Cerita Pendek Inspiratif - Kisah Seorang Pelukis Tiga Dimensi

Ini yaitu kutipan dari buku " Aktifkan Kekuatan Pikiran Bawah Sadar " karya Bpk. Eric Siregar., saya sangat terharu dikala membaca kisah positif ada pada buku tersebut makanya saya kutip aja disini biar banyak yang merasakan manfaat dan bisa menjadi ide untuk terus berkarya.


 saya sangat terharu dikala membaca kisah positif ada pada buku tersebut makanya saya ku Cerita Pendek Inspiratif - Kisah Seorang Pelukis Tiga Dimensi
Cerita ini bermula dikala suatu hari saya sedang berjalan-jalan mengantarkan kawan yang ingin melihat taman wisata Kaliurang. Salah satu tujuan yang ingin ia hadiri yaitu gardu pandang lantaran yaitu dari tempat itu kita bisa melihat dengan  jelas Gunung Berapi. Saat berjalan kaki dari parkiran kami melihat sosok yang mencuri perhatian : seorang bapak berkursi roda sedang memberikan lukisan 3 dimensinya. Awalnya saya tidak terlalu tertarik untuk melihat lebih jauh, lantaran yaitu tujuan saya dikala itu spesialuntuk untuk mengantarkan kawan yang ingin melihat indahnya Gunung Merapi.

Tapi ada satu hal yang menciptakan saya terganggu. Telinga saya sensitive sekali mendengar dialeknya. Teman saya kemudian berkomentar. ‘Ah, kayaknya masih orang kau juga tuh. “ dengan tertawa kecil saya mengiyakan pernyataannya. Pulang dari gardu pandang say memberanikan diri untuk menanyakan asal bapak berkursi roda itu. Dia memberikan bahwa ia orang Batak, dan keluarganya kebetulan berasal dari tempat papa saya dibesarkan…( hehe..Batak ketemu Batak nih ceritanya) .
                         
Dari sini, dongeng ini mulai berkembang….
Saya makin berani untuk menelisik sejak kapan bapak itu mulai menciptakan lukisan 3 dimensi. Dia menjawaban. “ saya melakukan ini sejak saya menderita kelumpuhan pada kaki aku’. Alangkah tercengangnya aku. Saya pikir ia sudah cacat sejak lahir. Lalu spontan saya bertanya kenapa ia bisa mengalami abnormalitas tersebut.
Dia pun menceritakan. Peristiwa itu bermula pada 1979. Saat itu ia bekerja di sebuah perusahaan penebangan sebuah pohon di Kalimantan. Dia orang lapangan dan terjun langsung, ikut menebang pohon. Sewaktu menebang sebuah pohon,  belum final sepenuhnya, pohon itu ambruk tertiup angin yang sangat kencang ke posisi bapak beserta kawan kawannya berdiri. Teman-kawannya bisa berlari menghindar, namun naas baginya, batang kayu itu menimpa punggungnya. Teman-kawannya berusaha mengangkat kayu yang menjepit tubuhnya. Syukur ia masih hidup, tapi dalam waktu bersamaan ia tidak bisa menggerakkan kakinya.

Lokasi peristiwa sangat jauh dari keramaian, butuh waktu berhari-hari untuk menempuh jalan darat ke rumah sakit berfasilitas lengkap. Maka, ia dibawa ke sebuah rumah sakit kecil di sekitar lokasi. Namun pihak rumah sakit merujuk ke rumah sakit yang lebih lengkap untuk operasi lantaran yaitu ada syaraf di punggungnya yang mengalami cedera fokus.

Jarak menuju rumah sakit yang dimaksud sangat jauh. Tiba di sana, dokter menyatakan sudah terlambat untuk operasi. Dengat berat hati dokter memvonisnya tidak bisa berjalan lagi. Dia cacat seumur hidup dan harus memakai kursi roda.

Sejak dikala itu ia diberhentikan bekerja dari perusahaan tersebut, dan hasilnya pulang ke rumah orang tuanya di Medan. Tapi cobaan kembali hadir kepadanya. Bapak tercinta yang selama ini menafkahi keluarga harus doloean berpulang ke hadirat-Nya. Dia berpikir. “Sepertinya saya tidak sanggup tempat di sini. Saya harus keluar.” Dia memutuskan meninggalkan kota Medan dan menuju Jakarta mesti tidak tahu apa yang nanti akan ia lakukan di sana.
Di Jakarta ia mencar ilmu menciptakan ukiran dan mencoba menjualnya, tapi kurang laku di pasar. Penamasukan pada sebuah karya dari Yogya, yaitu lukisan 3 dimensi, ia membeli satu dan mempelajarinya. Sesudah itu ia memutuskan meninggalkan Jakarta untuk menetap di Yogya. Gayung bersambung, hingga di Yogya bakatnya ditampung oleh sebuah yayasan orang-orang cacat yang memfasilitasi kerajinan.

Di sana kemampuan makin terasah dan ia merasa sanggup tempat. Sejak pertama kali menginjakkan kakinya di Yogya pada 1991 hingga detik ini, ia sudah berhasil memasarkan barang-barangnya secara langsung, atau lewat beberapa toko mirip toko batik yang ada di Yogya dan Jakarta, maupun galeri-galeri di beberapa hotel terkenal di Yogya. Lukisan-lukisan itulah yang menjadi sumber nafkahnya.
Ada satu pesan berharga yang ia sampaikan kepada aku; “ Dulu bapak saya pernah berkata, jikalau bisa tidakboleh bekerja pada orang lain, dan sebetulnya saya setuju. Cuma, keadaan dikala itu menciptakan saya harus bekerja pada orang lain lantaran yaitu saya tidak punya modal. Ternyata doa dan keinginan bapak terkabul. Mungkin cacat ini sebagai masukana bagi saya untuk mewujudkan apa yang saya dan bapak saya inginkan.’’

Terima kasih. Bapak Rouly Manalu. Sosok mirip Anda yaitu acuan yang didiberikan Tuhan bagi kita, terutama semangat Anda yang pantang menyerah, selalu berbesar hati menghadapi setiap cobaan dan tantangan hidup. Anda bisa mengubah ‘ keterpurukan ‘ menjadi sesuatu yang luar biasa.

cepatdangampang-gampangan kutipan kisah positif tadi bisa menginspirasi kita untuk terus berkarya.

Sumber http://sinichinet.blogspot.com

Berlangganan Informasi Terbaru:

0 Response to "Cerita Pendek Inspiratif - Kisah Seorang Pelukis Tiga Dimensi"

Posting Komentar