulu perjuangan formal untuk menyebarkan “prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum”. Sesungguhnya, komite AICPA mengungkapkan “prinsip akuntansi yang diterima”. Yang pertama dari Lima prinsip kemudian disatukan sebagai Bab 1 Buletin Riset Akuntansi (ARB) 43.
Pembentukan Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC)
SEC dibuat oleh Konggres pada tahun 1934. Tujuannya yaitu untuk mengurus the Securities Act 1933 dan the Securities and Exchange Act 1934. Dua hal tersebut yaitu perundang-undangan surat-surat berharga nasional yang pertama di AS. Undang-undang 1933 mengatur pengeluaran/emisi surat-surat berharga di pasar antar negara bagian: Undang-undang 1934 terutama semata terkait dengan perdagangan surat-surat berharga. Undang-undang 1933 dan 1934 berunding dengan SEC kedua-duanya mempunyai otoritas yang spesifik dan luas untuk menentukan isi dan format informasi keuangan yang tersimpan dengan SEC. SEC pada awalnya mengijinkan profesi akuntansi untuk menetapkan prinsip-prinsip akuntansi tanpa ada campur tangan. Bagaimanapun, pernyataan yang dibuat oleh SEC pada 1937 dan 1938 memperlihatkan pertumbuhan yang tidak sabar dengan profesi. Pada bulan Desember 1937
Akhirnya, pada 25 April 1938, pesan SEC telah mengirimkan profesi menjadi sangat jelas. SEC mengeluarkan Release Seri Akuntansi (ASR) no.4
Pesan yang terkandung dalam hal ini adalah, bahwa kecuali jikalau profesi mendirikan suatu tubuh otoritas untuk menyebarkan standar akuntansi, SEC menentukan praktek akuntansi yang sanggup diterima dan metode perintah untuk kinerja file laporan.
Komite Prosedur Akuntansi, 1936- 1946
Pada tahun 1933, AICPA membentuk komite khusus Pengembangan Prinsip-Prinsip Akuntansi, tetapi komite ini hanya sementara dan kemudian digantikan oleh komite Prosedur Akuntansi (CAP) pada 1936, yang secara relatif tidak aktif hingga 1938. Bagaimanapun, pada 1938, terutama semata oleh Kebijaksanaan gres SEC dalam ASR 4, CAP telah diperluas dari 7 hingga 21 anggota dan menjadi jauh lebih aktif.
CAP yang pada awalnya ingin menyebarkan suatu pernyataan prinsip-prinsip akuntansi yang menyeluruh sebagai suatu panduan umum untuk solusi permasalahan simpel yang spesifik. Bagaimanapun, yang paling dirasakan selama lima tahun terakhir untuk menyebarkan pernyataan tersebut.
CAP, bertindak sebagai jawaban atas ASR 4, mulai 1939 mengeluarkan statemen atas prinsip-prinsip akuntansi yang utama “otoritas pendukung yang substansial”. Sepanjang periode tahun keduanya 1938-1939, CAP mengeluarkan 12 Buletin Riset Akuntansi (ARB). CAP yaitu tubuh dari SEC dan sering merundingkan SEC untuk menentukan apakah yang diusulkan dalam ARB akan sanggup diterima oleh komisi pengawas.
Tidak semua unsur akuntansi bahagia dengan hukum akuntansi yang dikembangkan periode ini. Anggota AAA memperlihatkan suatu pendekatan deduktif perumusan akuntansi sebagai lawan pendekatan induktif yang sebagian besar informal yang dipekerjakan oleh CAP.
Era perkembangan ini tidak menghasilkan suatu yang menyeluruh dari satuan prinsip-prinsip akuntansi. Bagaimanapun, membuat dua bantuan sangat penting. Pertama, praktek akuntansi, terutama dalam kaitan dengan keseragaman, meningkatkan dengan mantap. Yang kedua, sektor swasta dengan berpengaruh dibuat sebagai sumber untuk pembuatan kebijakan akuntansi Amerika Serikat. Ketika Perang Dunia II mulai, pengembangan hukum akuntansi berjalan dengan lambat. Sepanjang tahun peperangan, CAP hampir secara langsung berhadapan dengan permasalahan akuntansi yang menyertakan transaksi peperangan. ARB 13 mengeluarkan antara Januari 1942, dan September 1946, tujuh dihadapkan dengan permasalahan terkait dengan perang dan tiga dengan istilah.
