√ Bentuk Pembagian Terstruktur Mengenai Kelompok Sosial

Bentuk Klasifikasi Kelompok Sosial - Pada kepingan terakhir ini, kita akan membahas mengenai beberapa bentuk kelompok sosial dalam masyarakat multikultural. Sebenarnya pada bab-bab terdahulu telah banyak disinggung mengenai hal ini bukan? Namun, tidak ada salahnya kalau kita lebih memperdalam pembahasan ini dalam subpokok bahasan berikut ini. Dalam masyarakat multikultural, seringkali dijumpai bentuk-bentuk kelompok sosial menyerupai suku bangsa, komunitas, bangsa, dan masyarakat. Dalam bahasan ini akan dipaparkan secara singkat masing-masing bentuk kelompok sosial itu. Namun ada baiknya kalau kita mengetahui terlebih dahulu pembagian kelompok sosial berdasarkan para andal sosiologi dan antropologi berikut ini.



1. Klasifikasi Robert Bierstedt

Di atas telah kita ketahui bersama bahwa insan senantiasa hidup di antara orang lain atau bersama orang lain. Namun demikian, tidak semua bentuk kehidupan bersama termasuk

d. Prinsip Ultimogenitur
Prinsip ultimogenitur yaitu prinsip dalam kekerabatan yang memperhitungkan kekerabatan kekerabatan melalui garis keturunan pria maupun perempuan, tetapi hanya berlaku bagi yang termuda saja. Masyarakat yang memakai prinsip ini yaitu masyarakat Mysore di India Selatan. Menurut Koentjaraningrat, di Indonesia ada masyarakat yang memakai prinsip ini, yaitu masyarakat di Kebumen, Jawa Tengah. 

Pada masyarakat tersebut ada kebiasaan atau tradisi bahwa anak wanita yang terakhir (bungsu) apabila sudah menikah, maka beliau beserta suami dan anak-anaknya harus tinggal bersama di rumah orang tuanya (prinsip uxorilokal). Dia juga akan mewarisi tanah dan rumahnya. Dengan demikian aturan adat waris menyerupai itu menganut prinsip matrilineal ultimogenitur. kelompok sosial. Robert Bierstedt (1948) yang dikutip oleh Kamanto Sunarto (1993) mengemukakan tiga kriteria untuk memilih apakah kumpulan orang sanggup dikategorilan sebagai kelompok sosial atau sebaliknya tidak sanggup dikategorikan sebagai kelompok sosial. Tiga kriteria itu yaitu sebagai berikut.


a. Ada atau tidaknya organisasi.
b. Ada atau tidaknya kekerabatan sosial di antara mereka.
c. Ada atau tidaknya kesadaran jenis.

Tidak semua kelompok sosial memenuhi tiga syarat di atas. Berdasarkan kriteria tersebut, kelompok sosial terbagi lagi ke dalam empat jenis kelompok, yaitu asosiasi, kelompok sosial, kelompok kemasyarakatan, dan kelompok statistik.

a. Asosiasi
Kelompok yang disebut asosiasi biasanya mempunyai aturan dan prosedur keanggotaan tertentu yang sudah terang atau terorganisir, ada kekerabatan sosial, dan ada kesadaran jenis. Jadi, memenuhi semua kriteria di atas. Contoh kelompok sosial yang sanggup dikatakan sebagai asosiasi yaitu sekolah, OSIS, PSSI, partai politik, dan sebagainya.

b. Kelompok Sosial
Jenis kelompok sosial model ini biasanya tidak mempunyai aturan dan prosedur keanggotaan secara formal, tetapi mempunyai kekerabatan sosial yang relatif tetap dan mempunyai kesadaran jenis. Jadi, memenuhi dua kriteria yang disebutkan di atas. Contoh kelompok sosial ini yaitu kelompok sobat bermain, kerabat, dan sebagainya.

c. Kelompok Kemasyarakatan
Kelompok kemasyarakatan hanya memenuhi satu kriteria, yaitu mereka mempunyai kesadaran jenis, tetapi tidak terorganisir dan tidak ada kekerabatan sosial. Contoh kelompok kemasyarakatan yaitu kelompok berdasarkan jenis kelamin dari suatu hasil sensus penduduk perempuan. Contoh lainnya yaitu kelompok masyarakat miskin, kelompok masyarakat elite, dan sebagainya.

