√ Bentuk Muka Bumi Di Daratan

Versi bahan oleh D Endarto


Bentuk - bentuk Muka Bumi di Daratan - Dari hasil tenaga endogen dan tenaga eksogen kita dapatkan bentuk-bentuk muka bumi berupa daratan ibarat berikut.



  • Pegunungan


Karena adanya pertumbukan dua lempeng litosfer maka akan terjadi suatu proses pelipatan kulit bumi. Hal ini terbentuk sebab kerak samudra menekan dengan arah mendatar, sehingga pada kerak benua di beberapa wilayah terbentuk suatu pegunungan lipatan. Makara sanggup kita pastikan bahwa pada setiap zona tumbukan dua lempeng jalurjalur pegunungan yang memanjang.

Contoh jalur-jalur pegunungan yang melewati daerah Indonesia yaitu sebagai berikut.

a) Pegunungan Sirkum Mediterian
Pegungan Sirkum Mediterian yang memanjang mulai dari pegunungan atlas (Afrika Utara) yang bersambung dengan Pegunungan Alpen (Eropa Selatan) dan Pegunungan Himalaya (Asia). Akhir jalur pegunungan tersebut berbelok ke selatan dan berangkai dengan pegunungan lipatan di wilayah Indonesia. Pada daerah Kepulauan Indonesia,  rangkaian jalur Pegunungan Sirkum Mediterian terbagai menjadi:
(1) Busur dalam
Busur dalam merupakan rangkaian pegunungan yang bersifatr vulkanis, artinya selain merupakan rangkaian pegunungan lipatan juga merupakan daerah kegunungapian. Busur dalam membentang sepanjang Bukit Barisan (Sumatra) rangkaian pegunungan vulkanis di Pulau Jawa, Pulau Bali, Pulau Sumatra, Pulau Flores, Pulau Alor, Pulau Solor, Pulau Wetar, Kepulauan Banda, dan terakhir berhenti di Pulau Saparua.
(2) Busur luar
Busur luar merupakan suatu rangkaian pegunungan nonvulkanis, namun hanyalah sebuah formasi pegunungan lipatan. Busur luar kenampakannya ada yang berada permukaan maritim dan ada yang di bawah permukaan laut. Busur luar ini berawal dari Pulau Simule, Pulau Nias, Kepulauan Mentawai, Pulau Enggano, karam sepanjang pecahan selatan Pulau Jawa, muncul kembalai di Pulau Sawu, Pulau Roti, Pulau Timor, Pulau Babar, Kepulauan Kai, Pulau Seram, dan terakhir berhenti di Pulau Buru.

b) Jalur Pegunungan Lipatan Busur Australia (Busur Irian)
Deretan pegunungan ini diawali dari Pegunungan Alpen Australia kemudian melewati Papua lewat ekor Papua (Papua New Guinea) dan melewati daerah utara Pantai Papua dan terkahir berhenti di Pulau Halmahera serta daerah pulau-pulau kecil di sekitar Pulau Halmahera.

c) Pegunungan Sirkum Pasifik
Deretan pegunungan ini bermula dari Pegunungan Andes (Benua Amerika Selatan) kemudian menyambung dengan Pegunungan Rocky (Benua Amerika Utara), kemudian berbelok arah ke Kepulauan Jepang dan menyambung dengan pegunungan-pegunungan di Kepulauan Filipina. Kemudian memasuki daerah Indonesia jalur Pegunungan Sirkum Pasifik ini bercabang dua.
(1) Cabang I, berawal dasri Pulau Luzon (Filipina Utara) menyambung dengan Pulau Pahlawan (utara Kaliamntan) dan Kepulauan Sulu.
(2) Cabang II, berawal dari Pulau Luzon (Filipina Utara) menyambung ke Pulau Samar kemudian ke Pulau Mindanau (Filipina Selatan) terus ke Kepulauan Sangihe dan terakhir di Pulau Sulawesi.