PERIODE SETELAH PERANG DUNIA 1946- 1959
Lonjakan ekonomi yang lebih besar terjadi pada periode sehabis perang dibanding 1920an. Industri memerlukan sejumlah modal yang masif dalam rangka memperluas. Perluasan, pada gilirannya, membuat lebih banyak pekerjaan dan lebih banyak uang dalam ekonomi. Dorongan pasar bursa, industri mulai dengan aktif menyadap uang yang tersedia dari masyarakat. Pada 1940, diperkirakan empat juta pemegang saham di Amerika Serikat. Pada 1952, jumlahnya tumbuh menjadi tujuh juta; di tahun 1962, jumlahnya telah mencapai 17 juta. Hal ini, belahan besar Publik Amerika mempunyai ketertarikan pada investasi langsung keuangan di dalam korporasi.
Laporan keuangan perseroan yaitu suatu sumber informasi yang penting untuk keputusan keuangan. Dalam hal ini, laporan keuangan dan hukum akuntansi yang dipakai untuk menyiapkannya mendapat perhatian secara luas. Untuk pertama kali, kebijakan akuntansi dibuat menjadi suatu topik penting dalam tekanan keuangan. Masalah yang utama yaitu salah satu dari keseragaman atau perbandingan laporan pendapatan antar perusahaan yang berbeda.
ARB 32 dan SEC
ARB 18 telah dikeluarkan dari 1946 hingga 1953 oleh CAP. Walaupun panitia telah sukses menghapuskan banyak keraguan praktek akuntansi pada 1930, taktik membuat suatu rangkaian persoalan gres sepanjang 1940an simpulan dan awal 1950an. Ketika menghapuskan keraguan praktek akuntansi, CAP gagal untuk membuat rekomendasi positif untuk prinsip akuntansi umum. Sebagai hasilnya, ada suatu kelebihan persediaan prinsip-prinsip akuntansi yang baik. Banyak praktek alternatif tetap berlanjut sebab tidak ada dasar dari teori akuntansi akuntansinya. Situasi ini mendorong konflik antara CAP dan SEC.
Konflik yang pernah dipublikasakan yaitu wacana ikhtisar rugi keuntungan yang semuanya terhadap arus kinerja operasi yang dicapai. CAP mencicipi operasi arus pemanfaatan yang dicapai meningkat dibandingkan laporan pendapatan antar perusahaan dan antar tahun untuk perusahaan yang sama. Baik kerugian dan keuntungan luar biasa, menunjukkan, pengeluaran dan pendapatan netto di bawah konsep kinerja operasional yang dicapai. Sebagai konsekwensi, CAP mengeluarkan ARB 32 untuk merekomendasikan konsep itu.
Pada 1950, SEC mengusulkan suatu perkembangan ke Peraturan S-X memakai semua konsep yang tercakup. Proposal ini secara langsung bertentangan dengan ARB 32. Sesudah itu, CAP dan SEC mencapai suatu persetujuan kompromi mengenai ARB 3 di mana pos-pos luar biasa (disebut item khusus) merupakan item yang terakhir pada ikhtisar rugi laba.
Price-Level Masalah
Pada simpulan 1953, profesi akuntansi menjadi terus meningkat terkait dengan akuntansi di bawah kondisi-kondisi mengubah level harga. Para pelaku profesi hampir seluruh perhatiannya tertuju pada persoalan ini. Setelah tiga tahun telah ada dalam kemajuan pengembangan prinsip-prinsip akuntansi. Daya dorong yang utama price-level debat berkaitan dengan biaya penyusutan. Biaya Penyusutan berdasar pada biaya historis tidak diukur dengan teliti atas ukuran penggunaan modal tetap terhadap daya beli sekarang. Hasilnya yaitu suatu pernyataan wacana laporan pendapatan netto yang berlebihan. Secara umum, profesi balasannya menetapkan untuk mencerminkan perubahan daya beli akan mengacaukan para pemakai laporan keuangan. Sebagai hasilnya, menangguhkan price-level debat selama bertahun-tahun dan mengarahkan perhatiannya lagi pada pengembangan standard akuntansi keuangan.
