Sejarah Jakarta (41): Sejarah Awal Stasion Gambir (1871); Tempo Dulu Disebut Station Koningsplein Dan Station Weltevreden


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Jakarta dalam blog ini Klik Disini

Stasion Gambir di Monas masa kini, tempo doeloe yaitu stasion Koningsplein di Weltevreden. Stasion Koningsplein sering dipertukarkan dengan nama stasion Weltevreden. Stasion Koningsplein ini dioperasikan kali pertama tahun 1871 sebagai bab dari jalur kereta api ruas antara stasion Beos (stasion Kota) dan stasion Meester Cornelis (stasion Boekit Doeri).

Koningsplein (Peta 1866)
Jalur kereta api pertama di Hindia Belanda (baca: Indonesia) dibangun tahun 1867 yang menghubungkan Semarang dengan luar kota (26 Km). Jalur ruas Semarang ini dibuka untuk umum pada tahun 1867. Lalu pada tahun 1970 dibuka jalur Semarang-Soeracarta. Pada tahun 1871 jalur kereta api di Batavia mulai dioperasikan.

Sebelum adanya stasion kereta api di Koningsplein (Lapangan Raja), situs terpenting di area itu yaitu gereja Willem (kini gereja Imanuel). Saat dioperasikannya jalur kereta api ruas Beos-Meester Cornelis, stasion Koningsplein belum dibangun. Stasion yang ada yaitu stasion Noordwiijk dan stasion Meester Cornelis.

Stasion/halte usang Koningsplein, 1904
Pada ketika dimulainya pembangunan jalur kereta api ruas Meester Cornelis-Buitenzorg, pembangunan stasion Koningsplein dan stasion Pegangsaan dimulai. Untuk sementara ruas stasion Noordwijk-Meester Cornelis ditutup dan pengoperasian kereta api ahanya hingga Noordwijk dari Beos. Stasion Koningsplein/Weltevreden ini berada agak ke hilir dari stasion yang sekarang. Stasion/halte ini disebut berada di sudut Koningpslein dan Parapattan, hoek van net Koningsplein en Parapattan (lihat Algemeen Handelsblad, 20-09-1871). Dipilihnya lokasi stasion di area ini besar dugaan alasannya yaitu pertemuan kemudian lintas yang ramai dari Weltevreden dan dari Parapattan. Stasion Pegangsaan kira-kira berada di Metropole yang sekarang.

Stasion Koningsplein/Weltevreden ini pada awal dioperasikan masih tampak sederhana. Oleh karenanya sering hanya disebut halte. Berbeda dengan stasion Beos (stasion Kota) dan stasion Meester Cornelis di Boekit Doeri yang terbilang stasion besar, stasion Koningsplein/Weltevreden hanyalah stasion kecil alias halte. Saat itu, disebut stasion kalau ada pemberangkatan, sementara halte hanya stasion persinggahan.

Java-bode:voor Nederlandsch-Indie, 04-02-1873
Setelah jalur Semarang-Soeracarta dioperasikan pada tahun 1871, pembangunan ruas Soeracarta-Djogjakarta dibangun. Pada tahun 1872 jalur kereta api Semarang-Djogjakarta selesai. Pengoperasian jalur ke Jogjakarta dimulau pada bulan Oktober 1872 (lihat De locomotief : Samarangsch handels- en advertentie-blad, 26-10-1872).  

Jalur kereta api Batavia-Buitenzorg akhirnya selesai pada simpulan tahun 1872. Pengoperasian keseluruhan jalur ruas Batavia-Buintenzorg dimulai tanggal 31 Januari 1873 (lihat Bataviaasch handelsblad, 29-01-1873).

Java-bode:voor Nederlandsch-Indie, 04-02-1873
Dari iklan yang memuat aktivitas keberangkatan dan kedatangan terlihat antara stasion utama Batavia dengan stasion utama Buitenzorg terdapat 13 stasion/halte plus satu halte di Kleine Boom (Pasar Ikan). Pemberangkatan dari Kleine Boom dimulai pukul 7.12. Dari stasion Batavia (stasion Kota) diberangkatkan pukul 7.27. Tiba di Buitenzorg pukul 9.56. Jarak tempuh dari stasion Batavia ke stasion Buitenzorg selama 149 menit (hampir tiga jam). Hanya dilakukan pemberangkatan dua kali sehari dan sebaliknya dua kali pemberangkatan dari Buitenzorg ke Batavia. Untuk pemberangkatan secara khusus ke Meester Cornelis dilakukan enam kali sehari. Pemberangkatan terbatas hanya hingga stasion/halte Koningsplein dilakukan satu kali.  

Stasion Baru Koningsplein
  
Sehubungan dengan pesatnya pembangunan di sekitar Koningsplein, stasion Koningsplein diperbesar dengan membangun stasion gres di arah utara stasion/halte yang lama. Lokasi stasion gres ini tidak pernah berubah hingga sekarang. Pengoperasion stasion gres Koningsplein dilakukan pada bulan Oktober tahun 1884. Setelah jalur kereta api swasta diakuisisi oleh pemerintah (Staatsspoorwegen/SS) tahun 1913, stasion Koningsplein beberapa kali mengalami renovasi.

Stasion Koningsplein/Weltevreden (Foto udara 1943)
Seiring dengan perubahan wajah stasion Koningsplein, pembangunan jalur kereta api yang berpusat di Batavia semakin banyak. Pada tahun 1877 dimulai pembangunan ruas Batavia-Tandjong Priok yang selesai pada tahun 1883. Beberapa tahun kemudian tahun 1887 selesai dibangun ruas Batavia-Bekasi, kemudian dilanjutkan ke Tjikarang (selesai 1891) dan kemudian ruas Krawan (selesai 1898). Ke arah barat jalur kereta api dikembangkan ke Tangerang dan Rangkasbitoeng (selesai 1899). Pada tahun 1906 ruas Krawang di Tjikampek dihubungkan dengan Bandoeng. Selama ini jalur kereta api ke Bandoeng melalui Buitenzorg yang selesai dibangun tahun 1883.

Pada tahun 1903 jalur lintasan gres dibangun yang menghubungkan ruas Batavia-Buitenzorg dengan ruas Batavia-Krawang melalui Salemba. Jalur lintasan gres ini juga menuju stasion Tanah Abang. Pada tahun 1918 sehubungan dengan pembangunan stasion Manggarai, jalur yang melintas di area Menteng digeser ke arah selatan mengikuti jalan masuk baru. Ini juga terkait dengan pembukaan jalur lintas di Matraman dari stasion Manggarai ke stasion Meester Cornelis (Jatinegara). Dalam perkembangannya secara sedikit demi sedikit jalur lintas Salemba ditutup. Dengan demikian, semenjak penutupan jalur lintas Salemba tidak mengalami perubahan hingga kini ini.


*Dikompilasi oleh Akhir Matua Harahap menurut sumber-sumber tempo doeloe. Sumber utama yang dipakai lebih pada ‘sumber primer’ menyerupai surat kabar sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya dipakai sebagai pendukung (pembanding), alasannya yaitu saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam setiap penulisan artikel tidak semua sumber disebutkan lagi alasannya yaitu sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber gres yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja.
Sumber http://poestahadepok.blogspot.com

Berlangganan Informasi Terbaru:

0 Response to "Sejarah Jakarta (41): Sejarah Awal Stasion Gambir (1871); Tempo Dulu Disebut Station Koningsplein Dan Station Weltevreden"

Posting Komentar