Sikap Dan Perilaku
Sikap dalam diri seseorang tidak akan terbentuk dengan sendirinya tetapi melalui suatu proses interaksi. Hal ini sesuai dengan ungkapan W. Sarwono yang mengemukakan, bahwa “pembentukan sikap tidak terjadi begitu saja, melainkan melaui proses tertentu yaitu melalui kontak sosial terus menerus antara individu dengan individu-individu lain di sekitarnya.”
Selain terbentuk oleh pengalaman-pengalaman atau peristiwa-peristiwa yang dialami individu, sikap juga sanggup dibuat melalui prasangka yakni semacam pendapat negatif ihwal sesuatu tanpa memperhatikan kenyataan, lebih lanjut Sarwono mengungkapkan bahwa:
“Prasangka ialah evaluasi terhadap sesuatu hal berdasarkan fakta dan gosip yang tidak lengkap, jadi sebelum orang mengetahui benar mengenai sesuatu hal, ia sudah menetapkan pendapatnya mengenai hal tersebut dan atas dasar itu ia membentuk sikapnya”.
Berdasarkan pendapat di atas, sanggup disimpulkan bahwa sikap yang dimiliki individu terbentuk seiring dengan perkembangan individu sendiri, faktor pengalaman dan prasangka. Namun demikian, faktor dampak dari luar individu menjadi penentu bagi pembentukan sikap seseorang sekalipun diakui bahwa faktor dalam individu pun menyerupai perhatian, norma, sikap yang sudah ada menjadi penentu terhadap terbentuknya sikap seseorang. Dengan kata lain, sikap terbentuk alasannya ialah adanya dampak terhadap diri seseorang, baik dampak yang tiba dari individu maupun dampak dari luar melalui pergaulan sehari-hari secara terus-menerus.
Adapun perumusan sikap berdasarkan Gerungan yang menyatakan bahwa:
a. Attitude bukan dibawa orang semenjak dilahirkan, tetapi dibuat atau dipelajarinya sepanjang perkembangan orang itu dalam hubungannya denngan objek.
b. Attitude itu sanggup berubah-ubah jikalau terdapat keadaaan-keadaan dan syarat- syarat tertentu yang mempermudah berubahnya sikap pada orang itu.
c. Attitude itu tidak sanggup bangkit sendiri, tetapi senantiasa mengandung korelasi tertentu terhadap suatu objek.
d. Objek attitude itu sanggup merupakan suatu hal tertentu, tetapi juga sanggup merupakan kumpulan dari hal-hal tersebut.
e. Attitude mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan yang berarti segi dinamis menuju ke suatu tujuan, berusaha mencapai suatu tujuan.
Adapun faktor-faktor yang memegang peranan penting dalam pembentukan sikap ialah sebagai berikut:
a) Faktor intern yaitu bagaimana individu menanggapi dunia luarnya secara selektif, dalam arti apa yang tiba dari luar tidak semuanya diterima tetapi individu menghadapi pilihan terhadap rangsangan tersebut. Pilihan terhdap dampak dari luar biasanya diubahsuaikan dengan motif terutama yang menjadi minat perhatianya.
b) Faktor ekstern, yaitu keadaan di luar individu yang merupakan rangsangan untuk membentuk dan mengubah sikap. Pengenalan secara berulang-ulang terhadap objek yang sama sanggup membentuk sikap.
Berdasarkan uraian di atas sanggup disimpulkan bahwa pembentukan sikap tidak terlepas dari interaksi individu dan lingkungannya. Sikap tersebut sebagai hasil respon individu terhadap banyak sekali tuntutan yang sanggup memperlihatkan kepuasan terhadap dirinya. Sikap timbul alasannya ialah adanya stimulus. Terbentuknya sikap banyak dipengaruhi oleh rangsangan lingkungan sosial dan kebudayaan, contohnya keluarga, norma, golongan, agama dan adab istiadat dan masyarakat. Keluargalah yang mempunyai peranan besar dalam membentuk sikap anak. Keluarga sebagai komponen primer bagi anak yang memperlihatkan dampak dominan. Selanjutnya, guru sebagai orang bau tanah kedua bagi anak tidak kalah pentingnya dalam membentuk sikap dan sikap anak. Sesungguhnya sikap seseorang tidak selamanya tetap, ia sanggup berkembang manakala terpengaruh baik dari dalam mapun dari luar yang bersifat positif dan mengesankan. Antara perbuatan dan sikap ada korelasi timbal balik, tetapi sikap tidak selalu berkembang menjadi dalam bentuk perbuatan maupun tingkah laku, namun sanggup masih dalam bentuk sikap batin.