Tahun penutupan CAP
Tahun dari 1957 hingga 1959 diwakili periode transisi dalam pengembangan standard akuntansi Amerika Serikat. Kritik CAP meningkat hingga akhirnya, presiden AICPA, Alvin R. Jennings, menuntut suatu pendekatan gres kepada pengembangan prinsip-prinsip akuntansi.
Peningkatan Kritik
Sepanjang pertengahan dan simpulan 1950an, ketertarikan akan pengembangan prinsip-prinsip akuntansi tumbuh di dalam dan di luar profesi.
Spacek melihat profesi untuk menyiapkan suatu statemen yang menyeluruh dari prinsip-prinsip akuntansi dasar. Ia tidaklah sendiri. Pada 1957, AAA telah menerbitkan suatu statemen konsep dasar dan definisi di mana sedikitnya mencoba suatu pendekatan deduktif. Dari permulaan seluruhnya, CAP yang telah membuang penyusunan suatu pendekatan deduktif. Sesungguhnya, panitia yang yang telah mengabdikan waktunya pada pemecahan persoalan yang spesifik dengan meresepkan hukum bertahap tanpa menyebarkan prinsip pokok akuntansi keuangan, sangat sedikit suatu teori yang menyeluruh.
Suatu Pendekatan Baru
Alvin R. Jennings mengirim bunyi bersejarah pada 1957 di Pertemuan tahunan AICPA. Ia mengusulkan suatu reorganisasi AICPA untuk mempercepat pengembangan prinsip-prinsip akuntansi. Jennings menekankan kebutuhan akan riset sebagai belahan dari proses ini. Dengan kata lain, ia menuntut suatu pendekatan konseptual untuk menggantikan bertahap metode yang telah diikuti selama 20 tahun oleh CAP. Profesi Akuntan menyiapkan diri untuk mempertimbangkan Pendekatan gres Jenning. AICPA menyediakan suatu Panitia Khusus atas Program Riset, yang menuntaskan laporannya kurang dari satu tahun. Laporan ini menjadi “akte pendirian” untuk Dewan Prinsip-Prinsip Akuntansi (APB) dan Divisi Riset Akuntansi. Laporan menekankan pentingnya riset dalam menetapkan standard akuntansi keuangan:
CAP mengeluarkan total 51 ARB selama keberadaannya. Salah satu dari ini, tidak ada. 43, mewakili suatu uraian gres dan revisi yang pertama buletin 42. Bagian-bagian besar ARB 43 sisa berlaku hingga hari ini. Sepanjang kehidupan CAP, ARB terus meningkat diakui sebagai wewenang dan mempunyai suatu imbas pada praktek akuntansi.
PERIODE MODERN, 1959 – sekarang
“Piagam” yang di ciptakan APB dan Divisi Riset Akuntansi menyebut dua pendekatan untuk pengembangan prinsip-prinsip akuntansi. Divisi Riset yaitu semi otonom. Dimiliki direktur, yang mempunyai otoritas untuk menerbitkan inovasi staff riset, dan secara langsung diabdikan bagi pengembangan prinsip-prinsip akuntansi yang tidak bertanggung-jawab kepada panitia teknis AICPA. Dalam menetapkan riset apa yang akan dirancang, eksekutif riset harus lebih dulu berunding dengan pimpinan APB. Jika keduanya menentang, APB secara keseluruhan menentukan proyek apa yang akan dilakukan divisi riset. Hasil proyek divisi riset akan diterbitkan dalam wujud Studi Riset Akuntansi (ARS). Studi ini akan menyajikan dokumentasi terperinci, semua aspek dari permasalahan tertentu, dan rekomendasi atau kesimpulan. Terutama sekali, dua hal menyebutkan laporan panitia khusus: (1) “dalil dasar akuntansi” dan (2) “satuan prinsip-prinsip akuntansi yang dikoordinir” didasarkan pada dalil.
Menurut bentuknya, APB serupa dengan CAP. Mempunyai dari 18 hingga 21 anggota, kesemuanya yaitu anggota AICPA. Mereka mewakili perusahaan CPA kecil dan besar, akademi, dan industri swasta. Harapannya yaitu bahwa pendapat APB akan didasarkan pada studi divisi riset. Dua pertiga dari dominan telah menyiapkan pendapat dan disclaimers dari perselisihan anggota yang diterbitkan.
