Konseling Langsung Siswa Remaja
Era globalisasi kini ini banyak informasi-informasi atau info di aneka macam media cetak maupun elektronik wacana tindakan siswa remaja yang melanggar hukum, melanggar norma-norma sosial dan agama. Hal ini terjadi bukan saja di kota-kota besar saja akan tetapi sudah menjalar ke kota-kota kecil atau pedesaan. Biasanya emosi jiwa remaja lebih sering tidak terkendali yang kesudahannya mengakibatkan terjadinya apa yang dikenal istilah kenakalan remaja. Tindakan tersebut menyerupai perampokan, pemerkosaan, perjodian, pengedar obat-obat terlarang, pengguna narkoba, tindakan asusila, perkelahian antar pelajar sudah semakin menggejala di kalangan remaja.
Satu faktor penyebab yang paling mayoritas sehingga para remaja melaksanakan tindakan-tindakan menyerupai itu ialah lantaran berangkat dari persoalan-persoalan kejiwaan, sementara solusi atau pemecahan mengalami kebuntuan, kemudian berubah permasalahan-permasalahan tersebut menjadi konflik batin. Pada kesudahannya mereka mencoba mencari pemuasan atau pelampiasan dengan melaksanakan tindakan-tindakan menyerupai itu.
Remaja ialah masa peralihan yang ditempuh oleh seseorang dari kehidupan masa bawah umur menuju kedewasaan, dimana mengalami perubahan dan kegoncangan terjadi segala bidang. perubahan-perubahan yang terjadi ini mencakup perubahan jasmani, rohani, pikiran, perasaan dan sosial.
Masa remaja merupakan masa yang banyak mengalami perubahan baik jasmani, rohani, pikiran, maka pada masa ini para remaja banyak mengalami gejolak emosi remaja dan masalah remaja pada umumnya disebabkan adanya konflik kiprah sosial. Di satu pihak ia sudah ingin berdikari sebagai orang dewasa, di lain pihak ia masih harus terus mengikuti kemauan orang tua. Gejolak emosi tersebut mengakibatkan kondisi psikisnya belum stabil dengan adanya kondisi yang belum stabil ini pula yang mengakibatkan para remaja sangat gampang terpengaruh oleh lingkungan sekitarnya.
Cepatnya perubahan jasmani itu mengakibatkan kecemasan pada remaja, sehingga mengakibatkan terjadinya kegoncangan emosi, kecemasan, dan kekhawatiran. Bahkan kepercayaan kepada agama yang telah bertumbuh pada umur sebelumnya, mungkin pula mengalami kegoncangan, lantaran ia kecewa terhadap dirinya. Maka kepercayaan remaja kepada Tuhan kadang kala menjadi ragu dan berkurang yang terlihat pada cara ibadahnya yang kadang kala malas. perasaan kepada Tuhan tergantung Kepada perubahan emosi yang sedang dialaminya. Pada mulanya remaja kurang kondusif dalam hidupnya, hal ini disebabkan lantaran banyaknya kebutuhan yang diinginkan remaja sebagai akhir dari proses perkembangan sosial maupun psikologisnya.
Carl Roger (1902) mengemukakan bahwa kondisi yang dimiliki remaja sangat mencemaskan lantaran pada masa ini remaja mencoba mengekspresikan kemampuan, potensi, dan bakatnya, maka merupakan masa tersulit dalam setiap kiprah perkembangannya. Apabila pengaktualisasian diri itu diwujudkan, maka hal itu merupakan menunjukan bahwa individu itu telah mencapai tingkat pertumbuhan pribadi. Hall memandang bahwa remaja sebagai masa Strom And Stress. Dalam hal ini remaja banyak mengalami masalah yang dihadapi, lantaran remaja itu berupaya menemukan jati dirinya (indentitasnya). Sebagai besar menyatakan permasalahan sosial akhir sikap remaja yang meresahkan masyarakat ialah kenakalan siswa remaja.
