Jenis-Jenis Smoke Detector (Detektor Asap) Dan Cara Kerjanya

Detektor asap ialah salah satu dari inovasi menakjubkan yang pernah dibentuk manusia, sanggup diproduksi massal, simpel tidak ada biaya tambahan. Kita sanggup mendapat detektor asap dengan harga yang terjangkau. Dan meski biayanya kecil, detektor asap menyelamatkan ribuan nyawa setiap tahun. Bahkan, disarankan semoga setiap rumah mempunyai satu detektor asap per lantai.

Semua detektor asap terdiri dari dua bab dasar yaitu : sensor untuk mencicipi asap dan klakson elektronik yang sangat keras untuk membangunkan orang. Detektor asap menggunakan baterai 9 volt atau arus listrik 120 volt.

Detektor asap ialah salah satu dari inovasi menakjubkan yang pernah dibentuk insan Jenis-jenis Smoke Detector (Detektor Asap) dan Cara Kerjanya
Jenis-jenis Smoke Detector (Detektor Asap) dan Cara Kerjanya


Pada artikel ini, kita akan menyelidiki dua jenis detektor asap yang paling umum dipakai ketika ini yaitu : detektor fotolistrik dan detektor ionisasi. Artikel ini juga menjelaskan cara kerja masing-masing smoke detector tersebut

Detektor Asap fotolistrik.

Kadang-kadang, ketika Kitan berjalan ke toko dan bel akan berbunyi ketika Kita melewati ambang pintu. Jika Kita melihatnya, Kita akan sering melihat bahwa detektor panas badan sedang digunakan. Di akrab pintu di satu sisi toko ada lampu (baik lampu putih dan lensa atau laser berdaya rendah) dan di sisi lain ada fotodetektor yang sanggup "melihat" cahaya.

Ketika Kita melewati berkas cahaya tersebut, badan Kita akan memblokirnya. Fotodetektor mencicipi kekurangan cahaya dan memicu lonceng. Kita sanggup membayangkan bagaimana jenis sensor yang sama ini sanggup bertindak sebagai pendeteksi asap. Jika ada cukup asap di toko yang memblokir sinar dari sensor, bel akan berbunyi. Tetapi detektor asap tersebut cukup besar dan tidak terlalu sensitif.

Harus ada banyak asap sebelum alarm berbunyi dan asapnya harus cukup tebal untuk benar-benar menghalangi cahaya. Oleh alasannya ialah itu, detektor asap fotolistrik menggunakan cahaya dengan cara yang berbeda. Di dalam detektor asap ada cahaya dan sensor, tetapi mereka diposisikan pada sudut 90 derajat satu sama lain, menyerupai pada gambar ini:




Dalam kasus normal, cahaya dari sumber cahaya di sebelah kiri eksklusif melintas dan melewatkan sensor. Ketika asap memasuki ruangan, partikel-partikel asap mengembangkan cahaya dan sejumlah cahaya mengenai sensor. Sensor kemudian mematikan klakson dalam detektor asap. Detektor fotoelektrik lebih baik dalam mencicipi api berasap, menyerupai kasur yang membara. Sensor api dikembangkan dari teknologi yang dipakai NASA untuk meningkatkan foto planet yang jauh

Detektor Asap Ionisasi: Radiasi Pengion

Detektor asap ionisasi menggunakan ruang ionisasi dan sumber radiasi pengion untuk mendeteksi asap. Jenis detektor asap ini lebih umum alasannya ialah murah dan lebih baik dalam mendeteksi sejumlah kecil asap yang dihasilkan oleh api yang menyala.

Di dalam detektor ionisasi ialah sejumlah kecil (mungkin 1/5000 gram) americium-241. Unsur radioaktif americium mempunyai waktu paruh 432 tahun, dan merupakan sumber partikel alfa yang baik.