Awal tahun penerapan APB ditandai dengan kegagalan dan keragu-raguan. Riset yang dihasilkan oleh APB tidak diterima dengan baik oleh lembaga-lembaga professional, dan perdebatan wacana kredit pajak investasi menjadikan timbulnya persoalan yang serius terhadap otoritas dewan pengurus CPA.
Pada bulan November, 1962 APB menerbitkan opininya no.2, wacana kredit pajak investasi. Lembaga-lembaga professional membagi persoalan tersebut yaitu wacana bagaimana menghitung investasi kredit pajak menjadi dua cara yaitu: (1) mengenali keuntungan yang diterima dari pajak setiap tahunnya, dengan memakai flow-through method (2) mengenali keuntungan pajak dari nilai hemat aktiva, yang disebut dengan deferral method.
The Embattled APB
Selama tahun 1965-1967, kritik terhadap APB masih terus berlanjut melalui media press. Selama periode ini IPB telah mengeluarkan tujuh pendapat termasuk tiga diantaranya yang mendapat catatan. APB opini no. 8 Accounting for the Cost of Pension Plans, APB opini no.9 wacana ekstra ordinary items dan earning per share, serta APB no. 11 wacana alokasi pajak pendapatan, kestiga opini tersebut menjadikan hasil penelitian sebagai sumber dalam mengeluarkan pendapat. dan diakhir tahun 1967 organisasi ini telah memperlihatkan sebagaimana mestinya sebuah organisasi melalui cara yang benar.
ARS 7 dan APB Statement 4
Sejak pelaku profesi akuntansi menolak ARS 1 dan ARS 3, dibuat sebuah komisi untuk penelitian yang lain. Hal ini bertujuan untuk mendiskusikan konsep dasar dari prinsip akuntansi dan merangkum hal yang sanggup diterima dalam prinsip dan praktek.
Sebagai rujukan ARS 7 oleh Paul Grady “ Inventory of Generally Accepted Accounting Principles For Business Enterprise “ sanggup dikatakan sukses, sebab diterima oleh kalangan profesi. Study tersebut merupakan jadwal penelitian dari Special Committee.
Karena melihat adanya kemungkinan kegagalan dalam pembyatan prinsip akuntansi, Special Committee merekomendasikan untuk membuat sebuah tujuan dan batasan dari laporan keuangan, menentukan prinsip akuntansi yangdapat diterima, dan mendefinisikan Prinsip Akuntansi yang Berterima Umum secepat mungkin.
Namun sesudah dikeluarkan APB no. 4 ternyata statement ini gagal dikarenakan tdak mempunyai hukum yang authoritative dan mempunyai kegagalan pada pembuatan dasar postulate dan prinsip akuntansi.
Setelah kegagalan tersebut kritik terhadap APB terus berlanjut, kritik ini didasari dengan :
Risiko dari opini APB yang dikeluarkan atas persoalan yang cakupannya terlalu sedikit dan terlambat dalam prosesnya.
Adanya persoalan dengan dunia bisnis yang ditunjukkan atas pembuatan standart yang terlalu usang dan terlalu banyak campur tangan dari luar dalam pembuatanya.
menanggapi hal ini APB berniat untuk berkembang menjadi Financial Accounting Standart Board (FASB)
Pada 1972 Wheat dan Trueblood Committee yaitu tubuh yang di bentuk APB melaporkan pelelitiannya. Wheat pada maret 1972 memberikan laporan yang pada dasarnya wacana :
1. Pendirian Financial Accounting Foundation (FAF).
2. Pendirian Financial Accounting Standards Board (FASB).
3. Pendirian Financial Accounting Standards Advisory Council (FASAC).
rekomendasi tersebut diterma oleh AICPA council pada juni 1972; dan FASB berdiri
pada 1 juli 1973
Sementara laporan dari study Trueblood diasmpaikan sesudah FASB berdiri, laporan tersebut berisi wacana beberapa tujuan dari laporan keuangan. dan tidak memperlihatkan saran apapun pada tataran implementasi.
Periode Kontemporer
FASB selalu mengedepankan adanya pembuatan kerangka konseptual , yang secara menyeluruh dipakai untuk mengatur “konstitusi” untuk proses pembuatan standar.
struktur dari financial accounting standard mengalami perbaikan semenjak FASB bangun tahun 1973. Hasil modifikasi selesai dibuat atas rekomendasi komite dari Financial Accounting Fondation (FAF) in 1977.