Keseimbangan antara kebutuhan dan rasa puas yang dialami remaja sering menjadi akar masalah bagi remaja itu sendiri maupun orang lain. Suatu hal yang menjadi problem bagi remaja ialah wacana keyakinan agama. Dalam menjalankan aktifitas agama, beribadah, remaja sangat dipengaruhi oleh lingkungannya.
Seseorang yang beragama tidaklah cukup hanya dikatakan dalam ekspresi atau percaya semata, namun harus disertai dengan perbuatan yang disebut dengan dedikasi kepada Tuhan. Perilaku keagamaan sanggup diartikan sebagai keadaan yang ada diri insan dalam mencicipi dan mengakui adanya kekuasaan tertinggi yang menaungi kehidupan insan dengan cara melaksanakan semua perintah Tuhan sesuai dengan kemampuannya dan meninggalkan semua larangan-Nya, sehingga hal ini akan membawa ketenteraman dan ketenangan pada dirinya.
Skinner dalam bukunya Jamaludin Ancok menjelaskan sikap keagamaan sebagai ungkapan bagaimana insan dengan pengkondisian kiprah mencar ilmu hidup di dunia yang dikuasai oleh aturan ganjaran dan hukuman.
Di Panti Pamardi Putra “Mandiri” semarang terdapat penyimpangan terhadap nilai-nilai agama Islam yang dilakukan oleh remaja. Banyaknya masalah penyimpangan pada remaja yang terjadi di Panti Pamardi Putra “Mandiri” semarang ialah kasus penyimpangan narkoba, anak jalanan dan anak nakal. Adapun faktor yang mengakibatkan remaja melaksanakan hal tersebut dikarenakan seruan teman atau lingkungan masyarakat. Faktor keluarga (broken home), faktor ekonomi dan teman sekolah. Maka sudah selayaknya untuk mencapai tujuan ideal remaja sebagai penerus bangsa yang akan mengisi posisi-posisi terpenting di masyarakat, maka perlu diberikan suatu prosedur kontrol bagi remaja. Hal ini dimaksudkan untuk memperlihatkan kode atau pijakan dan pedoman bagi remaja untuk sanggup berperilaku yang positif di dalam masyarakat. Untuk mencapai aneka macam aspek tersebut, maka diharapkan seperangkat aturan yang dinamakan religi dan moral. Dari sisi lain tiadanya religi dan moral, merupakan faktor penyebab meningkatnya kenakalan siswa remaja.
Religi yaitu kepercayaan terhadap kekuasaan suatu dzat yang mengatur alam semesta ini ialah sebagai dari moral, lantaran dalam budpekerti diatur segala perbuatan yang dinilai baik dan perlu dilakukan, serta perbuatan yang dinilai tidak baik sehingga perlu dihindari.
Setiap remaja dalam menghadapi hidupnya di dunia tidak akan pernah lepas dari persoalan, apabila tidak menerima alternatif pemecahan, maka akan berdampak jelek pada jiwa remaja. Di sisi lain remaja akan berusaha keras mempertahankan harga dirinya dalam pandangan masyarakat, dengan cara mencoba melawan segala dorongan dan impian yang salah, maka akan timbullah rasa berdosa dan rasa bersalah serta penyesalan pada dirinya sehingga ia berusaha memohon ampun kepada Tuhan dan mencoba lebih tekun dalam menjalankan perintah agama.
Melihat fenomena yang ada di Panti Pamardhi Putra “Mandiri”, maka rujukan training terhadap keagamaan yang remaja dalam menghadapi situasi yang tidak menentu harus selalu ditingkatkan, tidak tidak mungkin jikalau konseling sebagai trend gres dalam metode dakwah sanggup dijadikan anjuran atau alternatif yang sempurna dalam menumbuhkan pribadi yang tetap mempunyai keteguhan dalam perilaku.
