Sejarah Kota Ambon (1): Kota Ambon, Bermula Di Fort Victoria; Frederik De Houtman Di Pulau Ambon, Maluku, 1605
*Untuk melihat semua artikel Sejarah Kota Ambon dalam blog ini Klik Disini
Membaca keseluruhan sejarah Kota Ambon tidak mudah. Demikian juga meringkas sejarah Kota Ambon juga tidak mudah. Seperti halnya Kota Batavia, sejarah Kota Ambon sangat luar biasa banyaknya. Hanya Kota Batavia dan Kota Ambon yang mempunyai detail sejarah paling lengkap dari sudut pandang masa kini. Oleh alasannya itu, menulis sejarah Kota Ambon tidak akan pernah selesai.
Membaca keseluruhan sejarah Kota Ambon tidak mudah. Demikian juga meringkas sejarah Kota Ambon juga tidak mudah. Seperti halnya Kota Batavia, sejarah Kota Ambon sangat luar biasa banyaknya. Hanya Kota Batavia dan Kota Ambon yang mempunyai detail sejarah paling lengkap dari sudut pandang masa kini. Oleh alasannya itu, menulis sejarah Kota Ambon tidak akan pernah selesai.
Peta Ambon, 1665 |
Sejarah Kota Ambon tidak ditemukan dalam laporan Cornelis de Houtman alasannya ekspedisi yang dipimpin Cornelis de Houtman (1595-1597) hanya hingga di Bali. Dalam sumber-sumber Belanda, sejarah Ambon gres dimulai pada ketika ekspedisi yang dipimpin oleh Streven van der Hagen (1603-1605). Dua ekspedisi ini kebetulan catatan hariannya telah dibukukan dan sanggup dibaca pada masa ini. Orang VOC/Belanda pertama di Ambon yaitu Frederik de Houtman. Frederik de Houtman sendiri yaitu adik kandung Cornelis de Houtman. Pada tahun 1605 Frederik de Houtman ditempatkan di Ambon.
Lantas bagaimana sejarah Kota Ambon selanjutnya? Serial artikel Kota Ambon akan mendeskripsikan secara tematik wacana sejarah Kota Ambon mulai dari kehadiran VOC/Belanda tahun 1605 hingga pengakuaan kedaulatan RI oleh Belanda pada tahun 1949. Mari kita mulai dari artikel pertama. Sejarah Kota Ambon dalam blog ini merupakan belahan dari rangkaian sejarah kota-kota di Indonesia: Sejarah Jakarta, Sejarah Bandung, Sejarah Medan, Sejarah Semarang, Sejarah Surabaya, Sejarah Makassar, Sejarah Padang dan tentu saja Sejarah Kota Depok.
Frederik de Houtman
Dalam ekspedisi pertama VOC/Belanda yang dipimpin Cornelis de Houtman (1595-1597), Frederik de Houtman turut serta yang bertindak sebagai jago bahasa. Dalam ekspedisi ini Frederik de Houtman terlebih dahulu mempelajari bahasa Melayu di Madagaskar, sebelum ekspedisi yang dipimpin Cornelis de Houtman melanjutkan pelayaran ke Hindia.
Fort Victoria, tampak depan (1607) |
Dalam ekspedisi kedua, kembali dipimpin oleh Cornelis de Houtman. Namun Cornelis de Houtman tewas terbunuh. Sementara adiknya, Frederik de Houtman ditawan di Atjeh. Selama ditawan di Atjeh dari 1599 hingga 1602 Frederik de Houtman menuntaskan kamusnya di Goede Hoop dan kembali ke Belanda, Kamus bahasa Melayu Frederik de Houtman diterbitkan tahun 1603. Kamus inilah kemudian yang menjadi anutan standar bagi pelaut-pelaut dan pedagang VOC/Belanda yang berikutnya.
Sampul buku dan Steven van der Hagen (1664) |
Halaman buku tanggal penaklukkan Kasteel Ambon (1664) |
Laporan pelayaran Steven van der Hagen ini telah dibukukan dan diterbitkan pada tahun 1664 dengan judul yang sangat panjang, yakni ‘Journael van de voyagie, gedaen met twaelf scheepen naar Oost-Indien, onder 't beleydt van den heer Steven van der Hagen, waer in verhaelt wordt het veroveren der Portugeesche forten op Amboyna en Tydoor. Mitsgaders de reyse van 't schip Delft, (mede onder des vloot behoorende) van Bantam naer de kuste van Choromandel en andere plaetsen’. Buku ini merupakan log pelayaran hari demi hari semenjak berangkat dari Amsterdam tanggal 18 Desember 1603. Sudah barang tentu dalam pelayaran ini setiap orang telah dilatih bahasa Melayu, paling tidak setiap orang memegang kamus Belanda-Melayu yang telah terbit tahun ini yang ditulis oleh Frederik de Houtman. Dalam ekspedisi yang dipimpin oleh Steven van der Hagen, turut serta Frederik de Houtman (lihat JKJ de Jonge. 1865. De opkomst van het Nederlandsch gezag in Oost-Indië, 1595-1610).