  • Gunung


Gunung yaitu suatu jenis bentuk muka bumi yang terdiri dari lereng dan puncak. Jika kelerengannya kurang dari 45O dinamakan gunung dengan kelerengan landai, kalau lebih dari 45O dinamakan gunung dengan kelerengan curam, dan kalau kelerengan 90O dinamakan tegak.


Dilihat dari acara vulkanisnya (tingkat intensitasnya) gunung sanggup dibedakan menjadi tiga jenis.

a) Gunung aktif, yaitu suatu gunungapi yang masih aktif melaksanakan kegiatan vulaknisme sampai sekarang. Dicirikan dengan adanya asap pada pecahan kawah, adanya gempa tektonik di sekitar daerah gunungapi tersebut, dan adannya letusan-letusan (erupsi) secara terencana maupun periodik. Contoh: Gunung Merapi, Gunung Tangkuban Perahu, Gunung Anak Krakatau, Gunung Tengger, dan Gunung Gamalama.

b) Gunung istirahat, yaitu gunungapi yang sudah tidak menunjukkan acara vulkanisme namun masih berpotensi untuk bangun kembali untuk melaksanakan acara vulkanismenya. Contoh: Gunung Kelud, Gunung Ungaran, Gunung Merbabu, dan Gunung Ciremai.

c) Gunung mati, yaitu gunungapi yang semenjak tahun 1600 sudah tidak menunjukkan tandatand acara vulkanismenya lagi. Contoh: Gunung Patuha, Gunung Sindoro, Gunung Sumbing, dan Gunung Maria.

Dalam membahas wacana rangkaian gunungapi yang ada di Indonesia sanggup dikategorikan menjadi lima kelompok.
a) Kumpulan Sunda, yaitu kelompok gunungapi yang berawal di daerah Sumatra, Jawa, Bali, Sumba, dan Alor.
b) Kumpulan Banda, yaitu kelompok gunungapi di dasar maritim yang berasal dari pemekaran dasar samudra, terletak di daerah Laut Banda dan pulau kecil lainnya.
c) Kumpulan Halmahera, terdapat di daerah Pulau Halmahera, berpusat di daerah tengah yaitu antara daerah Tobelo dan Makian. Contoh: Gunung Tidore dan Gunung Maitara.
d) Kumpulan Bothain, terdapat di sebelah selatan Sulawesi, merupakan kompleks gunungapi yang sudah renta jumlahnya banyak tetapi sudah tidak aktif lagi.
e) Kumpulan MInahasa dan Sangihe, yaitu kelompo gunungapi yang aktif di Indonesia. Contoh: Gunung Lokon dan Gunung Soputan.

Di Indonesia terdapat 400 gunungapi tetapi yang masih aktif hanya sekitar 80 buah saja. Namun banyak pula gunungapi yang sudah dianggap mati, tetapi tiba-tiba menunjukkan acara vulkanisnya lagi. 

Tercatat letusan-letusan dahsyat di gunungapi di Indonesia.
(1) Gunung Krakatau meletus tahun 1883
(2) Gunung Merapi meletus tahun 2005 (1930 terhebat)
(3) Gunung Kelud meletus tahun 1919
(4) Gunung Galunggung meletus tahun 1982
(5) Gunung Tambora meletus tahun 1815
(6) Gunung Agung meletus tahun 1962



  • Dataran


Berdasarkan ketinggiannya,dataran dibedakan ibarat berikut.

a) Dataran rendah
Dataran rendah yaitu daerah yang rendah dan landai. Pada umumnya ketinggian daerah tersebut kurang dari 100 meter di atas permukaan laut. Dataran rendah sanggup berbentuk rata atau bergelombang lemah. Adapun jenis-jenis dataran rendah dari hasil endapan yaitu dataran alluvial, dataran banjir, dan dataran delta.