Konseling pribadi (individu) ialah layanan pelayanan khusus dalam relasi pribadi tatap muka antara konselor dan konseli secara pribadi, dimana terjadi relasi konseling yang bernuansa rapport dan konselor berupaya memperlihatkan proteksi untuk menyebarkan pribadi konseli serta konseli sanggup mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya.
Konseling Pribadi (individu) intinya merupakan metode dakwah dengan layanan konseling secara perorangan. Dalam proses konseling terdapat unsur-unsur dakwahnya yaitu: konselor (da’i), klien (mad’u), materi (maadatud da’wah), madia (wasilatu dakwah). Konseling pribadi (individu) seorang konseling tidak ada pelaksanaan dalam mengungkap perasaan kepada konselor. Suasana dalam proses konseling yaitu: terbuka, kecocokan, keharmonisan. Dalam proses konseling pribadi (individu) terdapat pula pengungkapan dan pemahaman masalah konseling, penelusuran sebab-sebab timbulnya masalah, pemecahan masalah, acara penilaian dan tindak lanjut.
Konseling pribadi (individu) dijadikan upaya untuk meningkatkan religuisitas pribadi remaja, yang dulunya kurang ada pemahaman wacana keagamaan dengan adanya konseling pribadi (individu) menjadi meningkat sikap keagamaan Remaja di Panti Pamardhi Putra “Mandiri” Semarang. Materi acara keagamaan diberikan dalam proses konseling pribadi (individu) sehingga akan lebih dihayati dan dirasakan oleh setiap konseling. Sesuai dengan tujuan dakwah yaitu: mengajak, menyeru dan mensugesti insan semoga selalu berpegang pada anutan Allah guna memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat, sesuai dengan firman Allah surat An-Nahl ayat 125 artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan nasihat dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui wacana siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang menerima petunjuk”. (QS. An-Nahl: 125).
Konseling (individu) merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan sikap keagamaan remaja Panti Pamardhi Putra “Mandiri” dan Panti Pamardhi Putra “Mandiri” merupakan salah satu forum yang telah mengadakan konseling pribadi (individu) untuk proses rehabilitasi terhadap klien yang mengalami konflik batin sehingga terjerumus ke penyalahgunaan obat-obatan terlarang. Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk mengungkap atau mengkaji lebih dalam relasi konseling pribadi dalam meningkatkan sikap keberagamaan remaja.
Sumber http://makalahahli.blogspot.com
Satu faktor penyebab yang paling mayoritas sehingga para remaja melaksanakan tindakan-tindakan menyerupai itu ialah lantaran berangkat dari persoalan-persoalan kejiwaan, sementara solusi atau pemecahan mengalami kebuntuan, kemudian berubah permasalahan-permasalahan tersebut menjadi konflik batin. Pada kesudahannya mereka mencoba mencari pemuasan atau pelampiasan dengan melaksanakan tindakan-tindakan menyerupai itu.
Remaja ialah masa peralihan yang ditempuh oleh seseorang dari kehidupan masa bawah umur menuju kedewasaan, dimana mengalami perubahan dan kegoncangan terjadi segala bidang. perubahan-perubahan yang terjadi ini mencakup perubahan jasmani, rohani, pikiran, perasaan dan sosial.
Masa remaja merupakan masa yang banyak mengalami perubahan baik jasmani, rohani, pikiran, maka pada masa ini para remaja banyak mengalami gejolak emosi remaja dan masalah remaja pada umumnya disebabkan adanya konflik kiprah sosial. Di satu pihak ia sudah ingin berdikari sebagai orang dewasa, di lain pihak ia masih harus terus mengikuti kemauan orang tua. Gejolak emosi tersebut mengakibatkan kondisi psikisnya belum stabil dengan adanya kondisi yang belum stabil ini pula yang mengakibatkan para remaja sangat gampang terpengaruh oleh lingkungan sekitarnya.