d. Kelompok Statistik
Kelompok statistik yaitu kelompok yang tidak memenuhi semua kriteria yang disebut di atas. Misalnya, pengelompokan penduduk berdasarkan Biro Pusat Statistik berdasar usia, menyerupai 0–4 tahun, 5–9 tahun, 75 tahun ke atas, dan seterusnya.


 kita akan membahas mengenai beberapa bentuk kelompok sosial dalam masyarakat multikultura √ BENTUK KLASIFIKASI KELOMPOK SOSIAL


2. Klasifikasi Emile Durkheim

Emile Durkheim tokoh sosiologi yang berasal dari Perancis sebagai peletak dasar sosiologi modern membagi kelompok sosial atas dua jenis berdasarkan ikatan sosial yang disebut dengan solidaritas sosial, yaitu solidaritas mekanis dan solidaritas organis.

a. Solidaritas Mekanis
Solidaritas mekanis yaitu ciri yang menandai bagi masyarakat sederhana yang hidup terpisah dalam kelompok-kelompok kecil. Pada masyarakat ini belum ada pembagian kerja atau spesialisasi dalam hal pekerjaan lantaran intinya setiap pekerjaan dilakukan secara gotong royong atau gotong royong. Masyarakat ini juga terikat oleh kesamaan dan kesadaran bersama yang kuat. Hubungan sosial yang terjadi di antara anggota masyarakat cenderung dekat dan didasarkan pada sistem nilai yang sama. Contoh masyarakat dengan solidaritas ini yaitu masyarakat pedesaan yang masih tradisional. Pada umumnya masyarakat tersebut mempunyai pekerjaan yang sama, yaitu sebagai petani.

b. Solidaritas Organis
Solidaritas organis yaitu bentuk solidaritas yang mengikat masyarakat kompleks atau bermacam-macam yang telah mengenal pembagian kerja secara rinci. Dengan demikian muncul
 keahlian tertentu yang dimiliki oleh setiap anggota masyarakat yang mengakibatkan setiap golongan dalam masyarakat saling tergantung satu sama lain dan tidak sanggup hidup secara sendiri tanpa melaksanakan kekerabatan atau kolaborasi dengan golongan lain dalam masyarakat. Namun demikian kesadaran bersama di antara mereka lemah.

Misalnya kehidupan pada masyarakat kota. Ada banyak jenis pekerjaan pada masyarakat kota, menyerupai karyawan swasta, pengusaha, buruh, guru, pegawai negeri, dan lain-lain, di mana mereka saling membutuhkan atau bekerjasama yang didasarkan pada pemenuhan kebutuhan masing-masing, bukan atas ikatan moral (kebersamaan). Keadaan demikian sanggup disamakan dengan bagian-bagian suatu organism yang merupakan suatu kesatuan yang tidak sanggup dipisahpisahkan, lantaran apabila salah satu kepingan rusak maka organisme tersebut akan macet.



3. Klasifikasi Ferdinand Tonnies

Tokoh lain yang membagi jenis kelompok sosial yaitu Ferdinand Tonnies, seorang sosiolog dari Jerman. Ia membagi kelompok sosial ke dalam dua jenis kelompok, yaitu gemeinschaft dan gesellschaft.

a. Gemeinschaft (Paguyuban)
Kelompok sosial ini digambarkan sebagai kehidupan bersama yang intim dan pribadi, yang merupakan suatu keterikatan yang dibawa semenjak lahir. Ikatan ijab kabul dan keluarga digambarkan sebagai gemeinschaft of life. Contohnya kehidupan rumah tangga, kekerabatan, dan sebagainya. Gemeinschaft dibagi atas tiga tipe, yaitu gemeinscharft by blood, gemeinschaft of place, dan gemeinschaft of mind.

1) Gemeinschaft by blood yaitu paguyuban yang mengacu pada kekerabatan, atau di dasarkan pada ikatan darah atau keturunan. Misalnya keluarga.

2) Gemeinschaft of place yaitu paguyuban yang mengacu pada kedekatan tempat, sehingga sanggup saling bekerja sama dan tolong-menolong. Misalnya rukun tetangga atau rukun warga.