b) Dataran tinggi
Dataran tinggi yaitu suatu daerah yang memiliki ketinggian sama lebih tinggi dari daerah sekitarnya dan terbentuk dari lapisan-lapisan batuan yang horizontal (disebut juga plateau). Dalam pengertian geomorfologi (ilmu wacana bentuk muka bumi atau bentuk landscape), plateau yaitu suatu daerah yang memiliki ketinggian sama sebagai akhir adanya pengangkatan dan struktur batuannya horizontal dan berlapis-lapis. Contoh dataran tinggi yaitu Dataran Tinggi (Plateau) Wonosari (DIY), Plateau Jampang (Jawa Barat), Plateau Bandung, Plateau Dieng (Jawa Tengah), Plateau Sentral (Perancis), Plateau Australia Barat, Plateau Dekan, Plateau Gayo, Plateau Toba, Plateau Ranah, Plateau Alas dan Plateau Malang.

c) Lembah
Lembah merupakan ledokan atau basin (daerah rendah) yang terletak di antara dua pegunungan atau dua gunung. Lembah di daerah pegunungan lipatan disebut lembah sinklinal. Lembah di pegunungan patahan disebut graben atau slenk, dan lembah di daerah yang bergunung-gunung disebut lembah antarpegunungan. Jika lembah itu cekung ibarat mangkuk, disebut basin. Jadi, lembah yaitu daerah yang memiliki kedudukan lebih rendah kalau dibandingkan dengan daerah sekitarnya. Contohnya Lembah Serayu, Lembah Sindoro Sumbing, Lembah Sianok, dan Basin Wonosari.

d) Cekungan
Cekungan yaitu bentuk muka bumi yang membentuk ledokan (seperti mangkok). Bagian yang rendah pada suatu cekungan disebut dasar cekungan, yang dikelilingi oleh pecahan pegunungan yang miring. Skala cekungan dari beberapa km sampai puluhan kilometer.

e) Lipatan (Fold)
Lipatan yaitu suatu kenampakan yang diakibatkan oleh tekanan horizontal dan tekanan vertikal pada kulit bumi yang plastik. Lipatan terjadi sebab adanya tenaga endeogen yang bekerja pada satu garis dalam lapisan sedimen dengan tekanan tangensial (arah horizontal). Akibat tekanan tangensial terjadi pelengkungan pada lapisan sedimen.

Pada awalnya, tekanan in menimbulkan terbentuknya lipatan simetri/tegak. Lapisan yang melengkung mungkin membentuk lipatan yang besar, punggung lipatan atau antiklinal dan lembah lipatan atau sinklinal. Lembah sinklinal yang sangat luas disebut geosinklinal. Daerah ladang minyak bumi di Indonesia umumnya terletak pada daerah geosinklinal yang oleh J.H.F.Umgrove disebut idiogeosinklinal.

Beberapa tipe lipatan.
(1) Lipatan tegak/simetri (Symmetrical folds), yaitu suatu lipatan yang bidang sumbunya memiliki jarak yang sama terhadap kedua sayapnya atau lipatan yang bidang sumbunya sanggup membagi lipatan tersebut menjadi dua pecahan yang sama.
(2) Lipatan miring (Asymmetrical folds), terjadi sebab arah tenaga horizontal tidak sama atau tenaga radial lebih kecil daripada tenaga tangensial.
(3) Lipatan reban (overturned folds), yaitu lipatan reban ini terjadi sebab arah tenaga horizontal yang berasal dari satu arah atau mayoritas dari satu arah saja.
(4) Lipatan kelopak, yaitu lipatan yang memiliki bidang aksial rebah dan horizontal.
(5) Lipatan isoklinal, yaitu lipatan yang terjadi secara intensif, di mana dalam jarak yang sangat bersahabat terdapat aneka macam antiklin.

f) Patahan (Fault)
Patahan yaitu kulit bumi yang patah atau retak sebab adanya dampak tenaga horizontal dan atau tenaga vertikal pada kulit bumi yang tidak plastis. Daerah retakan seringkali memiliki bagian-bagian yang terangkat atau tenggelam. Jadi, berubah dari keadaan semula, kadang bergeser pula dengan arah mendatar, bahkan mungkin sesudah terjadi retakan bagian-bagiannya tetap di tempat.