FAF mempunyai enam anggota sponsor organisasi : AAA, AICPA, Financial Analisyst Federation, Financial Executives Institute (FEI), Institute of Mnagement Accountants (IMA), dan Securities Industry Association. Tanggung jawab dari FAF yaitu menentukan dewan standar
The Structure of the Board’s Constituency Relationships
Usaha mengikis kekuatan FASB
Beberapa organisasi mencoba untuk membatasi atau membatasi kekuatan legislative FASB. Ketika tanggungjawab untuk standar penyusunan ditransfer dari AICPA ke FASB, AICPA menyusun Accounting Standar Executive Committee (AcSEC) di tahun 1972 menjalankan sebuah fungsi kekarabatan antara AICPA dan FASB. Komite ini merespon untuk mendiskusikan memo, komentar peserta, dan belahan pembuakan yang menyiapkan kertas keputusan untuk FASB yang ditambah kegiatan pokok dari panitia.
Investigasi kongres
Banyak perubahan organisasi mengakibatkan suatu kejadian dikarenakan pemeriksaan kongres. Tujuan perubahan tersebut adalah
kekuatan proses auditing dan bangun sendirinya auditor
menjamin pelaksanaan dengan satandar yang tinggi dari pelaksanaannya tidak hanya CPA perindividual namun juga dari perusahaan CPA dibawah system pengatur efektif
menjamin besarnya partisipasi oleh perwakilan publik dalam persoalan profesi
didirikannya antara publik dan sebagian perusahaan kecil non publik untuk tujuan dalam pengambilak teknik standar menambah keefektivan profesi dalam membutuhkan jasa publik.
Krisis pertanggungjawaban di akuntan publik
Krisis pertanggungjawaban di akuntan publik merupakan persoalan yang sangat penting terlihat oleh seluruh profesi. Hal itu pemfokusan yang angker untuk menjatuhkan audit kedalam prosedur pendeteksi kecurangan.
Menghendaki auditor untuk melaporkan ke SEC, di dalam kasus perusahaan dagang umum, jikalau administrasi dan eksekutif tidak mempunyai undang-undang untuk membersihkan situasi. Tentunya, auditor ikut andil jikalau ada kesalahan untuk disudutkan atas kesalahan mengaudit untuk memotong biaya sebagai hasil “lowball” penawaran audit atas ketidak efisienan supervisor dan rendahnya tingkat keputusan.
Peran dari AICPA, SEC, dan Badan lainya
AICPA mempunyai kiprah dan tanggung jawab atas pembuatan auditing standar board . kiprah lain dari AICPA untuk mengawasi dan mengatur kompetisi dari kantor akuntan atas jasa terhadap klien. Tentunya, auditor ikut andil jikalau ada kesalahan untuk disudutkan atas kesalahan mengaudit untuk memotong biaya sebagai hasil “lowball” penawaran audit atas ketidak efisienan supervisor dan rendahnya tingkat keputusan.
SEC membuat wacana hukum untuk memberdayakan wacana praktek akuntansi. dan dalam kebijakanya mendukung secara umum wacana private sector standar dan FASB secara kususnya.
AAA berperan dalam pembuatan standar akuntansi, dan selama beberapa tahun menjadi sposor bagi pembuatan pernyataan prinsip akuntansi.
FEI mempunyai kiprah dalam banyak sekali macam proyek penelitian wacana akuntansi dan hal yang bekerjasama dengan akuntansi.
IMA mempunyai kiprah dalam dalam penelitian dan publikasi dalam bidang akuntunsi administrasi dan biaya.
REFERENSI:
Yadiati,Winwin.2007.Teori Akuntansi Suatu Pengantar.Jakarta:KencanaRiahi,Ahmed.2006.Accounting Theory.Jakarta:Salemba Empat
Niswonger,Warren,Dkk.1999.Prinsip-Prinsip Akuntansi.Jakarta:Erlangga
www.gudangkuliah.com
Sumber http://yuliana-ekaputri.blogspot.com
0 Response to "Sejarah Perkembangan Akuntansi Internasional"
Posting Komentar