Fort Victoria, 1607 |
Siapa yang ditempatkan di Ambon sesudah penaklukan, VOC/Belanda menempatkan Frederik de Houtman yang segera memulai aktivitasnya pada tahun 1605 itu juga. Frederik de Houtman dianggap tepat, alasannya satu-satunya orang Belanda yang sudah menguasai bahasa Melayu. Kemampuan ini sangat diperlukan, alasannya bahasa Melayu sudah semenjak usang di (kepulauan) Maluku, bahkan sebelum kedatangan Portugis dianggap sebagai bahasa pengantar (lingua franca)
Frederik de Houtman bukan satu-satunya orang (pedagang) VOC yang telah ditempatkan di Hindia Timur. Yang pertama yaitu Emanuel Roodenburgh, Jacob Claesz van Delft, dan Jan Janes de Roy. Ketiganya pribadi ditempatkan di Bali pada ekspedisi pertama (1597). Lalu Frank van der Does ditempatkan di Ternate pada ekspedisi kedua 1599 (Cornelis de Houtman terbunuh dan Frederik de Houtman ditawan di Atjeh). Di Banda ditempatkan Adriaen Veen dan Augustyn Stalpaert. Berikutnya tahun 1600 yaitu Jan Dirckz Sonnenbergh di Amboina (nama Ambon semenjak kurun Portugis) dan Claes Simonsz Meehael di Bantam serta tiga pedagang di Japan. Sejak itu, ekspedisi-ekspedisi terus berdatangan dari Belanda dan penempatan pedagang semakin banyak dan menyebar dari waktu ke waktu (lihat JKJ de Jonge. 1865). Jan Dirckz Sonnenbergh sendiri semenjak 1601 tidak berada di pelabuhan Ambon (kemungkinan diusir oleh Portugis?) tetapi tetap berada di sekitar Ambon hingga 1605. Apakah Jan Dirckz Sonnenbergh telah menjadi jasus Belanda terhadap Portugis hingga tiba waktunya pada tahun 1605 Admiral van Hagen menaklukkan Ambon. Sejak pendudukan Ambon ini Jan Dirckz Sonnenbergh kemudian digantikan oleh Frederik de Houtman. Pada tahun 1608 Frederik de Houtman diperkuat dengan kedatangan empat pedagang baru. Frederik de Houtman yang berkedudukan di Fort Victoria, Ambon semenjak 1605 mengakhiri tugasnya di Maluku pada tahun 1611.
Secara dejure, Frederik de Houtman yaitu pemimpin pertama VOC/Belanda di Hindia Timur yang beribukota di Fort Victoria, Ambon. Sebab, Frederik de Houtman yaitu satu-satunya yang ikut tiga ekspedisi, termasuk dalam ekspedisi pertama yang dipimpin Cornelis de Houtman. Saat penempatnn Frederik de Houtman di Ambon, memang belum terbentuk struktur pemerintahan VOC, tetapi penempatan Frederik de Houtman di sentra utama perdagangan di Maluku mengindikasikan Frederik de Houtman yaitu gubernur pertama. Frederik de Houtman, adik Cornelis de Houtman, jago bahasa Melayu yang pernah ditawan dua tahun di Atjeh, selama ditempatkan di Ambon sebagai pemimpin VOC, sanggup dikatakan sebagai orang yang mempersiapkan kedatangan Gubernur Jenderal VOC yang pertama.
Pieter Both dari pelabuhan Amersfoort dengan kapal Patria berangkat Juni 1610, dan kemudian dilanjutkan pelayaran dan tiba di Bantam (Banten) 191Desember 1610. Saat inilah konektivitas Ambon dan Banten berlangsung secara intens yang mana Pieter Both di Batam dan Frederik de Houtman di Ambon. Pieter Both dianggap sebagai Gubernur Jenderal dan Frederik de Houtman sebagai Gubernur Molucco (Maluku). Pada tahun 1611 Frederik de Houtman kembali ke Belanda. Gerrit Reynst yang menggantikan Pieter Both memindahkan pos utama ke Jacatra. Lalu kemudian Laurens Reaal memindahkan pos utama ke Ambon semenjak kedatangannya tanggal 10 Juli 1616 (lihat Almanak 1810).
Pada tanggal 31 Oktober 1617 Jan Pietersz Coen sebagai Gubernur Jenderal berangkat dari Belanda dan mulai memerintah Juni 1618 dan kemudian memindahkan pos dari Ambon ke Jacatra 10 Mei 1619. Inilah secara defacto Gubernur Jenderal pertama. Untuk kali pertama muncul nama Batavia. Jan Pietersz Coen berakhir tugasnya tahun 1623. Jan Pietersz Coen kembali menjabat Gubernur Jenderal antara tahun 1627-1629. Sebagai penggantinya bulan Septeber 1629 Specx diangkat menjadi Gubernur Jenderal.
Jaques Specx pertama kali tiba dari Derdrecht dengan kapal Patria tiba di Batavia tanggal 23 September 1619. Kapal Patria yaitu kapal perang yang juga berfungsi sebagai kapal penumpang. Specx sebagai Gubernur Jenderal berakhir pada 7 September 1632 (digantikan Hendrik Brouwer).
Courante uyt Italien, Duytslandt, &c., 16-07-1633 |
Ketujuh kapal tersebut membawa 36 jenis komoditi antara lain lada, puli, peper, indigo. Porselin dari China, permata. Komoditi ini dalam satu sak, pikol, kati, bal, pon dan lainnya.
Nama kapal Amboina yaitu nama kapal dagang baru. Nama kapal yang diduga diadopsi dari nama Amboina, daerah dimana Fort Victoria berada. Kapal Hollandia yaitu kapal tua, salah satu kapal yang tersisa dari ekspedisi pertama Cornelis de Houtman pada tahun 1595. Nama Amboina sebelumnya hanya dikenal sebagai nama daerah di Hindia Timur (lihat Courante uyt Italien, Duytslandt, &c., 09-05-1626). Sejarah pemukiman dan munculnya nama Ambon sanggup dibaca buku François Valentyn berjudul Beschryving van Amboina yang terbit tahun 1724.
Tunggu deskripsi lengkapnya
0 Response to "Sejarah Kota Ambon (1): Kota Ambon, Bermula Di Fort Victoria; Frederik De Houtman Di Pulau Ambon, Maluku, 1605"
Posting Komentar