Sejarah Yogyakarta (31): Kabinet Ri Di Jogjakarta 1950, Penyelamat Nkri; Apakah Ir. Soekarno Dan Sultan Jogjakarta Ragu?


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Yogyakarta dalam blog ini Klik Disini

Republik Indonesia Serikat (RIS) yaitu suatu distorsi dalam sejarah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Usia RIS hanya 261 hari (dari tanggal 20 Desember 1949 sampai tanggal 6 September 1950). Jika ada yang menginginkan Indonesia pada masa sekarang berbentuk federal (semacam RIS) maka secara impulsif akan dijawab oleh yang lain dengan ‘NKRI yaitu harga mati’. Lantas apa yang menciptakan Negara Kesatuan begitu sakral dalam perjalanan sejarah Indonesia? Pertanyaan ini sepintas terkesan sepele, tetapi yang terperinci kembalinya Indonesia menjadi Negara Kesatuan yaitu suatu koreksi bangsa Indonesia dalam bernegara.

Perjuangan bangsa Indonesia untuk memperoleh kemerdekaan yaitu proses yang berlangsung lama. Perjuangan para pemimpin Indonesia, semenjak kurun kolonial Belanda sampai kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945,adalah untuk seluruh rakyat Indonesia tanpa terkecuali. Memang harus diakui bahwa Belanda yang mempersatukan Indonesia, tetapi pasca perang kemerdekaan Indonesia, Belanda mengingkarinya dengan memperlihatkan dan memaksakan bentuk Negara Serikat yang lalu terbentuklah RIS (Republik Indonesia Serikat).    

Republik Indonesia Serikat yaitu suatu pengingkaran terhadap usaha para pemimpin Indonesia, semenjak kurun kolonial Belanda sampai kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945. Kekeliruan itu segera disadari dan segera terkoreksi. Sebab Republik Indonesia sempat tidak mempunyai pemerintahan selama 20 hari sampai terbentuknya Kabinet RI di Jogjakarta pada tanggal 21 Januari 1950. Kabinet inilah yang lalu menjadi penyelamat NKRI, suatu kabinet yang sanggup dianggap sebagai penyambung terputusnya NKRI alasannya yaitu adanya distorsi RIS. Lantas apakah Ir. Soekarno dan Sultan Jogjakarta juga sempat ragu dengan negara kesatuan? Mari kita lihat fakta-fakta yang ada.

Tunggu deskripsi lengkapnya


*Dikompilasi oleh Akhir Matua Harahap menurut sumber-sumber tempo doeloe. Sumber utama yang dipakai lebih pada ‘sumber primer’ menyerupai surat kabar sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya dipakai sebagai pendukung (pembanding), alasannya yaitu saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam setiap penulisan artikel tidak semua sumber disebutkan lagi alasannya yaitu sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber gres yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja.
Sumber http://poestahadepok.blogspot.com

Berlangganan Informasi Terbaru:

0 Response to "Sejarah Yogyakarta (31): Kabinet Ri Di Jogjakarta 1950, Penyelamat Nkri; Apakah Ir. Soekarno Dan Sultan Jogjakarta Ragu?"

Posting Komentar