3) Gemeinschaft of mind yaitu paguyuban yang mengacu pada kekerabatan persahabatan lantaran persamaan minat, hobi, profesi, atau keyakinan. Misalnya kelompok agama.

b. Gesellschaft (Patembayan)
Gesellschaft yaitu ikatan lahir yang bersifat pokok untuk jangka waktu yang pendek, bersifat sebagai suatu Bentuk dalam pikiran belaka, dan strukturnya bersifat mekanis. Bentuk gesellschaft ini umumnya terdapat di dalam kekerabatan perjanjian yang didasarkan pada ikatan timbale balik, menyerupai ikatan antara pedagang dengan pembeli.



4. Klasifikasi Charles H. Cooley dan Ellsworth Farris

Menurut Cooley, di dalam masyarakat terdapat kelompok primer yang ditandai dengan pergaulan dan kolaborasi tatap muka yang intim. Ruang lingkup terpenting kelompok primer yaitu keluarga, sobat bermain pada anak kecil, rukun warga, atau komunitas orang dewasa. Pergaulan intim ini menghasilkan keterpaduan individu dalam satu-kesatuan yang menciptakan seseorang hidup dan mempunyai tujuan kelompok bersama. Farris meneruskan pembagian terstruktur mengenai Cooley yang hanya menjelaskan kelompok primer. Menurut Farris, di dalam masyarakat juga terdapat kelompok sekunder yang formal, tidak langsung  dan berciri kelembagaan. Contohnya kelompok organisasi, menyerupai koperasi, partai politik, dan lain sebagainya.



5. Klasifikasi W.G. Sumner

Sumner membagi kelompok sosial menjadi dua, yaitu in-group dan out-group. Menurut Sumner, dalam masyarakat primitif yang terdiri dari kelompok-kelompok kecil yang tersebar di suatu wilayah terdapat pembagian-pembagian menjadi kelompok dalam (in-group) dan kelompok luar (out-group). Contohnya pada masyarakat Badui Dalam. Mereka yaitu kelompok dalam (in-gorup) yang mempunyai beberapa ciri khusus dan aturan mengikat yang hanya dimiliki kelompok tersebut.

Di antaranya, anggota kelompok tersebut dihentikan keras untuk mendapatkan teknologi dari luar, lantaran diyakini teknologi dari luar akan menciptakan kehidupan mereka tidak nyaman. Sedangkan masyarakat Badui Luar yang ada di luar kelompok tersebut disebut sebagai kelompok luar (out-group), lantaran mereka tergolong suku Badui yang mendapatkan segala bentuk perubahan. Di kalangan kelompok dalam dijumpai per-sahabatan, kerja sama, keteraturan, dan kedamaian. Apabila kelompok dalam bekerjasama dengan kelompok luar, maka yang terjadi yaitu rasa kebencian, permusuhan, perang, atau perampokan. Rasa kebencian ini diwariskan dari satu generasi ke generasi yang lain dan mengakibatkan perasaan kelompok dalam (in-group feeling). Anggota kelompok dalam menganggap kelompok mereka sendiri sebagai sentra segala-galanya (ethnocentris).



6. Klasifikasi J.S. Furnival

Menurut J.S. Furnival, masyarakat beragam atau masyarakat multikultural dilihat dari susunan dan komunitas etniknya sanggup dibedakan menjadi empat kategori, yaitu masyarakat multikultural dengan kompetisi seimbang, masyarakat, multikultural dengan mayoritas dominan, masyarakat multikultural dengan minoritas dominan, dan masyarakat multikultural dengan fragmentasi.

a. Masyarakat Multikultural dengan Kompetisi Seimbang
Masyarakat multikultural jenis ini terdiri dari sejumlah etnikyang kurang lebih mempunyai kekuatan kompetitif yang seimbang. Gabungan antara etnik-etnik tersebut sangat diperlukan untuk membentuk masyarakat yang stabil dan harmonis.