Cepatnya perubahan jasmani itu mengakibatkan kecemasan pada remaja, sehingga mengakibatkan terjadinya kegoncangan emosi, kecemasan, dan kekhawatiran. Bahkan kepercayaan kepada agama yang telah bertumbuh pada umur sebelumnya, mungkin pula mengalami kegoncangan, lantaran ia kecewa terhadap dirinya. Maka kepercayaan remaja kepada Tuhan kadang kala menjadi ragu dan berkurang yang terlihat pada cara ibadahnya yang kadang kala malas. perasaan kepada Tuhan tergantung Kepada perubahan emosi yang sedang dialaminya. Pada mulanya remaja kurang kondusif dalam hidupnya, hal ini disebabkan lantaran banyaknya kebutuhan yang diinginkan remaja sebagai akhir dari proses perkembangan sosial maupun psikologisnya.
Konseling |
Carl Roger (1902) mengemukakan bahwa kondisi yang dimiliki remaja sangat mencemaskan lantaran pada masa ini remaja mencoba mengekspresikan kemampuan, potensi, dan bakatnya, maka merupakan masa tersulit dalam setiap kiprah perkembangannya. Apabila pengaktualisasian diri itu diwujudkan, maka hal itu merupakan menunjukan bahwa individu itu telah mencapai tingkat pertumbuhan pribadi. Hall memandang bahwa remaja sebagai masa Strom And Stress. Dalam hal ini remaja banyak mengalami masalah yang dihadapi, lantaran remaja itu berupaya menemukan jati dirinya (indentitasnya). Sebagai besar menyatakan permasalahan sosial akhir sikap remaja yang meresahkan masyarakat ialah kenakalan siswa remaja.
Keseimbangan antara kebutuhan dan rasa puas yang dialami remaja sering menjadi akar masalah bagi remaja itu sendiri maupun orang lain. Suatu hal yang menjadi problem bagi remaja ialah wacana keyakinan agama. Dalam menjalankan aktifitas agama, beribadah, remaja sangat dipengaruhi oleh lingkungannya.
Seseorang yang beragama tidaklah cukup hanya dikatakan dalam ekspresi atau percaya semata, namun harus disertai dengan perbuatan yang disebut dengan dedikasi kepada Tuhan. Perilaku keagamaan sanggup diartikan sebagai keadaan yang ada diri insan dalam mencicipi dan mengakui adanya kekuasaan tertinggi yang menaungi kehidupan insan dengan cara melaksanakan semua perintah Tuhan sesuai dengan kemampuannya dan meninggalkan semua larangan-Nya, sehingga hal ini akan membawa ketenteraman dan ketenangan pada dirinya.
Skinner dalam bukunya Jamaludin Ancok menjelaskan sikap keagamaan sebagai ungkapan bagaimana insan dengan pengkondisian kiprah mencar ilmu hidup di dunia yang dikuasai oleh aturan ganjaran dan hukuman.
Di Panti Pamardi Putra “Mandiri” semarang terdapat penyimpangan terhadap nilai-nilai agama Islam yang dilakukan oleh remaja. Banyaknya masalah penyimpangan pada remaja yang terjadi di Panti Pamardi Putra “Mandiri” semarang ialah kasus penyimpangan narkoba, anak jalanan dan anak nakal. Adapun faktor yang mengakibatkan remaja melaksanakan hal tersebut dikarenakan seruan teman atau lingkungan masyarakat. Faktor keluarga (broken home), faktor ekonomi dan teman sekolah. Maka sudah selayaknya untuk mencapai tujuan ideal remaja sebagai penerus bangsa yang akan mengisi posisi-posisi terpenting di masyarakat, maka perlu diberikan suatu prosedur kontrol bagi remaja. Hal ini dimaksudkan untuk memperlihatkan kode atau pijakan dan pedoman bagi remaja untuk sanggup berperilaku yang positif di dalam masyarakat. Untuk mencapai aneka macam aspek tersebut, maka diharapkan seperangkat aturan yang dinamakan religi dan moral. Dari sisi lain tiadanya religi dan moral, merupakan faktor penyebab meningkatnya kenakalan siswa remaja.