Detektor asap ialah salah satu dari inovasi menakjubkan yang pernah dibentuk insan Jenis-jenis Smoke Detector (Detektor Asap) dan Cara Kerjanya
Detektor Asap Ionisasi


Cara lain untuk mengulas perihal jumlah amerisium dalam detektor ialah dengan menyampaikan bahwa detektor tipikal mengandung 0,9 mikrokurium amerisium-241. Curie ialah satuan ukuran untuk materi nuklir. Jika Kita memegang curie di tangan Kita, Kita memegang sejumlah materi yang mengalami 37.000.000.000 transformasi nuklir per detik.

Secara umum, itu berarti bahwa 37 miliar atom dalam sampel dan memancarkan partikel radiasi nuklir (seperti partikel alfa) per detik. Satu gram elemen radium menghasilkan sekitar 1 curie acara (Marie Curie, perempuan sehabis nama curie itu, melaksanakan banyak penelitiannya menggunakan radium).

Detektor Asap Ionisasi: Ruang Ionisasi

Ruang ionisasi sangat sederhana. Ini terdiri dari dua lempeng dengan tegangan melintasinya, bersama dengan sumber radiasi pengion radioaktif, menyerupai ini:

Partikel alfa yang dihasilkan oleh americium mempunyai sifat sebagai berikut: Mereka mengionisasi atom oksigen dan nitrogen dari udara di dalam bilik. Elektronik dalam detektor asap mencicipi sejumlah kecil arus listrik yang diwakili oleh elektron dan ion ini.

Ketika asap memasuki ruang ionisasi, itu mengganggu arus rangkaian ini dan ketika partikel asap melekat pada ion dan menetralkannya. Detektor asap mencicipi penurunan arus antara pelat dan memicu klakson.

Detektor asap ialah salah satu dari inovasi menakjubkan yang pernah dibentuk insan Jenis-jenis Smoke Detector (Detektor Asap) dan Cara Kerjanya
Detektor Asap Ionisasi


Berbicara perihal alarm, setiap kali ada kata "radiasi nuklir" digunakan, akan mencemaskan pikiran banyak orang. Jumlah radiasi dalam detektor asap sangat kecil. Ini juga didominasi radiasi alfa. Radiasi alfa tidak sanggup menembus selembar kertas, dan tersumbat oleh beberapa partikel udara. Americium di detektor asap hanya sanggup menjadikan ancaman kalau Kita menghirupnya.

Oleh alasannya ialah itu, Kita dilarang bermain-main dengan americium di detektor asap, menusuknya, atau mengganggu rangkaian ini dengan cara apa pun, alasannya ialah Kita tidak ingin materi itu menyebar di udara. Sekarang, mari kita melihat ke dalam detektor asap ionisasi. Inilah tampilan bab luar detektor asap.

Ketika Kita melepas penutup, Kita menemukan bahwa detektor asap sangat sederhana. Yang ini terdiri dari papan sirkuit cetak, ruang ionisasi dan klakson elektronik.

Ruang ionisasi ialah kaleng aluminium yang mengandung sumber ionisasi. Kita sanggup melihat bahwa kaleng mempunyai slot di dalamnya untuk memungkinkan pedoman udara. Benda menyerupai kaleng itu sendiri bertindak sebagai lempeng negatif dari ruang ionisasi.

Detektor asap ialah salah satu dari inovasi menakjubkan yang pernah dibentuk insan Jenis-jenis Smoke Detector (Detektor Asap) dan Cara Kerjanya
Detektor Asap Ionisasi


Di bawah kaleng ialah daerah keramik yang berisi pelat nyata dari ruang ionisasi. Di bawah lempengan itu ialah sumber ionisasi, yang rangkaiannya dilarang diganggu.

Nah demikianlah Jenis-jenis Smoke Detector dan Cara Kerjanya, semoga sanggup menambah wawasan perihal peralatan MEP yang dipakai pada bangunan. Meskipun dalam proyek di lapangan kita sering mengabaikan spesifikasi alat tersebut, namun sebaiknya kita tahu sebelum kita sanggup menggunakannya di rumah atau menyarankan penggunaannya kepada klien kita.
Sumber http://www.arsitur.com

Berlangganan Informasi Terbaru:

0 Response to "Jenis-Jenis Smoke Detector (Detektor Asap) Dan Cara Kerjanya"

Posting Komentar