b. Masyarakat Multikultural dengan Mayoritas Dominan
Masyarakat multikultural jenis ini terdiri atas sejumlah komunitas etnik yang kekuatan kompetitifnya tidak seimbang. Salah satu kelompok mempunyai kekuatan yang lebih besar dibandingkan dengan kelompok lain. Dalam kenyataannya, kelompok yang mempunyai kekuatan yang lebih besar ini akan mendominasi kompetisi dalam aneka macam bidang kehidupan, menyerupai politik, ekonomi, dan kehidupan sosial, sehingga kelompok yang mempunyai kekuatan lebih kecil akan merasa didominasi dan terkucilkan.

c. Masyarakat Multikultural dengan Minoritas Dominan
Masyarakat ini merupakan kebalikan dari masyarakat multikultural dengan mayoritas dominan, di mana dalamnya terdapat sejumlah kecil dari keseluruhan atau golongan minoritas yang bisa mengendalikan kelompok mayoritas,karena mempunyai aneka macam keunggulan kompetitif. Dengan demikian sehingga dalam kehidupan di masyarakat, kelompok minoritas bisa mendominasi kelompok mayoritas yang meskipun mempunyai jumlah besar, namun kekuatan kompetitifnya kalah kalau dibandingkan dengan minoritas.

d. Masyarakat Multikultural dengan Fragmentasi
Masyarakat multikultural ini terdiri atas sejumlah besar kelompok etnis, tetapi semuanya dalam jumlah yang kecil. Dengan demikian tidak ada satu kelompok yang mempunyai posisi atau kekuatan kompetitif yang bisa mendominasi kelompok-kelompok yang lain.

Dari beberapa pembagian terstruktur mengenai kelompok sosial berdasarkan para ahli, kita sanggup mengelompokkan beberapa jenis kelompok sosial yang ada di dalam kehidupan masyarakat multikultural, yaitu suku bangsa, komunitas, bangsa, dan masyarakat.

1. Suku Bangsa (Etnis)

Suku bangsa atau etnis menyerupai telah disinggung pada babbab sebelumnya merupakan kelompok sosial yang terdiri dari orang-orang yang menganggap mereka berasal dari keturunan atau nenek moyang yang sama, meskipun garis keturunannya sudah tidak jelas. Kelompok ini tidak dibatasi oleh kesamaan bahasa atau adat istiadat saja, tetapi membutuhkan legalisasi dari anggota kelompoknya. Beberapa suku bangsa di Indonesia memungkinkan orang lain di luar sukunya menjadi anggota suku dengan upacara tertentu. Beberapa suku bangsa di Indonesia antara lain, Jawa, Minang, Sunda, Papua, Dayak, dan lain-lain.

Pemahaman mengenai etnis di Indonesia berbeda dengan pengertian etnis di tempat lain, contohnya di Bosnia, yang memakai kriteria agama untuk membedakan etnis,
sehingga terdapat etnis Islam dan etnis Kristen. Meskipun agama terkadang menjadi salah satu ciri etnis tertentu di Indonesia, namun itu bukan dasar pembagian etnis di Indonesia. Kelompok-kelompok pendatang yang sudah usang menetap dan berkembang di Indonesia umumnya me-ngembangkan kelompok tersendiri. Oleh lantaran itu tidak heran kalau di Indonesia terdapat suatu perkumpulan yang disebut dengan etnis Cina, Arab, dan India.

2. Komunitas

Komunitas merupakan kelompok sosial yang terbentuk lantaran kesamaan tempat tinggal dengan batas geografis yang jelas. Atau dengan kata lain komunitas yaitu sekelompok manusia, baik besar maupun kecil di mana anggota-anggotanya hidup gotong royong dalam suatu kelompok bukan lantaran adanya kepentingan khusus yang hendak dicapainya, melainkan suatu tujuan pokok mengenai kehidupan bersama dalam kelompok tersebut. Komunitas biasa disebut juga dengan istilah masyarakat setempat yang mempunyai perasaan kelompok. Contoh komunitas yaitu masyarakat RT, RW, desa, kelurahan, dan sebagainya.