Religi yaitu kepercayaan terhadap kekuasaan suatu dzat yang mengatur alam semesta ini ialah sebagai dari moral, lantaran dalam budpekerti diatur segala perbuatan yang dinilai baik dan perlu dilakukan, serta perbuatan yang dinilai tidak baik sehingga perlu dihindari.
Setiap remaja dalam menghadapi hidupnya di dunia tidak akan pernah lepas dari persoalan, apabila tidak menerima alternatif pemecahan, maka akan berdampak jelek pada jiwa remaja. Di sisi lain remaja akan berusaha keras mempertahankan harga dirinya dalam pandangan masyarakat, dengan cara mencoba melawan segala dorongan dan impian yang salah, maka akan timbullah rasa berdosa dan rasa bersalah serta penyesalan pada dirinya sehingga ia berusaha memohon ampun kepada Tuhan dan mencoba lebih tekun dalam menjalankan perintah agama.
Melihat fenomena yang ada di Panti Pamardhi Putra “Mandiri”, maka rujukan training terhadap keagamaan yang remaja dalam menghadapi situasi yang tidak menentu harus selalu ditingkatkan, tidak tidak mungkin jikalau konseling sebagai trend gres dalam metode dakwah sanggup dijadikan anjuran atau alternatif yang sempurna dalam menumbuhkan pribadi yang tetap mempunyai keteguhan dalam perilaku.
Konseling pribadi (individu) ialah layanan pelayanan khusus dalam relasi pribadi tatap muka antara konselor dan konseli secara pribadi, dimana terjadi relasi konseling yang bernuansa rapport dan konselor berupaya memperlihatkan proteksi untuk menyebarkan pribadi konseli serta konseli sanggup mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya.
Konseling Pribadi (individu) intinya merupakan metode dakwah dengan layanan konseling secara perorangan. Dalam proses konseling terdapat unsur-unsur dakwahnya yaitu: konselor (da’i), klien (mad’u), materi (maadatud da’wah), madia (wasilatu dakwah). Konseling pribadi (individu) seorang konseling tidak ada pelaksanaan dalam mengungkap perasaan kepada konselor. Suasana dalam proses konseling yaitu: terbuka, kecocokan, keharmonisan. Dalam proses konseling pribadi (individu) terdapat pula pengungkapan dan pemahaman masalah konseling, penelusuran sebab-sebab timbulnya masalah, pemecahan masalah, acara penilaian dan tindak lanjut.
Konseling pribadi (individu) dijadikan upaya untuk meningkatkan religuisitas pribadi remaja, yang dulunya kurang ada pemahaman wacana keagamaan dengan adanya konseling pribadi (individu) menjadi meningkat sikap keagamaan Remaja di Panti Pamardhi Putra “Mandiri” Semarang. Materi acara keagamaan diberikan dalam proses konseling pribadi (individu) sehingga akan lebih dihayati dan dirasakan oleh setiap konseling. Sesuai dengan tujuan dakwah yaitu: mengajak, menyeru dan mensugesti insan semoga selalu berpegang pada anutan Allah guna memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat, sesuai dengan firman Allah surat An-Nahl ayat 125 artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan nasihat dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui wacana siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang menerima petunjuk”. (QS. An-Nahl: 125).
Konseling (individu) merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan sikap keagamaan remaja Panti Pamardhi Putra “Mandiri” dan Panti Pamardhi Putra “Mandiri” merupakan salah satu forum yang telah mengadakan konseling pribadi (individu) untuk proses rehabilitasi terhadap klien yang mengalami konflik batin sehingga terjerumus ke penyalahgunaan obat-obatan terlarang. Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk mengungkap atau mengkaji lebih dalam relasi konseling pribadi dalam meningkatkan sikap keberagamaan remaja.
Sumber http://makalahahli.blogspot.com
0 Response to "Konseling Langsung Siswa Remaja"
Posting Komentar