Sumber http://makalahahli.blogspot.com
Selain terbentuk oleh pengalaman-pengalaman atau peristiwa-peristiwa yang dialami individu, sikap juga sanggup dibuat melalui prasangka yakni semacam pendapat negatif ihwal sesuatu tanpa memperhatikan kenyataan, lebih lanjut Sarwono mengungkapkan bahwa:
“Prasangka ialah evaluasi terhadap sesuatu hal berdasarkan fakta dan gosip yang tidak lengkap, jadi sebelum orang mengetahui benar mengenai sesuatu hal, ia sudah menetapkan pendapatnya mengenai hal tersebut dan atas dasar itu ia membentuk sikapnya”.
Berdasarkan pendapat di atas, sanggup disimpulkan bahwa sikap yang dimiliki individu terbentuk seiring dengan perkembangan individu sendiri, faktor pengalaman dan prasangka. Namun demikian, faktor dampak dari luar individu menjadi penentu bagi pembentukan sikap seseorang sekalipun diakui bahwa faktor dalam individu pun menyerupai perhatian, norma, sikap yang sudah ada menjadi penentu terhadap terbentuknya sikap seseorang. Dengan kata lain, sikap terbentuk alasannya ialah adanya dampak terhadap diri seseorang, baik dampak yang tiba dari individu maupun dampak dari luar melalui pergaulan sehari-hari secara terus-menerus.
Adapun perumusan sikap berdasarkan Gerungan yang menyatakan bahwa:
a. Attitude bukan dibawa orang semenjak dilahirkan, tetapi dibuat atau dipelajarinya sepanjang perkembangan orang itu dalam hubungannya denngan objek.
b. Attitude itu sanggup berubah-ubah jikalau terdapat keadaaan-keadaan dan syarat- syarat tertentu yang mempermudah berubahnya sikap pada orang itu.
c. Attitude itu tidak sanggup bangkit sendiri, tetapi senantiasa mengandung korelasi tertentu terhadap suatu objek.
d. Objek attitude itu sanggup merupakan suatu hal tertentu, tetapi juga sanggup merupakan kumpulan dari hal-hal tersebut.
e. Attitude mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan yang berarti segi dinamis menuju ke suatu tujuan, berusaha mencapai suatu tujuan.
Adapun faktor-faktor yang memegang peranan penting dalam pembentukan sikap ialah sebagai berikut:
a) Faktor intern yaitu bagaimana individu menanggapi dunia luarnya secara selektif, dalam arti apa yang tiba dari luar tidak semuanya diterima tetapi individu menghadapi pilihan terhadap rangsangan tersebut. Pilihan terhdap dampak dari luar biasanya diubahsuaikan dengan motif terutama yang menjadi minat perhatianya.
b) Faktor ekstern, yaitu keadaan di luar individu yang merupakan rangsangan untuk membentuk dan mengubah sikap. Pengenalan secara berulang-ulang terhadap objek yang sama sanggup membentuk sikap.
Berdasarkan uraian di atas sanggup disimpulkan bahwa pembentukan sikap tidak terlepas dari interaksi individu dan lingkungannya. Sikap tersebut sebagai hasil respon individu terhadap banyak sekali tuntutan yang sanggup memperlihatkan kepuasan terhadap dirinya. Sikap timbul alasannya ialah adanya stimulus. Terbentuknya sikap banyak dipengaruhi oleh rangsangan lingkungan sosial dan kebudayaan, contohnya keluarga, norma, golongan, agama dan adab istiadat dan masyarakat. Keluargalah yang mempunyai peranan besar dalam membentuk sikap anak. Keluarga sebagai komponen primer bagi anak yang memperlihatkan dampak dominan. Selanjutnya, guru sebagai orang bau tanah kedua bagi anak tidak kalah pentingnya dalam membentuk sikap dan sikap anak. Sesungguhnya sikap seseorang tidak selamanya tetap, ia sanggup berkembang manakala terpengaruh baik dari dalam mapun dari luar yang bersifat positif dan mengesankan. Antara perbuatan dan sikap ada korelasi timbal balik, tetapi sikap tidak selalu berkembang menjadi dalam bentuk perbuatan maupun tingkah laku, namun sanggup masih dalam bentuk sikap batin.
Sumber http://makalahahli.blogspot.com
0 Response to "Sikap Dan Perilaku"
Posting Komentar