Ada beberapa kriteria yang mendasari terbentuknya suatu komunitas, di antaranya yaitu tempat tempat tinggal (locality) dan sentimen komunitas (community sentiment).

a. Daerah Tempat Tinggal (Locality)
Di manapun suatu komunitas itu berada selalu men-duduki suatu tempat teritorial bahkan pada masyarakat nomaden sekalipun, meskipun berpindah-pindah, namun selalu mempunyai tempat tempat tinggal. Kebanyakan komunitas mendapatkan ikatan solidaritas yang berpengaruh lantaran berasal dari satu daerah, contohnya kekerabatan di antara orang-orang yang sama-sama berasal dari suatu tempat tertentu merasa ikatannya lebih erat daripada dengan orang-orang yang berasal dari tempat lain. Dari alasannya itulah komunitas selalu dipengaruhi oleh keadaan-keadaan yang berasal dari wilayahnya sebagai faktor yang memperkuat solidaritas.

b. Sentimen Komunitas (Community Sentiment)
Di dalam komunitas terkandung unsur-unsur kesadaran dalam mewujudkan cara hidup bersama, di antaranya yaitu seperasaan, perasaan berperanan, dan saling memerlukan.

1) Seperasaan (de feeling), di mana hal ini timbul pada kita apabila tempat kita atau bangsa kita dicela, dimaki, dan sebagainya.
2) Perasaan berperanan (role feeling), di mana setiap orang
 merasakan bahwa dirinya mempunyai peranan untuk bermain, dan saling mengisi di dalam kejadian sosial.
3) Saling memerlukan, di mana komunitas dipakai sebagai satu alat untuk memenuhi kebutuhan fisik individu, contohnya masakan dan perumahan, serta melindungi diri dari kesepian dan ketakutan yang ada pada individu-individu.

3. Bangsa

Bangsa merupakan kelompok masyarakat yang besar. Meskipun kekerabatan sosial antara mereka tidak kontinu, tetapi kelompok ini nyata, dan terikat oleh perasaan nasionalisme. Menurut Ernest Renan, suatu bangsa terbentuk lantaran anggota masyarakat itu mempunyai kesamaan sejarah atau nasib, dan mempunyai kesamaan tujuan atau impian bersama. Contohnya, bangsa Indonesia, Filipina, Arab, dan sebagainya. Bangsa (nation) tidak sama persis dengan negara (state). Misalnya bangsa Arab terdiri atas beberapa negara menyerupai Saudi Arabia, Uni Emirat Arab, Irak, Mesir, serta beberapa negara lainnya.

4. Masyarakat

Masyarakat merupakan satuan sosial yang sangat luas. Pembagian atau pembedaan masyarakat sanggup dilakukan dengan memakai aneka macam kriteria, antara lain sebagai berikut.

a. Berdasarkan ciri yang dimiliki oleh masyarakat yang bersangkutan, kita mengenal masyarakat petani, masyarakat nelayan, masyarakat industri, dan sebagainya.
b. Berdasarkan di mana masyarakat bermukim, kita mengenal adanya masyarakat kota dan masyarakat desa.
c. Dari kemajuan peradaban, kita mengenal masyarakat sederhana, masyarakat transisi, dan masyarakat modern.


Dari aneka macam kriteria perihal masyarakat di atas, dapatkah kau memperlihatkan definisi perihal masyarakat? Berikut ini beberapa definisi masyarakat berdasarkan pendapat para andal sosiologi.

a. Koentjaraningrat
Masyarakat yaitu kesatuan hidup insan yang berinteraksi berdasarkan suatu sistem adat istiadat tertentu, bersifat Masyarakat yaitu orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan.

c. Mayor Polak
Masyarakat yaitu wadah segenap antarhubungan social yang terdiri dari banyak sekali kolektivitas serta kelompok, dan tiap-tiap kelompok terdiri lagi atas kelompok-kelompok yang lebih kecil. Semuanya itu tersusun secara hierarkis atau berkeseimbangan, sejajar, setaraf, ataupun saling tembusmenembus.

d. Roucek dan Warren
Masyarakat yaitu sekelompok insan yang mempunyai rasa dan kesadaran bersama, di mana mereka berdiam (bertempat tinggal) dalam tempat yang sama, yang sebagian besar atau seluruh warganya memperlihatkan adanya adat istiadat serta acara yang sama pula.



Versi materi oleh Bondet Wrahatnala

Sumber http://www.ssbelajar.net/

Berlangganan Informasi Terbaru:

0 Response to "√ Bentuk Pembagian Terstruktur Mengenai Kelompok Sosial"

Posting Komentar