Tenaga endogen yang bekerja pada kulit bumi secara horizontal dan vertikal sanggup menimbulkan lapisan kulit bumi menjadi retak atau patah. Bidang tempat retak atau patahnya kulit bumi itu disebut bidang patahan. Bidang patahan yang telah mengalami pergeseran disebut fault atau sesar.

Pergeseran di daerah patahan mungkin vertikal, mungkin mendatar, mungkin pula miring, bergantung kepada arah tenaga penyebabnya. Penyebabnya sanggup berupa tarikan, artinya dua tenaga yang saling menjauh, mungkin juga berupa tekanan.

Beberapa jenis sesar, antara lain yaitu sebagai berikut.
(1) Sesar mendatar, yaitu sesar yang tegak lurus dengan pergeseran horizontal walaupun ada sedikit gerak vertikal.
(2) Sesar naik dan sesar turun. Apabila tanda-tanda pensesaran yang atap sesarnya bergeser relative turun terhadap bantalan sesar disebut sesar turun/ sesar normal/sesar biasa. Gejala pensesaran yang atap sesarnya seperti bergerak ke atas (vertikal) disebut sesar naik/reverse faults atau thrust. Jika jarak pergeseran itu sangat kecil sehingga seperti belum terjadi patahan, akan terbentuk sebuah kedik yang disebut fleksur.


 Dari hasil tenaga endogen dan tenaga eksogen kita dapatkan bentuk √ BENTUK MUKA BUMI DI DARATAN


(3) Graben dan horst, yaitu sebuah jalur batuan yang terletak di antara dua bidang sesar yang hampir sejajar dan panjang. Bagian yang meninggal atau muncul terhadap daerah sekitarnya disebut horst/pematang/lurah sesar/sembul.


 Dari hasil tenaga endogen dan tenaga eksogen kita dapatkan bentuk √ BENTUK MUKA BUMI DI DARATAN


Di Indonesia terdapat juga tanda-tanda horst dan graben, contohnya di Semangko (Sumatra) dan Piyungan (Yogyakarta). Lembah Rhein yaitu rujukan graben yang populer di Eropa Barat, sedangkan Vogezen dan Schwarzwald merupakan horstnya. Graben di Afrika Timur dikenal dengan nama Graben Afrika Timur. Lembah Jordan dan Laut Mati juga merupakan graben, sedangkan Dataran Tinggi Judea dan Trans Jordania sebagai horstnya.
(4) Pegunungan patahan (Block Montain) Block Mountain timbul akhir dari tenaga endogen berbentuk retakan-retakan di suatu daerah, ada yang naik, ada yang turun, dan ada pula yang bergerak miring sehingga terjadilah satu komplek pegunungan patahan yang terdiri atas balok-balok litosfer yang disebut dengan block mountain.


 Dari hasil tenaga endogen dan tenaga eksogen kita dapatkan bentuk √ BENTUK MUKA BUMI DI DARATAN


(5) Sesar tangga (Step Faulting)
Seperangkat tanda-tanda sesar turun dengan arah lemparan yang sama disebut step faulting. Step faulting ialah sesar bentuk tangga. Sebuah pegunungan yang mengandung banyak patahan disebut kompleks pegunungan patahan.


 Dari hasil tenaga endogen dan tenaga eksogen kita dapatkan bentuk √ BENTUK MUKA BUMI DI DARATAN


Sumber http://www.ssbelajar.net/

Berlangganan Informasi Terbaru:

0 Response to "√ Bentuk Muka Bumi Di Daratan"

Posting Komentar